Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH JENIS JENIS GULMA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

DISUSUN OLEH :
1. ABDUL HAFIZ NASUTION 1701046
2. ANDRI VIO 1701050
3. FERDIANTO 1701059
4. RAYNOLD SIHOMBING 1701079
5. RIDO RAMADHANI 1701080

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN AGROBISNIS


PERKEBUNAN
( STIPAP )
MEDAN
TAHUN AJAR 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul JENIS JENIS GULMA ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pak saroha
manurung . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang jenis
gulma yang ada pada tanaman kelapa sawit bagi para pembaca .

Saya mengucapkan terima kasih kepada pak saroha manurung], selaku dosen mata kuliah
gulma yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………… 2


DAFTAR ISI ………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………. 4


B. Tujuan Penulisan …………………………………………….. 5

BAB II PEMBAHASAN

1. Rumput belulang........................................................................6
2. Borreriaalata...............................................................................7
3. Bandotan....................................................................................7
4. Pakis kadal.................................................................................8
5. Cyperus kylingga........................................................................9
6. Putri malu...................................................................................10

BAB III PENUTUP

A. Saran...........................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gulma merupakan tumbuhan yang mengganggu atau merugikan kepentingan


manusiasehingga manusia berusaha untuk mengendalikannya.Kerugian yang disebabkan
olehkehadiran gulma dalam suatu usaha pertanian seringkali dikaitkan dengan kemampuan
gulmasebagai pesaing atau kompetitor tanaman yang kuat atau kompetitif. Pada kenyataannya
dilapangan, kerugian tersebut bisa pula dalam bentuk ketidakefisienan proses
pemanenan,pemeliharaan, dan pengawasan akibat areal usaha tani ditumbuhi banyak gulma.
Seringkalipula, pada areal perkebunan atau kehutanan, gulma menjadi ancaman kebakaran
pada musimkemarau. Kompetisi gulma-tanaman terjadipada sistem produksi tanaman
dikaitkan denganketersediaan sarana tumbuh yang terbatas jumlahnya, seperti air, hara, cahaya,
CO2, dan ruang tumbuh baik terjadi secara langsung maupun tidak langsung(Sembodo, 2010).

Menurut Sukman dan Yakup (1995), ada beberapa metode pengendalian gulma
yaitupengendalian dengan upaya preventif, pengendalian secara mekanik/fisik,
pengendaliansecara kultur teknis, pengendalian secara hayati,dan pengendalian secara kimiawi
yaitudengan menggunakan herbisida.Herbisida merupakan bahan kimia atau kultur hayati yang
dapat menghambat pertumbuhanatau mematikan tumbuhan. Herbisida tersebut mempengaruhi
satu atau lebih proses-proses(proses pembelahan sel, perkembangan jaringan, pembentukan
klorofil, fotosintesis, respirasi,metabolisme nitrogen, aktivitas enzim dan sebagainya) yang
sangat diperlukan tumbuhanuntuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (Sembodo, 2010).

Konsekuensi dari pemakaian herbisida yang sama (sama jenis bahan aktif atau sama
carakerja) secara berulang-ulang dalam periode yang lama pada suatu areal maka ada dua
kemungkinan masalah yang timbul pada areal tersebut; yaitu terjadi dominansi populasigulma
resisten-herbisida atau dominansi gulma toleran herbisida.Pada suatu populasi gulma yang
dikendalikanmenggunakan satu jenisherbisida dengan hasilmemuaskan, ada kemungkinan satu
individu dari sekian juta individu yang diberi herbisidamemiliki gen yangmembuat individu
tersebut kebalterhadap herbisida. Individu yang kebaltersebut tumbuh normal dan
menghasilkan regenerasi, sejumlah individu yang juga tahanterhadap herbisida yang sama pada
aplikasi herbisida berikutnya. Demikian seterusnya secaraberulang-ulang, setiap
pengaplikasian herbisida yang sama akan mematikan individu-individu yang sensitif
danmeninggalkan individu-individu yang resisten. Jumlah individu-individu yang resisten
tersebut pada suatu ketika menjadi signifikan dan menyebabkankegagalan dalam
pengendalian(Purba, 2009).

Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan herbisida dengan spektrum pengendalian


yangluas atau mampu mengendalikan banyak jenis gulma. Salah satu cara yang akhir-akhir
inipopuler dilaksanakan oleh formulator herbisida adalah membuat campuran
herbisidamembuat campuran dua atau lebih bahan aktif herbisida dalam satu formulasi yang
siap pakai(Sembodo, 2010).Aplikasi serentak dari bahan agrokimia yang sesuai memberikan
keuntungan yang meliputipengurangan biaya produksi dalam bentuk penghematan waktu dan
tenaga, penguranganpemadatan tanah, spektrum organisme pengganggu yang dapat
dikendalikan lebih besar danpengaruhnya lebih lama, memperlambat timbulnya gulma yang

4
resisten terhadap herbisida,memperbaiki daya kontrol pada keadaan cuaca yang lebih
bervariasi,danmengurangi
kemungkinan keracunan pada tanaman budidaya karena komponen dosis campuran
dipakailebih rendah daripada bila bahan tersebut diaplikasi secara tunggal(Purba,
2009).Menurut Purba (2009), selain menyebabkan resistensi gulma, penggunaan herbisida
sejenisdalam waktu yang lama cenderung menyebabkan terjadi suksesi gulma.Pe
nggunaanherbisida glifosat pada perkebunan kelapa sawit, misalnya,telah dilaporkan
membuatterjadinya suksesi dari komunitas gulma yang beraneka-ragam dan dikategorikan
sebagaigulma lunak (soft weed)berubah menjadi dominansi spesies berdaun lebar yang jauh
lebihsulitdikendalikan (memerlukan dosis glifosat yang jauh lebih tinggi dibandingdari
biasanya).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Gulma ?
2. Berapa Jenis-Jenis Gulma?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa itu gulma
2. Untuk Mengetahui jenis-jenis gulma

5
BAB 2
PEMBAHASAN

Gulma merupakan suatu tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan berada dilahan
pertanian dikarenakna gulma ini dapat menurunkan hasil yang dapat dicapai oleh tanaman
produksi. Keberadaan dari gulma ini sangat mengganggu tanaman produksi disebabkan karena
gulma ini mengganggu pertumbuhan dari tanaman produksi.
Jenis jenis gulma dan klasifikasinya
Adapun beberapa jenis gulma yang telah kami temukan pada hasil praktikum tersebut yaitu:

1.Rumput belulang
Rumput belulang

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo: Poales

Famili: Poaceae

Genus: Eleusine

Spesies: E. indica

Nama binomial

Eleusine indica (L.) Gaertn

6
Rumput belulang adalah sejenis tumbuhan yang dapat dikendalikan secara manual maupun
menggunakan herbisida.ini termasuk ke dalam suku Poaceae yaitu suku rumput-
rumputan.Nama ilmiah dari rumput belulang adalah Eleusine indica (L.) Gaertn.Rumput ini
memiliki sebutan lain disetiap daerah. Carulang atau jampang adalah sebutan rumput belulang
di daerah Sunda dan suket lulangan untuk Jawa.

2.Borreriaalata

(bahasa lokal: Goletrak) adalah tumbuhan liar yang tumbuh di sekitar kebun dan berpotensi
menjadi gulma apabila populasinya tinggi.

Gulma berdaun lebar ini sangat merugikan karena sifatnya yang juga suka mengambil unsur
hara dari tanaman budidaya. Akibatnya hasil tanaman budidaya menurun dan membuat
kerugian ekonomi petani.

3.Bandotan

Untuk arti yang lain, lihat Babadotan (disambiguasi).


Untuk nama-nama tempat dan arti yang lain, lihat Wedusan (disambiguasi).

Bandotan (Ageratum conyzoides) adalah sejenis gulma pertanian anggota suku Asteraceae.
Terna semusim ini berasal dari Amerika tropis, khususnya Brasil, akan tetapi telah lama masuk
dan meliar di wilayah Nusantara. Disebut juga sebagai babandotan atau babadotan (Sd.);
wedusan (Jw.); dus-bedusan (Md.); rumput balam (Ptk.); serta Billygoat-weed, Goatweed,
Chick weed, atau Whiteweed dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini mendapatkan namanya
karena bau yang dikeluarkannya menyerupai bau kambing.

7
Manfaat

Di Bogor, babadotan dikenal luas sebagai obat luka. Caranya, dengan menumbuk
bandotan dan dicampur dengan minyak goreng, dan dipergunakan untuk obat luar sajaMenurut
Heyne, daun tumbuhan ini diremas-remas, dicampur dengan kapur, dioleskan pada luka yang
masih segar. Rebusan dari daun juga digunakan untuk obat sakit dada, sementara ekstrak
daunnya untuk obat mata yang panas. Akar yang ditumbuk dioleskan ke badan untuk obat
demam; ekstraknya dapat diminum. Daunnya bisa dijadikan obat tetes mata, dengan jalan
menumbuknya; air tumbukan tersebut, bisa diteteskan ke mata untuk cuci mata. Cara ini umum
di Pantai Gading. Di sana pula, bandotan dipergunakan untuk sakit perut, penyembuhan luka,
dan untuk menyembuhkan patah tulang.

Zat yang terkandung dalam babadotan yang dilaporkan pada tahun 1987 adalah sebagai
berikut: minyak esensial, alkaloid, dan kumarin. Meski demikian, tumbuhan ini juga memiliki
daya racun. Di Barat, bandotan juga dimanfaatkan sebagai insektisida dan nematisida.
Sementara, penelitian lain menemukan bahwa bandotan dapat menyebabkan luka-luka pada
hati dan menumbuhkan tumor. Tumbuhan ini mengandung alkaloid pirolizidi

4.Pakis Kadal

Gulma pakis dengan nama ilmiah Nephrolepis Biserrata memiliki manfaat sebagai tanaman
penutup tanah. Memiliki pertumbuhan yang tidak terlalu cepat, tumbuh berupa perdu, dan
keberadaannya tidak banyak menimbulkan kerugian atau gangguan, sehingga tumbuhan ini
cenderung dipertahankan keberadaannya di kebun kelapa sawit.

Tim peneliti yang terdiri dari Sudirman Yahya, Suwarto dari Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Fakultas Pertanian (Faperta) Institut Pertanian Bogor (IPB); Kukuh Murtilaksono
dari Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Faperta IPB; Mira Ariyanti dari
Departemen Budidaya Pertanian, Faperta Universitas Padjadjaran; beserta Hasril H Siregar
dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan, meneliti tentang peran gulma pakis sebagai
tanaman penutup tanah pada perkebunan kelapa sawit.

“Gulma sebagai tumbuhan yang tidak dikehendaki tumbuh pada areal pertanaman kelapa sawit
sebenarnya dapat dimanfaatkan sehingga keberadaannya tidak seluruhnya merugikan. Salah
satu yang memiliki manfaat yaitu Nephrolepis Biserrata. Awalnya dipertahankan dan
diperbanyak untuk menjaga kelembaban sekitar pokok kelapa sawit. Selanjutnya tanaman ini
dijadikan sebagai vegetasi yang berperan dalam kegiatan konservasi tanah dan air di sekitar
areal pertanaman kelapa sawit yaitu sebagai tanaman penutup tanah,” ujar Sudirman.

8
Berdasarkan faktor tersebut beberapa kebun swasta telah menggunakan Nephrolepis
Biserrata sebagai tanaman penutup tanah. Selain itu, Nephrolepis Biserrata merupakan
tanaman senang naungan sehingga memungkinkan ditanam pada areal tanaman kelapa sawit
menghasilkan (TM). Penanaman tanaman penutup tanah dapat dikategorikan sebagai kegiatan
yang mendukung ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil System) yaitu pemeliharaan tanaman
dalam mendukung produktivitas tanaman.

5 Cyperus kyllinga

Teki udel-udelan ( Cyperus kyllinga Endl. )

I. Sistematika Bahan

Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Cyperales
Family : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus kyllinga Endl. (nama latin)
Teki udel-udelan. (nama daerah)

II. Morfologi Tumbuhan

a. Akar

Akar rimpang yang dimiliki oleh teki ini adalah berwarna merah. Teki udel-udelan
merupakan rimpang pendek yang beruas teratur. Akar Teki udel-udelan memiliki percabangan
yang merayap. Akarnya merupakan sistem percabangan serabuut. Berbentuk kecil-kecil seperti
benang.

9
b. Batang

Batang Teki udel-udelan ini berbentuk segitika yang tajam dengan tinggi batang 0,1-
0,5 m. Warna pada batang Teki udel-udelan ini biasanya berwarna hijau dan tidak memiliki
percabangan. Permukaan batang licin dengan arah tumbuh yang tegak lurus dan batangnya
merupakan rumput (calmus).

c. Daun

Daun Teki udel-udelan ini memiliki panjang 20-35 cm dengan bentuk garis sempi.
Lebar daun ini sekitar 2-4 mm, dan juga terdapat daun pembalut yang menutupi pelepah dan
bangkol semu yang berbentuk kerucut. Tepi daunnya beringgit dengan pangkal daun yang agak
lancip dan ujung daun agak runcing.

d. Bunga

Bunga Teki udel-udelan ini berbentuk bulat dan berwarna putih. Bunga Teki udel-
udelan ini biasanya duduk di ujung pucuk dan terdapat banyak bulir. Bungannya terbentuk di
ujung batang dan terdiri dari 1-4 kepala bunga yang kompak.

e. Buah

Buah Teki udel-udelan ini berbentuk bulat telur dengan panjang 3-4 mm. Buahnya
berwarna cokelat muda serta berjerawat halus. Buah ini telettak di tengah-tengah daun dan
buah dan buahnya merupakan buah ganda dengan bintik hitam.

f. Biji

Bijinya memiliki satu keping biji. Biji keping ini mengan dung endosperm. Bijinya
berwarna kehijauan,bentuk bijinya agak pipih dengan permukaan biji yang rata. Setelah masak
buah ini akan terlepas dari bakal buahnya.

6.Putri malu

10
Mimosa
Putri malu atau Mimosa pudica adalah
perdu pendek anggota suku polong-
polongan yang mudah dikenal karena daun-
daunnya yang dapat secara cepat
menutup/layu dengan sendirinya saat
disentuh. Walaupun sejumlah anggota
polong-polongan dapat melakukan hal yang
sama, putri malu bereaksi lebih cepat
daripada jenis lainnya. Kelayuan ini bersifat
pudica sementara karena setelah beberapa menit
keadaannya akan pulih seperti semula.

(Mimosa pudica)
Daun yang perlahan menguncup karena tiupan
angin

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Fabales

Famili: Fabaceae

Subfamili: Mimosoideae

Genus: Mimosa

Spesies: M. pudica

Nama binomial

Mimosa pudica
L.

11
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Gulma merupakan tumbuhan yang mengganggu atau merugikan kepentingan


manusiasehingga manusia berusaha untuk mengendalikannya.Kerugian yang disebabkan
olehkehadiran gulma dalam suatu usaha pertanian seringkali dikaitkan dengan kemampuan
gulmasebagai pesaing atau kompetitor tanaman yang kuat atau kompetitif. Pada kenyataannya
dilapangan, kerugian tersebut bisa pula dalam bentuk ketidakefisienan proses
pemanenan,pemeliharaan, dan pengawasan akibat areal usaha tani ditumbuhi banyak gulma.
Seringkalipula, pada areal perkebunan atau kehutanan, gulma menjadi ancaman kebakaran
pada musimkemarau. Kompetisi gulma-tanaman terjadipada sistem produksi tanaman
dikaitkan denganketersediaan sarana tumbuh yang terbatas jumlahnya, seperti air, hara, cahaya,
CO2, dan ruang tumbuh baik terjadi secara langsung maupun tidak langsung(Sembodo, 2010).

12
DAFTAR PUSTAKA

Armi, S.B.P. 2006. Pengendalian Gulma di Perkebunan Kelapa Sawit


(Elaeis guneensis Jacq.) Kawan Batu Estate , PT. Teguh
Sempurna, Minamas Plantation, Kalimantan Tengah. Skripsi.
Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 91 hal.

Syamsuddin, E., dan Hutauruk, C.H. 1999. Pengendalian gulma pada


tanaman kelapa sawit menghasilkan. Jur. PPKS. 10:1-3.

Tobing, T.L., dan Hutauruk, C.H. 1999. Identifikasi jenis gulma pada
tanaman kelapa sawit. Jur. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 08:1-2.

13

Anda mungkin juga menyukai