Anda di halaman 1dari 29

PERBANDINGAN DEPOSIT TAMBANG INTAN SEBAGAI ENDAPAN

MAGMATIK: STUDI KASUS DI DAERAH FORT A LA CORNE, CANADA;


ARTEMISIA, SALVE CARTON UTARA; DAN ONTARIO
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Endapan magmatik adalah suatu endapan yang proses pembentukan


mineralnya, terbentuk langsung pada magma (differensiasi magma). Salahsatu bentuk
endapan magmatik adalah tambang intan di Diamond pipe pada batuan kimberlite di
Afrika Selatan. Kimberlit adalah batuan beku yang dikenal dalam dunia
pertambangan dan geologi sebagai batuan yang mengandung berlian. Namanya
sendiri berasal dari nama sebuah kota di Afrika Selatan, Kimberley, di mana pada
tahun 1871 di kota tersebut ditemukan berlian dengan kadar 83.5 karat(16.70 g).
Kimberlit biasanya hadir pada kerak bumi dalam struktur vertikal yang dikenal
sebagai kimberlites pipes, dan juga berupa dyke dan sills. Kimberlite pipes adalah
sumber ekstraksi berlian yang paling penting saat ini. Konsensus yang berkembang di
dunia geologi menyatakan bahwa kimberlit terbentuk pada bagian mantel bumi yang
dalam. Pembentukan terjadi pada kedalaman sekitar 150 dan 450 km(93 dan 280
mil), secara potensial terbentuk dari komposisi mantel bumi yang bersifat eksotik,
dan dierupsikan secara berulang-ulang dan terus-menerus, seringkali disertai dengan
kehadiran komponen karbon dioksida dan material volatil. Faktor kedalaman dari
zona peleburan dan pembentukannyalah yang mengakibatkan kimberlit sangat
potensial untuk menjadi batuan yang mengandung xenochrist berlian.
Kimberlit adalah sumber paling penting dari berlian primer. Banyak kimberlite
pipes juga menghasilkan alluvial yang kaya atau berlian endapan plaser. Sekitar
6,400 kimberlit pipes telah ditemukan di dunia, dari jumlah tersebut 900 di antaranya
diklasifikasikan sebagai pembawa berlian, dan dari jumlah tersebut hanya 30 yang
secara ekonomi menguntungkan untuk ditambang.
Endapan kimberlit yang ditemukan di Kimberley, Afrika Selatan adalah yang
pertama kali ditemukan dan menjadi asal usul namanya. berlian Kimberley pada
awalnya ditemukan pada kimberlit yang telah terlapukkan bewarna kekuningan oleh
karena kehadiran limonit, sehingga disebut sebagai tanah kuning. Penggalian yang
lebih dalam menemukan batuan yang lebih fres, kimberlit yang terserpentinisasi,
yang disebut oleh penambang sebagai tanah biru. Baik tanah kuning dan tanah biru
adalah penghasil berlian prolifik. Setelah tanah kuning telah habis dieksploitasi,
penambang pada masa akhir abad ke 19 secara tidak sengaja memotong bagian tanah
biru dan menemukan berlian dengan kualitas dan kuantitas yang ekonomis.

Penelitian yang dilakukan adalah membandingkan karakteristik endapan


magmatik, terutama endapan kimberlit di berbagai daerah. Karena keterbatasan
kemampuan penulis, maka penulis hanya mengambil tiga daerah. Daerah Fort A La
Corne, Canada; Artemisia, Salve Carton Utara; dan Ontario, Ketiga lokasi tersebut
terletak di Kanada. Hal ini menjadi penting untuk mengetahui bagaimana
karakteristik endapan kimberlit di lokasi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.


a. Bagaimana Karakteristik dari endapan kimberlit di Daerah Fort A La Corne,
Canada; Artemisia, Salve Carton Utara; dan Ontario ?
b. Bagaimana Karakteristik dari endapan kimberlit di Daerah Fort A La Corne,
Canada; Artemisia, Salve Carton Utara; dan Ontario ?

c. Bagaimana Karakteristik dari endapan lamprofil di Daerah Fort A La Corne,


Canada; Artemisia, Salve Carton Utara; dan Ontario ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

a. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


b. Mengetahui karakteristik endapan kimberlit di Daerah Fort A La Corne,
Canada; Artemisia, Salve Carton Utara; dan Ontario.
c. Mengetahui karakteristik endapan kimberlit di Daerah Fort A La Corne,
Canada; Artemisia, Salve Carton Utara; dan Ontario
d. Mengetahui karakteristik endapan kimberlit di Daerah Fort A La Corne,
Canada; Artemisia, Salve Carton Utara; dan Ontario.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Endapan Magmatik

Magma adalah pencampuran antara mineral dalam bentuk cair dengan materi
volatile seperti air. Pembentukan suatu endapan bijih yang terbentuk dari proses
magmatik bergantung pada kehadiran sumber dari unsur (source of the elements),
media transportasi, dan cebakan tempat endapan bijih tersebut dapat terkonsentrasi.
(Maulana, 2017)
Jenis endapan mineral yang terbentuk dari proses magmatisme ini berkaitan
erat dengan proses evolusi magma yang naik ke atas kerak bumi (baik kerak kontinen
maupun oseanik) yang kemudian mengalami kristalisasi dan membentuk batuan
beku. Beberapa cebakan mineral penting yang dijumpai dalam jumlah yang besar
berasosiasi dengan magma yang membentuk batuan beku terutama yang berasal dari
magma yang bersifat basaltik dan ultramafik seperti kromit, besi, dan nikel. Namun,
beberapa cebakan mineral ekonomis yang penting juga dapat terbentuk dari magma
yang bersifat asam seperti timah (Sn), kasiterit (W) dan litium (Li). Hal ini
disebabkan karena pengayaan mineral-mineral tertentu terjadi pada jenis magma
tertentu yang kemudian terkonsentrasi selama proses pembekuan magma. (Maulana,
2017)
Proses-proses yang terjadi pada jenis endapan ini, antara lain; gravitational
settling atau crystal segregation, crystal settling, magmatic segregation, fractional
crystallization dan immiscibility. (Maulana, 2017)

2.2 Endapan Intan

Intan telah ditemukan di berbagai lingkungan geologi, mulai dari batuan beku
dalam, batuan metamorf tekanan tinggi, placer dan paleoplacer, hingga impactite.
Batuan beku diamondiferous termasuk kimberlites dan lamproites, lamprofir dan
batuan vulkanik, seperti basal dan komatit terserpentinisasi. Deposit ekonomis intan
dari afiliasi batuan beku ditemukan terutama di kimberlites dan beberapa pada
endapan lamproites , seperti Argyle dan Ellendale 4 dan 9 di Australia, Prairie Creek
di Amerika Serikat, dan Majhgawan di India. Intan juga telah ditemukan di batuan
metamorf retrograde akibat proses tektonik yang cukup cepat untuk memungkinkan
terbentuknya intan parsial (Koeberl et al., 1997). Tak satu pun dari yang terakhir ini
bersifat ekonomis, akan tetapi berkontribusi dalam penelitian tentang bagaimana
Intan alami dapat terbentuk dan tersebar. Secara historis, Intan pertama kali
ditemukan dari endapan surficial sekunder, di mana intan ini terkonsentrasi melalui
proses penyortiran oleh angin dan air (Levinson et al., 1992).
Sebagian besar dari semua Intan yang saat ini diproduksi di dunia diambil dari
kimberlites dan lamproites. Jenis batuan ini berasal pada kedalaman yang cukup besar
untuk mencapai stabilitas Intan dalam kondisi yang kondusif (yaitu,> 4,5 GPa dan>
950 °C sepanjang 35-45 mW/m2 gotherms ; Navon, 1999). Dengan tidak adanya
bukti kuat yang bertentangan, kimberlit dan lamproit disebut sebagai sumber utama
untuk Intan (Dawson, 1980). Hingga baru-baru ini, selama 25 tahun terakhir,
penelitian telah sangat mengubah persepsi itu, diperkirakan bahwa kimberlite dan
lamproite sebagian besar bersifat xenokris pada batuan beku, setelah terbentuk pada
sumber utama yang terbentuk di mantel bawah. Kimberlite dan lamproite hanya
sebagai media pengambilan sampel dan transportasi dari mantel Bumi. Bukti yang
dirangkum di sini menunjukkan bahwa peristiwa pembentukan intan dan transportasi
intan ke permukaan telah terjadi selama sebagian besar sejarah Bumi, dari Archean ke
Tersier.
Terlepas dari banyaknya sumber yang terdapat di bumi, Intan tidak pernah
lebih dari jejak mineral dalam batuan vulkanik (hingga 3 ppm). Intan terdistribusi
secara heterogen. Kristal individu dapat memiliki rentang nilai faktor> 106.
Keterdapatan Intan individu dapat memiliki kisaran nilai rata-rata> 103 dan > 102
dari keseluruhan untuk kimberlite dan lamproite. Akibatnya, mengidentifikasi,
menilai, dan mengembangkan kimberlite atau lamproite menuntut serangkaian
langkah yang mahal dan kompleks.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kimberlit di Fort A La Corne

Endapan Kimberlite dari daerah Fort à la Corne merupakan contoh endapan


yang mempunyai penjelasan yang baik, berasal dari endapan kimberlit vulkaniklastik
primer yang berkawah sangat besar ( Leckie et al., 1997; Nixon dan Leahy, 1997;
Leahy, 1997, 2001; Zonneveld et al., 2004, 2006; Harvey et al., 2006; Kjarsgaard et
al., 2006, 2007).
Kimberlit di Fort à la Corne memiliki kelengkapan yang luar biasa dengan hadirnya
feeder vent, kerucut dan cincin tuff vulkani serta asosiasi kawah, endapan apron
piroklastik dan vulkaniklastik. Semua itu merupakan gambaran dari kompleks
kimberlite, Terrdiri dari beberapa feeder vent kimberlite yang saling tumpang tindih
dengan kerucut dan cincin vulkanik tuff (overlapping volcanic tuff cones and rings),
dikelilingi oleh endapan dari vent yang menyelimuti lereng kerucut dan permukaan
tanah pra-erupsi (Zonneveld et al. , 2004; Harvey et al., 2006; Kjarsgaard et al., 2006,
2007). Sebaliknya, Scott Smith et al. (1995, 1998) menginterpretasikan tubuh
kimberlite utama di Fort à la Corne terdiri dari endapan tunggal piroklastik jatuhan
bersifat subaerial yang mengisi kawah dangkal besar yang telah ada sebelumnya,
dengan peristiwa kecil berikutnya membentuk kawah yang memotong pada kawah
yang lebih tua.
.
Gambar 3.1. Kluster dan badan Kimberlite di Fort à la Corne, terhadap lokasi kompleks
kimberlite Orion Selatan di kluster 'tren utama'. Peta inset menunjukkan lokasi Fort à la
Corne di Saskatchewan, di Kanada. Dimodifikasi setelah Leckie et al. (1997) dan Zonneveld
et al. (2004).
Setting geologis kimberlite Fort à la Corne berada di tepi timur Cekungan
Sedimen Kanada Barat, dengan batuan dasar Precambrian terjadi sekitar 700 meter di
bawah permukaan. Batuan dasar kristalin adalah bagian dari Paleoproterozoic
Glennie Domain, yang terpapar ke utara di area Lac La Ronge. Atas dasar data
teleseismik (Lucas et al., 1993), basement Glennie Domain diinterpretasikan tertindih
oleh Archean Sask Craton. Hal Ini didukung oleh hasil penentuan umur U-Pb pada
kimberlite yang berasal dari xenolith kerak bawah dari Fort à la Corne, yang
menghasilkan 3,1-2,5 Ga umur kristalisasi (Davis et al., 1998).
Batuan dasar Prekambrian ditindih oleh 300-500 m karbonat Paleozoik
(Kambrian melalui Devonian) dan batuan sedimen silisiklastik. Ketebalan batuan
sedimen Kapur Bawah sekitar 150 m dan batuan sedimen glasial dengan ketebslan 85
hingga 115 m terletak di bagian bawah pada perlapisan ini. Urutan batuan sedimen
berumur Kapur di daerah Fort à la Corne terdiri dari perlapisan fluvio-deltaic
dataran pesisir Formasi Cantuar, perlapisan batuan sedimen pantai (shoreface)
Formasi Pense, proksimal lepas pantai (proximal offshore) dari Formasi Joli Fou,
batuan sedimen transisi lepas pantai (offshore transision) dari Formasi Viking dan
perlapisan batuan sedimen pantai (shoreface) Formasi Westgate, seperti yang
dijelaskan sebelumnya oleh Kjarsgaard (1995), Leckie et al. (1997) dan Zonneveld et
al. (2002, 2004, 2006).
Di kompleks Orion Selatan, unit erupsi kimberlite dijumpai berlapis yang
terdiri dari lapisan batuan sedimen dari formasi Cantuar , Pense , Joli Fou dan Viking
(Harvey et al. , 2003, 2004; Kjarsgaard et al., 2006; Zonneveld et al., 2006). Penting
untuk diketahui, di Orion Selatan permukaan tanah pra-erupsi bergerak ke atas secara
stratigrafi 60 hingga 70 m dari Cantuar Akhir-Pense Awal hingga Viking karena
sedimentasi regional di daerah Fort à la Corne ( Kjarsgaard et al., 2006, 2007) .

Gambar 3.2. Litostratigrafi Cretaceous Bawah di daerah Fort à la Corne menunjukkan posisi


stratigrafi waktu erupsi kimberlite yang berbeda di kompleks kimberlite Orion
Selatan. Bagian Lithostratigraphic dimodifikasi setelah Kjarsgaard (1995), Leckie et
al. (1997) dan Zonneveld et al. (2004).

Gambar 3.3. Model 3-D dari kompleks kimberlite Orion South (Harvey et al., 2003, 2004),


dilihat dari barat daya, berdasarkan pemeriksaan terperinci 38 lubang inti, ditunjukkan oleh
warna merah (140 sektor) dan kuning (141 sektor) secara garis vertikal . (B) Model 3-D
permukaan atas dan bawah untuk peristiwa letusan P1 (sheet) dan P2 (tuff cone)
di kompleks kimberlite Orion Selatan , dilihat dari selatan (berdasarkan 134 lubang inti)

3.1.1 Interpretasi lingkungan pengendapan dan dinamika letusan gunung

berapi

Selama 7 juta tahun, di Orion South Kimberlite dapat dijumpai


suksesi kimberlite dan endapan sedimen. Kejadian ini memerlukan waktu yang lama,
tapi vulkanisme episodik pada satu situs di Orion South (dan juga
di Star kimberlite di Fort à la Corne; Zonneveld . Et al, 2004) cukup berbeda dari
interpretasi klasik oleh para peneliti bidang basalt alkali, masing-masing disimpulkan
untuk merekam single erupsi (misalnya, Vespermann dan Schmincke , 2000). Basalt
alkali pada daerah ini ditafsirkan mengandung banyak pusat erupsi monogenetik
volume kecil pada umur yang sama (misalnya vulkanik Eifel di Jerman) atau
vulkanisme berumur panjang dengan kelompok umur yang sama (misalnya
vulkanik Springerville , Arizona; Connor dan Conway, 2000). 
Di sisi lain, pemeriksaan yang cermat terhadap produk vulkanik letusan
monogenetik, dikombinasikan dengan analisis geokimia pada fase erupsi tunggal
mengungkapkan bahwa banyak yang disebut gunung berapi monogenetik sebenarnya
sangat mirip dengan kompleks Selatan Orion, yaitu bentang alam komposit yang
mencatat aktivitas episodik di situs yang sama selama periode waktu yang signifikan
(misalnya, Nemeth et al., 2003; McClintock et al., 2008). Sangat penting untuk
diketahui bahwa di Fort à la Corne selama periode 7 juta tahun ini telah terjadi
perubahan signifikan dalam lingkungan pengendapan dan hidrologi.
Vulkanisme awal Cantuar kimberlite terdiri dari proksimal (clast-supported) ke
distal (matrix-supported) yang merupakan endapan jatuhan (Kjarsgaard et al., 2006)
berisi ameboid (fluidal-shaped) juvenile lapili, yang selaras dengan letusan magmatik
yang bersifat kering. Erosi serta reworking endapan kimberlit Cantuar dan
sedimentasi terjadi bersamaan pada Cantuar Akhir hingga Pense Awal (Zonneveld et
al., 2006), sebelum inisiasi vulkanisme P1, yang mengindikasikan
perubahan dari vulkanisme magmatik ke freatomagmatik. Endapan Pense P1
diinterpretasikan sebagai endapan piroklastik medial-distal yang memiliki derajat
reworking yang bervariasi.
Kejadian umum pada sebuah campuran juvenile lapili menunjukkan
serangkaian tekstur vesikula yang diinterpretasikan untuk merekam daur ulang
(recycling) dan atau pencampuran fisik (physical mixing) material magmatic juvenile,
mewakili lanjutan antara letusan subaerial “kering” dan phreatomagmatic  (Houghton
dan Smith, 1993; Houghton et al. 1996). 
Observasi reworking yang dilakukan (endapan batu pasir olivin) dalam unit ini
menunjukkan lingkungan pengendapan marine. Kedua pengamatan yang dilakukan
sama-sama menunjukkan lingkungan marine marginal shoreface masa lampau
(paleo-environment)  (Zonnevelnd et al., 2006). Formasi Pense memungkinkan
meletusnya kimberlite membentuk kerucut rendah (low cone) atau cincin tufa di atas
permukaan air dengan cincin tufa terbuka dan endapan apron yang mengalami
reworking di laut.
Feeder Vent P1 tidak hadir, mungkin sebagai hasil dari pencampuran ke dalam feeder
Vent P2 / P3 yang sangat luas. Setelah hiatus magmatik terbatas dan endapan serpih
formasi Pense, Peristiwa vulkanik berikutnya yang membentuk endapan Pense P2
yang masif hingga berlapis buruk diinterpretasikan untuk mencatat laju reruntuhan
yang cair dan lekat (fallout of wet and sticky debris) dari tephra dan aliran piroklastik
yang berasal dari letusan phreatomagmatic ‘cair’ (Thorarinsson, 1967; Sohn dan
Chough 1992; Sohn 1996; Belousov dan Belousova 2001). 
Matriks deposit P2 sebagian berasal  campuran dari
material lanau dan lempung  yang berasal dari Formasi Cantuar selama erupsi dan
pembentukan vent. Endapan P3 yang kaya olivin dan kurang matriks mencerminkan
kondisi letusan phreatomagmatic kering (drier) ke magmatik, yang kemudian
menunjukkan masuknya air ke dalam vent P2 / P3. Penggalian mendalam terhadap
feeder vent P2 / P3 yang menyala disimpulkan sebagai hasil dari proses
phreatomagmatic, didorong oleh akses dari permukaan dan/atau air tanah ke dalam
vent dan saluran atas, ditambah dengan sifat unconsolidated dari Formasi Cantuar
silisiklastik yang membentuk vent host rocks. Bukti air yang melimpah dalam sistem
pengendapan dan transportasi dengan sifat phreatomagmatic dari urutan letusan
P2/P3 cocok dengan lingkungan pengendapan shoreface/marginal marine formasi
Pense.
Syn - and post-volcanic slumping and sliding tephra basah memainkan peran
dalam membentuk kembali tuff cone (Sohn dan Chough 1992; White 1996). Bukti
adanya tuff cone (tufa kerucut) P2/P3 yang signifikan adalah marginal cone
(marginal kerucut), reworked deposit marine batu pasir olivin (Zonneveld et al.,
2006), berbagai kimberlite slump dan deposit mass flow (hingga ketebalan 15 m)
yang diamati di atas serpih Formasi Joli Fou hingga 300 m dari batas tuff
cone. Endapan slump pasca erupsi ini diduga terbentuk oleh destabilisasi tuff cone
ketika permukaan laut naik selama masa Joli Fou , mungkin ditambah dengan
aktifitas gempa yang terkait dengan aktivitas vulkanik dekat di Fort à la Corne.
Hiatus magmatik dan endapan serpih marine Formasi Joli Fou dengan
ketebalan 15–25 m adalah awal dari erupsi endapan breksi basal EJF yang masif dan
tebal. Batuan ini diinterpretasikan sebagai vent proksimal tephra (vent proximal
tephra-jet), aliran debris, dan endapan aliran
piroklastik. Penggabungan megaplast P2 dalam endapan breksi basal EJF selaras
dengan feeder vent EJF yang meletus melalui tuff cone P2/P3. 
Tufa kaya olivine pada Joli Fou Awal EJF-1 dan EJF-2 memiliki kombinasi fitur
yang mendukung pengendapan dari beberapa arus eruption-fed density, mungkin
termasuk beberapa arus subaqueous density di lokasi di mana arus mengalir menuruni
lereng cone ke laut dangkal sekitarnya. (White 1996; Belousov dan Belousova 2001),
yang dihasilkan oleh letusan freatomagmatik yang relatif 'kering'. 
Gaya letusan phreatomagmatic 'kering' yang disimpulkan untuk endapan EJF
kontras dengan gaya phreatomagmatik 'basah' yang terdapat pada endapan Pense dan
merujuk pada injeksi air laut dari dua vent feeder EJF. Jika ini tidak terjadi, letusan
EJF kemungkinan akan dimulai sebagai letusan subaqueous, suatu mekanisme yang
menjadi patokan untuk beberapa kimberlites Fort à la Corne
lainnya (misalnya, Pittari et al., 2008; Lefebvre dan Kurszlaukis , 2008). 
Secara area, sifat terbatas dari vent feeder EJF-1 dan EJF-2 adalah karena sifat
deposit tuff cone P2/P3 yang relatif terkonsolidasi dan mengeras, yang membentuk
host rock untuk vent EJF-1 dan EJF-2, berbeda dengan silisiklastika Formasi
Cantuar yang tidak terkonsolidasi dan menjadi host vent P2/P3 (misalnya, Sohn dan
Park, 2005). 
Ketersediaan air permukaan relative dengan air tanah sangat mungkin juga
memainkan peran dalam pembentukan vent feeder. Pembentukan tuff cone P2/P3
dalam Cretaceous Interior Seaway menghalangi vent EJF ke air laut, tetapi mungkin
yang lebih penting, memberikan kontrol topografi yang kuat pada distribusi endapan
EJF. Keberadaan breksi basal EJF yang berbutir kasar pada kedalaman yang dangkal
(yaitu antarmuka till-kimberlite) hanya disebabkan oleh pengendapan pada topografi
tinggi yang sudah ada sebelumnya, yaitu tuff cone P2/P3. 
Hiatus magmatik yang singkron dengan sedimentasi laut dibatasi oleh lapisan
tipis (5-25 cm), insitu serpih Formasi Joli Fou di atas deposit EJF. Hal Ini diikuti oleh
aktivitas magmatik yang baru dan letusan LJF kimberlite, membentuk deposit tipis
seperti lembaran yang menyelimuti semua deposit kimberlite South Orion. Deposit
LJF yang berukuran sangat halus–halus, kaya olivine dan clast-supported
mengandung sedikit sekali lapilli non-vesiculated dan disimpulkan telah terbentuk
selama subaqueous hingga bersatu dengan erupsi phreatomagmatic. 
Ukuran terbatas dari vent feeder LJF mencerminkan sifat yang relatif
terkonsolidasi dari deposit kimberlite P2/P3 dan EJF yang lebih tua dan mengalami
pengerasan yang menjadi tempat vent LJF, serta kombinasi dari laju fluks magma
terbatas, dan air permukaan yang melimpah di dalam vent untuk menjaga lokasi
ledakan tinggi di sistem vulkanik. Saat hiatus magmatik terakhir terjadi, disertai pula
dengan pengendapan serpih Formasi Joli Fou atas dan batulumpur serpihan, lanau
dan batupasir Formasi Viking. Letusan selanjutnya dari kimberlite  dari dua vent
terpisah menghasilkan deposisi VPK-N dan VPK-S. Batuan ini didominasi oleh
lapilli juvenil fluidal dan diinterpretasikan sebagai endapan
piroklastik subaerial (shoreface) yang reworking. Pengamatan ini konsisten dengan
kondisi ketinggian permukaan laut regional selama waktu Viking (Zonneveld et al.,
2006). 
Semua endapan kimberlite dibatasi oleh serpih Formasi Westgate, yang telah
mempertahankan suksesi volcano sedimentary Orion South. Namun, banyak dari
urutan penutup Cretaceous ini hilang selama glasiasi Kuarter, yang
menyelimuti kompleks kimberlite Orion Selatan hingga ~ 90 m.
Gambar 3.4. Model pembentukan endapan kimberlit Orion Selatan
Tabel 3.1. Ringkasan fitur utama dari unit vulkaniklastik kimberlite di Orion Selatan
3.2 Kimberlit Artemisia di Salve Carton Utara

Ditemukan pada tahun 2001 oleh Ashton Mining of Canada (sekarang


sepenuhnya dimiliki oleh Stornoway Diamond Corporation), Artemisia kimberlite
intan terletak di distrik Intan Coronation Gulf di Northern Slave Craton (seperti yang
didefinisikan oleh Grütter et al., 1999). Kimberlite Artemisia sebelumnya telah
dikarakteristikkan sebagai kimberlite facies diatreme berukuran sekitar 3 ha (Ward
and Clements, 2002). Namun, investigasi baru-baru ini telah menyebabkan
reklasifikasi sehingga berubah sebagai kimberlite piroklastik, facies kawah dengan
tiga subunit internal (Armstrong et al., 2012). Diatrema tersebut terletak di batas barat
laut kraton dan mengintrusi sedimen dari Supergroup Proterozoikum coronation,
suatu urutan sedimen shelf-rise yang diendapkan selama orogenik Wopmay 1,9 Ga
dan kemudian mendorong ke arah timur ke Slave Craton (Hoffman), 1998). Bagian
paling utara dari Slave Crato (termasuk lokasi kimberlite Artemisia) sangat
dipengaruhi oleh provinsi batuan beku Mackenzie yang besar (Mackenzie Igneous
Province), peristiwa gunung berapi besar berumur pendek tapi masif terjadi pada
1270 Ma dan mengarah ke dike Mackenzie, flood basalt continental Coppermine
River dan intrusi Muskox (misalnya, LeCheminant dan Heaman , 1989).
Gambar 3.5. Peta Geologi kimberlite dan lokasi kimberlite (garis putus-putus) pada Slave
Kraton, lokasi kimberlite Artemisia dalam Field Coronation Gulf ditunjukkan. Dimodifikasi
setelah Bleeker dan Hall (2007).

3.3 Lamprofir di Ontario

Endapan intan ekonomis primer hanya ditemukan di dua jenis batuan vulkanik,
kimberlite dan lamprofir. Kimberlit dan lamprofir terjadi di kawah Archean dan
sabuk Proterozoikum (Helmstaedt dan Gurney, 1995), saling memotong dengan umur
Proterozoikum hingga Kenozoikum ( Kirkley et al., 1991; Heaman et al., 2004).
Baru-baru ini, serangkaian batuan metavolcanic yang mengandung Intan ditemukan
di subprovinsi Wawa dan Abitibi dari Craton Superior (Ayer et al., 2003; Vallancourt
et al., 2003).
Hingga saat ini, ribuan intan telah ditemukan, 95% di antaranya adalah intan
mikro (<0,5 mm dalam satu dimensi) dengan perkiraan kadar mulai dari 0,2 hingga 1
ct / t (Buckle, 2002). Intan makro menampilkan berbagai warna, morfologi
didominasi oktahedral (Lefebvre et al., 2003), dan semuanya tipikal Intan yang
memiliki host di batuan vulkanik primer.

3.3.1 Setting Geologi dan tektonik regional

The Michipicoten Greenstone Belt dianggap sebagai perpanjangan dari bagian


barat Southern Vulkanik Zona Abitibi Greenstone belt ( Ludden et al., 1986), tetapi
berbeda di bagian dalamnya, dimana batuan vulkanik mafik dan felsik merekam tiga
siklus aktivitas berapi (sekitar 2,89 , 2,75 dan 2,70 Ga ; Turek et al., 1982, 1992),
dibandingkan dengan satu aktivitas vulkanik (sekitar 2,75-2,7 Ga ) di yang terakhir.
Semua siklus Michipicoten adalah bimodal basalt-rhyolite suites, unit vulkanik
berumur 2,89 Ga ini juga mengandung komatit (Sage et al., 1996). Ketiga vulkanisme
dibuktikan oleh aliran lava tholeiitik yang masif dan berbentuk bantalan (pillowed),
intermedit hingga mafik, ditindih secara selaras oleh tufa intermedit - felsik, breksi,
dan batuan sedimen klastik (Williams et al., 1991; Sage, 1994). Batuan intrusi yang
dihasilkan oleh siklus magmatisme ini meliputi dike dan sill gabbro–diorit kuarsa
(Sage, 1994) dan syenit (Stott et al., 2002).
The Michipicoten Greenstone Belt sangat terdeformasi oleh fase Wawan dari
Orogenik Kenoran (sekitar 2,67 Ga ; Stott, 1997), yang mengakibatkan perlipatan
recumbent dan sesar anjak secara besar, diikuti oleh lipatan tegak dan sesar dengan
sudut bidang sesar yang tinggi (Arias dan Helmstaedt , 1990; McGill, 1992).
Deformasi ini telah menghasilkan susunan stratigrafi lokal (Williams et al., 1991). Di
daerah penelitian, bukti untuk dua peristiwa deformasi ini diperkuat oleh foliasi S2
dan S4.
Syn–and post Kenoran magmatisme di Michipicoten diwakili oleh empat
peristiwa, yaitu: intrusi dike lamprophyre berumur 2,7-2,67 Ga , intrusi granit pada
2629-2650 Ma (Percival dan Barat, 1994), (Stott et al, 2002). Kelompok Dike Diabas
Matachewan pada 2454 Ma ( Osmani , 2001) dan Kelompok Dike Keewenawan pada
1142 Ma ( Vallancourt et al., 2003). Peristiwa pertama memiliki penyebaran yang
luas. Lokasi dike Lamprophyre terjadi di Abitibi Greenstone Belt pada 2687–2675
Ma (Wyman dan Kerrich , 1993; Wyman dan Kerrich , 2002; Ayer et al., 2003), dan
dalam jangkauan yang lebih luas dalam Craton Superior (Superior Craton) berumur
antara 2,7 dan 2,67 Ga (Barrie, 1990; Stern dan Hanson, 1992).
Saat ini, terdapat dua model tektonik yang mungkin telah ditetapkan dalam
sejarah untuk batuan Archean Awal-Archean Tengah di provinsi Superior. Model
pertama menunjukkan provinsi Superior mungkin telah dibentuk oleh penambahan
terran berulang sebagai hasil subduksi dalam compressional margin (Hoffman, 1989;
Williams et al., 1991). Model ini didukung oleh data seismik, struktur dan geologis
(Calvert et al., 1995; Calvert dan Ludden , 1999; Thurston, 2002). Model yang kedua,
deformasi dalam Michipicoten Greenstone Belt dihasilkan dari akresi busur vulkanik
berikutnya selama pembentukan “belt”, dan oleh akresi subprovinsi Wawa ke inti
Craton Superior (Arias, 1996). Batuan vulkanik Wawa diinterpretasikan sebagai
kumpulan allochthonous dari busur pulau dan benua (Sylvester et al., 1987), yang
kemudian mengalami pengangkatan secara tektonik (Thurston, 2002).
Model lain yang diajukan sebagai model pembentukan dari Michipicoten
Greenstone Belt adalah dengan Greenstone yang terakumulasi di tempat
terbentuknya, tererupsi dan terendapkan pada unit yang lebih tua (Thurston, 2002;
Ayer et al., 2003). Berdasarkan model ini, Provinsi Superior akan mengalami
perkembangan autochthonous dari platform melalui retakan fragmen benua, hingga
pembentukan akhir selama orogenik Kenoran. Semua interpretasi terhadap siklus
vulkanik Michipicoten sebagai intra-cratonic magmatisme didukung oleh bukti
geokimia, yang merekam indikasi geokimia kerak (crustal) dan kontribusi yang
signifikan dari penelitian passive margin kontinental (Sage et al., 1996).
Gambar 3.6. Peta geologis area penelitian, dengan lokasi pengambilan sampel dan lubang
bor. Koordinat UTM di NAD27.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Endapan Kimberlit di Fort A La Corne mempunyai kelengkapan yang luar
biasa dengan hadirnya feeder vent, kerucut dan cincin tuff vulkani serta
asosiasi kawah, endapan apron piroklastik dan vulkaniklastik yang merupakan
gambaran dari kompleks kimberlite. Fort A La Corne Terdiri dari beberapa
feeder vent kimberlite yang saling tumpang tindih dengan kerucut dan cincin
vulkanik tuff (overlapping volcanic tuff cones and rings). Dimana Proses
pembentukannya dimuali dengan hiatunya kawah magmatic, kemudian pada
tempat yang sama terbentuk kawah baru yang terjadi secara berulang-ulang,
sehingga terjadi pengendapan kimberlit.
2. Kimberlit Artemisia termasuk dalam jenis kimberlit Piroklastik. Kimberlit ini
terbentuk dari diatrema yang mengintrusi batuan sedimen Supergroup
Proterozoikum coronation. Kimberlit Artemisia sangat dipengaruhi oleh
batuan beku Mackenzie yang merupakan produk batuan gunung berapi. Selain
itu, batuan lain yang mengintrusi batuan sedimen tersebut adalah dike
Mackenzie dan intrusi muskox.
3. Berbeda dengan Fort A La Corned dan Artemisia yang merupakan endapan
tipe kimberlit, di Ontario jenis endapan yang terjadi merupakan endapan
lomporil dengan proses magmatisme di Michipicoten yang dwakili oleh empat
peristiwa, yaitu: intrusi dike lamprophyre, intrusi granit, kelompok Dike
Diabas Matachewan, dan kelompok Dike Keewenawan. Peristiwa ini
merupakan pemicu munculnya pemodelan terhadap proses endapan lomprofil
di Ontorio, diantaranya Model pertama yang menunjukkan provinsi Superior
mungkin telah dibentuk oleh penambahan terran berulang sebagai hasil
subduksi dalam compressional margin; Model yang kedua, deformasi dalam
Michipicoten Greenstone Belt dihasilkan dari akresi busur vulkanik
berikutnya selama pembentukan “belt”, dan oleh akresi subprovinsi Wawa ke
inti Craton Superior; dan yang terakhir Provinsi Superior yang mengalami
perkembangan autochthonous dari platform melalui retakan fragmen benua,
hingga pembentukan akhir selama orogenik Kenoran.

5.2 Saran

Sebaiknya pada acara berikutnya informasi mengenai laporan yang akan


dibuat lebih diperjelas lagi. Terutama informasi mengenai data-data yang harus
dimasukkan dalam laporan.
DAFTAR PUSTAKA

Belousov, A., Belousova, M., 2001. Eruptive processes, effects and deposits of the
1996 and ancient basaltic phreatomagmatic eruptions in Karymskoye lake,
Kamchatka, Russia. In: White, J.D.L., Riggs, N.R. (Eds.), Volcaniclastic
Sedimentation in Lacustrine Settings. International Association of
Sedimentologists Special Publication, vol. 30. Blackwell Science, Oxford, pp.
35–60

Connor, C.B., Conway, F.M., 2000. Basaltic volcanic fields. In: Sigurdsson, H. (Ed.),
Encyclopedia of Volcanoes. Academic Press, San Diego, pp. 331–343.

Davis, W.J., Stern, R.A., Kjarsgaard, B.A., 1998. Geochronology of crustal xenoliths
from Saskatchewan kimberlites: a glimpse at the buried Trans-Hudson orogen.
Geological Society of America, Annual Meeting, Abstracts with Programs 30,
110

Dawson, 1980, Kimberlites and their xenoliths: Berlin, Springer-Verlag, 252 p.

Harvey, S.E., Kjarsgaard, B.A., Zonneveld, J.P., 2003. Kimberlite eruptive sequences
and volcanic stratigraphy of the 140/141 kimberlite, Fort à la Corne field,
Saskatchewan. Summary of Investigations 2003: Saskatchewan Geological
Survey Miscellaneous Report 2003-4.2, vol. 2.

Harvey, S.E., Kjarsgaard, B.A., Zonneveld, J.P., Heaman, L.M., MacNeil, D., 2006.
Volcanology and sedimentology of distinct eruptive phases at the Star
kimberlite, Fort à la Corne field, Saskatchewan. Kimberlite Emplacement
Workshop, Saskatoon, SK, September 7–12, 2006.

Houghton, B.F., Smith, R.T., 1993. Recycling of magmatic clasts during explosive
eruptions — estimating the true juvenile content of phreatomagmatic volcanic
deposits. Bulletin of Volcanology 55, 414–420.
Houghton, B.F., Wilson, C.J.N., Rosenberg, M.D., Smith, I.E.M., Parker, R.J., 1996.
Mixed deposits of complex magmatic and phreatomagmatic volcanism: an
example from Crater Hill, Auckland, New Zealand. Bulletin of Volcanology
58, 59–66.

Kjarsgaard, B.A., 1995. Research on kimberlites and applications of diamond


exploration techniques in Saskatchewan. Geological Survey of Canada, Open
File Report 3119, 213–226.

Kjarsgaard, B.A., Harvey, S.E., Zonneveld, J.P., Heaman, L., White, D., McNeil, D.,
2006. Volcanic stratigraphy, eruptive sequences and emplacement of the
140/141 kimberlite, Fort à la Corne field, Saskatchewan. Kimberlite
Emplacement Workshop, Saskatoon, SK, September 7–12, 2006.

Kjarsgaard, B.A., Leckie, D.A., Zonneveld, J.P., 2007. Discussion of “Geology and
diamond distribution of the 140/141 kimberlite, Fort à la Corne, central
Saskatchewan, Canada”, by A. Berryman, B.H. Scott Smith and B.C. Jellicoe
(Lithos v. 76, p. 99–114). Lithos 97, 99–114

Koeberl, C., Masaitis, V.L., Shafranovsky, G.I., Gilmour, I., Langenhorst, F., and
Schrauder, M., 1997, Diamonds from the Popigai impact structure, Russia:
Geology, v. 25, p. 967–970.

Leahy, K., 1997. Discrimination of reworked pyroclastics from primary tephra-fall


tuffs: a case study using kimberlites of Fort à la Corne, Saskatchewan, Canada.
Bulletin of Volcanology 59, 65–71.

Leahy, K., 2001. Post-eruptive processes in kimberlites — implications for diamond


exploration. Transactions of the Institute of Mineralogy and Metallurgy
(Section B: Applied Earth Sciences 110, B1–B4.

Leckie, D.A., Kjarsgaard, B.A., Bloch, J., McIntyre, D., McNeil, D., Stasiuk, L.,
Heaman, L., 1997. Emplacement and reworking of Cretaceous, diamond-
bearing, crater facies kimberlite of central Saskatchewan, Canada. Geological
Society of America Bulletin 109, 1000–1020.

Lefebvre, N., Kurszlaukis, S., 2008. Contrasting eruption styles of the 147 kimberlite,
Fort à la Corne, Saskatchewan, Canada. Journal of Volcanology and
Geothermal Research 174, 171–185.

Levinson, A.A., Gurney, J.J., and Kirkley, M.B., 1992, Diamond sources and
production: Past, present, and future: Gems and Gemology, v. 28, p. 234–254.

Lucas, S.B., Green, A., Hajnal, Z., White, D., Lewry, J., Ashton, K., Weber, W.,
Clowes, R., 1993. Deep seismic profile across a Proterozoic collision zone:
surprises at depth. Nature 363, 339–342

Maulana, A, 2017, Endapan Mineral, Yogyakarta: Penerbit Ombak.

McClintock, M., Marsh, J.S., White, J.D.L., 2008. Compositionally diverse magmas
erupted close together in space and time within a Karoo flood basalt crater
complex. Bulletin of Volcanology 70, 923–946.

Navon, O., 1999, Diamond formation in the mantle, in Gurney, J.J., Gurney, J.L.,
Pascoe, M.D. and Richardson, S.H., eds., Proceedings of the 7th International
Kimberlite Conference: Cape Town, Red Roof Design, p. 584–604

Nemeth, K., White, J.D.L., Reay, A., Martin, U., 2003. Compositional variation
during monogenetic volcano growth and its implications for magma supply to
continental volcanic fields. Journal of the Geological Society 160, 523–530

Nixon, P.H., Leahy, K., 1997. Diamond-bearing volcaniclastic kimberlites in


Cretaceous marine sediments, Saskatchewan, Canada. Russian Geology and
Geophysics 38, 17–23.

Pittari, A., Cas, R.A.F., Lefebvre, N., Robey, J., Kurszlaukis, S., Webb, S., 2008.
Eruption processes and facies architecture of the Orion Central kimberlite
volcanic complex, 616 B.A. Kjarsgaard et al. / Lithos 112S (2009) 600–617
Fort à la Corne, Saskatchewan: kimberlite mass flow deposits in a sedimentary
basin. Journal of Volcanology and Geothermal Research 174, 152–170.

Scott Smith, B.H., Orr, R.G., Robertshaw, P., Avery, R.A., 1995. Geology of the Fort
à la Corne Kimberlites, Saskatchewan. Sixth International Kimberlite
Conference, Novosibirsk, Russia, abstracts volume, pp. 543–547.

Scott Smith, B.H., Orr, R.G., Robertshaw, P., Avery, R.A., 1998. Geology of the Fort
à la Corne Kimberlites, Saskatchewan. Seventh International Kimberlite
Conference, Cape Town, South Africa, abstracts volume, pp. 772–774

Sohn, Y.K., 1996. Hydrovolcanic processes forming basaltic tuff rings and cones on
Cheju Island, Korea. Geological Society of America Bulletin 108, 1199–1211.

Sohn, Y.K., Chough, S.K., 1992. The Ilchulbong tuff cone, Cheju Island, South
Koreadepositional processes and evolution of an emergent, Surtseyan-type tuff
cone. Sedimentology 39, 523–544

Sohn, Y.K., Park, K.H., 2005. Composite tuff ring/cone sequences in Jeju Island,
Korea: possible consequences of substrate collapse and vent migration. Journal
of Volcanology and Geothermal Research 141, 157–175

Thorarinsson, S., 1967. Surtsey — the New Island in the North Atlantic. Viking
Press, New York. 99pp

Vespermann, D., Schmincke, H.-U., 2000. Scoria cones and tuff rings. In:
Sigurdsson, H. (Ed.), Encyclopedia of Volcanoes. Academic Press, San Diego,
pp. 683–696.

White, J.D.L., 1996. Pre-emergent construction of a lacustrine basaltic volcano,


Pahvant Butte, Utah (USA). Bulletin of Volcanology 58, 249–262.
Zonneveld, J.-P., Kjarsgaard, B.A., Harvey, S.E., Heaman, L.M., McNeil, D.H.,
Marcia, K.Y., 2004. Sedimentologic and stratigraphic constraints on
emplacement of the Star Kimberlite, east-central Saskatchewan. Lithos 76,
115–138.

Zonneveld, J-P., Kjarsgaard, B.A., Harvey, S.E., McNeil, D.H., 2006.


Accommodation space and kimberlite edifice preservation: implications for
volcanological models of Fort à la Corne kimberlites. Kimberlite Emplacement
Workshop, Saskatoon, SK, September 7–12, 2006

Zonneveld, J-P., Jellicoe, B.C, McNeil, D.H., Leckie, D., Kjarsgaard, B.A., Harvey,
S.E., Marcia, K.Y., 2002. Sedimentology and stratigraphy of Cretaceous
Diamondiferous kimberlites, east-central Saskatchewan: Geological
Association of Canada Annual Convention, Saskatoon, Saskatchewan,
Abstracts, vol. 27, p. 132

Anda mungkin juga menyukai