Anda di halaman 1dari 4

Proses Pembentukan Minyak Bumi

Ternyata minyak bumi itu terbentuk dari pelapukan berbagai macam sisa-sisa organisme, seperti
tumbuhan, hewan, dan jasad-jasad renik yang sudah tertimbun dalam dasar lautan bersama lumpur
selama jutaan tahun lamanya. Lumpur tersebut akan berubah menjadi berbagai batuan sedimen
yang berpori, sedangkan sisa-sisa organisme akan bergerak ke tempat yang tekanannya rendah dan
terkumpul pada sebuah daerah perangkap, yaitu batuan kedap. Gas alam, minyak, dan air akan
terakumulasi sebagai deposit minyak bumi. Pada rongga bagian atas ada gas alam, sedangkan cairan
minyak mengambang di atas deposit air. 

Bila kita urutkan maka akan menjadi seperti ini:

 Jasad renik yang terkubur bersama lumpur

 Diproses jutaan tahun

 Mengendap dari dasar laut

 Menghasilkan bintik minyak dan gas

 Terakumulasi di batuan kedap

 Menjadi deposit minyak bumi

Karena terbentuk dari sisa-sisa organisme, minyak bumi dan gas alam sering juga disebut sebagai
bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil tergolong sumber daya alam yang tak terbarukan. Proses
pembentukannya yang sangat lama menjadi alasan dari hal ini.

Fosil Walaupun bernama batu bara, batu bara tidak terbuat dari batu melainkan sisa-sisa organisme
purba berupa tumbuhan. Dilansir dari National Geographic, pembentukan batu bara selama periode
karbon dimulai sekitar 300 juta tahun yang lalu saat Bumi merupakan hamparan hutan lebat yang
sangat luas. Pada saat itu Bumi sangatlah subur dan ditumbuhi oleh vegetasi yang sangat lebat
seperti pakis raksasa, pohon-pohon tinggi, dan tumbuhan purba lainnya. Ketika tumbuhan-
tumbuhan tersebut mati, tumbuhan tersebut akan jatuh dan diurai oleh mikroorganisme. Dilansir
dari Miners Museum, ada 4 tahap pembentukan batu bara yaitu tahap gambut, tahap lignit, tahap
bituminous coal, dan tahap antrasit.
Tahap Gambut Karena vegetasinya yang sangat lebat, tanaman mati terus menumpuk sebelum
dapat diuraikan mikroorganisme. Tumpukan tumbuhan mati pada perairan dangkal seperti rawa
akan terus menumpuk hingga berlapis-lapis. Lumpur, keasaman, serta tumpukan tumbuhan mati
yang semakin padat tidak memungkin oksigen masuk ke dalmnya, hal ini menghambat pembusukan
tumbuhan. Pembusukan yang berjalan dengan sangat lambat memungkinkan tumbuhan mati
menyimpan sebagian besar atom karbonnya. Atom karbon inilah yang merupakan sumber energi.
Tumpukan tumbuhan mati ini disebut dengan gambut. Tahap Lignit Apa yang terjadi saat kamu
berdesakan dalam bus kota yang sangat penuh? Sesak, ditekan dari kanan kiri, dan panas? Inilah
yang terjadi pada gambut. Tumbuhan yang terus menumpuk, menekan bagian bawah gambut
dengan massanya dan meningkatkan suhunya.
Tekanan yang besar dan panas inilah yang mengubah gambut membentuk batu bara muda atau
yang disebut sebagai lignit. Lignit berwarna cokelat muda yang mengandung sekitar 35 persen
karbon kering tanpa abu. Tahap Bituminous Coal Tekanan dan panas terus mengubah lignit menjadi
bituminous coal atau batu bara lunak dengan kadar karbon lebih tinggi yaitu sekitar 86 persen
karbon. Tahap Antrasit Tahap ini adalah tahap terakhir dari pembentukan batu bara. Di mana batu
bara bituminous berubah menjadi batu bara antrasit. Antrasit adalah batu bara yang keras,
mengkilap, dan memiliki kadar karbon sangat tinggi yaitu sekitar 97 persen.

Simbol emas pada tabel periodik kimia adalah Au atau Aurum dengan sumber terbanyak terdapat
pada nugget emas, serbuk bebatuan, dan deposit aluvial. Mengapa kemudian emas disebut logam
mulia? Karena kandungan emas terdapat di alam dalam keadaan yang sangat bebas. Pembentukan
emas di alam berasal dari proses magmatis yang dialami bumi kita. Pembentukan emas terjadi saat
benda cair berubah menjadi padat akibat penurunan suhu yang terjadinya pada proses magmatisme
menyebabkan terangkatnya dari perut bumi menuju permukaan. Pada sebuah proses terjadi
kristalisasi saat aliran lava yang ada di permukaan membentuk mineral vulkanik. Sementara itu pada
bagian bawah permukaan membentuk mineral plutonik. Inilah alasan kenapa magma yang
membeku kemudian mengkristal, dan akhirnya disebut sebagai emas. Beberapa jenis endapan yang
terbentuk merupakan proses dari metasomatisme kontak atau sentuhan langsung antara batuan
samping yang bersifat reaktif. 

Salah satu unsur yang berperan penting guna mendukung terbentuknya logam mulia secara
sempurna adalah larutan hidrotermal. Nantinya endapan hidrothermal berkaitan erat dengan
alterasi atau proses ubahan sampai membentuk emas epitermal. Emas epitermal paling sering
berasosiasi dengan batuan intrusi dan vulkanik. Proses tersebut secara natural ini menjadi awal dari
penambangan dan pengolahannya sebagai perhiasan, berupa kalung, cincin, gelang, dan
sebagainya. 

University of Bristol di jurnal internasional Nature pada 2011, dijelaskan kalau emas yang ada di
Bumi berasal dari hantaman meteorit lebih dari 200 juta tahun setelah bumi terbentuk. Ceritanya
adalah sesaat setelah inti bumi terbentuk (ya, 200 juta tahun adalah waktu yang singkat dalam skala
geologi), terdapat hujan meteorit yang menghantam bumi. Beberapa meteorit yang sepenuhnya
terdiri dari emas ini mentok berada di permukaan bumi dan tidak terjerembab masuk ke bagian
bumi yang lebih dalam lagi (inti). Pecahan-pecahan meteorit tersebut tersebar di beberapa bagian
permukaan bumi.

Bijih emas dari meteorit ini lalu menyebar dan larut bersama fluida (cairan) yang panas dan mengalir
melalui pori-pori batuan atau rekahan struktur. Ketika fluida ini mulai mendingin atau bereaksi
dengan batuan, emas yang larut bersama fluida mengisi rekahan dan membentuk endapan berupa
urat (vein) atau lode (dalam ukuran besar disebut mother lode, ya betul, cheat yang bisa bikin kaya
raya di game The Sims).

Fluida ini bukan hanya mengangkut bijih emas, tetapi juga mineral-mineral lainnya, seperti kuarsa.
Makanya emas ini selalu ditemukan bersama mineral logam lainnya seperti perak, uranium,
tembaga, besi. Konsentrat emas yang ditemukan pun umumnya sangat rendah. Sebagai contoh,
dalam 1.000 kilogram batuan hanya mengandung 0,005 gram emas, sementara pada besi bisa
mencapai 58 kilogram (58.000 gram).

Asal-usul Aspal

Aspal adalah cairan lengket dan berwarna hitam yang berasal dari perut bumi. Aspal berbentuk
padat dan keras pada suhu ruang, namun cair dan lengket setelah dipanaskan. Aspal berasal dari
hasil pemurnian minyak bumi.

Sisa Pemurnian
Minyak bumi mentah yang telah disedot dari perut bumi kemudian dimurnikan dengan cara
dipanaskan. Hasil pemurnian minyak bumi bermacam-macam dan berbeda-beda kemurniannya, di
antaranya gas petrolium, gasolin, dan minyak tanah. Sisa hasil pemurnian yang kemurniannya paling
rendah kemudian diolah menjadi aspal.

Timah terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada daerah sentuhan batuan
endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat kuarsa timah, serta sebagai
endapan sekunder, yang di dalamnya terdiri dari endapan aluvium, eluvial, dan koluvium.

Mineral utama yang terkandung di dalam bijih timah berupa kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa,
zirkon, ilmenit, galena, bismut, arsenik, stibnit, kalkopirit, xenotim, dan monasit merupakan mineral
ikutan. Timah putih dalam bentuk cebakan dijumpai dalam dua tipe, yaitu cebakan bijih timah
primer dan sekunder. Pada tubuh bijih primer, kandungan kasiterit terdapat pada urat maupun
dalam bentuk tersebar.

Proses oksidasi dan pengaruh sirkulasi air yang terjadi pada cebakan timah primer pada atau dekat
permukaan menyebabkan terurainya penyusun bijih timah primer. Proses tersebut menyebabkan
juga terlepas dan terdispersinya timah putih, baik dalam bentuk mineral kasiterit maupun berupa
unsur Sn.

Nikel terbentuk dari proses pelapukan batuan dasar. Batuan dasar tersebut mempunyai syarat
tertentu, yakni memiliki kandungan Fe dan Al yang tinggi. Batuan beku basa dan ultrabasa adalah
batuan yang mempunyai kandungan tersebut. Pelapukan batuan dikontrol oleh air meteorik yang
jatuh ke bawah permukaan. Air tersebut membuat unsur Nikel mengalami transportasi dan
terendapkan hingga ke bawah water tabel. Selain itu, letak geografis Indonesia berada di zona iklim
tropis dan subtropis berkaitan dengan keberadaan endapan nikel laterit modern. Oleh karena itu,
kita bisa menemukan potensi cadangan nikel cukup besar di Indonesia

Jensen dan Bateman, 1981 menjelaskan bahwa bauksit terbentuk sebagai sisa sedimentasi pada
atau dekat permukaan. Sedimentasi terbentuk dari hasil akumulasi mineral aluminium silikat yang
bebas massa kuarsa. Dalam proses konsentrasi tersebut, terjadi perubahan volume hingga
konsentrasi mencapai nilai komersial untuk ditambang.

Mineralisasi Selama Proses Pembentukan Bauksit

Dalam bauksit ada preferensi untuk neomineralisasi hidroksida, oksida terhidrasi dan oksida Al, Fe
dan Ti, tetapi dalam hal ini lapisan silikat dan kuarsa pun dapat terbentuk. Pembebasan unsur-unsur
dari mineral atau batuan diatur oleh:

 Obligasi dalam kisi kristal mineral yang akan hancur

 Kelarutan pada fase mineral sekunder

 pH dan Eh dari larutan


 Pengisian elemen, misalnya, Fe

 Suhu dan konsentrasi pelapukan larutan

 Ion lain dalam pelapukan larutan

Bauksit di indonesia pada umumnya terbentuk dari proses sekunder berupa pelapukan (lateritisasi)
pada batuan beku yang kaya akan mineral yang mengandung aluminium (feldspar) seperti granit,
granodiorit, diorit, gabro, dan andesit.

Anda mungkin juga menyukai