BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Perkembangan Psikomotorik
Perkembangan psikomotorik adalah perkembangan kepribadian
manusia yang berhubungan dengan gerakan jasmaniah dan fungsi otot akibat
adanya dorongan dari pemikiran, perasaan dan kemauan dari dalam diri
seseorang. Ciri khas dari keterampilan motorik adalah otomatisme, yaitu
rangkaian gerak-gerik yang berlangsung secara teratur dan berjalan lancar
tanpa dibutuhkan banyak refleksi atau berfikir terhadap apa yang harus
dilakukan dan mengapa harus mengikuti suatu gerakan, (Suharsimi Arikunto,
2002:122).
Dengan demikian dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa
perkembangan psikomotorik adalah berhubungan atau mengarah kepada
akibat-akibat motor dari proses mental (kerja otak).
Kemampuan motorik berasal dari bahasa Inggris yaitu motor ability,
dalam Filosofi Pembelajaran dan Masa Depan Teori Pendidikan Jasmani
Kephart, mendefinisikan bahwa motor adalah gerak dari dorongan dalam
(internal) yang diarahkan kepada beberapa maksud lahiriah (external) dengan
wujud ketrampilan rendah perkembangan keterampilan motorik (motor skill)
ini merupakan keterampilan yang dimiliki seseorang untuk mampu
melakukan suatu rangkaian gerakan jasmaniah dalam urutan tertentu, dengan
mengadakan koordinasi antara gerak berbagai anggota badan secara terpadu.
Perkembangan psikomotorik dalam kamus besar bahasa Indonesia
psikomotorik secara harfiah berarti sesuatu yang berkenaan dengan gerak
fisik yang berkaitan dengan proses mental. Perkembangan psikomotorik
10
hasil yang dicapai oleh siswa yang telah mengikuti proses belajar mengajar.
Hasil pada dasarnya merupakan sesuatu yang diperoleh dari suatu aktivitas,
sedangkan belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan perubahan
pada individu, yakni perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap. Hasil belajar merupakan istilah yang digunakan
untuk menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seseorang setelah
melakukan usaha tertentu. Dalam hal ini hasil belajar yang dicapai siswa
dalam bidang studi tertentu setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2011:22).
Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi
tiga macam hasil belajar mengajar yaitu: (1) Keterampilan dan kebiasaan, (2)
Pengetahuan dan pengarahan, (3) Sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne
membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b)
keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, (e) keterampilan
motoris.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa
setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat
mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil
belajar dari Benyamin Bloom yang dikutip dari buku Nana Sujana (2011:9),
secara garis besar membagi tiga ranah, yaitu sebagai berikut:
a. Hasil belajar kognitif
Hasil belajar kognitif yaitu berkenaan dengan intelektual yang terdiri dari
enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi.
15
saja, akan tetapi masih ada hal yang lain juga yang menjadi faktor penentu
yang tidak dapat dipisahkan dalam menciptakan keberhasilan belajar siswa.
Menurut Slameto (2003:54-69), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar yaitu:
a. Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu
sendiri. Faktor internal ini meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani
dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang
atau melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat
dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti
pelajaran, dibanding jasmani yang keadaannya kurang sehat.
Faktor psikologis, yaitu yang mendorong atau memotivasi belajar.
Faktor-faktor tersebut diantaranya sebagai berikut:
1) Adanya keinginan untuk tahu
2) Agar mendapatkan simpati dari orang lain.
3) Untuk memperbaiki kegagalan
4) Untuk mendapatkan rasa aman.
b. Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri siswa yang ikut
mempengaruhi belajar anak. Adapun faktor yang mempengaruhinya
meliputi:
1) Faktor yang berasal dari orang tua
Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah sebagi cara
mendidik orang tua terhadap anaknya. Dalam hal ini dapat dikaitkan
suatu teori, apakah orang tua mendidik secara demokratis,
pseudodemokratis, otoriter, atau cara laisses faire. Cara atau tipe
mendidik yang demikian masing-masing mempunyai kebaikan dan ada
pula kekurangan. Namun tipe mendidik sesuai dengan kepemimpinan
Pancasila lebih baik dibandingkan tipe-tipe diatas. Karena orang tua
20
baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya
hasil belajar yang baik.
Dengan adanya perkembangan psikomotorik, diharapkan siswa-siswi
di SMP N 11 Cirebon dapat meningkatkan keterampilan belajarnya, baik
dalam bertindak dan mengambil keputusan baik di lingkungan sekolah,
keluarga maupun masyarakat. Sehingga perkembangan keterampilanya sesuai
dengan aturan atau norma agama dan sosial. Karena dengan adanya
perkembangan psikomotorik yang positif siswa bisa mengembangkan segala
potensi yang mereka miliki seperti bakat, kemampuan dan minat, sehingga
dengan adanya perkembangan psikomotorik yang positif siswa dapat
berperilaku baik dan tidak terjerumus kedalam hal-hal negatif.
C. Kerangka Berpikir
Sebagian ahli menganggap perkembangan sebagai proses yang berbeda dari
pertumbuhan. Menurut mereka, berkembang itu tidak sama dengan tumbuh,
begitu pun sebaliknya. Arti perkembangan itu terletak pada penyempurnaan
fungsi psikologis yang disandang oleh organ-organ fisik. Perkembangan akan
berlanjut terus hingga manusia mengakhiri hayatnya. Sementara itu,
pertumbuhan hanya terjadi sampai manusia mencapai kematangan fisik
(maturation). Artinya orang tidak akan betambah tinggi atau besar jika batas
pertumbuhan tubuhnya telah mencapai tingkat kematangan, (Muhibbin Syah,
2002:11).
Pada dasarnya, perkembangan merujuk kepada perubahan sistematik tentang
fungsi-fungsi fisik dan psikis. Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis
dasar sebagai hasil dari konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma), dan hasil dari
interaksi proses biologis dan genetika dengan lingkungan. Sementara perubahan
psikis menyangkut kesuluruhan karakteristik psikologis individu, seperti
perkembangan kognitif, emosi, sosial dan moral, (Syamsu Yusuf L.N, 2011:1).
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan
kualitatif individu dalam rentang kehidupanya, mulai dari masa konsepsi, masa
bayi, masa anak-anak, masa remaja, sampai masa dewasa. Perkembangan dapat
diartikan juga sebagai “Suatu proses perubahan dalam diri individu atau
organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat
kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan” (Nani M. Sughandi, 2011:2).
Dengan demikian dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa
perkembangan dimaknai sebagai suatu proses perubahan dalam diri individu atau
organisme, secara fisik maupun psikis, menuju tingkat kedewasaan atau
kematangan. Perkembangan itu berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan. Secara psikis perkembangan mengarah kepada pembentukan
kepribadian, yang sangat menetukan sesorang dalam bersosialisasi.
25
Dalam proses memperoleh hasil belajar yang baik itu diperlukan metode
pembelajaran yang tepat artinya yang sesuai dengan kondisi dan keadaan
kehidupan sehari-hari yang akrab dengan kita atau istilahnya kontekstual,
sehingga apa yang menjadi hasil belajar dapat terpenuhi dengan jumlah
pengukuran hasil belajar di atas standar yang ada, selain metode ada juga yang
menggunakan LKS Lembar Kerja Siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif,
dan psikomotorik (Nana Sudjana, 2009:3). Hasil belajar merupakan hasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar, (Nana
Sudjana, 2013:67).
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di
kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu
sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut, (Nana
Sudjana, 2013:77):
a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal
meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan
hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus
pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka
membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh kualitas
pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri. Hasil belajar menunjukkan
kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator
adanya derajat perubahan tingkah laku siswa, (Anas Sudijono, 2001:48).
27
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi
belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak
proses belajar, (Aunurrahman, 2012:27).
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan
keterampilan. Perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya,
(Aunurrahman, 2012:30).
Salah satu upaya mengukur hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar siswa
itu sendiri. Bukti dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar dan proses
belajar adalah hasil belajar yang biasa diukur melalui tes.
Dari uraian-uraian tersebut kerangka pemikiran dapat digambarkan melalui
bagan sebagai berikut:
- Tinggi
- Sedang
- Rendah
Dari kerangka diatas dapat dijelaskan dalam pembelajaran IPS adanya siswa
diharapkan aktif dalam proses pembelajaran. Didalam proses belajar mengajar
disekolah, siswa mempunyai karakteristik tertentu baik fisioligis maupun
psikologis anak yang akan nantinya berpengaruh kepada proses dan hasil belajar
siswa, setiap siswa juga memiliki perkembangan psikomotorik yang berbeda-
beda. Ketika pembelajaran IPS dimulai guru terlebih dahulu melakukan interaksi
dengan siswa, baik berupa stimulus maupun tanya jawab dengan siswa dari
interaksi tersebutlah guru akan mengetahui siapa saja yang mempunyai
perkembangan psikomotorik yang tinggi, sedang dan rendah.
Guru diharapkan mampu untuk memotivasi siswa supaya siswa tersebut
dapat meningkatkan perkembangan psikomotorik yang baik dan posiitf. Seorang
siswa dikatakan memiliki perkembangan psikomotorik yang baik dapat dilihat
dari motivasinya dalam belajar. Seperti aktif bertanya, berargumen yang baik,
kritis dalam proses belajar mengajar dan meninggalkan kegiatan-kegiatan yang
menghambat tujuanya dalam belajar. Setelah itu guru melakukan evaluasi dengan
tujuan supaya mengetahui hasil belajar siswa setelah dicanangkannya motivasi
perkembangan psikomotorik.
D. Hipotesis Penelitian
Penelitian ini terfokus pada dua variabel pokok, yaitu hubungan antara
perkembangan psikomotorik dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini,
yaitu:
Hipotesis Korelasi
Ho = Tidak ada hubungan yang signifikan antara perkembangan
psikomotorik dan hasil belajar siswa Mata Pelajaran IPS di SMP N 11
Cirebon.
Ha = Ada hubungan yang signifikan antara perkembangan psikomotorik dan
hasil belajar siswa Mata Pelajaran IPS di SMP N 11 Cirebon.