Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN HASIL OBSERVASI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN I

PERKEMBANGAN FISIK, KOGNITIF, DAN PSIKOSOSIAL PADA


TAHAP EARLY CHILDHOOD

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah Psikologi
Perkembangan I

Disusun Oleh :

Cantika Vallery Josephine

171301135

Kelas C

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KOTA MEDAN

2021
2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
berkah-Nya sehingga makalah dapat selesai dengan baik. Makalah Laporan hasil
observasi yang berjudul “ Perkembangan Fisik, Kognitif, dan Psikosial Pada
Tahap Early Childhood” disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Psikologi Perkembangan I yang diampu oleh Ibu Debby Anggraini Daulay,
M.Psi, Psikolog dan Ibu Eka Ervika, M.Si, Psikolog.

Dengan Harapan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi


para pembaca. Tidak lupa saya juga mengucapkan terima kasih atas bantuan dari
pihak TK Perguruan Panca Budi yang telah berkontribusi dengan memberikan
izin untuk saya boleh dapat melakukan observasi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya sebagai
penulis, saya menyadari makalahini masih mempunyai banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis
menerima segala saran dan kritik dari pembaca. Semoga makalah ini dapat
memberi manfaat serta pengetahuan bagi para pembaca. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I Pendahuluan

1.1 LatarBelakang 1
1.2 RumusanMasalah 2
1.3 Tujuan Penelitian 2
1.4 Manfaat Penelitian 2
1.5 Metode Penelitian 3

BAB II Pembahasan
2.1 Perkembangan Fisik 4
2.2 Perkembangan Kognitif 4
2.3 Perkembangan Psikososial 5
BAB III Hasil Observasi
3.1 Identitas Anak 6
3.2 Penjelasan Verbatim 7
BAB IV Penutup

4.1 Kesimpulan 8
4.2 Saran 8

Daftar Pustaka 9

Lampiran

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Masa kanak-kanak merupakan masa dimana orang tua memiliki tanggung


jawab penuh dalam perkembangan anak. Menjadi dambaan setiap orang tua untuk
setiap anak memiliki perkembangan sesuai pada masanya. Anak yang memiliki
perkembangan yang baik merupakan anak yang fisik, kognitif dan psikososialnya
berada pada tahap sesuai dengan usia anak tersebut. Tanggung jawab orang tua
diperlukan pada masa kanak-kanak supaya ketika beranjak menuju masa dewasa
anak tersebut mengalami perubahan yang optimal. Orang tua terkadang banyak
yang tidak tahu akan perkembangan yang terjadi pada anaknya, sehingga mereka
tidak tahu akan kecepatan dan keterlambatan yang terjadi pada perkembangan
anak mereka. Padahal jika telah terjadi keterlambatan perkembangan pada anak,
anak membutuhkan penanganan yang cepat agar tidak berdampak bagi
berkelanjutan mereka.

Pada masa usia 5 tahun pertama perkembangan anak sering disebut sebagai
masa keemasan (The Golden Years) karena pada masa itu keadaan fisik maupun
segala kemampuan anak sedang berkembang dengan cepat. Pada masa itu
perkembangan kemampuan anak akan sangat terlihat pada pada kemampuan fisik
dan kognitifnya. Proses perkembangan kemampuan fisik anak berhubungan
dengan proses tumbuh kembangnya motorik anak, sedangkan proses
perkembangan kognitif berhubungan dengan proses kematangan cara berpikir
anak. Oleh karena itu, setiap gerakan yang dilakukan oleh anak sesederhana
apapun merupakan hasil interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem
tubuh yang dikontrol otak. Otaklah yang berfungsi sebagai bagian dari susunan
syaraf yang mengatur dan mengontrol semua aktivitas fisik. (Robert Pangrazi,
1981).

1
Perkembangan yang dapat kita lihat pada anak mencakup perkembangan fisik,
kognitif, dan psikososial anak. Perkembangan fisik pada anak early childhood
dapat kita lihat melalui keterampilan anak yang berhubungan aktivitas fisik dan
pergerakan anak. Bentuk pergerakan dan keterampilan anak merupakan
perkembangan dari kemampuan motoriknya. Perkembangan kognitif dari anak
early childhood dapat kita lihat melalui persepsi atau pemahaman dari
keterampilan yang ia lakukan. Perkembangan psikososial anak early childhood
dapat kita lihat bagaimana ia berinteraksi dan memberi perlakuan pada lingkungan
sekitar. Ketiga aspek perkembangan tersebut saling berkaitan satu sama lain dan
menjadi aspek penting yang harus diperhatikan oleh orang tua.

1.2 RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah agar penguraian makalah lebih terarah


dan terfokus maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan perkembangan fisik, kognitif dan


psikososial?
2. Bagaimana perkembangan fisik, kognitif dan psikososial pada tahap anak
early childhood?
1.3 Tujuan Penelitian

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Psikologi Perkembangan I, menginformasikan atau sebagai saran bagi pembaca
khususnya bagi pendidik dan orang tua tentang teori perkembangan anak masa
early childhood.
1.4 ManfaatPenelitian
Manfaat yang dapat diperoleh berdasarkan tujuan di atas adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Merupakan suatu kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
diperoleh di kampus untuk memberikan informasi pada masyarakat
terutama orang tua mengenai perkembangan anak masa early childhood.
2. Bagi masyarakat

2
Memperoleh pemahaman mengenai pentingnya memperhatikan
perkembangan anak pada masa early childhood tentang perkembangan
fisik, kognitif, dan psikososial anak.
1.5 MetodePenelitian
Makalah ini ditulis berdasarkan hasil observasi pada salah satu anak early
childhood dengan metode observasi dan wawancarapada anak tersebut. Adapun
penulisan makalah ini ditulis dengan beberapa bahan bacaan umum mengenai
perkembangan anak.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PerkembanganFisik
Hurlock (1980) dalam bukunya yang berjudul “Life Span Development”
menyatakan bahwa istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif
yang terjadi yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
Perkembangan sering disamakan artinya sebagai pertumbuhan, padahal
pertumbuhan bagian dari perkembangan bukan berarti pertumbuhan dan
perkembangan memiliki makna yang sama dalam kehidupan.
Dalam tahun-tahun pertama awal kehidupan manusia pertumbuhan berperan.
Namun seiring berjalannya waktu, pola kemunduran yang akan berkembang
sekalipun pertumbuhan tidak berhenti, rambut akan terus tumbuh dan sel-sel
tubuh akan terus beregenerasi.
Pertumbuhan pesat yang terjadi pada tubuh selama rentang kehidupan disebut
sebagai perkembangan fisik. Perkembangan fisik yang dialami oleh masa
kanak-kanak jauh lebih lambat daripada perkembangan fisik pada masa bayi. Pada
masa kanak-kanak dan masa bayi akan terlihat jelas perkembangan fisik yang
terjadi dari segi tinggi badan, berat badan, ruas tulang dan otot, lemak tubuh, gigi,
dan juga postur tubuh.
1. Pertumbuhan badan dan perkembangan otak

Pertumbuhan tinggi dan berat tubuh adalah perubahan fisik yang jelas
menjadi ciri yang tampak pada anak usia awal.Rata-rata anak bertumbuh
setinggi 21/2—3inci dan bertambah seberat antara ± 11/2—2 kg per tahun
selama masa kanak-kanak awal. Namun, pola pertumbuhan bervariasi secara
individual (Burns & others, 2013).
Salah satu perkembangan fisik yang paling penting selama masa
kanak-kanak adalah perkembangan berkelanjutan dari otak dan sistem saraf
(Bell Cueves, 2014; Markant & Thomas, 2013). Beberapa perubahan dalam
otak pada anak usia awal disebabkan oleh myelination (peningkatan kecepatan
dan efisiensi penyampaian informasi melalui sistem saraf). Dari usia 3 hingga
6 tahun, perkembangan paling cepat di otak terjadi di lobus frontal.

4
2. Perkembangan Keterampilan Motorik Kasar

Pada usia 3 tahun, anak-anak menikmati gerakan sederhana, seperti


melompat, dan berlari bolak-balik. Mereka sangat bangga dapat berlari
melintasi ruangan dan melompat sejauh 6 inci.Pada usia 4 tahun, anak-anak
masih menikmati jenis kegiatan yang sama namun mereka telah menjadi lebih
berjiwa petualang serta sering menunjukkan kecakapan atletik mereka. Pada
usia 5 tahun berlari dengan keras dan melakukan kejar-kejaran dengan satu
sama lain atau orang tua mereka.
3. Perkembangan Keterampilan Motorik Kasar

Pada usia 3 tahun, dapat membangun menara blok yang sangat tinggi,
menempatkan setiap blok dengan konsentrasi tinggi namun seringkali tidak
dalam garis lurus sepenuhnya.Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik
anak-anak membaik secara stabil dan menjadi jauh lebih tepat. Pada usia 5
tahun, koordinasi motorik anak membaik. Tangan, lengan, dan tubuh
semuanya bergerak bersama di bawah kendali mata yang lebih baik.
4. Perkembangan Persepsi
Perubahan perkembangan persepsi anak berlanjut di masa kanak-kanak
(Atkinson & Braddick, 2013; Lee & lain-lain, 2013). Anak menjadi semakin
efisien dalam mendeteksi batas antara warna (seperti merah dan oranye) pada
usia 3 sampai 4 tahun (Gibson, 1969). Bila anak berusia sekitar 4 atau 5 tahun,
otot mata mereka biasanya cukup banyak sehingga bisa menggerakkan mata
mereka dengan efisien melintasi serangkaian huruf.
5. Tidur
Para ahli merekomendasikan agar anak-anak muda tidur selama 11
hingga 13 jam setiap malam (National Sleep Foundation, 2014). Sebagian
besar anak-anak kecil tidur sepanjang malam dan satu tidur siang. Masalah
tidur pada anak kecil terkait dengan masalah lain, seperti kelebihan berat
badan dan depresi. Gangguan tidur pada anak usia awal seperti insomnia,
narcolepsy (rasa ngantuk ekstrim pada siang hari) dan nightmaresyang
berkaitan dengan penyesuaian yang kurang optimal di prasekolah.

5
6. Nutrisi dan Olahraga
Kebiasaan makan merupakan aspek penting perkembangan anak pada
masa kanak-kanak (Schiff, 2015; Sorte, Daeschel, & Amador, 2014). Apa
yang dimakan anak-anak mempengaruhi pertumbuhan kerangka, bentuk
tubuh, dan kerentanan terhadap penyakit. Masalah gizi lainnya termasuk
kekurangan gizi pada anak usia dini dan diet yang tidak memadai dari banyak
anak yang hidup dalam kemiskinan Olahraga dan aktivitas fisik juga
merupakan aspek yang sangat penting dari kehidupan anak-anak muda
(Graham, Holt / Hale, & Parker, 2013)
7. Penyakit dan Kematian
Kecelakaan kendaraan bermotor menjadi penyebab terbesar dari
kematian anak-anak, disusul oleh kanker dan penyakit pembuluh darah
jantung.Salah satu keadaan rumah yang membahayakan kesehatan anak-anak
adalah orang tua yang merokok (Boltè, Fromme, & the GME Study Group,
2009).Kematian anak-anak di seluruh dunia dapat dicegah dengan mengurangi
kemiskinan dan meningkatkan nutrisi, sanitasim pendidikan, serta layanan
kesehatan (UNICEF 2006, 2010).

2.2 PerkembanganKognitif
Susanto (2011) mengatakan kognitif adalah bagaimana cara individu
bertingkah laku, cara individu bertindak, yaitu cepat lambatnya individu di dalam
memecahkan suatu masalah yang dihadapinya. Gambaran yang diberikan
Williams tentang ciri-ciri perilaku kognitif adalah: berpikir lancar,berpikir luwes,
berpikir orisinal,berpikir terperinci (elaborasi). Sedangkan menurut Jahja (2011)
Perkembangan kognitif adalah perkembangan kemampuan anak untuk
mengeksplorasi lingkungan karena bertambah besarnya koordinasi dan
pengendalian motorik, maka dunia kognitif anak berkembang pesat, makin kreatif,
bebas dan imajinatif.
Perkembangan kognitif merupakan sebuah tingkat pengetahuan yang semakin
tinggi dari hasil pengalaman. Piaget menyatakan bahwa pengetahuan dapat
diperoleh melalui eksplorasi, manipulasi, dan konstruksi secara elaboratif. Lebih

6
dari itu, Piaget juga menjelaskan bahwa karakterisasi aktivitas anak-anak juga
berdasarkan pada tendensi-tendensi biologis yang terdapat pada semua organisme.
Tendensi-tendensi tersebut mencakup tiga hal, yaitu asimilasi, akomodasi, dan
organisasi.
Tahap Pra-Operasional Piaget
Menurut Piaget, pada tahap praoperasional, anak-anak belum dapat
melakukan operasi—tindakan mental yang dapat dibalik—namun mereka
mulai mewakili dunia dengan gambaran, kata-kata, dan pemikiran simbolis,
untuk membentuk konsep-konsep yang stabil beserta alasan.
1. Substansi fungsi simbolik, yang terjadi antara sekitar usia 2 sampai 4
tahun, anak-anak secara mental mulai mewakili objek yang tidak hadir,
dengan pemikiran yang dibatasi oleh egosentrisme dan animisme.
2. Substansi pemikiran intuitif, anak-anak tampaknya begitu yakin tentang
pengetahuan mereka namun tidak menyadari bagaimana mereka
mengetahui apa yang mereka ketahui.
3. Keterbatasan pemikiran praoperasionaldan kurangnya konservasi juga
menandai tahap pra operasi.

Teori Vygotsky

1. Zona Perkembangan Proksimal Anak (ZPD), yang merupakan kisaran


tugas yang terlalu sulit bagi anak-anak untuk menguasai semuanya namun
yang dapat dipelajari dengan bimbingan dan bantuan orang dewasa atau
anak-anak yang lebih terampil.
2. Scaffolding, menekankan pentingnya peran pendamping dalam
memeberikan dukungan atau motivasi saat anak belajar.
3. Bahasa dan Pikiran, anak-anak membangun pengetahuan melalui
interaksi sosial dan mereka menggunakan bahasa tidak hanya untuk
berkomunikasi dengan orang lain, tapi juga untuk merencanakan,
membimbing dan memantau perilaku mereka sendiri serta untuk
membantu mereka memecahkan masalah.

Pemrosesan Informasi

7
1. Atensi, memfokuskan sumber daya mental terhadap informasi tertentu.
Kemajuan dalam perhatian yang eksekutif dan perhatian berkelanjutan
sangat penting di masa kanak-kanak, tapi anak-anak kecil masih akan
lebih mengikuti sesuatu menonjol daripada fitur yang relevan dengan
tugas.
2. Memori jangka pendek, peningkatan signifikan dalam memori jangka
pendek (menyimpan informasi hingga 30 detik) terjadi selama masa
kanak-kanak awal.
3. Memori autobiografi, dengan dorongan yang baik, kenangan jangka
panjang anak-anak bisa menjadi akurat, meskipun anak-anak kecil dapat
diarahkan untuk mengembangkan ingatan palsu.
4. Fungsi eksekutif, seperti konsep payung yang terdiri dari sejumlah proses
kognitif tingkat yang lebih tinggi terkait dengan melibatkan mengelola
pikiran seseorang untuk terlibat dalam perilaku yang pengarahan pada
tujuan dan pengendalian diri.
5. Teori pikiran, kesadaran anak mengenai proses mentalnya sendiri serta
proses mental orang lain.
2.3 PerkembanganPsikososial
Masa anak-anak adalah masa perkembangan dari usia 2 tahun sampai dengan usia 6
tahun, pada masa-masa ini perkembangan biologis dan fisik berjalan dengan sangat cepat
dan pesat, akan tetapi secara sosiologisnya anakanak masih sangat terikat dengan
lingkungannya terutama keluarga. Oleh karena itu, pada masa anak-anak awal ini
keluarga sangat berperan penting dalam mempersiapkan anak untuk terjun ke lingkungan
yang lebih luas, terutama lingkungan sekolah.
Adapun perkembangan psikososial yang terjadi pada masa ini meliputi beberapa hal
yaitu perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan permainan, dan
perkembangan moral.
1. Diri, dalam teori Erikson, masa kanak-kanak adalah periode ketika
pembangunan melibatkan penyelesaian konflik inisiatif vs rasa bersalah.
Pemahaman diri mendasar pada balita berkembang menjadi representasi
anak prasekolah tentang diri mereka dalam hal bagian tubuh, harta benda

8
dan aktivitas fisik. Pada usia sekitar 4 sampai 5 tahun, anak-anak juga
mulai menggunakan sifat seperti deskripsi diri.
2. Mengekspresikan emosi, berbagai emosi anak-anak muda berkembang
selama masa kanak-kanak ketika mereka semakin mengalami emosi yang
sadar diri seperti kesombongan, rasa malu dan rasa bersalah.
3. Memahami emosi, antara usia 2 sampai 4 tahun, anak-anak belajar lebih
banyak tentang penyebab dan konsekuensi dari perasaan. Pada usia 4
sampai 5 tahun, anak-anak menunjukkan kemampuan memahami bahwa
satu peristiwa dapat menimbulkan emosi yang berbeda pada orang yang
berbeda pula.
4. Mengatur emosi, mereka juga menunjukkan kesadaran yang semakin
besar tentang perlunya mengelola emosi untuk memenuhi standar sosial.
Pelatihan emosi oleh orang tua pada anak menjadikan anak terlibat dalam
pengaturan diri yang lebih efektif dibandingkan mereka yang tidak dilatih.

Perkembangan Moral

1. Perasaan moral, teori psikoanalitik Freud menekankan pengembangan


superego untuk mengurangsi rasa gelisah dan sumber moral. Emosi
positif, seperti empati, juga berkontribusi pada perkembangan moral anak.
2. Penalaran moral, Piaget menganalisis penalaran moral dan
menyimpulkan bahwa anak-anak dari usia sekitar 4 sampai 7 tahun
menampilkan moralitas yang heterogen, menilai perilaku dengan
konsekuensinya. Kemudian, pada usia 10 tahun dan lebih tua, mereka
mengembangkan moralitas otonom.
3. Perilaku moral, teoritikus kognitif perilaku dan sosial, perilaku moral
berkembang sebagai hasil dari penguatan, hukuman dan peniruan, dan ada
keragaman situasional yang cukup besar dalam perilaku moral.
4. Hati nurani, nurani mengacu pada peraturan internal standar akan benar
dan salah yang melibatkan integrasi pemikiran moral, perasaan dan
perilaku. Nurani anak-anak muda muncul dari hubungan dengan orang tua.
Dengan bersikap proaktif dalam membantu anak-anak mencegah perilaku

9
buruk dan dengan melibatkan anak-anak dalam dialog percakapan tentang
isu-isu moral.

Gender
Gender mengacu pada dimensi sosial dan psikologis sebagai
laki-laki atau perempuan. Identitas gender diperoleh pada usia 21/2 tahun
bagi sebagian besar anak-anak. Peran gender adalah sekumpulan harapan
yang menentukan bagaimana perempuan atau laki-laki harus berpikir,
bertindak dan merasa.

1. Pengaruh biologis,pada perkembangan gender termasuk kromosom


dan hormon.
2. Teori peran sosial, teori psikoanalitik dan teori kognitif
sosial,menekankan berbagai aspek pengalaman sosial dalam
pengembangan karakteristik gender. Orangtua memengaruhi
perkembangan gender anak-anak dan teman sebaya secara khusus
untuk mahir dalam menghargai perilaku sesuai gender.

Keluarga

Pengasuhan Orang tua

1. Pola asuh, otoriter, otoritatif, neglectful, memanjakan adalah empat


gaya pengasuhan utama yang dideskripsikan oleh Diana Baumrind.
2. Hukuman, adanya kontroversi tentang efek hukuman fisik pada
anak-anak, dengan beberapa studi membuat perbedaan antara hukuman
fisik yang kasar (memukul dan menendang) dan ringan (mencubit).
3. Coparenting, dukungan yang diberikan orang tua satu sama lain
dalam membesarkan anak-anak. Pengasuhan bersama-sama oleh
orangtua memiliki efek positif pada perkembangan anak.

Hubungan Bersaudara dan Urutan Kelahiran


Saudara-saudara berinteraksi satu sama lain dengan cara positif dan
negatif. Urutan kelahiran berkaitan dengan cara-cara tertentu untuk
karakteristik kepribadian—misalnya, anak sulung lebih berorientasi pada

10
orang dewasa dan lebih mampu untuk mengendalikan diri daripada anak
bungsu lebih pemberontak, liberal, dan menyenangkan. Dengan sendirinya,
bagaimanapun, urutan kelahiran bukanlah prediktor perilaku yang baik.
Keluarga yang Berubah dalam Masyarakat yang Berubah

1. Orang tua bekerja, memiliki kedua orang tua yang bekerja sepanjang
hari di luar rumah belum terbukti memiliki efek negatif pada
anak-anak. Namun, sifat pekerjaan orang tua dapat memengaruhi
kualitas pengasuhan mereka, misalnya : bekerja larut malam membuat
orang tua stres yang berdampak negatif pada anak.
2. Anak dalam perceraian orang tua, memiliki efek negatif pada
penyesuaian anak-anak, tapi juga bisa menjadi hubungan kurang baik
antara orang tua untuk tetap bersama demi anak-anak mereka. Jika
orang tua yang bercerai mengembangkan hubungan yang harmonis dan
mempraktekkan pola asuh yang otoritatif, penyesuaian anak akan
meningkat.
3. Orang tua gay dan lesbian,orang tua yang homoseksual telah
berbohong pada anak atas identitasnya. Namun, anak lebih berorientasi
pada heteroseksual dan penuh perhatian.
4. Status sosioekonomi, keluarga berpenghasilan rendah memiliki lebih
sedikit akses ke sumber daya dibandingkan keluarga berpenghasilan
lebih tinggi. Orang tua dengan SES yang lebih rendah menciptakan
suasana rumah dengan lebih banyak wewenang orang tua dan
penggunaan hukuman fisik yang lebih besar, sementara orang tua
dengan SES yang lebih tinggi lebih peduli tentang mengembangkan
insiatif anak-anak dan kemampuan untuk menunda gratifikasi.

A. Hubungan Teman Sebaya, Bermain dan Waktunya Media

1. Hubungan Teman Sebaya


Teman sebaya adalah agen sosialisasi yang kuat. Teman sebaya
memberikan sumber informasi dan perbandingan tentang dunia di luar
keluarga. Orang tua-anak dan hubungan teman sebaya sering dihubungkan.

11
Sebab anak usia 3 tahun lebih menghabiskan waktu dengan teman sebaya
sesama jenis untuk bermain bersama. Sehingga interaksi sosial anak dapat
berkembang dengan baik misalnya, negosiasi peran/aturan permainan.
2. Bermain
Fungsi bermain termasuk afiliasi dengan teman sebaya, pelepasan
ketegangan, kemajuan dalam perkembangan kognitif, eksplorasi dan
penyediaan tempat yang aman. Perspektif kontemporer pada permainan
menekankan baik kognitif maupun keyakinan sosial dari permainan. Di antara
jenis permainan anak-anak, yang paling banyak dipelajari adalah bermain
sensorimotor, latihan bermain, permainan pura-pura/simbolis, permainan
sosial dan permainan konstruktif. Karena bermain adalah konteks positif yang
kuat untuk pengembangan keterampilan kognitif dan sosioemosional
anak-anak, penting bagi kita untuk menemukan lebih banyak waktu untuk
bermain dalam kehidupan anak-anak.
3. Pengaruh Media dalam Waktu
Anak kecil menonton rata-rata 2 sampai 4 jam TV per hari, tetapi para
ahli menyarankan agar mereka menonton 1 jam atau kurang. Anak-anak muda
semakin menghabiskan waktu dengan media lain dan perangkat
informasi/komunikasi seperti komputer, DVD dan permainan video yang telah
memunculkan istilah waktu media. Waktu media dapat memiliki pengaruh
negatif (seperti mengubah anak-anak menjadi pembelajar pasif, agresif dan
mengurangi waktu yang dihabiskan dengan teman sebaya dan aktivitas fisik)
dan pengaruh positif (seperti memberikan model perilaku prososial) pada
perkembangan anak-anakyang dapat mengajari anak-anak keterampilan sosial
yang positif.

12
BAB III
HASIL OBSERVASI
3.1 Identitas Anak
● Nama samaran :AH
● Usia : 5 tahun 5 bulan
● Jenis Kelamin : Laki-laki
● Pendidikan : Playgroup
● Asal sekolah : Bara Gajah, Sei Lepan, Langkat
● Anak ke- : 3 dari tiga bersaudara
● Saudara : Abang laki-laki, kakak perempuan
● Pekerjaan Orang tua : Security Perkebunan
● Rumah : Tinggal bersama orangtua
● Berat dan tinggi badan: 20 kg dan 92 cm
● Makanan favorit : Coklat
● Warna kesukaan : merah
● Hobi : Main mobil-mobilan dan sepak bola

3.2 Hasil Observasi

Dari hasil observasi yang dilakukan, subjek yakni berada pada rentang masa
kanak-kanak awal (early childhood). Saat saya mendatangi rumah AH, dia masih
merasa malu menyambut kehadiran saya. “Memang AH adalah anak yang mudah
berinteraksi dengan orang lain kalau udah dekat sama dia. Kalau orang asing dia
masih pemalu dan gak dekat sama kita” kata orang tuanya.

Sebelum saya melakukan observasi, AH duduk diam sambil disuapi makan


oleh ibunya. Selama AH sedang menikmati makanannya, saya bertanya kepada
bibinya “Apakah AH suka pilih-pilih makan?”. Ibunya menjawab bahwa AH
sangat susah diberi makan kalau sedang bermain, akan tetapi kalau sedang dalam
keadaan tenang baru makan cepat dan kalau makanannya disuka pasti lahap
makan. Sekitar 10 menit kemudian, AH telah menghabisi makan siangnya. Saya

13
mengobservasi AH selalu saja bermain dan tidak pernah tenang. Mungkin anak
laki-laki pada umumnya akan seperti itu. Setelah puas bermain, kakaknya
mengajak AH untuk bermain tiktok dan berjoget. Ternyata AH suka berjoget-joget
ditiktok. Apa yang dilakukan sama kakaknya, dia selalu mengikutinya.

Setelah puas berjoget-joget tiktok, AH langsung mengambil sepedanya yang


roda 3 dan bermain sepedaan bersama teman-temannya di daerah rumahnya.
Cukup lama dia bermain. Setelah itu saya bertanya kepada ibunya “Apa AH suka
banyak Tanya tentang sesuatu?”, lalu ibunya menjawab “iya, banyak sekali yang
dia pengen tau”. AH jika dikasih tau tentang hal yang tidak baik, dia akan nurut
dan takut melakukan hal yang dilarang tersebut. Misalnya, perkataan yang kotor
yang dilarang, AH akan nurut dan tidak mau mengucapkan hal yang dilarang
ibunya. Setelah puas bermain dengan teman-temannya maka AH pulang, dia baru
mau dekat dan senyum pada saya. Dia mengajak saya bermain.

14
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Perkembangan Fisik Anak yang diobservasi


Untuk perkembangan fisik, AH memiliki tubuh yang normal dengan berat
badan 20 kg dan tinggi badan 92 cm yang menurut BMI tidak mengalami
kelebihan gizi (obesitas) atau kekurangan gizi (malnutrisi). Serta AH juga
tidak mengalami faktor kependakan tubuh akibat defisiensi hormon
pertumbuhan. Sebab asupan dan pola makanannya AH sangat dijaga oleh
ibunya AH.
Pada keterampilan motorik kasar, AH sudah mampu berlari-lari dalam
rumah serta bermain sepedaan bersama teman-temannya. Untuk keterampilan
motorik halusnya, AH dengan usianya 5 tahun telah mampu berjoget dengan
seluruh bagian tubuhnya bersama dengan kakaknya dan bermain
masak-masakan.
Untuk aktivitas di luar dan di dalam ruangan, AH dapat bermain-main di
dalam rumah dan di luar rumah. AH bermain didalam rumah bersama kakak
perempuannya. Aktivitas bermain di dalam rumah yang AH lakukan bersama
kakaknya adalah berjoget dengan aplikasi TikTok dan kemudian bermain
masak-masakan bersama sang kakak. Setelah bermain bersama kakaknya, AH
lanjut bermain diluar bersama teman-temannya. Dalam aktivitas
terstrukurnya, AH menghabiskan aktivitasnya dengan bermain bersama
teman-temannya sepak bola dan juga sepedaan.
4.2 Perkembangan Kognitif Anak yang Diobservasi

● Tahap pra-operasional Piaget


⮚ Substansi Fungsi Simbolik
Fungsi simbolik menurut tahap pertama Piaget adalah
kemampuan anak untuk secara mental mewakili objek yang tidak ada.
Seperti yang sering dilakukan AH yaitu, bermain masak-masakan yang
seolah-olah memasak seperti kakaknya/ibunya saat di dapur.
⮚ Tahap Pemikiran Intuitif

15
Anak-anak pada tahap pemikiran intuitif ini telah mulai
menggunakan penalaran primitif dan ingin mengetahui jawaban atas
segala macam pertanyaan. Pada saat saya melalukan observasi kepada
AH, dia sangat aktif dan banyak menanyakan berbagai hal mengenai
apa yang ia ingin ketahui dan bertanya apa yang ada dipikiranya.
Seperti yang dikatakan oleh ibunya, bahwa ia berada dalam masa yang
mau mengetahui banyak hal.
● Teori Vygotsky

⮚ Zona Perkembangan Proksimal


Istilah tugas yang terlalu sulit bagi anak-anak untuk dikuasai
sendiri tetapi dapat dikuasai anak dengan bantuan orang yang dewasa
atau anak-anak yang terampil. Ibunya AH berkata bahwa AH bisa
menjelaskan alamat rumahnya ketika ditanya oleh orang lain.
Walaupun tidak begitu lengkap, namun AH bisa menjelaskan yang
mana rumahnya.
⮚ Bahasa dan Pikiran
Anak-anak membangun pengetahuan melalui interaksi sosial
dan mereka menggunakan bahasa tidak hanya untuk berkomunikasi
dengan orang lain namun juga menyelesaikan masalah. Vygotsky
percaya bahasa dapat mengatur diri disebut “private speech” sebagai
dasar pemikiran penting. Pada AH terlihat melakukan “private
speech”dimana ibunya AH mengatakan bahwa AH sering melakukan
percakapan singkat terhadap sepedanya atau bolanya.
Bahasa yang digunakan AH sudah cukup baik dimana dia
dapat menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti orang lain.
● Memproses Informasi
⮚ Atensi
Kegiatan memfokuskan sumber daya mental terhadap informasi
tertentu. Untuk atensi AH masih kurang baik, hal terlihat saat AH
sedang makan siang yang disuapi oleh ibunya dimana atensi AH tertuju

16
pada aktivitas yang ia lakukan saat itu. AH lebih fokus bermain
daripada fokus untuk makan siangnya.

4.3 Perkembangan Sosioemosional Anak yang Diobservasi

A. Perkembangan Emosional dan Kepribadian


⮚ Diri
Menurut Erik Erikson anak yang berusia 3 tahun telah
mengenali konsep dirinya (self-understanding). AH telah mampu
mengenal dirinya, saat AH dipangil untuk makan siang. Ia menoleh kita
namanya dipanggil oleh ibunya.
⮚ Mengekspresikan emosi
EW telah mampu mengekspresikan beberapa emosi umum
seperti merasa senang saat observasi selesai saya memberikan coklat
kepada EW dan berkata,”Hore..., dapat coklat EW suka makan ini kak
soalnya rasanya manis.” Tetapi EW juga sempat menunjukkan ekspresi
sedih saat saya menjaili EW dengan membawa pulang boneka
kesukaannya.
⮚ Mengatur emosi
Menurut ibunya AH masih sangat malu bertemu dengan orang
baru. Sehingga ia akan bertingkah laku baik dan sopan. Jika sudah
dekat dengan orang tersebut AH akan aktif dan mengajak orang tersebut
untuk bermain atau berkomunikasi.
● Perkembangan Moral
Perkembangan moral yang meliputi pemikiran, perasaan dan
perilaku mengenai peraturan apa yang harus dilakukan dalam interaksi
dengan orang lain. Ketika ada hal yang diperbolehkan maka AH dengan
senang hati melakukannya. Namun, jika ada hal yang dilarang dan tidak
diperbolehkan oleh orang tuanya maka AH langsung mengerti dan tidak
mau melakukan hal tersebut. AH sudah mulai bisa membedakan mana
yang baik dan yang tidak baik.

17
B. Keluarga
1. Pengasuhan Orang tua dan Perubahan Keluarga
AH tinggal bersama dengan orang tua kandung dan bersama
dengan abang dan juga kakaknya. Dari percakapan dengan sang ibu
disimpulkan pola asuh orang tuanya AH lebih mengarah pada pola asuh
otoritatif terlihat dari ibunya yang bisa menjelaskan kepada anaknya hal
yang buruk dan yang baik. Jika dilanggar maka ibunya dengan tegas
menegur AH tanpa berlebihan.
● Hubungan Saudara Kandung
Hubungan AH dengan kakaknya sangat akur dibandingkan dengan
abangnya. AH bermain dengan akrab bersama kakaknya dibandingkan
dengan abangnya.
C. Hubungan Teman Sebaya dan Bermain
● Hubungan Teman Sebaya
Terlihat sewaktu berkunjung maka AH bisa menyeimbangkan
hubungan bermain dengan teman-temannya saat berada di luar rumah. AH
bermain bersama teman-temannya tidak dalam waktu yang lama dan tidak
sebentar. Ketika sudah waktunya pulang, atau dipanggil oleh ibunya maka
ia akan pulang kerumah.
● Bermain
Fungsi bermain termasuk afiliasi dengan teman sebaya, pelepasan
ketegangan, kemajuan dalam perkembangan kognitif, eksplorasi dan
penyediaan tempat yang aman. AH begitu semangat jika diajak bermain
oleh teman dan kakaknya, AH suka bermain masak-masakan bersama
kakaknya dan bermain sepedaan dan sepakbola dengan temannya.
● Waktu Media
Waktu media yang saya dapatkan adalah ketika AH selalu
menghabiskan waktu berjoget dan menari di aplikasi TikTok bersama
dengan kakaknya.

18
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perkembangan adalah sebuah rangkaian proses yang matang yang diperoleh
dari pengalaman. Perkembangan dalam hidup seseorang mencakup tiga aspek
penting yakni perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial. Perkembangan fisik
pada anak masa early childhood dapat diamati melalui perubahan tinggi badan,
berat badan, dan juga postur badan. Perkembangan kognitif pada anak masa early
childhood dapat diamati melalui perkembangan bahasa dan juga memory.
Perkembangan psikososial pada anak masa early childhood dapat diamati melalui
kemampuan interaksi anak dengan lingkungan sekitar.
Subjek penelitian yang penulis amati dan wawancara yang penulis lakukan
memperoleh hasil bahwa perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial dalam
kondisi optimal.
1. Perkembangan Fisik. Menurut hasil observasi ini, perkembangan fisik AJ
dari pertumbuhan tubuh, nutrisi, aktivitas, keterampilan motorik kasar
maupun halus, dan perkembangan persepsi sudah cukup baik.
2. Perkembangan Kognitif. Dari tahap pra-operational Piaget, teori Vygotsky,
teori pikiran dan memproses informasi sudah memperlihatkan kemajuan
yang baik dan tidak mengalami keterbatasan dalam kemampuan belajar.
Terbukti dari cara menjawab pertanyaan dari observer dengan cukup jelas
dan bias belajar bersama temannya.
3. Perkembangan Sosioemosional. AJ memperlihatkan perkembangan
kepribadian, emosi, moral, dan gender serta pola pengasuhan dari orang
tua dan pengaruh hubungan teman sebaya, bermain dan waktu media
cukup menuju pola interaksi AJ yang lebih baik dan sangat aktif.
4.1 Saran
Dengan pembahasan dan simpulan di atas disarankan bagi orang tua dan
pendidik AJ untuk terus memperhatikan perkembangan pada AJ. Kemampuan dan
keterampilan AJ sebaiknya diarahkan dengan baik oleh orang tua dan pendidik AJ
di TK Perguruan Panca Budi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.

Pangraji, Robert P. & Dauer, Victor P. (1981). Movement in Early Childhood and
Primary Education. Minnesota: Burges Publishing Company.

Santrock, J. W. (2015). Life Span Development fifteenth Edition. New York:


McGraw-Hill.

Susanto, Ahmad. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini (Perkembangan Dalam


Berbagai Aspeknya). Jakarta: Kencana.

20
LAMPIRAN

21

Anda mungkin juga menyukai