(PNA 1102)
ACARA IX
PENGENALAN GULMA
Disusun oleh :
Mochamad Hanif Azhari
A1D021070
F
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2021
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Gulma merupakan jenis tumbuhan yang hidupnya atau keberadaannya
tidak dikehendaki. Muncul dan berkembangnya jenis-jenis gulma dalam suatu
lahan pertanian selain dipengaruhi oleh iklim, keadaan tanah dan sifat biologi
jenis gulma sendiri, juga ditentukan oleh sistem pola tanam, pengolahan tanah
dan cara pengendalian (Everaat, 1981).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum pengenalan gulma antara lain adalah :
A. Pengertian
Gulma ialah tumbuhan yang keberadaannya tidak diharapkan manusia,
karena gulma dapat merugikan manusia secara langsung ataupun tidak langsung.
Secara tidak langsung gulma bisa menurunkan nilai estetika tanaman hias dan
secara langsung gulma bisa menyebabkan Iuka ataupun gatal-gatal pada manusia
karena beberapa gulma memiliki duri dan racun. Pada sektor pertanian, gulma
dapat menurunkan hasil produksi, kompetisi dengan tanaman utama, menjadi
inang hama, dan menimbulkan senyawa berbahaya yang menyebabkan allelopat
pada tanaman utama.
B. Klasifikasi
Berikut pengelompokan klasifikasi gulma berdasarkan morfologinya,
dibagi menjadi 4, antara lain :
1. Grasses (Rumput-rumputan)
Rerumputan bersifat monokotil yang hanya memiliki satu daun dan
satu kotiledon, selama proses pertumbuhan kecambah, ukuran daun
kecil dan memiliki baris-baris sejajar, rumput ini memiliki titik tumbuh
berkecambah di bawah tanah. Berikut adalah contoh rumput atau
gulma tahunan, yaitu Sorghum halepense, Elytrigia repens, Digitaria
sanguinalis, Avena fatua, Bromus diandrus, Bromus hordeaceus,
Bromus diandrus, Setaria spp dan Echinochloa crusgalli.
2. Sedges
Sedges serupa dengan rerumputan dimana sebagian besar terdiri dari
tiga baris daun dan batang dengan bentuk segitiga, namun beberapa
memiliki batang bulat. Sebagian besar alang- alang dapat ditemukan di
tempat basah, tetapi sebagian lainnya dapat tumbuh di tanah subur dan
memiliki udara yang cukup banyak. Berikut tumbuhan sedimen yang
bermasalah, seperti Fimbristylis retroflexa, Cyperus esculentus,
Cyperus rotundus dan Scirpus grossus L dapat menghasilkan umbi
akar dan rimpang
C. Perkembangbiakan Gulma
Gulma dapat berkembangbiak dengan dua acara yaitu secara seksual atau
generatif (secara kawin) dan aseksual atau vegetatif (tidak kawin). Jenis gulma
tertentu dapat terjadi dua-duanya. Perkembangbiakan gulma secara generatif
jauh lebih banyak populasinya dibanding secara vegetatif.
1. Stolon (Geragih)
Terdapat beberapa jenis gulma yang memiliki alat perkembangbiakan
vegetatif berupa stolon. Stolon (geragih) adalah batang yang menjalar di atas tanah
yang mengalami perubahan bentuk dan penambahan fungsi. Batang terdiri atas
nodia dan beruas, dan setiap nodia akan tumbuh calon tunas yang akan menjadi
gulma baru. Contoh: Grinting atau gerintingan (Cynodon dactylon) dan bayam
dempo (Alternanthera pheloxeroides)
2. Rhizoma (Rimpang)
Terdapat beberapa jenis gulma yang memiliki alat perkembangbiakan
dengan rhizoma. Rhizoma adalah modifikasi batang tumbuhan yang menjalar di
bawah tanah dan dapat menghasilkan tunas dan akar baru dari ruas-ruasnya.
Contoh: ilalang (Imperata cylindrica) dan teki (Cyperus rotundus).
3. Root Creeping (Akar Menjalar)
Akar yang menjalar (root creeping) dan tidak ada daun penutup kecil pada
mata tunas. Ujungnya selalu dalam tanah dan tidak pernah membentuk tajuk ke
atas serta dapat menghasilkan tunas di titik sepanjang akar tumbuhan. Banyak
terdapat di daerah sub-tropik. Contoh: tempuyung (Sonchus arvensis).
4. Tuber (Umbi)
Perkembangbiakan gulma dengan umbi dibedakan menjadi dua yaitu: (1).
umbi batang (tuber caulogenum) yaitu pangkal batang yang membengkak dan
mempunyai mata tunas. Umbi itu merupakan penjelmaan batang, dan (2) umbi
akar (tuber rhizogenum) yaitu ujung dari rhizoma yang membengkak dan
merupakan cadangan makanan serta mempunyai tunas ujung. Umbi tersebut
merupakan metamorfosis akar. Contoh: Typhonium sp. (umbi batang), dan
Cyperus rotundus (umbi akar).
5. Umbi Lapis
Umbi lapis memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis, yaitu terdiri atas
daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak, dan berdaging. Alat
perkembangbiakan adalah bagian umbi yang menyimpan zat makanan cadangan.
Batang sendiri hanya merupakan bagian yang kecil pada bagian bawah umbi lapis
itu. Diantara lapisan tersebut terdapat tunas yang dapat tumbuh, atau batang yang
memendek, mempunyai lapisan-lapisan berdaging. Contoh: Allium veneata
(bawang-bawangan) dan bunga bakung.
6. Corn
Batang yang gemuk, pendek berdaging dan terdapat dalam tanah yang
dilapisi daun yang mereduksi menjadi sisik dan terdapat tunas yang tumbuh.
Contoh: Cangkir emas (Ranumculus bulbosus)
III. METODE PRAKTIKUM
2. Alat :
- Kertas
- Bolpoin / pensil
- Penghapus
- Penggaris
- Krayon
- Kamera Hp
B. Prosedur Kerja
• Pelajari buku petunjuk praktikum Dasar Perlindungan
Tanaman Acara 2
• Bahan dan alat dipersiapkan
• Mahasiswa ditugaskan untuk mengamati masing-masing
gulma yang sudah ditentukan
• Amati bagian anggota tubuhnya
• Hasil pengamatan dituliskan pada kertas / buku tulis
• Hasil pengamatan kemudian diketik dan dibuat laporan
• Gambar gulma tersebut dan sebutkan apakah gulma tersebut
termasuk sedges, broad leaf, atau grasses.
• Sebut bagian-bagiannya (daun, batang, akar), dan sebutkan
cara perbanyakannya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Gambar Keterangan
1. Rumput teki (Cyperus rotundus) Keterangan :
Mempunyai ciri morfologi :
(a) Akar serabut yang tumbuh
menyamping dengan mem-
bentuk umbi yang banyak, tiap
umbi mempunyai mata tunas,
umbi tidak tahan kering selama
14 haridi bawah sinar matahari
maka daya tumbuh- nya akan
hilang .
.
4. Krokot (Portulaca oleracea) Keterangan :
Tanaman krokot memiliki batang
membulat berdiameter 0.5-1 cm,
bewarna merah-merah keunguan,
bercabang-cabang, dan tumbuh
merambat hingga 20- 50 cm. Daun
berbentuk bulat oval dengan ujung
tumpul, bewarna hijau kemerahan di
pinggirnya, dengan panjang 1-3 cm.
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Alismatales
Famili : Butomaceae
Genus : Eichornia
Spesies : Eichornia crassipes
Eceng gondok atau enceng gondok adalah salah satu jenis tumbuhan air
mengapung. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang.
Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing,
pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan
berwarna hijau.
Oksigen hasil fotosintesis di daun dan tangkai daun ditransfer ke akar yang
permukaannya luas serta air di sekitarnya. Ini membuat rizosfer menyediakan
lingkungan mikro dengan kondisi yang kondusif bagi bakteri nitrit. Oleh
karena itu aktivitas dekomposisi oleh bakteri jenis ini yaitu perubahan
amoniak menjadi nitrat lebih meningkat. Tumbuhan eceng gondok terdiri atas
helai daun, pengapung, leher daun, ligula, akar, akar rambut, ujung akar, dan
stolon yang dijadikan sebagai tempat perkembangbiakan vegetatif (Aniek,
2003).
Hasil analisa dari eceng gondok dalam keadaan segar diperoleh bahan
organik 36,59%, c-organik 21,23%, N total 0,28%, P total 0,00011% dan K
total 0,0016% (Wardini, 2008). Sedangkan menurut Rochyati (1998)
kandungan kimia pada tangkai eceng gondok segar adalah air 92,6%, abu
0,44%, serat kasar 2,09%, karbohidrat 0,17%, lemak 0,35%, protein 0,16%,
fosfor 0,52%, kalium 0,42%, klorida 0,26%, alkanoid 2,22%, dan pada
keadaan kering eceng gondok mempunyai kandungan selulosa 64,51%,
pentosa 15,61%, silika 5,56%, abu 12%, dan lignin 7,69%.
Eceng gondok juga ternyata berperan penting dalam mengurangi kadar
logam berat di perairan waduk dan perairan danau seperti Fe, Zn, Cu, Mn, Cd
dan Hg. Selain itu, eceng gondok dapat menyerap logam berat (Kemeneg LH,
2009). Kemampuan menyerap logam persatuan berat kering eceng gondok
lebih tinggi pada umur muda daripada umur tua (Widianto, 1997).
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Cynodon
Spesies : Cynodon dactylon
Jenis gulma ini tumbuh di tempat terbuka sampai agak ternaung, pada
kondisi kering sampai lembab, juga pada tanah berat, terdapat di sepanjang
tepi jalan, lahan kosong, dan padang rumput sampai pada ketinggian 2100 m
di atas permukaan laut. Rumput grinting (Cynodon dactylon) melakukan
perbanyakan secara vegetatif melalui potongan batang atau dengan stolon dan
secara generatif mempergunakan biji. Pemencaran jenis gulma ini dengan
perantaraan angin dan hewan ternak secara endozokori. Biji yang terikut
hijauan yang di makan hewan akan jatuh (Soejono, 2015).
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisio : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Caryophyllales
Familia : Portulacaceae
Genus : Portulaca
Spesies : Portulaca oleracea
A. Kesimpulan
Dari laporan praktikum yang telah disusun diatas dapat disimpulkan :
1. Gulma ialah tumbuhan yang keberadaannya tidak diharapkan manusia,
karena gulma dapat merugikan manusia secara langsung ataupun tidak
langsung. Pada sektor pertanian, gulma dapat menurunkan hasil
produksi, kompetisi dengan tanaman utama, menjadi inang hama, dan
menimbulkan senyawa berbahaya yang menyebabkan allelopat pada
tanaman utama.
2. Pembagian jenis gulma dibagi menjadi tiga yaitu : Berdasarkan
morfologinya, habitatnya dan cara hidupnya.
3. Gulma dapat berkembang biak secara generatif dan vegetatif, pada
gulma rumput teki berkembang biak dengan stolon, umbi dan rimpang.
Pada gulma eceng gondok berkembang biak dengan sullur. Pada gulma
rumput griting berkembang biak dengan biji dan stolon, sedangkan
gulma kerokot berkembang biak dengan biji.
B. Saran
Praktikum ini dapat dimaksimaklan dengan memberikan buku pedoman
ataupun catatan khusus mengenai gulma tanaman sehingga praktikan dapat
membuat laporan praktikum secara lebih lengka[, sempurna dan terperinci.
DAFTAR PUSTAKA