Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN MK PENGENDALIAN GULMA (AGH 321) APLIKASI HERBISIDA PRE-EMERGENCE

Kelompok 3 Erlan Yohanes A. Maisaroh Tanjung M. Rizki Mulyanto Nuri Rukmiarti Sandi Khovialahdi Camelia Rosianti Aldi Radifan Muhammad Izzat M A24110004 A24110021 A24110062 A24110083 A24110110 A24110142 A24110153 A24118004

Dosen : Dwi Guntoro Muhammad Ahmad Chozin Adolf Pieter Lontoh Sofyan Zaman

Asisten : Ahmad Aziz Reza Ali Akbar Mita Dianasari Martika Andini

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

PENDAHULUAN

Latar Belakang Gulma, atau lebih akrab di sebut sebagai rumput (umum) merupakan salah satu masalah yang di hadapi oleh petani dalam budi daya tanaman. Keberadaan gulma pada lahan tanaman budidaya tanaman sangat mengganggu dalam keseluruhan produksi tanaman. Yang terutama dalam hal memperebutkan sumber kehidupan tanaman, baik itu pupuk, air maupun cahaya selain itu gulma juga dapat berperan sebagai tempat bersarangnya hama atau penyakit tanaman (inang/host). Sehingga secara keseluruhan gulma sangat merugikan dalam budi daya tanaman. Beberapa metode yang banyak digunakan oleh petani dalam

mengendalikan gulma antara lain adalah dengan cara manual dan kimiawi. Cara kimiawi menggunakan herbisida mempunyai tingkat efisiensi yang cukup baik dibandingkan cara manual, tapi efektivitasnya sering kali kurang baik. Salah satu aplikasi herbisida kimiawi dengan cara pengaplikasian pra-tumbuh. Pada kondisi ini pengendalian gulma dilakukan dengan menekan pertumbuhan gulma sebelum gulma tumbuh. Biasanya perlakuan ini dilakukan pada saat petani sebelum melakukan penanaman. Tanah pada lahan pertanian memiliki seedbank yang berpotensi tumbuh sebagai gulma bila lingkungan memungkinkan bagi biji gulma untuk berkecambah. Pengolahan lahan dapat mengangkat biji gulma yang berada di dalam tanah sehingga muncul di permukaan. Jika biji berkecambah maka seedbank dalam tanah berkurang tetapi gulma akan muncul dan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu pengendalian perlu dilakukan supaya biji tetap berkecambah dan seedbank berkurang tetapi gulma mati saat berkecambah. Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mengamati efektifitas dari herbisida dengan aplikasi pre-emergence pada tanah yang akan menjadi media tanam.

TINJAUAN PUSTAKA Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya dapat menimbulkan gangguan dan kerusakan bagi tanaman budidaya maupun aktivitas manusia dalam usaha tani (Kastono, 2004). Menurut Chisaka (1988) gulma perlu dikendalikan karena menurunkan produksi akibat bersaing dalam pemanfaatan sarana tumbuh, menurunkan mutu hasil akibat kontaminasi dengan bagian-bagian gulma, mengeluarkan senyawa alelopati yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman, menjadi inang bagi hama dan patogen yangmenyerang tanaman, meningkatkan biaya usaha tani akibat biaya penyiangan. Pada pengendalian gulma, mengendalikan gulma secara khemis

merupakan salah satu cara pengendalian disamping pengendalian secara manual/mekanis. Dalam mengendalikan gulma secara khemis digunakan herbisida. Herbisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan gulma. Secara kasat mata tanaman dan gulma memiliki morfologi yang hampir sama namun berbeda peran dalam pertanian. Penyemprot harus memastikan bahwa herbisida yang diberikan terarah pada gulma dan meniadakan persentuhan semprotan herbisida terhadap tanaman. Herbisida merupakan bagian atau anggota dari pestisida. Selain herbisida, pestisida terdiri atas insektisida, fungisida, bakterisida dan lain-lain (Sulistyo, 2003). Herbisida yang umum di pergunakan berdasarkan pertumbuhan gulma dapat dikelompokkan kedalam golongan ; pra-tumbuh dan purna tumbuh. Keunggulan herbisida pra-tumbuh adalah mampu mengendalikan gulma seawal mungkin, sehingga kerugian akibat gangguan gulma bisa di minimalisir sedini mungkin. Namun disisi lain herbisida pra-tumbuh memiliki kelemahan diantaranya harganya yang biasanya lebih mahal dan juga hanya efektif untuk mengendalikan gulma yang berkembang biak dengan biji serta pada saat aplikasi membutuhkan kondisi lahan yang benar-benar bebas gulma dan dalam kondisi kelembaban tanah yang cukup. Beberapa jenis herbisida pra-tumbuh yaitu seperti Hadaf, Atranex, Esplanade.

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Praktikum ini dilaksanakan pada : Hari/tanggal Pukul Tempat : Selasa, 19 November 2013 : 07.00-10.00 WIB : Kebun percobaan Cikabayan Bawah, Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor

Alat dan bahan Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain : Gelas ukur Ember plastik Sarung tangan plastik dan kain Masker APD (Alat Pelindung Diri) Alat Semprot SWAN Nozel berwarna (merah, kuning, biru, hijau)

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah air sebagai pelarut sebanyak 2 L, herbisida bahan aktif oxyfluron, atrazin, dan indaziflam masingmasing sebanyak 10 mL dan pot berisi tanah sebanyak 12 pot.

Metode Percobaan Alat dan bahan disiapkan, kemudian mengambil dan mengukur larutan masing-masing herbisida sebanyak 10 ml dan melarutkannya dalam 2 liter air dalam ember serta di aduk sampai rata. Melakukannya untuk tiap herbisida yang akan dilarutkan. Kemudian memasukkan ke dalam alat semprot dan diaplikasikan pada tanah dengan cara menyemprot tanah dalam pot yang telah disediakan. Tiap ulangan herbisida mendapatkan 3 pot. Hasil penyemprotan diamati sampai 2 minggu apakah ada gulma yang akan tumbuh pada pot yang telah disemprot.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Gambar 1. Aplikasi herbisida dan hari pertama

Gambar 2. Hari ke-3

Gambar 3. Hari ke- 5

Gambar 4. Minggu ke-2

Tabel 1. Persentase tumbuh gulma No. 1 2 3 4 Perlakuan herbisida Hadaf (oxyfluron) Atranex (atrazin) Esplanade (indaziflam) Kontrol Persentase tumbuh 0% 0% 0% 0%

Pembahasan Gulma merupakan tumbuhan yang kehadirannya tidak diharapkan dalam budidaya tanaman. Pengendalian gulma diperlukan dalam sistem budidaya tanaman untuk menghindari munculnya persaingan tanaman dengan gulma. Selain itu, pengendalian gulma bertujuan untuk mencegah munculnya dampak negatif dari gulma, seperti adanya senyawa alelopati yang dihasilkan gulma dan hama yang menjadikan gulma sebagai inangnya. Beranjak dari masalah diatas, usaha tani yang dilakukan pertanian menjadi perhatian khusus mengenai gulma tersebut. Mengatasi masalah tersebut, pada praktikum kali ini, mahasiswa mencoba mempelajari efektivitas herbisida untuk diaplikasikan pada gulma dimasa pra-tumbuh. Penggunaan herbisida dilakuan untuk menekan pertumbuhan gulma yang masih banyak berada dalam tanah atau lebih dikenal sdengan seedbank. Pengolahan tanah saja tidak cukup dalam penekanan biji gulma, terutama biji gulma yang masih dorman. Bisa saja pada saat pembajakan tanah biji gulma masih dorman. Adanya penyemprotan herbisida ini dapat mencegah biji gulma yang akan tumbuh. Praktikum kali ini menggunakan herbsida hadaf, atranex, esplanade dan kontrol. Masing-masing diaplikasikan pada 3 pot yang berisi tanah secara acak. Pengamatan dilakukan selama 2 minggu. Penyemprotan ini bertujuan untuk

mengetahui herbisida mana yang paling efektif mencegah pertumbuhan gulma. Namun menjadi kendala dimana praktikum ini tidak menunjukkan hasil karena gulma tidak ada yang tumbuh pada kontrol. Hal ini dapat disebabkan kemugkinan terbesar pada saat pengambilan tanah, biji gulma telah mati atau bisa saja biji gulma masih dorman. Ini merupakan salah satu faktor pada pot kontrol gulma tidak tumbuh disamping tanah mengalami kekeringan. Sementara pada pot yang diaplikasikan herbisida persentase tumbuh gulma 0%. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing herbisida efektif mencegah pertumbuhan gulma. Namun kendalanya belum bisa menentukan herbisida mana yang efektif karena pembanding kontrol juga menunjukkan persentase tumbuh gulma 0%. Ada beberapa kemungkinan hal ini terjadi, seperti kekeringan, biji gulma teah mati pada saat pengolahan tanah, ataupun biji gulma masih dorman.

PENUTUPAN Kesimpulan Pengaplikasian gulma pra-tumbuh efektif menekan pertumbuhan gulma yang menjadi penghambat pertumbuhan tanaman yang akan ditanam. Selain pengolahan tanah, aplikasi herbisida dapat menjadi salah satu pencegahan persentase tumbuh gulma. Pemilihan herbisida harus lebih efektif sesuai dengan sistem kerjanya, apakah pra-tumbuh ataupun purna tumbuh. Saran Aplikasi pra-tumbuh diharapkan dilakukan langsung pada tanah yang berada dilapangan. Karena pada pot kemungkinan seedbank gulma tidak terlalu banyak terbawa dan banyak kemungkinan biji gulma yang telah mati.

DAFTAR PUSTAKA Chisaka, H. 1988. Kerusakan oleh Gulma pada Tanaman, Kerugian Hasil Disebabkab oleh Persaingan Gulma dalam Penanggulangan Gulma Secara Terpadu. PT Bina Aksara. Jakarta. Kastono. 2004. Arti, Peran, Sifat dan Klasifikasi Gulma. Laboratorium Manajemen dan Produksi Tanaman. Jurusan Budidaya Pertanian. Jogjakarta : Universitas Gajah Mada.

Sulistyo,

2003.

Pendahulan.

USU

Press.

Medan.

Diakses

melalui 6

http://repository.usujurnal.ac.id/123456789/Chapter%20 Desember 2013)

(diakses

Anda mungkin juga menyukai