Anda di halaman 1dari 8

DEMOKRASI

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan

Disusun oleh :

Nadhifatul Khafidzoh 23020218130093

PROGRAM STUDI S-1 AGROEKOTEKNOLOGI


DEPARTEMEN PERTANIAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
DEMOKRASI

A. Konsep Demokrasi
1. Pengertian Demokrasi
Secara terminologis, demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yakni demos
yang berarti rakyat dan cratein atau critos yang berarti kekuasaan dan
kedaulatan. Demokrasi dapat didefinisikan sebagai bentuk pemerintahan
rakyat (goverment of the people) yang mana kekuasaan tertinggi terletak di
tangan rakyat dan dilakukan secara langsung oleh rakyat melalui wakil
rakyat dengan mekanisme pemilihan yang berlangsung secara bebas.
Adapun pengertian demokrasi menurut pandangan ahli politik yakni :
a. Abraham Lincoln. Menurut Lincoln, demokrasi yakni pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
b. Joseph Schmeter. Demokrasi merupakan perencanaan institusional untuk
mencapai suatu putusan politik dimana para individu memperoleh
kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara
rakyat.
c. Sidney Hook. Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan dimana
putusan-putusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak
langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara
bebas dari rakyat dewasa.
d. Philipp C. Schmitter. Demokrasi merupakan suatu pemerintahan dimana
pemerintah dimintakan tanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka di
wilayah publik oleh warga negara yang bertindak secara langsung
melalui kompetisi dan kerja.
e. Henry B. Mayo. Demokrasi ialah suatu sistem dimana kebijakan umum
ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara
efektif oleh rakyat dalam pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip
kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya
kebebasan politik.
Berdasarkan penyaluran kehendak rakyat, demokrasi dibagi menjadi 2
yakni :

a. Demokrasi langsung. Demokrasi ini mengikutsertakan semua warga


negara dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijakan umum
dan undang-undang. Demokrasi ini telah dilakukan oleh masyarakat
Yunani kuno pada abad ke-4 SM sampai abad ke-6 M. Masyarakat
Yunani pada waktu itu memiliki hak untuk membuat keputusan-
keputusan politik. Hal ini dapat dilakukan karena Yunani yang berupa
negara kota (polis) hanya memiliki penduduk sejumlah 300.000 orang.
b. Demokrasi tidak langsung. Demokrasi ini dilakukan melalui sistem
perwakilan. Umumnya, wakil rakyat dipilih melalui pemilihan umum.
Sistem seperti ini menjadi alternatif bagi negara dengan jumlah
penduduk yang besar dan tidak memungkinkan untuk dapat
mengumpulkan seluruh rakyatnya dalam satu tempat.
2. Unsur-unsur Penerapan, Prinsip, dan Norma-norma Demokrasi
Menurut Subandi (2006), unsur-unsur penerapan demokrasi antara lain :
a. Demokrasi berdasarkan kedaulatan rakyat.
b. Demokrasi berdasarkan kepentingan umum.
c. Demokrasi menampilkan sosok negara hukum.
d. Negara demokrasi menggunakan pemerintahan yang terbatas
kekuasaannya.
e. Semua negara demokrasi menggunakan lembaga perwakilan.
f. Semua negara demokrasi mengakui hak asasi manusia.
g. Kelembagaan negara didasarkan pada pertimbangan yang bersumber
pada kedaulatan rakyat.
h. Setiap demokrasi memiliki tujuan dalam bernegara.
i. Setiap demokrasi memiliki mekanisme pelestariannya.
j. Setiap demokrasi memiliki lembaga eksklusif.
k. Setiap demokrasi memiliki kekuasaan kehakiman.
l. Setiap demokrasi kedudukan warga negaranya sama.
m. Setiap demokrasi memberikan kebebasan dalam menyalurkan aspirasi
rakyat.
n. Setiap demokrasi menggunakan tata cara menggerakkan negara yang
demokratif sifatnya.
Penerapan demokrasi akan efektif bila didasarkan pada prinsip-prinsip
demokrasi. Agus Dwiyono dkk (2004) menjelaskan terdapat 7 prinsip
demokrasi yakni :
a. Pemerintahan berdasarkan konstitusi. Dalam melaksanakan
pemerintahan, kekuasaan pemerintah harus dibatasi oleh konstitusi
atau Undang-Undang Dasar.
b. Pemilihan umum yang bebas, jujur, dan adil.
c. Hak asasi manusia dijamin.
d. Persamaan kedudukan di hadapan hukum.
e. Peradilan yang tidak memihak.
f. Kebebasan berserikat atau berorganisasi dan mengeluarkan pendapat.
g. Kebebasan pers atau media massa.
Dalam pelaksanaannya, demokrasi juga perlu memerhatikan norma-
norma yang terdapat di dalamnya. Menurut Henry B. Mayo, norma-norma
yang terdapat dalam penerapan demokrasi antara lain :
a. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
b. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah.
c. Menyelenggarakan pergantian pemimpin secara teratur.
d. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
e. Mengakui serta menganggap secara wajar adanya keanekaragaman
dalam masyarakat yang tercermin dalam keanekaragaman pendapat,
kepentingan, serta tingkah laku.
3. Demokratisasi
Winarno (2014) menjelaskan bahwa demokratisasi merupakan penerapan
kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip demokrasi pada setiap kegiatan politik.
Demokratisasi bertujuan agar terbentuknya kehidupan politik yang
berdasarkan pada demokrasi. Demokrasi dilakukan melalui beberapa tahap :
a. Pergantian dari penguasa non-demokrasi ke penguasa demokrasi.
b. Pembentukan lembaga-lembaga dan tertib politik demokrasi.
c. Konsolidasi demokrasi.
d. Praktik demokrasi sebagai budaya politik negara.
B. Sejarah Perkembangan Demokrasi
Konsep demokrasi telah ada sejak abad ke-4 SM hingga abad ke-6 M dalam
tradisi pemikiran Yunani kuno. Demokrasi Yunani kuno berakhir pada abad
pertengahan yang ditandai dengan berubahnya masyarakat Yunani menjadi
masyarakat feodal dimana keagamaan terpusat pada paus dan pejabat agama.
Menjelang akhir abad pertengahan, demokrasi kembali berkembang di Eropa yang
ditandai dengan ditetapkannya Magna Charta. Magna Charta merupakan piagam
besar yang berisi perjanjian antara kalangan bangsawan dan raja John di Inggris.
Diantara isi Magna Charta yakni :
1. Raja John mengakui dan menjamin hak dan hak khusus bawahannya
2. Pembatasan kekuasaan raja
3. HAM lebih penting dibanding raja

Selanjutnya, di Eropa juga muncul gerakan Renaissance atau gerakan


perubahan dan reformasi. Renaissance merupakan gerakan yang ingin kembali
pada masa kegemilangan Yunani kuno. Gerakan reformasi merupakan penyebab
lain kembalinya tradisi demokrasi di Barat. Gerakan ini merupakan gerakan
revolusi agama di Eropa pada abad ke-16 yang bertujuan mengkritisi doktrin
gereja yang cenderung kaku. Reformasi kemudian dikenal Protestanisme. Gerakan
ini dipelopori Martin Luther yang menyerukan kebebasan berpikir dan bertindak.

Demokrasi di Inggris tidak terlepas dari pengaruh pemikiran John Locke.


Menurutnya, rakyat memiliki hak atas hidup, kebebasan, dan memiliki (live,
liberal, and property). Sementara di Perancis, Montesquieu merumuskan sistem
politik dengan konsep trias politica yakni pemisahan kekuasaan negara menjadi
tiga bagian mencakup legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Konsep ini hingga saat
ini digunakan sebagai pedoman dalam bernegara.

C. Demokrasi di Indonesia
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat diklasifikasikan menjadi empat
periode yakni ;
a. Demokrasi periode 1945-1959
Demokrasi pada periode ini disebut juga demokrasi parlementer yang
mulai berlaku setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Demokrasi
parlementer menonjolkan peran parlemen dan partai-partai. Kelemahan
demokrasi ini yaitu dapat memberi peluang dominasi partai-partai dan DPR
di pemerintahan.
b. Demokrasi periode 1959-1965
Demokrasi pada masa ini disebut demokrasi terpimpin yang ditandai
dengan dominasi kekuasaan presiden, berkembangnya pengaruh komunis,
dan peranan ABRI dalam politik nasional. Penyebabnya yakni Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 sebagai usaha pemecahan kebuntuan politik melalui
pembentukan kepemimpinan yang kuat. Kesalahan pada periode ini yakni
diangkatnya presiden Soekarno sebagai presiden seumur hidup berdasarkan
ketetapan MPRS No. III/1963. Hal ini bertentangan dengan UUD 1945 yang
menyatakan bahwa presiden hanya memiliki masa kepemimpinan selama 5
tahun. Kepemimpinan presiden yang tanpa batas melahirkan penyimpangan
lain yakni pembubaran DPR hasil pemilihan umum oleh presiden. Dengan
kata lain, telah terjadi penyelewengan konstitusi pada masa i ni.
c. Demokrasi periode 1965-1998
Demokrasi pada periode ini dikenal dengan era Orde Baru dimana
Soeharto menjabat sebagai presiden NKRI yang baru. Demokrasi pada masa
ini adalah era demokrasi pancasila yang menonjolkan sistem pemerintahan
presidensial. Landasan formal yang digunakan yaitu Pancasila, UUD 1945,
dan ketetapan MPRS/MPR dalam rangka meluruskan kembali
penyelewengan pada masa sebelumnya. Namun, pelaksanaan demokrasi
pada masa ini terbilang jauh dari Pancasila yakni dengan meningkatnya
kekuasaan presiden terhadap lembaga-lembaga negara lainnya.
d. Demokrasi periode 1998-sekarang
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan era Reformasi yang berkaitan
erat dengan tuntutan pelaksanaan demokrasi dan HAM yang konsekwen.
Tuntutan ini berdampak pada lengsernya presiden Soeharto setelah
menjabat lebih dari 30 tahun. Demokrasi pada masa ini masih berpegang
pada demokrasi pancasila. Perbedaannya terletak pada pelaksanaan
demokrasi, yakni sebagai berikut :
1. Pemilihan umum lebih demokratis
2. Sistem multipartai
3. Pengaturan HAM
4. Lembaga demokratis lebih berfungsi
5. Konsep trias politika yang masing-masing memiliki otonomi penuh.
6. Partai Politik dan pemilu
Winarno (2007) menjelaskan terdapat tujuh sendi-sendi pokok dari
sistem demokrasi politik di Indonesia, yaitu :
a. Ide kedaulatan rakyat
b. Negara berdasar atas hukum
c. Bentuk negara republik
d. Pemerintahan berdasarkan konstitusi
e. Pemerintahaan yang bertanggung jawab
f. Sistem perwakilan
g. Sistem pemerintahan presidensial

Sumber :

Sulaiman, MA. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.


Banda Aceh : PeNA

Anda mungkin juga menyukai