Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN SILVIKULTUR

“PENYIANGAN GULMA”

Oleh:

AZHARRUDIN
M1A121046
KELAS B
KELOMPOK V

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2022
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan gulma adalah tumbuhan yang dapat menginvasi tanaman

budidaya. Invasi yang dimaksud yaitu mengganggu tanaman yang dibudidayakan.

Menurut Sutriyono (2009), gulma merupakan jenis tumbuhan yang banyak

tumbuh di persawahan yang sampai saat ini masih dianggap sebagai tanaman

pengganggu. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Palijama (2012) menjelaskan

bahwa gulma merupakan salah satu Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang

menghambat pertumbuhan, perkembangan dan produktivitas tanaman. Kehadiran

gulma disekitar tanaman budidaya tidak dapat dihindarkan, terutama jika

diterlantarkan.

Gulma secara nyata dapat menekan pertumbuhan dan produksi karena

menjadi pesaing dalam memperebutkan unsur hara serta cahaya matahari sehingga

mampu menurunkan produksi kacang panjang. Kerugian yang ditimbulkan oleh

gulma sangat bervariasi,tergantung pada populasi dan jenisnya (Callaway, 1992).

Proses invasi gulma tidak terjadi secara serempak/sekaligus melainkan

bertahap dan diawali dengan hadirnya spesies invasif pada suatu area lahan, yang

kemudian terjadinya pengambil alihan habitat/wilayah baru. GAI akan menjadi

lebih mengusai pada areal pertumbuhannya dengan karakter pertumbuhan gulma

yang cepat dan perakaran berkembang banyak serta rapat. Hal ini disebabkan oleh

terjadinya penyerbukan lokal, dimana gulma akan lebih mampu memproduksi

biji. Selain itu,penyebaran bijinya juga efektif, karena buahnya disukai hewan,
dan bijinya yang ringan sangat mudah terbawa angin. Banyaknya biji yang

dihasilkan akan berdampak terhadap cepatnya perkembangan gulma yang

selanjutnya akan mendominasi area-area tertentu. Biji-biji ini juga mempunyai

senyawa alelopati dan semua itu akan menjadi kendala atau hambatan bagi

pertumbuhan dan perkembangan jenis tumbuhan asli (Tjitrossoedirdjo, 2005)

Pengendalian gulma sangat penting untuk dilakukan, beberapa metode

yang dapat dilakukan dalam pengendalian gulma antara lain secara mekanis,

manual, biologis, maupun secara kimiawi. Metode yang paling banyak digunakan

adalah metode kimiawi dengan menggunakan herbisida. Pengendalian secara

kimiawi lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan cara lainnya. Barus (2007)

menyatakan bahwa metode pengendalian secara kimiawi memiliki keuntungan

yang lebih praktis dan kebutuhan tenaga kerja yang lebih sedikit serta waktu

pelaksanaan yang relatif singkat. Pada penelitian ini menggunakan tiga jenis

bahan aktif Herbisida yaitu 2,4 D dimetil amina, Metilmetsufuron, dan Glifosat.

Efektivitas pemberian herbisida dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah

satunya adalah dosis herbisida yang diaplikasikan. Dosis herbisida yang tepat

diharapkan efektif dalam mengendalikan gulma sasaran.


1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada praktikum kali ini yaitu:

1. Bagaimana karakteristik gulma

2. Apa saja jenis jenis gulma yang berada di sekitaran tumbuhan

3. Bagaimana cara pengendalian gulma

1.3 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat pada praktikum kali ini yaitu:

1. Mengetahui dan karakteristik gulma.

2. Mengetahui dan jenis-jenis gulma yang tumbuh di sekitaran tumbuhan.

3. Mengetahui dan memahami pengendalian gulma.


II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gulma

Gulma ialah tumbuhan yang kehadirannya tidak dikehendaki oleh

manusia. Keberadaan gulma menyebabkan terjadinya persaingan antara tanaman

utama dengan gulma. Gulma yang tumbuh menyertai tanaman budidaya dapat

menurunkan hasil baik kualitas maupun kuantitasnya. Gulma mempunyai

kemampuan bersaing yang kuat dalam memperebutkan CO2, air, cahaya matahari

dan nutrisi. Pertumbuhan gulma dapat memperlambat pertumbuhan tanaman

(Husni, 2017)

Gulma merupakan tumbuhan yang tidak dikehendaki keberadaannya

padaLahan budidaya pertanian dan dapat berkompetisi dengan tanaman budidaya

sehingga berpotensi untuk menurunkan hasil tanaman budidaya tersebut.

Tanaman budidaya yang tumbuh secara liar di lahan produksi yang diperuntukkan

untuk jenis tanaman lainnya juga digolongkan sebagai gulma. Kompetisi antara

gulma dan tanaman dapat berupa kompetisi antara tajuk dalam memanfaatkan

cahaya matahari dan/atau kompetisi antara sistem perakarannya dalam

memanfaatkan air dan unsur hara (Dewi, 2019)

Beberapa metode pengendalian gulma yang dapat dilakukan seperti

pengendalian gulma dengan penyiangan dan herbisida serta penggunaan mulsa.

Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma yang berada di areal budidaya

yang dapat merugikan pertumbuhan tanaman budidaya. Penyiangan

membutuhkan waktu dan tenaga yang kurang efektif dan efisien karena dapat
dilakukan tanpa keahlian khusus dan biaya tenaga kerja yang digunakan

cenderung lebih besar. Pengendalian secara manual tersebut akan menjadi tidak

efektif dan efisien bila lahan pertanaman cukup luas maka penggunaan herbisida

diharapkan dapat mengurangi tenaga manusia, tepat waktu dan relatif singkat

(Shera, 2019)

Gulma didefinisikan sebagai kelompok jenis tumbuhan yang Hidupnya

atau tumbuhnya tidak dikehendaki oleh manusia karena dianggap mengganggu

dan bisa merugikan hasil tanaman yang dibudidayakan bersifat kuantitatif

(kerugian dalam bentuk jumlah atau dapat diwujudkan dengan angka) dan bersifat

kualitatif (kerugian dalam bentuk kualitas hasil perkebunan yang tidak dapat

diwujudkan dengan angka). Gulma juga dapat diartikan sebagai tumbuhan

pengganggu tanaman budidaya (Barus, 2003)

Gulma merupakan tumbuhan yang mengganggu pertumbuhan tanaman

budidaya atau merugikan kepentingan manusia sehingga manusia berusaha untuk

mengendalikannya. Jenis gulma meliputi gulma rumput (grasses), gulma golongan

tekian (seedges) dan gulma golongan berdaun lebar (broad leaves). Gulma

merupakan salah satu faktor yang menghambat pertumbuhan tanaman selain

faktor alam, genetik dan budidaya tanaman (Tustiyani, 2019)

2.2 Pengertian Penyiangan Gulma

Penyiangan merupakan pengendalian gulma secara fisik. Pengendalian ini

dengan cara merusak gulma dan melepaskannya dari tanah tempat

tanamanbbudidaya tumbuh. Penyiangan yang tepat dilakukan sebelum tajuk

gulma menghentikan penyerapan zat-zat makanan dari akar. Penyiangan


dimaksudkan untuk membersihkan atau menghilangkan tumbuhan pengganggu

(gulma) yang dapat merugikan partumbuhan tanaman (Lailiyah, 2014)

Penyiangan gulma merupakan cara pengendalian yang sangat praktis,

aman dan efisien dan terutama murah jika diterapkan pada suatu area yang tidak

begitu luas dan di daerah yang cukup banyak tenaga kerja. Pemilihan waktu

penyiangan yang tepat akan mengurangi jumlah gulma yang tumbuh serta dapat

mempersingkat masa persaingan, dalam siklus hidup tumbuhan tidak semua fase

pertumbuhan suatu tanaman budi daya peka terhadap kompetisi dari pada gulma

(Moenandir, 2010)

Pengendalian atau penyiangan gulma didefinisikan sebagai proses

membatasi infestasi gulma sedemikian rupa sehingga tanaman dapat

dibudidayakan secara produktif dan efisien. Dengan kata lain pengendalian

gulma bertujuan untuk menekan gulma sampai tingkat populasi yang tidak

merugikan secara ekonomi atau tidak melampaui ambang ekonimi. Efisiensi

pengendalian gulma tergantung efektivitas tindakan yang memadai untuk

mencapai batas minimum pengendalian gulma. Untuk pengendalian gulma di

lapangan harus memperhatikan faktorteknis (Eko, 2020)

Pengendalian gulma adalah usaha untuk menekan/mengurangi populasi

gulma sampai populasi tertentu sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap

tanaman pokok. Agar pengendalian gulma dapat dilakukan secara efektif dan

efisien, pengendalian harus dilakukan pada awal periode kritis tanaman. Gulma

yang tumbuh setelah periode kritis tidak perlu dikendalikan lagi karena

keberadaannya tidak merugikan (Dinarto, 2012)


Penyiangan merupakan salah satu bentuk pemeliharaan yang bertujuan

untuk menekan persaingan antara tanaman budidaya dan gulma. Kehadiran

gulma di sekitar tanaman budidaya dapat menurunkan hasil, baik kuantitas

maupun kualitas(Wulandari et al., 2016).

2.3 Jenis Jenis Gulma

Menurut Arief (2017) Gulma dikelompokkan menjadi tiga golongan besar,

yaitu: teki-tekian, rumput-rumputan, dan gulma berdaun lebar. Ketiga kelompok

gulma tersebut memiliki karakteristik yang berbeda sehingga pengendaliannya

memerlukan penanganan yang berbeda.

Jenis gulma meliputi gulma rumput (grasses), gulma golongan tekian

(sedges) dan gulma golongan berdaun lebar (broad leaves). Gulma pada tanaman

menyebabkan terjadinya persaingan dalam pengambilan unsur hara, air, cahaya

dan ruang tumbuh Semakin lama gulma berada pada areal pertanaman akan

mengakibatkan jumlah daun semakin berkurang. Persaingan antara gulma dan

tanaman (Caton et al. 2011)

Gulma teki-tekian merupakan Familia Cyperaceae dengan karakteristik:

memiliki daun mirip dengan gulma berdaun sempit, namun memiliki batang

mendong (hanya terdiri dari satu ruas yang panjang) dan juga berbentuk segitiga.

Gulma teki mempunyai senyawa allelopati yang menyebabkan tanaman

budidaya sulit tumbuh (Siregar et al., 2017)

Gulma adalah tumbuhan yang banyak dijumpai di lingkungan manusia,

secara sadar atau tidak dapat dilihat di halaman rumah, trotoar, pinggir jalan,

parit dan selokan, kolam, saluran air, kebun, lahan pertanian, padang rumput,
dan hutan. Gulma adalah bagian dari kehidupan sehari-hari dari petani. Secara

umum gulma berdampak buruk pada nilai ekonomi dan aspek estetika

(keindahan) dari tanah dan air (Anderson, 1977).

Gulma rumput-rumputan adalah gulma yang termasuk dalam familia

Poaceae atau Graminae mempunyai karakteristik batangnya beruas (berbuku)

dengan sebagian tumbuh tegak ke atas dan sebagian lainnya menjalar,

batangnya berlubang, daunnya berbentuk lanset-pita, titik tumbuhnya

tersembunyi dan mempunyai akar serabut. Sebagian besar gulma rumputan

berkembang biak menggunakan organ generatif yang berupa biji dan organ

vegetatif yang berupa stolon atau rimpang sehingga termasuk gulma tahunan,

dan sebagian kecil gulma rumputan hanya mempunyai organ perkembangbiakan

menggunakan biji sehingga termasuk pada gulma semusim. Gulma tekian yang

termasuk dalam familia Cyperaceae mempunyai karakteristik batangnya tidak

beruas dan tegak ke atas, batangnya tidak berlubang, daunnya berbentuk pita,

titik tumbuhnya tersembunyi dan mempunyai akar serabut (Setiawan, 2022)

2.4 Cara Mengidentifikasi Gulma

Mengidentifikasi gulma dapat dibedakan berdasarkan bentuk daun dan

karakteristik lainnya. Salah satu cara identifikasi gulma adalah dengan analisis

vegetasi gulma. Analisis vegetasi berfungsi mengetahui gulma-gulma yang

memiliki kemampuan tinggi dalam penguasaan sarana tumbuh dan ruang

hidup.Penguasaan sarana tumbuh pada umumnya menentukan gulma tersebut

penting atau tidak. Populasi gulma yang bersifat dominan ini nantinya dapat
digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan pengendalian

gulma pada lahan budidaya jagung (Anggraini, 2015).

Pengamatan dilakukan dengan mengambil contoh gulma pada masing-

masing petak contoh. Pengambilan sampel gulma dilakukan dengan menggunakan

metode kuadrat yang berukuran 1 x 1 m yang diulang sebanyak 10 kali. Data yang

diambil meliputi jenis, kelindungan dan jumlah individu masing-masing jenis

gulma yang diperoleh. Identifikasi jenis-jenis gulma dilakukan secara desk study,

sedangkan dominansi gulma dilakukan dengan menghitung nilai Summed

Dominance Ratio (SDR) yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan nilai

kerapatan nisbi, dominansi nisbi,frekuensi nisbi dan nilai penting. Perhitungan

dilakukan dengan menggunakan persamaan menurut Tjitrosoedirdjo (1984).

Hasil identifikasi jenis-jenis gulma yang ditemui kemudian ditabulasikan.

Untuk mendapatkan informasi gulma pada suatu tempat dilakukan dengan

menghitung luas penutupan tajuk dan dominasi jenis. Untuk menghitung luas

tutupan tajuk, digunakan rumus (Mueller-Dumbois dan Ellenberg, 1974):

Identifikasi gulma yang ditemukan dari masing-masing titik pengamatan

dilakukan dengan cara melihat secara visual bentuk morfologi gulma

tersebut,kemudian dicocokkan dengan pustaka. Langkah selanjutnya adalah

mengelompokkan gulma berdasarkan spesies dan dihitung jumlahnya apabila

sudah diketahui spesies gulma tersebut. Identifikasi dilakukan untuk memperoleh

data keragaman dan dominasi jenis gulma pada lahan pertanaman (Caton et.al.,

2011)
Proses mengidentifikasi gulma dilakukan untuk mengetahui jenis dan

dominansi gulma pada areal tersebut. Untuk mengetahui jenis gulma dilakukan

dengan cara desk study berdasarkan buku identifikasi Barnes dan Chandapillai

(1972) serta Moody et al. (1984). Sementara untuk mengetahui jenis gulma

dominan dilakukan dengan cara mencari nilai SummedDominance Ratio (SDR).

Dimana nilai SDR tersebut diperoleh dari perhitungan nilai Kerapatan Nisbi Suatu

Spesies (KNSS), Dominansi Nisbi Suatu Spesies (DNSS), Frekuensi Nisbi Suatu

Spesies (FNSS) serta Nilai Penting (NP) (Vidya, 2020)

2.5 Manfaat Dari Penyiangan Gulma

Dengan diketahuinya priode kritis suatu tanaman, maka saat penyiangan

yang tepat menjadi tertentu. Penyiangan atau pengendalian yang dilakukan pada

saat periode kritis mempunyai beberapa keuntungan. Misalnya frekuensi

pengendalian menjadi berkurang karena terbatas di antara periode kritis tersebut

dan tidak harus dalam seluruh siklus hidupnya. Dengan demikian, biaya, tenaga

dan waktu dapat ditekan sekecil mungkin dan efektifitas kerja menjadi meningkat

(Adli, 2018)

Kerugian akibat gulma terjadi karena adanya kompetisi antara gulma

dengan tanaman budidaya yang dapat menurunkan produktifitas. Salah satu cara

untuk mengurangi kerugian secara ekonomi akibat adanya gulma yaitu dilakukan

pengendalian gulma secara kimiawi menggunakan herbisida. Penyiangan gulma

dengan menggunakan herbisida mempunyai beberapa keuntungan diantaranya

membutuhkan waktu yang lebih singkat, menghemat kebutuhan tenaga kerja,


terhindar dari kerusakan akar dan struktur tanah, mencegah terjadinya erosi dan

total biaya yang lebih rendah dari perlakuan manual (Kristiyanto, 2019).

Apabila populasi gulma tidak dikendalikan dengan baik, maka faktor-

faktor yang mendukung pertumbuhan tanaman seperti air, hara, cahaya dan ruang

tumbuh tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman kacang tanah secara optimum.

Penyiangan gulma yang disesuaikan dengan periode tumbuh tanaman akan

memberikan hasil yang optimal terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman

(Marbun, 2019).

Penyiangan gulma sangat penting untuk dilakukan, beberapa metode yang

dapat dilakukan dalam pengendalian gulma antara lain secara mekanis, manual,

biologis, maupun secara kimiawi. Metode yang paling banyak digunakan adalah

metode kimiawi dengan menggunakan herbisida. Pengendalian secara kimiawi

lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan cara lainnya. Barus (2007)

menyatakan bahwa metode pengendalian secara kimiawi memiliki keuntungan

yang lebih praktis dan kebutuhan tenaga kerja yang lebih sedikit serta waktu

pelaksanaan yang relatif singkat. Pada penelitian ini menggunakan tiga jenis

bahan aktif Herbisida yaitu 2,4 D dimetil amina, Metilmetsufuron, dan Glifosat.

Efektivitas pemberian herbisida dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah

satunya adalah dosis herbisida yang diaplikasikan. Dosis herbisida yang tepat

diharapkan efektif dalam mengendalikan gulma sasaran.

.
III METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini di laksanakan pada hari Jum’at, 14 Oktober 2022, pukul

07:45- selesai, bertempat di Kebun Raya UHO, Jl. Syaikh Muhammad Al-

Khidhir, Kambu, Kec. Kambu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada saat melakukan praktikum ini yaitu,

Camera digunakan untuk mendokumentasi praktikum, alat tulis digunakan untuk

menulis hasil yang diperoleh pada Tally Sheet, Parang digunakan untuk

membersihkan di sekitar lokasi yang telah ditentukan dan sebagai alat untuk

Cangkul untuk membersihkan Gulma yang susah dibersihkan, setelah itu karung

untuk mengangkut rumput atau Gulma dan sapu lidi membersihkan sisa agak

bersih lahanya.

3.3 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut :

1. Tentukan lokasi tanah yang akan dibersihkan gulmanya

2. Bersihkan gulma-gulma yang menganggu tanaman lain di sekitar lahan


3. Jika menemukan jenis-jenis gulma di dokumentasikan

4. Dicatat masing-masing gulma ada berapa jumlahnya dalam satu jenias

5. Catat tanama gulma dan nama pokoknya.


IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.2 Pembahasan

Pengendalian gulma dapat dilakukan secara mekanik dan kimiawi. Teknik

pengendalian secara mekanik dilakukan dengan cara penyiangan yaitu mencabut

gulma di sekitar tanaman budidaya. Teknik pengendalian secara kimiawi

dilakukan dengan cara pengaplikasian herbisida. Herbisida merupakan senyawa

kimia yang dapat menghambat bahkan mematikan gulma (Puspitasari et al.,2017).

Berdasarkan hasil analisis vegetasi yang dilakukan gulma yang paling

mendominasi ialah golongan broad leaf (berdaun lebar) Bidens alba Gulm

berdaun lebar umumnya banyak ditemukan dan lebih mendominasi dikarenakan

memiliki struktur perkaran yang lebih kokoh dibandingkan dengan gulma

golongan lainya. Hal ini mengakibatkan gulma jenis berdaun lebar (broad leaf)

lebih mudah beradaptasi. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Oksari (Adriyani Kacanova et al., 2020

Banyaknya jenis gulma yang tumbuh di pertanaman tersebut disebabkan

karena adanya tindakan pengolahan tanah dan input pupuk kandang. menjelaskan

bahwa proses pencangkulan pada saat pengolahan tanah dapat menyebabkan

terangkatnya biji gulma ke permukaan tanah. Simpanan biji gulma dalam tanah

(seedbank) tersebut sewaktu-waktu dapat berkecambah menjadi individu gulma

apabila didukung faktor lingkungan (Vidya Imaniasita et al., 2020).


DAFTAR PUSTAKA

Anderson, W. P. (1977). Weed science: principles. West Publ. Co: St. Paul, N. Y.,

Boston, San Francisco, New York

Arif Harsono. 2017.Pengenalan Dan Pengelolaan Gulma Pada Kedelai. Jurnal

ilmiah, 2(9): 789-611

Anggraini Renny. 2015. Identifikasi Gulma Pada lahan Budidaya Jagung (ZEA

MAYS L.) Varietas Pertiwi. Jurnal Pertanian dan Pangan, Vol. 1 No. 2

Barus, E. 2007. Pengendalian Gulma di Perkebunan : Efektivitas dan Efisiensi

Aplikasi Herbisida. Yogyakarta.Kanisius. p.60.

Barus, Emanuel. 2003. Pengendalian gulma Di Perkebunan. Yogyakarta:Kanisius.

Caton BP, Mortimer M, Hill JE, Johnson DE. 2011.Gulma padi di Asia.

Callaway, M.B. 1992. A Compendium of Crop Varietal Tolerance to Weeds.

Amer. J. Alt. Agron. 7 (4) :169±180.

Caton, B.P, M. Mortimer, J.E. Hill, and D.E.Johnson. 2011. Panduan Lapang

PraktisGulma Padi Asia. International Rice Rese-arch Institute. Makati

City, Philippine

Barus, E. 2007. Pengendalian Gulma di Perkebunan : Efektivitas dan Efisiensi

Aplikasi Herbisida. Yogyakarta.Kanisius. p.60.

Dinarto Wafit dan Dian Astrian. 2012. Produktivitas Kacang Tanah

DiLahanKeringPada Berbagai Intensitas Penyiangan. Jurnal AgriSains

Vol.3 No.4
Dewi Amelia Widiyastuti dan Aditiya Kurniawan. 2018. Pengendalian Gulma

Pada Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit ( Elaeis gueneensis

Jack.)Di PT Kharisma Alam PersadaKabupaten Tapin. Jurnal budidaya

tanaman perkebunan. Volume 04, Nomor 1

Dinata, A. Sudiarso, dan H. T. Sebayang.2017. Pengaruh waktu dan

metodepengendalian gulma terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman

jagung (Zea Mays L.). J. Protan. 5(2): 192

Eko Saputra Sinaga. 2020. Pertumbuhan Gulma Senduduk(Melastoma

malabathricum) Pada Berbagai KondisiKerapatan Di Jalur Pipa

Petrochina Internasional Jabung Ltd. Universitas Jambi press

Enceng Sobari,Ferdi Fathurohman. 2017. Efektivitas Penyiangan Terhadap Hasil

Tanaman Wortel (Daucus carota L.) Lokal Cipanas Bogor. Jurnal

Biodjati, 2 (1)

Husni Thamrin Sebayang,Dio Priyo Prayogo dan Agung Nugroho. 2017.

Pengaruh Pengendalian Gulma Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman

Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Pada Berbagai Sistem Olah Tanah.

Jurnal Produksi Tanaman Vol. 5 No. 1

Mueller-Dombois, D. dan H. Ellenberg. (1974). Aims and method of vegetation

ecology. John Wiley & Sons Inc.Toronto

Shera Ameldam dan Eko Widaryanto. 2019. Pengaruh Cara Pengendalian Gulma

Dan Pemberian Mulsa Jerami Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil

Tanaman Bunga Aster Pikok (Aster Amellus). Plantropica Journal of

Agricultural Science. [4][(2)]:[94-104]


Tustiyani, I. D. R. Nurjanah ,S. S. Maesyaroh,J. Mutakin. 2019. Identifikasi

keanekaragaman dan dominansi gulma pada lahan

pertanaman jeruk (Citrus Sp.) Jurnal Kultivasi, Vol. 18 (1)

Tjitrosoedirdjo, S., I. H. Utomo, dan J. Wiroatmodjo. 1984. Pengelolaan gulma di

perkebunan. Gramedia. Jakarta.

Tjitrosoedirdjo, S., I. H. Utomo, dan J. Wiroatmodjo. 1984. Pengelolaan gulma di

perkebunan. Gramedia. Jakarta.

Wulandari, R., Nur Edy Suminarti., Husni Thamrin Sebayang., 2016. Pengaruh

Jarak Tanam dan Frekuensi Penyiangan Gulma Terhadap Pertumbuhan

dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Alliumascalonicum). Jurusan

Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.

Vidya Imaniasit, Twenty Liana, Krisyetno,Dayu Satriyo

Pamungkas.2020 .Identifikasi Keragaman dan Dominansi Gulma pada

Lahan Pertanaman Kedelai. Agrotechnology Research Journal, Volume

4, No. 1

Anda mungkin juga menyukai