Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

HARGA DIRI RENDAH

Dosen Pengampu :

Ns.Amelia Susanti S.kep M.Kep,Sp.Kep,J

Di Susun Oleh :

DELLA SEPNITA

1914201012

S-1 Ilmu Keperawatan

STIKES ALIFAH PADANG

TP.2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang masih memberikan
kami kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan
judul “Askep jiwa harga diri rendah”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan jiwa 2
Dalam makalah ini mengulas tentang Askep jiwa dengan harga diri rendah. Penulis juga
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan dari
para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas
yang lain dan pada waktu mendatang.

Padang,1 april 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-
negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang
menyebabkan kematian secara langsung, Namun gangguan tersebut dapat menimbulkan
ketidakmampuan individu dalam berkarya serta ketidaktepatan individu dalam berperilaku
yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat menghambat pembangunan
karena mereka tidak produktif (Hawari,2000) Gangguan jiwa dapat memengaruhi fungsi
kehidupan seseorang Harga diri rendah juga dapat memberi gambaran bagaimana seseorang
mengalami gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah dan dampaknya yang komplek
seperti isolasi sosial: menarik diri, gangguan persepsi sensori: halusinasi, dan perilaku
kekerasan.

Faktor psikososial merupakan faktor utama yang berpengaruh dalam kehidupan


seseorang (anak,remaja, dan dewasa) yang mana akan menyebabkan perubahan dalam
kehidupan sehingga memaksakan untuk mengikuti dan mengadakan adaptasi untuk
menanggulangi stresor yang timbul.ketidakmampuan untuk menanggulangi stresor itulah
yang akan memunculkan gangguan kejiwaan.salah satu gangguan kejiwaan yang ditemukan
adalah konsep harga diri rendah,yang mana harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan
yang negatif terhadap diri sendiri,termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa
gagal mencapai keinginan (keliat 1999). Beberapa tanda-tanda harga diri rendah adalah terasa
bersalah terhadap diri sendiri, merendahkan martabat diri sendiri, merasa tidak mampu,
gangguan hubungan sosial seperti menarik diri, percaya diri kurang, kadang sampai
mencederai diri (Twonsend 1998).

Harga diri rendah muncul saat lingkungan sekitar cenderung mengucilkan dan
menuntut lebih dari kemampuannya. Ketika seseorang mengalami harga diri rendah
maka akan berdampak pada klien tersebut mengisolasi diri dari kelompoknya, lalu
cenderung menyendiri dan menarik diri (Prabowo, 2014). Tindakan keperawatan
pada klien dengan harga diri rendah yaitu dengan cara melakukan strategi
pelaksanaan, strategi pelaksanaan yang pertama adalah dengan cara mendiskusikan
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, serta membantu klien menilai kemampuan
yang masih dapat digunakan dan membantupasien memilih atau menetapkan kemampuan
yang sudah dipilih serta dapat menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah
dilatih dalam rencana harian klien. Strategi pelaksanaan yang kedua adalah melatih
klien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan klien.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk menggambarkan asuhan keperawatan denan gangguan konsep harga diri : harga diri
rendah, serta penulis dapat memberikan asuhan keperwatan jiwa secara optimal.

2. Tujuan khusus

Mengidentifikasi permasalahan yang muncul pada klien selama memberikan asuhan


keperawatan gangguan konsep diri : harga diri rendah dan berusaha menyelesaikan masalah
tersebut dengan :

a) Mendeskripsikan hasil pengkajian data yang diperoleh pada Ny. P dengan harga diri
rendah

b) Mendeskripsikan diagnosa keperawatan pada Ny. Pdengan harga diri rendah

c) Mendeskripsikan intervensi pada klien dengan harga diri rendah

d) Mendeskripsikan implementasi dan evaluasi pada klien dengan harga diri rendah
BAB II

TINJAUAN TEORI

A.Konsep Dasar Harga Diri Rendah

1. Definisi Harga Diri Rendah

Gangguan harga diri rendah dapat dikatakan sebagai perasaan tidak


berharga, perasaaan yang negatif terhadap diri sendiri akibat evaluasi yang negatif
sehingga muncul hilangnya kepercayaan diri dan merasa gagal dalam mencapai
keinginan (Muhith,2015)

Menurut (Keliat,2010) Harga diri rendah adalah kondisi seseorang yang menilai
keberadaan dirinya lebih rendah dibandungkan orang lain yang berfikir hal yang
negatif pada diri sendiri, sehingga menimbulkan perasaan sebagai individu yang gagal,tidak
mampu, dan tidak berprestasi.

Harga diri rendah adalah menolak dirinya sendiri, merasa dirinya tidak berharga
dan tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri, indivi gagal dalam
menyesuaikan tingkah laku dan cita-cita (Yosep & Sutini, 2016).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah yaitu dimana individu
mengalami gangguan dalam penilaian terhadap dirinya sendiri dan kemampuan yang
dimilikinya, hingga menjadikan hilangnya rasa kepercayaan diri akibat evaluasi
negatif yang berlangsung dalam waktu yang lama karena merasa gagal dalam
mencapai keinginannya.

2. Rentang respon harga diri rendah

Respon adaptif respon maladaptif

Aktualisasi konsep diri harga diri kekacaun


depersonalisasi diri
Keterangan:

a.Responadaptif

Aktualisasi diri dan konsep diri yang positif serta bersifat membangun (konstruksi)
dalam usaha mengatasi stressor yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam dirinya
sendiri.

b.Respon maladaptif

Aktualisasi diri dan konsep diri yang negatif serta berifat merusak (destruktif) Dalam
usaha mengatasi stressr yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam diri sendiri.

c.Aktualisasi diri

individu dapat mengekspresikan kemampuan yang dimilikinya

d.Konsep diri positif

Individu dapat mengidentifikasi kemampuannya dan kelemahannya, dan dapat


menilai suatu masalah untuk berpikir secara positif dan realistis.

e.Harga diri rendah

Transisi antara konsep diri adaptif dan maladaptif.

f.Kekacauan identitas

Suatu kegagalan pada individu untuk mengintegrasikan berbagai identifikasi masa


kanak-kanaknya kedalam kepribadian psikososial dewasa yang harmonis.

g.Depersonalisasi

Perasaan yang tidak realistis dan keasingan bagi dirinya dari lingkungan sekitar.
Keliat (1999)dalam Direja (2011).

3. Faktor penyebab harga diri rendah

Menurut E.B Hurlock yang merupakan seorang psikolog faktor yang mempengaruhi
konsep diri diantaranya yaitu bentuk tubuh,cacat tubuh pakaian, nama dan julukan, inteligensi
kecerdasan, taraf aspirasi , emosi, jenis sekolah,status. Apabila faktor tersebut cendrung
menimbulkan perasaan yang positif seperti bangga atau senang maka akan muncul konsep
diri yang positif.pada masa kanak-kanak seorang individu umumnya

cendrung menganggap benar apa saja yang dikatakan oleh orang lain.apabila seorang
anak merasa dia diterima, dihargai dan di cintai maka anak tersebut akan menerima,
menghargai dan mencintai dirinya (berkonsep diri positif) dan begitu pula sebaliknya jika
orang yang berpengaruh disekelilingi seperti orang tua, guru, dewasa sebagainya ternyata
meremehkan, merendahkan maka pengalaman tersebut akan disikapi dengan negatif dan akan
memunculkan konsep diri yang negatif.

4. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala harga diri rendah pada seseorang berbeda dan bervariasi antara individu
satu dengan yang lainnya, tetapi biasanya dimanisfestasikan (keliat 2007) sebagai berikut:

a. Mengkritik diri sendiri


b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Merasa bersalah dan khawatir
e. Sulit bergaul
f. Tidak menerima pujian
g. Lebih banyak menunduk
h. Penolakan kemampuan terhadap diri sendiri
i. Gangguan hubungan sosial
j. Rasa bersalah terhadap diri sendiri,menyalahkan,mengkritik,mengejek diri sendiri.
k. Merendah martabat

Ciri-ciri harga diri rendah menurut (kusumawati 2010) adalah:

a. Perasaan bersalah/ penyesalan


b. Menghukum diri
c. Merasa gagal
d. Gangguan hubungan interpersonal
e. Mengkritik diri sendiri dan orang lain
f. Menganggap diri sendiri lebih penting dari orang lain.
5. Proses Terjadinya Masalah

Menurut (Yosep, 2011) yaitu Pada masa kecil sering disalahkan dan jarang diberi
pujian atas keberhasilannya, saat mencapai remaja keberadaannya merasa kurang
dihargai, tidak diberi kesempatan, lalu menjelang dewasa awal sering gagal dalam
pendidikan, pekerjaan dan pergaulan, sehingga harga diri rendah muncul saat lingkungan
cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuan individu tersebut terjadinya
harga diri rendah.

Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan diekspresikan
melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya disertai oleh evalauasi diri
yang negative membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri. Gangguan harga diri atau
harga diri rendah dapat terjadi secara :

a. Situasional

Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, missal harus dioperasi, kecelakaan, dicerai suami,
putus sekolah, putus hubungan kerja, dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri
rendah karena prifasi yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena dirawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.

b. Kronis

Yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berpikir yang negative. Kejadian sakit dan dirawat
akan menambah persepsi negative terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang
maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada
pasien gangguan jiwa.

6. Mekanisme koping

Mekanisme koping termasuk pertahan koping jangka pendek atau jangka panjang serta
penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi
persepsi diri yang menyakitkan (stuart 2007).
a. Pertahanan jangka pendek :
1. Aktifitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri(misalnya
konser musik,bekerja keras,menonton film)
2. Aktifitas yang memberikan identitas pengganti sementara( misalnya ikut serta klub
sosial,agama,politik,kelompok gerakan atau geng)
3. Aktivitas sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak
menentu(misalnya olahraga yang kompeletif,kontes untuk mendapatkan popularitas)
b. Pertahanan jangka panjang:
1. Penutupan identitas adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang terdekat
tanpa memperhatikan keinginan ,aspirasi,atau potensi diri individu
2. Identitas negatif asimsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang
diterima masyarakat.

Semua manusia tanpa memperlihatkan gangguan pada perilakunya, mempunya bidang


kelebihan yang ada di personal dapat meliputi : Aktivitas olah raga dan aktifitas diluar rumah,
hobi dan kerajinan tangan, seni yang ekspresif, kesehatan dan perawatan diri,
pendidikan dan pelatihan, pekerjaan, bakat tertentu yang dimilikinya, imajinasi dan
kreatifitas (Stuart & Gail,2016)

7. penatalaksaan medis

Menurut hawari (2001), terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah
dikembangkan sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih
manusiawi daripada masa sebelumnya. Terapi yang dimaksud meliputi :

a. Psikofarmaka

Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Dosis rendah dengan efektifitas terapi dalam waktu yang cukup singkat
2. Tidak ada efek samping kalaupun ada relative kecil
3. Dapat menghilangkan dalam waktu yang relative singkat, baik untuk gejala positif
maupun gejala negative skizofrenia
4. Lebih cepat memulihkan fungsi kogbiti
5. Tidak menyebabkan kantuk
6. Memperbaiki pola tidur
7. Tidak menyebabkan habituasi, adikasi dan dependensi
8. Tidak menyebabkan lemas otot

Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang hanya diperoleh dengan
resep dokter, dapat dibagi dalan 2 golongan yaitu golongan generasi pertama (typical) dan
golongan kedua (atypical). Obat yang termasuk golongan generasi pertama misalnya
chlorpromazine HCL, Thoridazine HCL, dan Haloperidol. Obat yang termasuk generasi
kedua misalnya : Risperidone, Olozapine, Quentiapine, Glanzapine, Zotatine, dan
aripiprazole.

b. Psikoterapi

Therapy kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang lain,
penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya ia tidak mengasingkan diri lagi karena
bila ia menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk
mengadakan permainan atau latihan bersama (Maramis,2005,hal.231).

c. Therapy Kejang Listrik ( Electro Convulsive Therapy)

ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara artificial dengan
melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau dua temples. Therapi
kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan denga terapi neuroleptika oral
atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik (Maramis, 2005).

d. Keperawatan

Biasanya yang dilakukan yaitu Therapi modalitas/perilaku merupakan rencana


pengobatan untuk skizofrrenia yang ditujukan pada kemampuan dan kekurangan klien.
Teknik perilaku menggunakan latihan keterampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan
sosial. Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam komunikasi
interpersonal. Therapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana dan
masalah dalam hubungan kehidupan yang nyata (Kaplan dan Sadock,1998).

Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas kelompok stimulasi
kognitif/persepsi, theerapy aktivitas kelompok stimulasi sensori, therapi aktivitas kelompok
stimulasi realita dan therapy aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat dan Akemat,2005,hal.13).
Dari empat jenis therapy aktivitas kelompok diatas yang paling relevan dilakukan pada
individu dengan gangguan konsep diri harga diri rendah adalah therapyaktivitas kelompok
stimulasi persepsi. Therapy aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah therapy yang
mengunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok, hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi
atau alternatif penyelesaian masalah (Keliat dan Akemat,2005).

8. prinsip tindakan keperawatan

a. Membina hubungan saling percaya dengan cara:

1. Ucapkan setiap kali berinteraksi dengan pasien


2. Perkenalkan diri dengan pasien
3. Tanyakan perasaan dan keluhan saat ini
4. Buat kontrak asuhan
5. Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk
kepentingan terapi
6. Tunjukkan sikap empati terhadap klien
7. Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan

b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien:

1. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien (buat daftar
kegiatan)
2. Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian yang negatif setiap
kali bertemu dengan pasien

c. Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

1. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari daftar
kegiatan) : buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
2. Bantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang
diungkapkan pasien

d. Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan kegiatan yang


dilakukan

1. Diskusikan kegiatan yang dipilih untuk dilatih saat pertemuan.


2. Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia tetapkan.

e. Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan

1. Latih kegiatan yang dipilih (alat atau cara melakukannnya).


2. Bantu pasien memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali perhari.
3. Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperlihatkan pasien.

B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan.
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan
dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien, serta merumuskan
diagnosa keperawatan. Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien agar dapat
mengidentifikasi, mengenal masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien
baik mental, sosial, dan lingkungan (Keliat, 2011) Menurut Prabowo (2014) isi dari
pengkajian tersebut adalah:

1. Identitas klien

Meliputi nama, umur, jenis kelmain, tanggal pengkajian, tanggal dirawat, nomor rekam
medis.

2. Alasan masuk

Alasan klien datang ke RSJ, biasanya klien sering berbicara sendiri, mendengar atau
melihat sesuatu, suka berjalan tanpa tujuan, membanting peralatan dirumah, menarik diri.

3. Faktor predisposisi

Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa,bagaimana hasil pengobatan


sebelumnya,apakah pernah melakukan atau mengalami penganiayaan fisik,seksual penolakan
dari lingkungan,kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.menanyakan kepada klien
dan keluarga apakah ada yang mengalami gangguan jiwa menanyakan kepada klien tentang
pengalaman yang tidak menyenangkan.
4. Pemeriksaan fisik

Memeriksa tanda-tanda vital,tinggi badan,dan tanyakan apakah ada keluhan fisik yang
dirasakan klien.

5. Psikososial
6. Hubungan sosial

Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup klien,tanyakan upaya yang bisa
dilakukan bila ada masalah,tanyakan kelompok apa saja yang diikuti dalam
masyarakat,keterlibatan atau peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat,hambatan
dalam berhubungan dengan orang lain.

7. Spritual

Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah/ menjalankan keyakinan, kepuasan dalam


menjalankan keyakinan.

8. Status mental

1) Penampilan

Penampilan tidak rapih, tidak sesuai karena klien kurang minatuntuk melakukan perawatan
diri. Kemunduran dalam tingkat kebersihan dan kerapian dapat merupakan tanda adanya
depresi atau skizoprenia.Bila seorang perempuan yang mempunyai ketakutan seksual
mungkin berpakaian netral, tetapi apabila wanita berpaian,bersolek, dan berprilaku seakan-
akan hendak membangkitkan rangsangan seksual maka adanya kemungkinan hysteria. Bau
badan karena tidak mandi merupakan tanda dini suatu gangguan jiwa (Marammis, 2005).

2) Pembicaraan

Klien dengan frekuensi lambat, tertahan, volume suara rendah,sedikit bicara, inkoheren, dan
bloking (Yosep, 2009).

3) Aktivitas motorik

Tegang, lambat, gelisah, dan terjadi penurunan aktivitas interaksi Yosep, 2009).

4) Alam perasaan

Klien biasanya merasa tidak mamapu dan pandangan hidup yang pesimis (Yosep, 2009).
5) Afek

Afek klien biasanya tumpul yaitu klien tidak mampu berespon bila ada stimulus emosi yang
bereaksi (Yosep, 2009).

6) Interaksi selama wawancara

Biasanya kurang kooperatif dan mudah tersinggung (Yosep,2009).

7) Persepsi

Universitas Sumatera Utara 14 Klien mengalami halusinasi dengar/lihat yang mengancam


atau member perintah. (Keliat: 2006).

8) Proses pikir

Data diperoleh dari hasil observasi ketika wawancara tentang sirkumtansial (pembicaraan
yang berbelit-belit, tetapi samapai pada tujuan pembicaraan). Tangensial (pembicaraan yang

berbelit-belit, tetapi tidak sampai pada tujuan pembicaraan).Kehilangan asosiasi


(pembicaraan tidak memiliki hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya, serta
klien tidak menyadarinya). Fight of ideas (pembicaraan yang meloncat dari satu toipik ke
topik lain, masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan). Blocking
(pembicaraan terhenti secara tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian dilanjutkan

kembali). Perseverasi (pembicaraan yang diulang berkali-kali).Jelaskan apa yang dilakukan


klien ketika wawancara. Masalah keperawatan sesuai dengan data. (Keliat : 2006).

9) Isi pikir

Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri, mengejek dan
mengkritik diri sendiri (Yosep, 2009)

10) Tingkat kesadaran

Data tentang bingung (tampak bingung dan kacau) dan sedasi (klien mengatakan malu bila
bertemu orang lain karena dirinya mengalami gangguan jiwa) diperoleh melalui wawancara
dan observasi, stupor (gangguan motorik seperti ketakutan, gerakan yang di ulang-ulang,
anggota tubuh klien dalam sikap canggung yang dipertahankan dalam waktu lama, tetapi
klien menyadari semua yang terjadi dilingkunganya) diperoleh melalui observaasi, orientasi
waktu, tempat, dan orang cukup jelas diperoleh melaui wawancara, jelaskan data objektif dan
data subjektif yang terkait dengan hal-hal diatas. Masalah keperawatan sesuai dengan data,
jelaskan apa yang dilakukan klien saat wawancara. (Keliat :2006).

11) Memori

Klien dengan harga diri rendah, umumnya tidak terdapat gangguan pada memorinya, baik
memori jangka pendek ataupun memori jangka panjang. (Keliat : 2006).

12) Tingkat konsentrasi dan berhitung

Tingkat konsentrasi terganggu dan mudah beralih atau tidak mampu mempertahankan
konsentrasi dalam waktu lama, karena merasa cemas. Dan biasanya tidak mengalami
gangguan dalam berhitung. (Keliat : 2006).

13) Kemampuan menilai

Gangguan kemampuan penilaian ringan (dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan
bantuan orang lain, contohnya: berikan kesempatan pada klien untuk memilih mandi dahulu
sebelum makan atau makan dahulu sebelum mandi, setelah diberikan penjelasa klien masih
tidak mampu mengambil keputusan), jelaskan sesuai data yang terkait. Masalah keperawatan
sesuai dengan data. (Keliat: 2006).

14) Daya tilik diri

Klien tidak tahu alasan dibawa ke Rumah Sakit dan tidak menyadari mempunyai gangguan
jiwa. (Keliat: 2006).

9. Kebutuhan persiapan pulang


a. Makanan

Tanyakan frekuensi,jumlah, variasi, macam dan cara makan,observasi kemampuan


klien,menyiapkan dan membersihkan alat makan.

b. Buang air besar dan air kecil

Observasi kemampuan klien untuk buang air besar dan air kecil ke wc

c. Mandi
Observasi dan tanyakan tentang frekuensi,cara mandi, menyikat gigi, cuci rambut,gunting
kuku,observasi kebersihan.

d. Berpakaian

Observasi kemampuan klien dalam mengambil,memilih dan mengenakan pakaian,dan


observasi penampilan klien.

e. Istirahat dan tidur

Observasi dan tanyakan lama dan waktu tidur siang atau malam,,persiapan sebelum tidur
dan aktivitas sesudah tidur.

f. Penggunaan obat

Observasi penggunaan obat,frekuensi,jenis dosis,waktu,dan cara pemberian.

g. Pemeliharaan kesehatan

Tanyakan kepada klien tentang bagaimana,kapan perawatan lanjut,siapa saja sistem


pendukung yang dimiliki.

h. Aktivitas didalam rumah

Tanyakan kemampuan klien dalam mengolah dan menyajikan makanan,merapikan rumah


mencuci pakaian sendiri,megatur kebutuhan biaya sehari-hari.

10. Mekanisme koping


11. Masalah psikososial
12. Pengetahuan
13. Aspek medis

Tulis diagnosa medis yang telah diterapkan dokter,tuliskan obat-obatan klien saat ini,baik
obat fisik,psikofarmaka dan terapi lain.

B. Daftar masalah

Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji menurut Kartika (2015) :

a.Masalah utama

Gangguan konsep diri : harga diri rendah


Data subyektif :

1. Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya.


2. Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli.
3. Mengungkapkan tidak bisa apa-apa.
4. Mengungkapkan dirinya tidak berguna.
5. Mengkritik diri sendiri.
6. Perasaan tidak mampu.

Data obyektif :

1. Merusak diri sendiri.


2. Merusak orang lain.
3. Ekspresi malu.
4. Menarik diri dari hubungan sosial.
5. Tampak mudah tersinggung.
6. Tidak mau makan dan tidak tidur.

b. Masalah keperawatan

Penyebab tidak efektifan koping individu.

Data subyektif :

1. Mengungkapkan ketidakmampuan dan meminta bantuan orang lain.


2. Mengungkapkan malu dan tidak bisa ketika diajak melakukan sesuatu.
3. Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi.

Data obyektif :

1. Tampak ketergantungan terhadap orang lain.


2. Tampak sedih dan tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan.
3. Wajah tampak murung.

c. Masalah keperawatan

Akibat isolasi sosial menarik diri

Data subyektif :
1. Mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain
2. Klien mengatakan malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain.

Data obyektif :

1. Ekspresi wajah kosong tidak ada kontak mata ketika diajak bicara.
2. Suara pelan dan tidak jelas.
3. Hanya memberi jawaban singkat (ya atau tidak).
4. Menghindar ketika didekati.
C. Pohon masalah

D. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan masalah keperawatan pasien yang


mencangkup baik respon sehat adaptif atau maladaptif serta stresor yang menunjang( Stuart
& Sunden).

Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi,memfokuskan dan mengatasi


kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual dan resiko tinggi.(Marilyn E.
Doenges 199:8).

E. Rencana keperawatan

Rencana adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah mengurangi,mengatasi


masalah-masalah yang telah di identifikasi dalam diagnosa keperawatan.perancanaan
menggambarkan sejauh mana perawat mampu menetapkan cara menyelesaikan masalah
dengan efektif dan efisien ( Rohmah, 2009).berdasarkan diagnosa diatas pelaksanaan
ditetapkan dalam suatu tujuan,kriteria evaluasi,intervensi dan rasional.

F. Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan perencanaan asuhan keperawatan oleh perawat dan


klien.pentunjuk dalam implementasi adalah:

a. Intervensi dilakukan sesuai dengan rencana


b. Keterampilan interpersonal,intelektual,teknikal dilakukan dengan cermat dan efisien
dalam situasi yang tepat.
c. Dokumentasi intervensi dan respon klien.

Menurut Stuart dalam Wardani, dkk (2009) koping adalah upaya yang diarahkan pada
penatalaksanaan stress termasuk upaya menyelesikan masalah secara langsung dan
mekanisme pertahanan untuk melindungi diri. Perawat menggunakan dirinya secara
terapeutik dalam memberikan pelayanan kepada keluarga.

Implementasi keperawatan untuk diagnosa harga diri rendah pada partisipan 1 yaitu
meningkatkan kepercayaan diri yang dimiliki oleh partsipan 1 dengan cara Mengkaji
kemampuan yang dimiliki partisipan 1 Peserta melatih partisipan 1 melakukan kegiatan yang
dapat dilakukan pasien yaitu menyapu ruangan, memasak, mencuci piring dan merapikan
tempat tidur. Sedangkan implementasi keperawatan yang diberikan pada keluarga partisipan
1 yaitu menjelaskan cara merawat partisipan dengan harga diri rendah dan melatih keluarga
dalam membimbing partisipan melakukan kegiatan yang disukainya.

G. Evaluasi

Evaluasi Keperawatan Menurut (Keliat,2010) Berdasarkan evaluasi yang dilakukan


sesuai dengan kriteria evaluasi yang telah dibuat sebelumnya pada intervensi
keperawatan dapat berupa, terlihat adanya perubahan yang lebih baik setelah
dilakukan tindakan asuhan keperawatan, dapat meningkatkan interaksi sosial, klien
mampu mengungkapkan kemampuan dan aspek positif.

evaluasi adalah tindakan untuk mengidentifikasi sejauh mana tujuan dari perencanaan
tercapai dan evaluasi itu sendiri dilakukan terus menerus melalui hubungan yang erat.

Evaluasi terdiri dari dua macam yaitu:


a. evalusi formatif
b. evalusi sum atif

CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

A. PENGKAJIAN.
1. IDENTITAS PASIEN

Nama: ny. P

Jenis kelamin: perempuan

Umur: 53 Tahun

Status Perkawinan: Menikah

Agama: kristen

Pendidikan: SMA

Alamat: Jl.Sm Raja No 99 Dairi,kecamatan Tiga Lingga

Tanggal Masuk RS: 05 Mei 2017

Ruangan: HDU (High Dependency Unit)

Golongan darah: O

Tanggal pengkajian: 10 Mei 2017

Diagnosa medis: CKD Stage V

2. ALASAN MASUK

Klien datang dengan kesadaran menurun, dan tiba-tiba 1 hari ini BAK sedikit dan klien
adalah pasien hemodialisa.keluarga juga mengatakan bahwa Ny p sering berputus asa dan
bosan hidup karena memikirkan penyakitnya.

3. Riwayat kesehatan sekarang


a. Provacative

1. apa penyebabnya
Pasien merasa dirinya serba kekurangan karena penyakit yang membuat dirinya menjadi
tidak bisa berbuat apa-apa.

2. hal-hal yang memperbaiki keadaan perawatan selama dirumah sakit dan obat-obatan.

b. Quantity

1. bagaimana dirasakan

Pasien merasakan sedih dan kesal

2. bagaimana dilihat

Pasien terkadang melamun sendiri diatas tempat tidur

4. Genogram

Keterangan:

perempuan:

laki-laki:

klien:
5. riwayat kesehatan psikososial
a. persepsi klien

klien mengatakan sudah bosan hidup karena penyakit tidak juga sembuh selama ia
minum obat secara teratur.

b. Konsep diri
- Gambaran diri :klien mengatakan sangat suka dengan matanya yang berwarna coklat
- Ideal diri :klien mengatakan ingin menjadi seorang pengusaha
- Harga diri :klien mengatakan merasa malu pada dirinya sendiri dan orang lain
karena penyakitnya,klien juga menganggap dirinya sangat lemah karena tidak bisa
beraktivitas seperti biasanya,dan klien juga mengatakan bahwa dirinya tidak berguna
lagi karena penyakit yang di alaminya
- Peran diri :klien mengatakan merasa gagal karena menjadi seorang ibu sekaligus
nenek yang tidak berguna
- Identitas :sebagai seorang ibu,klien merasa sangat bodoh karena saat klien
sehat,klien tidak mau mendengar nasihat orang sekitar.

c. Keadaan emosi

Klien terkadang tampak sedih,lesu,tidak semangat dan kurang dalam berkontak mata.

d. Hubungan sosial
- hubungan dengan keluarga:

baik dan harmonis

- hubungan dengan orang lain

klien mengatakan tidak terlalu sering berinteraksi dengan orang lain dan klien lebih suka
menyendiri.

- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:

Pasien malu karena sekarang ia tidak bisa seperti dulu dan klien mengatakan malu dengan
kondisinya jika bergaul takut adanya penolakan dan dicela oleh taman-temannya.
e. Spiritual

Nilai dan keyakinan: klien mengatakan dulu sebelum sakit sering beribadah tetapi setelah
masuk rumah sakit,klien tidak pernah ibadah.

6. Status mental
a. Tingkat kesadaran: compas mentis,klien dalam keadaan sadar ketika diberi
pertanyaan
b. Penampilan: klien tampak kumal dan kurang rapi
c. Pembicaraan: klien berbicara dengan lambat
d. Alam perasaan: lesu,klien tampak tidak terlalu bersemangat dan tampak sedih
e. Afek: tidak sesuai
f. Interaksi selama wawancara: klien kooperatif tetapi kurang dalam kontak mata
saat berbicara dan selalu menunduk
g. Persepsi: klien mengatakan tidak mengalami gangguan persepsi
h. Proses berfikir: pengulangan pembicaraan
i. Isi pikiran: rendah diri ini dibuktikan ketika berbicara klien selalu mengatakan
malu karena kondisi penyakitnya yang membuat klien tidak bisa berbuat apa-apa
lagi
j. Memori: klien tidak memiliki gangguan dalam mengingat
7. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum

Kondisi fisik klien terlihat lemah

b. Tanda-tanda vital
- Suhu: 37C
- TD: 151/70mmHg
- Nadi: 86x/menit
- Pernafasan: 22x/menit
- Tinggi badan: 150cm
- Berat badan : 57 kg
8. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan/perhari : 3 kali sehari
- Nafsu/selera makan : klien kadang selera kadang tidak
- Nyeri ulu hati : tidak ditemukan ulu nyeri hati
- Alergi : klien tidak memiliki alergi
- Mual dan muntah : tidak mual dan muntah
- Tampak makan memisahkan diri klien memisahkan diri saat makan
- Waktu pemberian makan : 07.00 pagi,siang 12.00,dan sore 18.00
- Jumlah dan jenis makanan : seporsi nasi dengan lauk pauk dan sayur
- Waktu pemberian cairan : 50cc setiap 8 jam sekali
b. Perawatan diri
- Kebersihan tubuh : klien tampak bersih
- Kebersihan gigi : tidak dilakukan pemeriksaan
- Kebersihan kuku dan tangan : kuku pendek dan jorok
c. Pola aktivitas klien

Klien melakukan aktivitas mandi,makan,eliminasi,ganti pakaian dilakukan secara bantuan


dan selama dirumah sakit pasien jarangan beribadah

9. Pola eliminasi
- Pola BAK : 200cc sehari
- Karakter urine : tidak dilakukan pemeriksaan
- Riwayat penyakit ginjal : ada
- Penggunaan diuretik : tidak pernah
B. Mekanisme koping
- Maladaptif

Jika klien mengalami masa yang sangat sulit seperti penyakitnya tiba-tiba kambuh,klien
langsung berteriak dan kadang menangis berlebihan hingga tengah malam klien tidak
memperdulikan istirahat dan kesehatanya.

- Analisa data

n Data Penyebab Diagnosa keperawatan


o
1 Ds
1. klien mengatakan Harga diri rendah
situsional
merasa malu pada dirinya
sendiri dan orang lain
karena penyakitnya
2. klien merasa semua
adalah kesalahannya Gagal ginjal kronik
karena tidak
mendengarkan nasehat
dari orang terdekatnya Ketidakmampuan
3. klien mengatakan beraktivitas
dengan kondisinya
sekarang klien tidak bisa
beraktivitas seperti dulu Harga diri rendah
lagi
4. klien merasa malu
karena kondisinya yang
sangat lemah
5. klien mengatakann
dirinya tidak berguna lagi
karena penyakit yang
dialaminya.
DO
1. klien tampak lesu
2. klien selalu
menundukkan dan
menghindari kontak mata
denga perawat
3. klien menjawab dengan
bimbang
4. klien tampak sedih
2 DS:
1. Klien mengatakan ia
jarang bergaul maupun
bersosialisasi dengan
orang lain karena klien
takut adanya penolakan.
2. klien mengatakan lebih Gagal ginjal kronik
baik menyendiri dari pada
Keputusasaan
bergabung dengan
temannya yang lain karena
takut di cela. Ketidakmampuan
3. klien mengatakan Beraktivitas
hidupnya tidak berguna
karena penyakit yang
dialaminya Harga diri rendah
Situsional
DO:
1. klien sering menyendiri
ketika makan. Keputusasaan
2. kurang dalam kontak
mata.
3. afek sedih
4. klien kurang
komunikatif.
5. kurang aktif dalam fisik
maupun verbal.

C. masalah keperawatan
- harga diri rendah situsional
- keputusasaan
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- harga diri rendah situsional berhubungan dengan gangguan proses pikir ditandai
dengan klien merasan malu pada dirinya sendiri dan orang lain,bimbang,tampak
lesu,sedih,tidak bersemangat,dan menghindari kontak mata dengan orang lain.
- Keputusaasaan berhubungan dengan sumber personal yang tidak adekuat ditandai
dengan klien tampak tidak yakin dengan kemampuannya,klien mengatakan hidupnya
tidak berguna dan tidak mau bergaul dengan orang lain karena takut dicela,lebih
banyak menunduk,kurang komunikatif, kurang aktif dalam fisik maupun
verbal,kurang dalam kontak mata,dan afek sedih.
E. Intervensi

Diagnosa perencanaan Rencana tindakan rasional


Harga diri Tujuan dan kriteria NIC: self esteem enchancement 1. pemahaman
rendah hasil: Defenisi: membantu klien untuk klien tentang
situsional NOC: Self esteem meningkatkan penilaian pribadi pandangan harga
situsional tentang harga dirinya. diri klien
Dalam waktu 4 hari 1. kaji pemahaman klien tentang mengidentifikasi
klien akan harga diri kepada penyebab
menunjukkan 2. bantu klien untuk harga diri.
peningkatan harga mengidentifikasi kemampuan 2. kemampuan
diri drngan dan aspek positif yang dimiliki positif yang
indikator: 3. bantu klien menggunakan dimiliki klien
1. menggungkapkan kemampuan positif yang dimiliki dapat
penerimaan diri klien meningkatkan
secara verbal dengan 4. bantu klien untuk menemukan percaya diri.
skala 3 penerimaan diri 3. kegiatan
2. penerimaan 5. bantu klien untuk menetapkan positif akan
keterbatasan diri tujuan yang realistis meningkatkan
dengan skala 3 6. fasilitasi lingkungan dan harga diri klien.
3. mempertahankan kegiatan yang akan 4. sikap
kontak mata dengan meningkatkan harga diri penerimaan diri
skala 3 7. berikan salah.
4. menerima kritik penghargaan/pujian terhadap 5. tujuan realistis
dari orang lain klien atas kemajuan klien untuk mencapai
dengan skala 3 8. eksplorasi alasan untuk kritik harga diri yang
5. melatih perilaku diri atau rasa bersalah. lebih tinggi.
yang dapat 6. lingkungan
meningkatkan harga mempengaruhi
diri dengan skala 3 minat klien
dalam
meningkatkan
harga diri.
7. penghargaan
dan pujian akan
memotifasi klien
dalam kemajuan
yang telah
dilakukan.
8. kritik diri akan
membuat klien
mampu
mengenali
dirinya.

NOC: self awarenes NIC: self awarenes 1. mengenali diri


Dalam waktu 4 hari enchancement sendiri dapat
klien akan Defenisi: membantu klien untuk meningkatkan
menunjukan menyelidiki dan memahami kesadaran diri.
peningkatan pemikirannya,perasaan,motivasi, 2. setiap manusia
kesadaran diri dan perilaku. itu unik,oleh
dengan indikator: 1. kaji klien untuk mengenali karena itu
1. membedakan diri dan mendiskusikan pemikiran kesadaran dirilah
dari lainnya dan dan perasaan. yang membuat
lingkungan dengan 2. bantu klien untuk menyadari seseorang
skala 4 bahwa semua orang adalah unik. diterima.
2. mengenali 3. fasilitas klien mengidentifikasi 3. tanggapan
kemampuan fisik tentang pola tanggapan umum umum terhadap
pribadi,mental,emosi terhadap berbagai hasil. berbagai situasi
onal serta 4. bantu klien untuk membuat
keterbatasan dengan mengidentifikasi dampak seseorang
skala 4 penyakit atas konsep diri. mengenalp
3. menyatakan 5. bantu klien untuk sadar akan probadinya.
perasaan ke orang hal negatif tentang dirinya. 4.
lain dengan skala 4 6. bantu klien untuk penyakit(ganggu
mengidentifikasi sumber an jiwa) erat
motivasi. kaitanya dengan
7. ajarkan klien untuk konsep diri,atau
mengungkapkan pandangan harga diri
orang lain tentang dirinya. 5. hal negatif
juga diketajui
klien agar klien
tidak selalu
merasa paling
benar.
6. motivasi
merupakan salah
satu faktor
penyembuh
orang yang
memiliki harga
diri rendah
7. pandangan
orang lain dapat
meningkatkan
harga diri.
Keputusasaan Tujuan dan kriteria NIC: Hope inspiration 1. area harapan
hasil Defenisi: fasilitas setiap harapan hidup yang
NOC: hopelessnes masa depan yang positif positif dapat
1. identifikasi area 1. bantu pasien dan keluarga membantu
harapan dalam untuk mengidentifikasi area pasien dalam
hidup,memperluas harapan dalam hidup. meningkatkan
mekanisme koping 2. bantu pasien tentang situasi percaya diri.
pasien. saat ini adalah situasi yang 2. agar pasien
2. berpartisipasi sementara dapat percaya
sebagai 3. dorong klien untuk terlibat diri dan dapat
sukarelawan,pada dalam aktivitas kelompok atau berharap secara
aktivitas individu positif.
organisasi,atau pada 4. bantu pasien mengembangkan 3. melibatkan
kegiatan keagamaan diri secara spiritual klien dalam
3. berpartisipasi 5. berikan umpan balik yang aktivitas
dalam aktivitas positif ketika klien mampu kelompok akan
pengalihan dengan menggunakan keterampilan mengurangi rasa
orang lain. interaksi sosial yang afektif. kesepian yang
dialami klien.
4. meningkatkan
rasa percaya diri
dengan cara
beribadah.
5. meningkatkan
rasa percaya diri
klien atas
kemampuan
dalam
berinteraksi
dengan orang
lain.

NIC:Activities therapy 1. kemampuan


Defenisi: resep dan bantuan klien akan
dengan meningkatkan
physical,cognitive,spesific,sosial partisipasi pada
,dan aktivitas rohani untuk kegiatan tertentu
meningkatkan 2. komitmen
cakupan,frekuensi,atau jangka merupakan salah
waktu dari suatu individu atau satu cara
aktivitas kelompok. meningkatkan
1. tentukan kemampuan klien sebuah terapi
untuk berpatisipasi dalam 3. kemampuan
kegiatan spesifik. yang dimiliki
2. kaji peningkatan komitmen klien satu cara
klien untuk meningkatkan meningkatkan
frekuensi dan berbagai aktivitas. sosialisasi.
3. bantu klien untuk memilih 4. motivasi dan
aktivitas dan tujuan bagi penguatan sangat
kegiatan sesuai dengan penting bagi
kemampuan fisik,psikologis dan klien harga diri
sosial. rendah agar klien
4. bantu klien untuk terus
mengembangkan motivadi diri bersemangat.
dan penguatan.

F. IMPLEMTASI

Hari/tgl DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


Rabu,10 Harga diri 1. mengkaji pemahaman klien SOAP:
mei 2017 rendah tentang harga diri dengan S:klien mengatakan bahwa
situsional menanyakan kepada klien keluarga menganggap klien
bagaimana pendapat orang lain lemah dan hanya membuat
tentang klien menurut klien. susah keluarga.
2. membantu mengungkapkan -klien mengatakan ingin
penerimaan diri secara verbal segera sembuh dan kembali
dengan skala 3 kerumah
3. membantu klien menerima O: klien terlihat baik saat
keterbatasan diri dengan skala 3 berkomunikasi
4. membantu klien menerima -klien menunjukan ekspresi
kritik dari orang lain dengan senang pada skaala 3 ketika
skala 3 diberi pujian
5. mengidentifikasi kemampuan - klien masih belum terlalu
dan aspek posotif yang dimiliki mampu mengungkapkan
6. mengkaji kemampuan posotif diri(skala 1)
yang dimiliki klien - klien belum terlalu dapat
7. memotivasi dalam me
menetapkan tujuan yang realistis nerima keterbatasan
8. membantu klien diri(skala 2)
mempertahankan kontak mata -klien dapat menerima kritik
dengan skala 3 dari orang lain(skala 3)
9. memberikan -klien tidak mampu
penghargaan/pujian kepada klien mempertahankan kontak
atas kemajuan klien. mata dalam waaktu
lama(skala 2)
A: harga diri rendah
situsional(+)
P : intervensi dilanjutkan
-bangu klien untuk mampu
mengungkapkan diri hingga
skalaa 3
- bantu klien
menerimaketerbatasan diri
hingga skala 3
- bantu klien menerima
kritik dari orang lain hingga
skala 4
-bantu klien melatih perilaku
untuk meningkatkan harga
diri hingga skala 4
-bantu klien
mempertahankan kontak
mata dalam waktu lama
hingga skala 3
- pantau aktivitas.
Kamis,11 Harga diri 1. membantu klien membedakan SOAP:
mei 2017 rendah kronis diri dari lainnya dan lingkungan S:
dengan skal 4 -klien mengatakan
2. mengkaji klien untuk perasaannya masih sedikit
mengenali dan mendiskusikan kesal dan sedih
pemikiran dan perasaan -klien mengatakan mengerti
3. membantu klien untuk kalau setiap manusia itu
menyadari bahwa semua orang unik.
adalah unik -klien mengatakan dampak
4. membantu klien untuk penyakit yang dialaminya
mengidentifikadi dampak adalah dia tidak dapat
penyakit diatas harga diri melakukan pekerjaan dengan
5. membantu klien mengenali percaya diri
kemampuan fisik -klien dapat menyatakan
pribadi,mentak,emosional,serta perasaan ke orang lain(skala
keterbatasan dengan skala 4 3)
6. membantu klien menyatakan -klien mengatakan bahwa
perasaan keorang lain dengan pasien sadar penyakit yang
skala 4 diderita membuat dirinya
7. membantu klien untuk sadar jauh dari keluarga dan
akan hal negatif tentang diri temannya
8. membantu klien untuk -klien mengatakan sumber
mengidentifikasi sumber motivasi adalah keluarga
motivasi. terutama suami dan anak-
anaknya
O;- klien mulai mampu
membedakan diri dari orang
lain ataupun
lingkungan(skala 1)
-klien mampu mengenali
kemampuan fisiknya,tetapi
untuk kemampuan mental
dan emosional klien belum
mampu(skala 1)
-klien tanpak senang dengan

9skala 4
0 dengan perbincangan yang
dilakukan oleh perawat
A: harga diri rendah
situsonal(+)
P: intervensi dilanjtkan
-bantu klien membedakan
diri dari orang lain ataupun
lingkungannya hingga skala
4
-bantu klien mengenali
kemampuan fisik,mental dan
emosional klien
hingga(skala 4)
-pantau kegiatan klien
Jum’at,1 Keputusasaan 1. memotivasi klien untuk SOAP
2 mei meningkatkan hubungan S: klien mengatakan sudah
2017 interaksi dan membantu pasien mampu berinteraksi dengan
dan keluarga untuk teman sekamar atau perawat
mengidentifikasiarea harapan -klien mengatakan mampu
dalam hidup memotivasi diri sendiri agar
2. membantu klien mengetahui tidak rendah diri
bahwa saat ini adalah sementara -klien sudah paham bahwa
3. ajarkan bersosialisasi agar kondisi ini adalah sementara
meningkatkan harga diri -klien mengatakan belum
4. menolong klien untuk terlihat mau terlibat aktivitas
dalam aktivitas beribadah beribadah
5.memberikan umpan balik yang O: klien mulai dapat
positif ketika klien mampu berkomunikasi dengan
menggunakan keterampilan teman sekamarnya dan juga
interaksi sosial yang efektif perawat
6. membantu klien untuk -klien belum mau beribadah
mengembangkan motivasi diri bersama
dan penguatan. -klien mulai berinteraksi
didalam kamarnya
-wajah klien mengalami
perubahan suasana ceria
A:keputusasaan(+)
P: intervensi dilanjtkan.
-bantu klien untuk tetap
berinteraksi dengan temans
satu ruangan,anggota
keluarga,pegawai rumah
sakit
-bantu klien berpatisipasi
sebagai sukarelawan,pada
aktivitas organisasi atau
pada kegiatan keagamaan
-pantau aktifitas.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari makalah diatas dapat kita simpulkan :


1. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, termasuk hilangnya percaya diru dan harga diri merasa gagal mencapai
keinginan,mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas,destruktif yang di arahkan
pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara
social.
2. Salah satu penyebab harga diri rendah yaitu berduka disfungsional. Berduka
disfungsional merupakan pemanjangan atau tidak sukses dalam menggunakan respon
intelektual dan emosional oleh individu dalam melalui proses modifikasi konsep diri
berdasarkan persepsi kehilangan.

DAFTAR PUSTAKA

Afnuhazi, Ridhyalla. 2015. Komunikasi Terapeutik Dalam keperawatan Jiwa.Yogyakarta:


Gosyen PublishingBadan PPSDM.2012. Modul pelatihan Kesehatan Jiwa
Masyarakat. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Dermawan, D. 2013. Keperawatan Jiwa, Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan


Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Biru
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika

https://www.academia.edu/19169678/ASKEP_HARGA_DIRI_RENDAH

Anda mungkin juga menyukai