Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

(PNA 1102)

ACARA IX

PENGENALAN GULMA

Disusun oleh :
Mochamad Hanif Azhari
A1D021070
F

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

RISET, DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

PURWOKERTO

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2


I. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 3
B. Tujuan ......................................................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 5
III. METODE PRAKTIKUM ......................................................................................... 10
A. Bahan dan Alat ......................................................................................................... 10
B. Prosedur Kerja ............................................................................................................ 8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 11
A. Hasil .......................................................................................................................... 11
B. Pembahasan .............................................................................................................. 15
V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 20
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 20
B. Saran ......................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 21
BIODATA PRAKTIKAN ............................................................................................... 22
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gulma merupakan jenis tumbuhan yang hidupnya atau keberadaannya
tidak dikehendaki. Muncul dan berkembangnya jenis-jenis gulma dalam suatu
lahan pertanian selain dipengaruhi oleh iklim, keadaan tanah dan sifat biologi
jenis gulma sendiri, juga ditentukan oleh sistem pola tanam, pengolahan tanah
dan cara pengendalian (Everaat, 1981).

Gulma ialah spesies tumbuhan yang berasosiasi dengan tanaman budidaya


dan beradaptasi pada habitat buatan manusia. Gulma dikenal di zona ilmu
pertanian karena bersaing dengan tanaman budidaya dalam habitat buatan
tersebut, Gulma kebanyakan dari golongan herba, namun ada juga sebagai semak
dan pohon.

Gulma mengganggu manusia dengan intensitas gangguan beragam dan


tertentu. Persaingan antara gulma dan tanaman budidaya, karenanya, dapat terjadi
karena keterdekatan dalam ruang tumbuh. Keterdekatan dalam ruang tumbuh
tersebut berakibat pada terjadinya interaksi.

Interaksi antara gulma dengan tanaman budidaya dapat terjadi baik


interaksi positif maupun negatif. Interaksi negatif, ialah peristiwa persaingan
antar dua jenis spesies yang berbeda, dalam ceritera ini ialah persaingan antara
gulma dengan tanaman budidaya.

Gulma, ialah tumbuhan yang salah tempat, tidak dikehendaki karena di


tempat tumbuh tersebut diperuntukkan bagi tanaman budidaya. Kerugian yang
ditimbulkan oleh gulma lebih parah dibanding oleh hama dan penyakit tumbuhan.
Resiko yang ditimbulkan oleh gulma dan yang harus ditanggulangi oleh petani
menjadi cukup besar.

Gulma selalu berada disekitar tanaman budidaya. Gulma ialah tumbuhan


seperti tanaman budidaya. Karenanya, gulma selalu dikaitkan dengan pertanian,
tempat gulma mengganggu tanaman budidaya (lahan pertanian) dan gulma
beracun (bila tumbuh dilahan perumputan pakan ternak).
Pertumbuhan gulma juga membutuhkan faktor tumbuh yang juga
dibutuhkan oleh tanaman budidaya. Gulma ada bila terdapat Olah tanah pada
sebidang lahan untuk tanaman budidaya. Tanaman budidaya diusahakan untuk
dipanen hasilnya dan gulma berada disekitar (berasosiasi) tanaman budidaya
untuk hidup seperti layaknya tumbuhan. Keadaan seperti hal tersebut dapat
menimbulkan perebutan unsur- unsur dari faktor tumbuh, ialah energi cahaya,
CO , O , H O dan ruang (space).

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum pengenalan gulma antara lain adalah :

1. Mengetahui pengertian gulma

2. Mengenali bagian-bagian gulma

3. Mengetahui macam-macam gulma

4. Mengetahui perkembangbiakan gulma


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Gulma ialah tumbuhan yang keberadaannya tidak diharapkan manusia,
karena gulma dapat merugikan manusia secara langsung ataupun tidak langsung.
Secara tidak langsung gulma bisa menurunkan nilai estetika tanaman hias dan
secara langsung gulma bisa menyebabkan Iuka ataupun gatal-gatal pada manusia
karena beberapa gulma memiliki duri dan racun. Pada sektor pertanian, gulma
dapat menurunkan hasil produksi, kompetisi dengan tanaman utama, menjadi
inang hama, dan menimbulkan senyawa berbahaya yang menyebabkan allelopat
pada tanaman utama.

Beberapa hubungan gulma dan organisme Iain dapat bersimbiosis dengan


tanaman budidaya dan ada yang merupakan tempat berlindungnya parasit dan
predator hama tanaman. Adanya gulma dapat menurunkan kualitas maupun
kuantitas tanaman utama karena gulma dapat berkompetisi dengan tanaman
utama yang menyebabkan tanaman utama kekurangan nutrisi, cahaya maupun
ruang tumbuh yang terlalu sempit. Maka dari itu, perlu dilakukan pengendalian
gulma (Madukwe, et al., 2012). Oleh sebab itu, pengendalian gulma di Iokasi
harus mengarah pada pengelolaan vegetasi secara menyeluruh yang berdasar
atas kesesuaian lingkungan dan tidak hanya kesesuaian ekonomi dan teknologi
(Qiang, 2005).

Gulma dan tanaman budidaya ialah tumbuhan yang memiliki kebutuhan


yang sama untuk keberlangsungan pertumbuhannya dan juga membutuhkan
cahaya matahari, air, unsur hara, gas C02, gas-gas Iainnya, ruang tumbuh, dan
Iain sebagainya. Jika gulma dan tumbuhan budidaya tumbuh di lingkungan yang
sama, menyebabkan akar kedua tumbuhan tersebut menyatu dan tentunya tajuk
akan saling bersinggungan, menyebabkan tumbuhan yang memiliki sistem
perakaran yang lebih luas dan memiliki volume yang tinggi rimbun tajuknya
akan lebih menguasai (mendominasi) tumbuhan lainnya (Puspitasari et al.,
2013).

Gulma memiliki karakter yang toleran terhadap lingkungan, proses


perkecambahan yang cepat dan regenerasi yang cepat mengakibatkan gulma
sangat mudah untuk berkembang biak dan tentunya sulit dikendalikan. Gulma
memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi dibandingkan dengan tanaman
budidaya karena proses seleksi alam sedangkan tanaman melalui seleksi buatan,
sehingga gulma dapat tumbuh dengan baik hampir semua tempat sedangkan
tanaman budidaya tidak dapat tumbuh dengan baik (Patel et al., 2017).

B. Klasifikasi
Berikut pengelompokan klasifikasi gulma berdasarkan morfologinya,
dibagi menjadi 4, antara lain :

1. Grasses (Rumput-rumputan)
Rerumputan bersifat monokotil yang hanya memiliki satu daun dan
satu kotiledon, selama proses pertumbuhan kecambah, ukuran daun
kecil dan memiliki baris-baris sejajar, rumput ini memiliki titik tumbuh
berkecambah di bawah tanah. Berikut adalah contoh rumput atau
gulma tahunan, yaitu Sorghum halepense, Elytrigia repens, Digitaria
sanguinalis, Avena fatua, Bromus diandrus, Bromus hordeaceus,
Bromus diandrus, Setaria spp dan Echinochloa crusgalli.

2. Sedges
Sedges serupa dengan rerumputan dimana sebagian besar terdiri dari
tiga baris daun dan batang dengan bentuk segitiga, namun beberapa
memiliki batang bulat. Sebagian besar alang- alang dapat ditemukan di
tempat basah, tetapi sebagian lainnya dapat tumbuh di tanah subur dan
memiliki udara yang cukup banyak. Berikut tumbuhan sedimen yang
bermasalah, seperti Fimbristylis retroflexa, Cyperus esculentus,
Cyperus rotundus dan Scirpus grossus L dapat menghasilkan umbi
akar dan rimpang

3. Broadleaf (Gulma berdaun lebar)


Pucuk tumbuhan memiliki bentuk daun mencolok pada waktu keluar
dari permukaan tanah (dikotil). Tumbuhan ini umumnya memiliki
jenis akar tunggang dan perakarannya kasar, pertumbuhannya dapat
dilihat berdasarkan titik tumbuh pada ujung batang, setiap ketiak daun,
dan bagian ujung akar.
4. Ferns (Gulma pakis-pakisan)
Tumbuhan yang memiliki daun lebar ini kemungkinan besar memiliki
titik tumbuh di bagian vegetatif lainnya. Tumbuhan bertangkai lunak
(herba) tidak mengembangkan jaringan kayu di permukaan tanah.
Tumbuhan ini mempunyai siklus tumbuh musiman tahunan maupun
dua tahunan contohnya sebagai berikut Taraxacum officinale,
Portulaca oleracea, Kochia scoparia, Amaranthus spp., Ageratum
conyzoides, Trifolium repens, Helianthus spp., dan Eclipta alba.

Sedangkan berdasarkan habitatnya gulma dikelompokan menjadi 2 :

1. Tidak dapat digenangi air, berikut adalah contohnya: Tridax


procumbens L, Cyperus rotundus L, Borrerria latifolia K.Sch. dan
Imperata cvlind L.

2. Gulma udara, gulma ini hidup bergantung pada tumbuhan Iainnya


dan ada juga yang bersifat parasit. Berikut adalah contoh gulma yang
memiliki sifat epifit adalah Asplenium sp., Davallia sp., Gycloporus
sp., dan Hymenolepis sp dan yang bersifat parasit adalah Cassytha sp.
dan Loranthus sp.

Adapun berdasarkan cara hidupnya gulma dikelompokan menjadi :

1. Tumbuhan kompetitif adalah gulma yang mampu berkompetisi


dengan tanaman utama atau budidaya. Contohnya: Amaranthus
spinosus yang hidup di lokasi pertanian kedelai dan Boerhaavia erecta
Yang hidup di lokasi pertanian kacang tanah.

2. Tumbuhan parasit dapat tumbuh dengan cara mengambil nutrisi dari


tanaman yang ditungganginya. Contohnya: Loranso sp yang ada di
tanaman buah, Tali putri Cuscuta sp. di tanaman semak belukar.

3. Turnbuhan epifit pertumbuhannya tidak merugikan tanaman lain,


contohnya : Tanaman Pakis.
4. Tumbuhan ruderal adalah gulma yang tumbuh di lahan yang tidak
produktif sehingga tidak merugikan manusia. Misal: gulma yang ada
di jalan, berada di sekitar pagar dan ada di kuburan.

C. Perkembangbiakan Gulma
Gulma dapat berkembangbiak dengan dua acara yaitu secara seksual atau
generatif (secara kawin) dan aseksual atau vegetatif (tidak kawin). Jenis gulma
tertentu dapat terjadi dua-duanya. Perkembangbiakan gulma secara generatif
jauh lebih banyak populasinya dibanding secara vegetatif.

Reproduksi generatif ialah reproduksi menggunakan biji, Gulma


semusim berkembangbiak dengan biji. Produksi biji sangat banyak yaitu 40.000
biji/musim, yaitu jajagoan Echinochloa crus-galli. Pada kondidi kapasitas
lapang, biji gulma ini berkecambah hingga 70-90% dari total jumlahnya.

Sedangkan reproduksi vegetatif merupakan prinsip perkembangbiakan


sebagian besar gulma tahunan. Gulma yang memperbanyak diri secara vegetatif
sulit untuk dikendalikan, karena banyak memiliki organ vegetatif dorman di
dalam tanah. Perbanyakan secara vegetatif dimulai selama fase pertumbuhan
awal gulma, dan paling lambat tiga minggu setelah berumbi. Diantara reproduksi
secarea vegetatif yaitu :

1. Stolon (Geragih)
Terdapat beberapa jenis gulma yang memiliki alat perkembangbiakan
vegetatif berupa stolon. Stolon (geragih) adalah batang yang menjalar di atas tanah
yang mengalami perubahan bentuk dan penambahan fungsi. Batang terdiri atas
nodia dan beruas, dan setiap nodia akan tumbuh calon tunas yang akan menjadi
gulma baru. Contoh: Grinting atau gerintingan (Cynodon dactylon) dan bayam
dempo (Alternanthera pheloxeroides)

2. Rhizoma (Rimpang)
Terdapat beberapa jenis gulma yang memiliki alat perkembangbiakan
dengan rhizoma. Rhizoma adalah modifikasi batang tumbuhan yang menjalar di
bawah tanah dan dapat menghasilkan tunas dan akar baru dari ruas-ruasnya.
Contoh: ilalang (Imperata cylindrica) dan teki (Cyperus rotundus).
3. Root Creeping (Akar Menjalar)
Akar yang menjalar (root creeping) dan tidak ada daun penutup kecil pada
mata tunas. Ujungnya selalu dalam tanah dan tidak pernah membentuk tajuk ke
atas serta dapat menghasilkan tunas di titik sepanjang akar tumbuhan. Banyak
terdapat di daerah sub-tropik. Contoh: tempuyung (Sonchus arvensis).

4. Tuber (Umbi)
Perkembangbiakan gulma dengan umbi dibedakan menjadi dua yaitu: (1).
umbi batang (tuber caulogenum) yaitu pangkal batang yang membengkak dan
mempunyai mata tunas. Umbi itu merupakan penjelmaan batang, dan (2) umbi
akar (tuber rhizogenum) yaitu ujung dari rhizoma yang membengkak dan
merupakan cadangan makanan serta mempunyai tunas ujung. Umbi tersebut
merupakan metamorfosis akar. Contoh: Typhonium sp. (umbi batang), dan
Cyperus rotundus (umbi akar).

5. Umbi Lapis
Umbi lapis memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis, yaitu terdiri atas
daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak, dan berdaging. Alat
perkembangbiakan adalah bagian umbi yang menyimpan zat makanan cadangan.
Batang sendiri hanya merupakan bagian yang kecil pada bagian bawah umbi lapis
itu. Diantara lapisan tersebut terdapat tunas yang dapat tumbuh, atau batang yang
memendek, mempunyai lapisan-lapisan berdaging. Contoh: Allium veneata
(bawang-bawangan) dan bunga bakung.

6. Corn
Batang yang gemuk, pendek berdaging dan terdapat dalam tanah yang
dilapisi daun yang mereduksi menjadi sisik dan terdapat tunas yang tumbuh.
Contoh: Cangkir emas (Ranumculus bulbosus)
III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat


1. Bahan :
- Rumput teki (Cyperus rotundus)
- Eceng gondok (Eichhornia crassipes)
- Rumput grinting (Cynodon dactylon)
- Krokot (Portulaca oleracea)

2. Alat :

- Kertas
- Bolpoin / pensil
- Penghapus
- Penggaris
- Krayon
- Kamera Hp

B. Prosedur Kerja
• Pelajari buku petunjuk praktikum Dasar Perlindungan
Tanaman Acara 2
• Bahan dan alat dipersiapkan
• Mahasiswa ditugaskan untuk mengamati masing-masing
gulma yang sudah ditentukan
• Amati bagian anggota tubuhnya
• Hasil pengamatan dituliskan pada kertas / buku tulis
• Hasil pengamatan kemudian diketik dan dibuat laporan
• Gambar gulma tersebut dan sebutkan apakah gulma tersebut
termasuk sedges, broad leaf, atau grasses.
• Sebut bagian-bagiannya (daun, batang, akar), dan sebutkan
cara perbanyakannya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar Keterangan
1. Rumput teki (Cyperus rotundus) Keterangan :
Mempunyai ciri morfologi :
(a) Akar serabut yang tumbuh
menyamping dengan mem-
bentuk umbi yang banyak, tiap
umbi mempunyai mata tunas,
umbi tidak tahan kering selama
14 haridi bawah sinar matahari
maka daya tumbuh- nya akan
hilang .

(b) Batang tumbuh tegak, ber-


bentuk tumpul atau segitiga.

(c) Daun berbentuk garis, menge-


lompok dekat pangkal batang,
terdiri dari 4-10 helai, pelepah
daun tertutup tanah, helai daun
berwarna hijau mengkilat.

(d) Bunga bulir tunggal atau


majemuk, mengelompok atau
membuka, berwarna coklat,
mempunyai benang sari tiga
helai, kepala sari kuning cerah,
tangkai putik bercabang tiga.

(e) Tinggi dapat mencapai 50 cm


2. Eceng gondok (Eichhornia crassipes) Keterangan :
Eceng gondok atau enceng gondok
adalah salah satu jenis tumbuhan air
mengapung. Tingginya sekitar 0,4 -
0,8 meter. Tidak mempunyai batang.
Daunnya tunggal dan berbentuk oval.
Ujung dan pangkalnya me- runcing,
pangkal tangkai daun
menggelembung. Permukaan daun-
nya licin dan berwarna hijau.

Bunganya termasuk bunga majemuk,


berbentuk bulir, kelopaknya ber-
bentuk tabung. Bijinya berbentuk
bulat dan berwarna hitam. Buahnya
kotak beruang tiga dan berwarna
hijau. Akarnya merupakan akar
serabut. Secara fisiologis eceng
gondok dapat berperan secara tidak
langsung dalam mengatasi bahan
pencemar perairan karena dapat
bertahan hidup dengan cara
membentuk rumpun. Akar tumbuh
subur dan lebat serta berwarna hitam
dengan permukaan ungu.
3. Rumput grinting (Cynodon dactylon) Keterangan :
Batang tumbuh menjalar keras
panjang 10-40 cm. Batang langsing
agak pipih, setelah tua berongga
kecil. Daun tersusun dua baris. Daun
bentuk garis, pangkal tumpul ujung
runcing, warna hijau kebiruan,
panjang 2,5-15 cm dan lebar 2-7 mm,
permukaan rata, dan tepi kasar
berambut atau gundul. Lidah daun
berupa selaput sangat pendek.
Pelepah daun berwarna hijau pangkal
keunguan.

Pada pangkal batang pelepah daun


tumpang tindih. Jumlah bulir 3-9,
mengumpul pada satu titik diujung
sumbu utama, tersebar teratur
horizontal, dan panjang 5-6 cm.
Anak bulir letak berseling kanan kiri,
mengarah ke satu sisi, tersusun
seperti genting, duduk, bentuk elips
1-2 yang terbawah tetap tinggal.
Benang sari tiga, tangkai putik dua,
kepala putik ungu, muncul di tengah
anak bulir (Soejono, 2015).

.
4. Krokot (Portulaca oleracea) Keterangan :
Tanaman krokot memiliki batang
membulat berdiameter 0.5-1 cm,
bewarna merah-merah keunguan,
bercabang-cabang, dan tumbuh
merambat hingga 20- 50 cm. Daun
berbentuk bulat oval dengan ujung
tumpul, bewarna hijau kemerahan di
pinggirnya, dengan panjang 1-3 cm.

Daun tidak bertangkai, tetapi


langsung melekat di batang atau
cabang. Bunga majemuk terletak di
ujung cabang di topang kelopak
bunga warna hijau. Helai bunga
tersusun melingkar, bewarna kuning.

Susunanya mirip kerabatnya, sutra


bombai, tetapi lebih kecil, hanya 1
cm. Bunga muncul di ujung cabang.
Mahkota bunga krokot berbentuk
jantung, memiliki 3-5 kepala putik
bewarna putih dan kuning.

Buah krokot berbentuk kotak,


bewarna hujan, dan menghasilkan
banyak biji. Biji bulat kecil
mengkilap bewarna hitam. Sistem
perakaran bercabang-cabang dan
memanjang, dapat menembus ke
dalam tanah. Karena itulah
pertumbuhan cukup kuat, termasuk
pada musim kemarau (Tim trubus,
2013).
B. Pembahasan

1. Rumput teki (Cyperus rotundus)


Taksonomi tumbuhan rumput teki dalam buku (Moenandir 1993 : 10),
yaitu ;

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Sub kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus L.

Mempunyai ciri morfologi (a) Akar serabut yang tumbuh menyamping


dengan membentuk umbi yang banyak, tiap umbi mempunyai mata tunas,
umbi tidak tahan kering selama 14 haridi bawah sinar matahari maka daya
tumbuhnya akan hilang (b) Batang tumbuh tegak, berbentuk tumpul atau
segitiga (c) Daun berbentuk garis, mengelompok dekat pangkal batang, terdiri
dari 4-10 helai, pelepah daun tertutup tanah, helai daun berwarna hijau
mengkilat (d) Bunga bulir tunggal atau majemuk, mengelompok atau
membuka, berwarna coklat, mempunyai benang sari tiga helai, kepala sari
kuning cerah, tangkai putik bercabang tiga (e) Tinggi dapat mencapai 50 cm.

2. Eceng gondok (Eichhornia crassipes)


Klasifikasi eceng gondok menurut VAN Steenis, (1978) adalah sebagai
berikut :

Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Alismatales
Famili : Butomaceae
Genus : Eichornia
Spesies : Eichornia crassipes

Eceng gondok atau enceng gondok adalah salah satu jenis tumbuhan air
mengapung. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang.
Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing,
pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan
berwarna hijau.

Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya


berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya
kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya merupakan akar serabut.
Secara fisiologis eceng gondok dapat berperan secara tidak langsung dalam
mengatasi bahan pencemar perairan karena dapat bertahan hidup dengan cara
membentuk rumpun. Akar tumbuh subur dan lebat serta berwarna hitam
dengan permukaan ungu.

Oksigen hasil fotosintesis di daun dan tangkai daun ditransfer ke akar yang
permukaannya luas serta air di sekitarnya. Ini membuat rizosfer menyediakan
lingkungan mikro dengan kondisi yang kondusif bagi bakteri nitrit. Oleh
karena itu aktivitas dekomposisi oleh bakteri jenis ini yaitu perubahan
amoniak menjadi nitrat lebih meningkat. Tumbuhan eceng gondok terdiri atas
helai daun, pengapung, leher daun, ligula, akar, akar rambut, ujung akar, dan
stolon yang dijadikan sebagai tempat perkembangbiakan vegetatif (Aniek,
2003).

Hasil analisa dari eceng gondok dalam keadaan segar diperoleh bahan
organik 36,59%, c-organik 21,23%, N total 0,28%, P total 0,00011% dan K
total 0,0016% (Wardini, 2008). Sedangkan menurut Rochyati (1998)
kandungan kimia pada tangkai eceng gondok segar adalah air 92,6%, abu
0,44%, serat kasar 2,09%, karbohidrat 0,17%, lemak 0,35%, protein 0,16%,
fosfor 0,52%, kalium 0,42%, klorida 0,26%, alkanoid 2,22%, dan pada
keadaan kering eceng gondok mempunyai kandungan selulosa 64,51%,
pentosa 15,61%, silika 5,56%, abu 12%, dan lignin 7,69%.
Eceng gondok juga ternyata berperan penting dalam mengurangi kadar
logam berat di perairan waduk dan perairan danau seperti Fe, Zn, Cu, Mn, Cd
dan Hg. Selain itu, eceng gondok dapat menyerap logam berat (Kemeneg LH,
2009). Kemampuan menyerap logam persatuan berat kering eceng gondok
lebih tinggi pada umur muda daripada umur tua (Widianto, 1997).

3. Rumput grinting (Cynodon dactylon)


Taksonomi Rumput grinting adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Cynodon
Spesies : Cynodon dactylon

Rumput grinting (Cynodon dactylon) termasuk suku Gramineae (Poaceae)


merupakan rumputan tahunan, batang tumbuh menjalar keras panjang 10-40
cm. Batang langsing agak pipih, setelah tua berongga kecil. Daun tersusun dua
baris. Daun bentuk garis, pangkal tumpul ujung runcing, warna hijau
kebiruan, panjang 2,5-15 cm dan lebar 2-7 mm, permukaan rata, dan tepi kasar
berambut atau gundul. Lidah daun berupa selaput sangat pendek. Pelepah
daun berwarna hijau pangkal keunguan. Pada pangkal batang pelepah daun
tumpang tindih. Jumlah bulir 3-9, mengumpul pada satu titik diujung sumbu
utama, tersebar teratur horizontal, dan panjang 5-6 cm. Anak bulir letak
berseling kanan kiri, mengarah ke satu sisi, tersusun seperti genting, duduk,
bentuk elips 1-2 yang terbawah tetap tinggal. Benang sari tiga, tangkai putik
dua, kepala putik ungu, muncul di tengah anak bulir (Soejono, 2015).

Jenis gulma ini tumbuh di tempat terbuka sampai agak ternaung, pada
kondisi kering sampai lembab, juga pada tanah berat, terdapat di sepanjang
tepi jalan, lahan kosong, dan padang rumput sampai pada ketinggian 2100 m
di atas permukaan laut. Rumput grinting (Cynodon dactylon) melakukan
perbanyakan secara vegetatif melalui potongan batang atau dengan stolon dan
secara generatif mempergunakan biji. Pemencaran jenis gulma ini dengan
perantaraan angin dan hewan ternak secara endozokori. Biji yang terikut
hijauan yang di makan hewan akan jatuh (Soejono, 2015).

Peranan dalam pertanian (Cynodon dactylon) merupakan bagian terbesar


kelompok gulma rumputan yang menimbulkan masalah berat pada beberapa
jenis tanaman perkebunan, seperti teh, kopi, kakao, karet, kelapa sawit, dan
kina merupakan jenis gulma perintis di lahan pertanian yang dibiarkan atau
ditelantarkan (Soejono, 2015).

4. Krokot (Portulaca oleracea)


Taksonomi tumbuhan krokot adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisio : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Caryophyllales
Familia : Portulacaceae
Genus : Portulaca
Spesies : Portulaca oleracea

Krokot merupakan tanaman tahunan, yaitu tanaman yang melengkapi


siklus hidupnya selama 1 tahun, tumbuh setinggi 0,3 m. Batangnya bewarna
merah keungguan, bentuknya gemuk dan tebal. Daunya juga tebal dan
berdaging, dan bunganya bewarna kuning. Daun tamana krokot merupakan
daun tunggal bewarna hijau berbentuk bulat telur, ujung dan pangkalnya
tumpul. Tepi daunya rata dan berdaging yang memiliki panjang 1-3 cm dan
lebar 1-2 cm. Krokot juga memiliki kelopak bunga bewarna hijau, bertajuk,
dan bersayap. Makhota bunga krokot berbentuk jantung, memiliki 3-5 kepala
putik bewarna putih dan kuning. Buah krokot berbentuk kotak, bewarna hijau,
dan memiliki buju yang banayak. Bijinya bulat kecil mengkilap, bewarna
hitam. Sistem perakaran tanaman krokot yaitu akar tunggang. Cara
perbanyakan dapat di lakukan dengan biji ataupun stek batang (Hardiman,
2014).
Herba tahunan yang tumbuh mencapai tinggi 50 cm. Batang bewarna
merah keunguan, gemuk, dan tebal. Daun tunggal bewarna hijau berbentuk
bulat telur, ujung dan oankalnya tumpul, akantetapi,rata dan berdaging,
panjang 1-3 cm dan lebar 1-2 cm. Bunga majemuk terletak di ujung cabang
bewarna kuning sulfur, kelopak bewarna hijau, bertajuk, dan bersayap,
mahkota berbentuk jantung, dengan 3-5 kepala putik bewarna putih dan
kuning. Buah kotak bewarna hijau, dan berbiji banyak. Biji kecil bewarna
hitam, bulat, dan mengkilap (Hidayat, 2015).

Tanaman krokot memiliki batang membulat berdiameter 0.5-1 cm,


bewarna merah-merah keunguan, bercabang-cabang, dan tumbuh merambat
hingga 20- 50 cm. Daun berbentuk bulat oval dengan ujung tumpul, bewarna
hijau kemerahan di pinggirnya, dengan panjang 1-3 cm. Daun tidak
bertangkai, tetapi langsung melekat di batang atau cabang. Bunga majemuk
terletak di ujung cabang di topang kelopak bunga warna hijau. Helai bunga
tersusun melingkar, bewarna kuning. Susunanya mirip kerabatnya, sutra
bombai, tetapi lebih kecil, hanya 1 cm. Bunga muncul di ujung cabang.
Mahkota bunga krokot berbentuk jantung, memiliki 3-5 kepala putik bewarna
putih dan kuning. Buah krokot berbentuk kotak, bewarna hujan, dan
menghasilkan banyak biji. Biji bulat kecil mengkilap bewarna hitam. Sistem
perakaran bercabang-cabang dan memanjang, dapat menembus ke dalam
tanah. Karena itulah pertumbuhan cukup kuat, termasuk pada musim kemarau
(Tim trubus, 2013).
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari laporan praktikum yang telah disusun diatas dapat disimpulkan :
1. Gulma ialah tumbuhan yang keberadaannya tidak diharapkan manusia,
karena gulma dapat merugikan manusia secara langsung ataupun tidak
langsung. Pada sektor pertanian, gulma dapat menurunkan hasil
produksi, kompetisi dengan tanaman utama, menjadi inang hama, dan
menimbulkan senyawa berbahaya yang menyebabkan allelopat pada
tanaman utama.
2. Pembagian jenis gulma dibagi menjadi tiga yaitu : Berdasarkan
morfologinya, habitatnya dan cara hidupnya.
3. Gulma dapat berkembang biak secara generatif dan vegetatif, pada
gulma rumput teki berkembang biak dengan stolon, umbi dan rimpang.
Pada gulma eceng gondok berkembang biak dengan sullur. Pada gulma
rumput griting berkembang biak dengan biji dan stolon, sedangkan
gulma kerokot berkembang biak dengan biji.

B. Saran
Praktikum ini dapat dimaksimaklan dengan memberikan buku pedoman
ataupun catatan khusus mengenai gulma tanaman sehingga praktikan dapat
membuat laporan praktikum secara lebih lengka[, sempurna dan terperinci.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Dhinny Rizky, Badrus Zaman & Mochtar Hadiwidodo. 2014.


Pengaruh Jumlah Koloni Rumput Teki (Cyperus Rotundus L.) Pada
Media Tanah Tpa Terhadap Penurunan Konsentrasi Bod Dan Cod
Dalam Lindi. Jurnal Teknik Lingkungan
Moenandir, J. 2010. Ilmu gulma. Universitas Brawijaya Press.
Mudita, Wayan. 2018. Berbagai Jenis OPT Golongan Patogen Tumbuhan dan
Penyakit yang Disebabkan. Nusa Tenggara Timur.
Paiman. 2020. Gulma Tanaman Pangan. UPY Press.
Sundariani, N. 2017. Tinjauan Tentang Eceng Gondok (Eichornia crassipes)
Sebagai Pakan Cacing Tanah (Lumbricus rubellus). Doctoral
dissertation, FKIP Unpas.
Sutrisno, Anton. 2011. “Rumput Grinting (Cynodon Dactylon), Bertahan Dan
Menyebar Dengan Luar Biasa”.
https://www.antonsutrisno.com/2011/10/rumput-grinting-cynodon-
dactylon.html diakses pada tanggal 25 Oktober 2021 oukul 21.55.
Umiyati, U. 2016. Sinergisme campuran herbisida klomazon dan metribuzin
terhadap gulma. Agrijati Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Pertanian, 1(1).
Widarsih, S. 2019. Karya Tulis Ilmiah Uji Efek Antibakteri Ekstrak Etanol
Herba Krokot (Portulaca oleracea L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Staphylococcus aureus. Scientific paper, Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan
Widaryanto, E., & Zaini, A. H. 2021. Teknologi Pengendalian Gulma.
Universitas Brawijaya Press.
.
BIODATA PRAKTIKAN

Praktikan dilahirkan di Banyumas 14 Juni 2002. Saat ini


praktikan tinggal di di Jl. Kyai Nur chakim RT 04/02, Desa
Pasir Wetan, Kecamatan Karanglewas, kabupaten
Banyumas, Jawa Tengah dengan nomor telepon 0813-2999-
2958. Memulai pendidikan tingkat dasar tahun 2008 di SDN
pasir Wetan dan lulus pada tahun 2014. Melanjutkan ke jenjang menengah
pertama di SMP MBS Zam-Zam Cilongok dan lulus pada tahun 2017.
Jenjang menengah atas diselesaikan di SMA MBS Zam-Zam Cilongok dan
lulus pada tahun 2020 praktikan melanjutkan pendidikan tinggi di program
studi Agroteknologi Fakultas Pertanian universitas Jenderal Soedirman
melalui Program Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SBMPTN).

Anda mungkin juga menyukai