Disusun oleh:
RONAULI AGNES MARPAUNG NIM: 120100242
FADHILAH ULIMA NASUTION NIM: 120100385
ADE FATMAWATI NIM: 120100012
Supervisor:
&r( Teu)u *ob Hay)al. Sp(0P
2016
1
LEMBAR PENGESAHAN
Nilai :
Pimpinan Sidang
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini
dengan judul 6Congestive Heart Failure 7CHF89.Adapun tujuan penulisan makalah
ini ialah untuk memberikan informasi mengenai “Congestive Heart Failure”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Teuku
%ob Haykal, Sp.JP selaku pimpinan sidang laporan kasus ini.
Penulis menyadari bah(a penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca sebagai koreksi dalam penulisan laporan kasus
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................
i
kATA PENGANTAR..........................................................................................
ii
6 2.1. cHF..................................................................................................
2.1.1. Definisi..........................................................................................
6
2.1.2. Etiologi dan Faktor Resiko............................................................
6 .................................................................................................................
2.1.3 Patogenesis....................................................................................
7
2.1.4. Manifestasi klinik.........................................................................
8
2.1.5. Diagnosa........................................................................................
10
2.1.6. Diagnosa Banding.........................................................................
10 2.1.7. Tatalaksana....................................................................................
11
BAB 3 STATUS oRANG SAkIT DAN FoLLow UP.....................................
17
3.1. Status orang Sakit............................................................................
17
3.2. Follow Up........................................................................................
.............................................................................................................................
BAB 4 DISkUSI kASUS...................................................................................
24
BAB 5 kESIMPULAN.......................................................................................
28
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
darah dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan metabolism tubuh, atau
kemampuannya ada jika terjadi peninggian tekanan pengisian jantung secara
abnormal.4Congestive Heart Failure (cHF) adalah sebuah sindrom klinis yang
kompleks yang disertai dengan disfungsi ventrikel kiri, kanan, atau keduanya dan
perubahan regulasi neurohormonal.3
2.2. Klasifikasi
Berdasarkan New York Heart Association (NYHA), cHF dapat
diklasifikasikan menjadi 4, yaitu:
- class I: tidak ada keterbatasan dalam melakukan aktifitas fisik
- class II: terdapat keterbatasan dalam melakukan aktifitas sedang seperti
berjalan naik tangga dengan cepat
- class III: terdapat keterbatasan dalam melakukan aktifitas ringan seperti
berjalan naik tangga dengan lambat
- class IV: terdapat gejala disaat istirahat.4
- Stadium B: Terdapat kelainan struktural jantung tetapi tidak ada gejala gagal
jantung
- Stadium c: Terdapat kelainan struktural jantung dan gejala gagal jantung
- StadiumD: Terjadi gagal jantung refrakter yang membutuhkan pengobatan
khusus.5
2.7. Diagnosis
kriteria Framingham dapat pula dipakai untuk diagnosis gagal jantung yaitu
dengan terpenuhinya 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor.
Adapun kriteria Framingham sebagai berikut:
• kriteria Mayor :
o
Paroxysmal Nocturnal Dyspnoe
o Penurunan berat badan 4,5 kg dalam 5 hari dalam respon
pengobatan
o Distensi vena leher
o Ronki basah
o Edema paru akut
o Refluks hepatojugular
o Gallop S3
o Peninggian tekanan vena jugularis
o kardiomegali
o Edema pulmonal atau kardiomegali pada otopsi
12
• kriteria Minor:
o Batuk malam hari
o
o EHdeepmataomekesgtarelimitas
o Dispnea d*effort
o Efusi pleura
o Takikardia (> 120 x/menit)
o Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal.5
Pada pemeriksaan fisik pada pasien gagal jantung kongestif dapat ditemui
beberapa hal, yaitu:
1. karotid : normal atau penurunan volume
2. Tekanan vena jugular : normal atau meningkat
3. Refluks hepatojugular : + atau –
4. S3, S4 : + atau –
5. Ronkhi basah : + atau –
6. Edema : + atau –
7. Asites : + atau –
8. Hepatomegali : + atau – .7
Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan adalah:
1. Ekokardiogram
5. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin pada pasien diduga gagal jantung adalah
darah perifer lengkap (hemo-globin, leukosit, trombosit), elektrolit, kreatinin, laju
filtrasi glomerulus (GFR), glukosa, tes fungsi hati dan urinalisis.
Pemeriksaan tambahan lain dipertimbangkan sesuai tampilan klinis. Gangguan
hematologis atau elektrolit yang bermakna jarang dijumpi pada pasien dengan gejala
ringan sampai sedang yang belum diterapi, meskipun anemia ringan, hiponatremia,
hyperkalemia dan penurunan fungsi ginjal sering dijumpai terutama pada pasien
dengan terapi menggunakan diuretic dan/atau AcEI (Angiotensin Converting
/nzime 0nhibitor), ARB (Angiotensin Receptor Blocker), atau antagonis aldosterone.B
AcE 0nhibitor merupakan obat pilihan untuk gagal jantung kongestif.obat ini
bekerja dengan menghambat enLim yang berasal dari angiotensin I membentuk
vasokonstriktor yang kuat angiotensin II.Penghambat AcE mengurangi volume dan
tekanan pengisian ventrikel kiri, dan meningkatkan curah jantung. konsep dasar
pemakaian inhibitor AcE sebagai vasodilator dalam pengobatan gagal jantung adalah
karena kemampuannya untuk:
a. Menurunkan retensi vascular perifer yang tinggi akibat tingginya tonus
arteriol dan venul (peripheral vascular resistance)
b. Menurunkan beban tekanan pengisian ventrikel yang tinggi (ventricular
filling pressure)
Pada pemakaian AcE Inhibitor harus diwaspadai terjadinya hyperkalemia,
karena itu pemakaiannya dengan diuretik hemat k+ atau pemberian k+ harus dengan
hati-hati demikian juga pasien hipotensi (baik akibat pemberian diuretik berlebihan
maupun karena hipotensi sistemik) serta pada gagal ginjal.
2. Antagonis Aldosteron
Antagonis aldosteron termasuk spironolakton dan inhibitor konduktan
natrium duktus kolektifus (triamterene dan amirolid). obat-obat ini sangat kurang
efektif bila digunakan sendiri tanpa kombinasi dengan obat lain untuk
penatalaksanaan gagal jantung. Meskipun demikian, bila digunakan dalam
kombinasi dengan tiaLid atau diuretika Ansa Henle, obat-obat golongan ini efektif
dalam mempertahankan kadar kalium yang normal dalam serum. Spironolakton
merupakan inhibitor spesifik aldosteron yang sering meningkat pada gagal jantung
kongestif dan mempunyai efek penting pada retensi potassium.Efek samping akibat
pemakaian spironolakton adalah gangguan saluran cerna, impotensi, ginekomastia,
menstruasi tidak teratur, letargi, sakit kepala, ruam kulit, hyperkalemia,
hepatotoksisitas, dan osteomalasia.Spironolakton kontraindikasi pada pasien
insufisiensi ginjal akut, anuria, hiperkalemia, hipermagnesia dan gagal ginjal berat.
3. Beta Blocker
15
yaitu dapat mengurangi edema pulmo dan perifer dalam beberapa hari bahkan
jam.Diuretik merupakan satu-satunya obat yang dapat mengontrol retensi cairan
pada
gagal jantung.Meskipun diuretik dapat mengendalikan gejala gagal jantung dan
retensi cairan, namun diuretik saja belum cukup menjaga kondisi pasien dalam kurun
waktu yang lama.Resiko dekompensasi klinik dapat diturunkan apabila pemberian
diuretik dikombinasikan dengan AcEI dan beta blocker.Mekanisme aksinya dengan
menurunkan retensi garam dan air, yang karenanya menurunkan preload ventrikuler.
5. Vasodilator
16
1. Diet
Pasien gagal jantung dengan diabetes, dislipidemia atau obesitas harus diberi
diet yang sesuai untuk menurunkan gula darah, lipid darah, dan berat
badannya.Asupan Nacl harus dibatasi menjadi 2-3 g Na/hari atau 2 g/hari
untuk gagal jantung sedang sampai berat. Restriksi cairan menjadi 1,5-2 L/hari
hanya untuk gagal jantung berat.
2. Istirahat
Dianjurkan untuk gagal jantung akut atau tidak stabil.10
19
*A* 3
STATUS ORANG SAKIT
ANAMNESIS
N Autoanamnesis Alloanamnes
19
Status Presens:
kU : Lemas kesadaran : cM TD : 100/70
20
Pemeriksaan Fisik :
kepala : konjungtiva palpebra inferior anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : TVJ R+2 cmH2o
Dinding toraks: Batas Jantung
Inspeksi : Simetris fusiformis Atas : IcS II sinistra
Palpasi : Stem Fremitus kanan = kiri Bawah : Diafragma
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru kanan : LPSD
kiri : 1 cm lateral LMcS
Auskultasi
Jantung : S1 (+) N S2 (+) N S3 (-) S4 (-)
Ireguler Murmur (-)
Punctum maximum :- Radiasi : -
Foto Toraks
22
Darah Lengkap
Hb : 13.5 g/dL
Kimia Klinik
Troponin I : 0.12
ng/ml Glukosa darah sewaktu: 97
mg/dL ck-MB : 20 U/L
GINJAL
Blood Urea Nitrogen : 14 mg/dL
Ureum : 30 mg/dL
kretinin : 0.93 mg/dL
AGDA
pH : 7.575
pco2 : 25.6 mmHg
po2 : 177.9 mmHg
Hco3 : 23.2 mmol / l
Total co2 : 24 mmol/L
kelebihan Basa : 2.7 mmol / L
Saturasi o2 : 99.4 %
24
DIFERENSIAL DIAGNOSA :
-ASD
-Pneumonia
-cPc
PENGO*ATAN :
- Bed rest semifowler
- oksigen 2-4 L/I via nasal canul
- IVFD Nacl 0.9% 10 gtt/i
- captopril 3x6.25 mg
- Bisoprolol 1x1,25 mg
- Spironolactone 1x25 mg
- Digoxin 1x0.125 mg
PROGNOSIS :
Dubia et bonam
25
FOLLOW UP
Tan S O A P
ggal
25/0 Berdeb Sens: compos mentis • cHF Fc II-III • Bed rest
ar-
TD: 100/70 mmHg ec cAD, 0₂ 2-4 L/I Nk
7/16 •
Temp: 36.0 ° c HT m ik r o
(-) In j . F urosemide
Mata: anemis (-/-), Dterdkeongta
•
Ikterus (-/-)
•
20mg/12
Leher: TVJ: • ronl •
jam
R+2cm H₂0, • AF NVR •
Lansoprazole 1x30 mg
• Dyspepsia •
cardioaspirin 1 x 100mg
Thorax: Hipokalemia •
Simvastatin 1x20 mg
Hipokalsemi ISDN 5 mg (k/P)
a
SP: Vesikuler • concor 1x2,5 mg
ST: Ronchi • clobazam 1 x 10 mg
(-) kSR 1x600 mg
cor: S₁,S₂ (+) irreg,
•
Murmur
Abdomen: (-)
soepel,
Gallop (-)
BU(+)N,
Acites (-)
Ekstremitas: akral hangat,
edema (-/-)
Sens: compos mentis TD: 110/60 mmHg HR: 88x/i
26/0Berdeb RR: 16x/i Temp: 36.4 ° c cHF Fc II-III
•
Bed rest
•
debar •
Ikterus (-/-)
Leher: TVJ: R+2cm • AF NVR jam
H₂o, • Dyspepsia • Lansoprazole 1x30 mg
• Hipokalemia • cardioaspirin 1 x 100mg
Thorax:
Hipokalsemi Simvastatin 1x20 mg
SP: Vesikuler
•
a
•
• ISDN 5 mg (k/P)
ST: Ronchi (-) concor 1x2,5 mg
cor: S₁,S₂ (+) irreg,
•
murmur(-) • clobazam 1 x 10 mg
Gallop(-) • kSR 1x600 mg
Abdomen: soepel,
BU(+) N,
Acites (-)
Ekstremitas: akral
hangat,
Sens: composEdema
mentis(-/-)
27/0 Berdeb • cHF Fc II- • Bed rest
7/16 ar-
TD: 100/60 mmHg III ec cAD, • o₂ 2-4 L/I Nk
HR: 60x/i HHD • IVFD Nacl 0.9% 10gtt/I
debar RR: 18x/i • HHD dengan mikro
Temp: 36.4 ° c HT terkontrol Inj. Furosemide 20mg/24
(-),
Mata: anemis (-/-),
•
• AF NVR jam
lemas Ikterus (-/-) Dyspepsia
Leher: TVJ: R+2cm
•
• Lansoprazole 1x30 mg
(+) H₂o, • Hipokalemia • cardioaspirin 1 x 100mg
• Hipokalsemi • Simvastatin 1x20 mg
Thorax: a • ISDN 5 mg (k/P)
SP: Vesikuler • concor 1x2,5 mg
ST: Ronchi (-) • clobazam 1 x 10 mg
cor: S₁,S₂ (+) irreg, kSR 1x600 mg
murmur (-)
•
Gallop(-)
Abdomen: Soepel,
BU(+) N,
Acites (-)
Ekstremitas: akral
hangat,
edema
(-/-)
27
*A* 4
DISKUSI KASUS
TEORI KASUS
Etiologi cHF Pada pasien disebabkan karena
Dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu (1) gangguan relaksasi dan pengisian
gangguan kontraktilitas ventrikel ventrikel (kardiomegali)
(2) peningkatan afterload
(3) gangguan relaksasi dan pengisian
ventrikel
nocturnal dyspnea,
penurunan kriteria Minor:
berat badan ≥ 4,5 kg dalam 5 - DoE
hari dalam respon pengobatan, - Edema ekstremitas
distensi vena leher, ronki basah, - batuk malam hari
edema paru akut, refluks - sesak pada aktivitas ringan
hepatojugular, gallop bunyi
jantung III, peningkatan tekanan
vena jugularis, kardiomegali.
• kriteria minor: edema pretibial,
batuk malam, sesak pada
aktivitas, hepatomegali, efusi
pleura, kapasitas vital berkurang
1/3 dari normal, takikardia (>
120 kali/menit).
● Antagonis Aldosteron
● Beta Blocker
Pemberian U- bloker pada gagal jantung
sistolik akan mengurangi kejadian iskemia
miokard, mengurangi stimulasi sel-sel
automatik jantung dan efek antiaritmia
lainnya, sehingga mengurangi resiko
terjadinya aritmia jantung, dan dengan
demikian mengurangi resiko terjadinya
kematian mendadak (kematian
kardiovaskular).
● Diuretik
kerja diuretik untuk mengurangi volume
cairan ekstrasel dan tekanan pengisian
ventrikel tetapi biasanya tidak
menyebabkan pengurangan curah jantung
yang penting secara klinis, terutama pada
pasien gagal jantung lanjut yang
mengalami peningkatan tekanan pengisian
ventrikel kiri.
30
● Vasodilator
BAB 5
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Seorang pasien, M, 75 tahun, perempuan, berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang telah didiagnosis dengan cHF Fc II-
III e.c cAD, HHD. Pasien diberi terapi berupa:
-Tirah baring
-oksigen 2-4 L/I via nasal canul
-IVFD Nacl 0.9% 10 gtt/i
-Injeksi Furosemide 20 mg/12 jam
- Lansoprazole 1x30 mg
- cardioaspirin 1 x 100mg
- Simvastatin 1x20 mg
- ISDN 5 mg (k/P)
- concor 1x2,5 mg
- clobazam 1 x 10 mg
- kSR 1x600 mg
DAFTAR PUSTAKA
1. Davis Rc, Hobbs FDR, Lip GYH. ABc of heart failure: History and
epidemiology. BMJ 2000;320:39-42.
32