PENDAHULUAN
1. DESKRIPSI SINGKAT
Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Tahun-tahun pertama kehidupan, terutama
periode sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun merupakan periode
yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Stimulasi yang tepat
akan merangsang otak balita sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara dan
bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita berlangsung optimal sesuai dengan
umur anak. Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang perlu dilakukan untuk dapat
mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk
menindaklanjuti setiap keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya.
Apabila
ditemukan
ada
penyimpangan,
maka
dilakukan
intervensi dini
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
1) Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan pelayanan Stimulasi Deteksi
& Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
2) Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu :
1. Menjelaskan konsep dasar tumbuh dan kembang
2. Melakukan pengukuran pertumbuhan anak
3. Melakukan Stimulasi dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang
4. Melakukan Intervensi dan rujukan penyimpangan tumbuh dan kembang anak
a.
b.
c.
d.
e.
Modul SDIDTK
Pedoman Pemantauan Pertumbuhan
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan
kemandirian.
Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan
organ
yang
ini
merupakan
masa
kritis karena
selanjutnya.
2) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda, baik dalam
pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada
masing-masing anak.
3) Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan dan setiap pertumbuhan
disertai dengan perubahan fungsi.
Misalnya
perkembangan
intelegensia
pada
seorang
anak
akan
menyertai
umur, bertambah
bertambah
kepandaiannya.
5) Perkembangan mempunyai pola yang tetap, yaitu:
6) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah
kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
7) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak
halus (pola proksimodistal).
8) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahapan perkembangan tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu
mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, atau anak
mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.
Keluarga.
Umur.
Jenis kelamin.
Genetik.
Kelainan kromosom.
Gizi
Mekanis
Endokrin
Radiasi
Lnfeksi
Kelainan imunologi
Anoksia embrio
Psikologi ibu
2) Faktor Persalinan
Trauma kepala atau asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
3) Faktor Pascasalin
-
Gizi
Psikologis
Endokrin
Sosio-ekonomi
Lingkungan pengasuhan
Stimulasi
Obat-obatan
untuk
memberikan
respons
terhadap
suara,
berbicara,
Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin,
sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar. Masa
ini dibagi dua kelompok, yaitu:
-
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan
sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ.
-
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan
berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf.
c. Masa anak balita umur 12-59 Bln.
Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan
dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi.
Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi
dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel otak masih berlangsung; dan terjadi
pertumbuhan
Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra dan
sistim reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap
sehingga anak mampu belajar dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa proses
belajar pada masa ini adalah dengan cara bermain.
Orang tua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan
perkembangan anaknya,
agar
berbahasa
sensitif
terhadap
keter1ambatan
atau
menyebabkan
keter1ambatan
perkembangan
motorik
dan
Merupakan suatu kondisi yang ditandal oleh intelegensia yang rendah (IQ < 70)
yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi
terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
f.
a) Alat pengukur dilingkaran pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis mata,
diatas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik agak
kencang, Baca angka pda pertemuan dengan angka
b) Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak
c) Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis
kelamin anak,Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan
ukuran sekarang
Grafik 1. Lingkar Kepala Anak Laki-Laki Grafik 2. Lingkar Kepala Anak Perempuan
pendek,
dengar.
c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya
masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian
dan
hiperaktivitas.
Pelayanan rutin SDIDTK sesuai dengan jadwal yang tercakup pada pedoman ini dan pada
Buku KIA, namun tidak menutup kemungkinan dilaksanakan pada:
a. Kasus rujukan.
b. Ada kecurigaan anak mempunyai penyimpangan tumbuh.
c. Ada keluhan anak mempunyai masalah tumbuh kembang.
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun
agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat
stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan.
Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan
orang terdekat dengan anak, pengganti ibu atau pengasuh anak, anggota keluarga
lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Kurangnya
stimulasi
dapat
menyebabkan
adalah
kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa
serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian.
Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar
yang perlu diperhatikan, yaitu:
a) Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
b) Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru
tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya.
c) Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
d) Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bemyanyi,
bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
e) Lakukan stimulasi secara
umur
1.
Periode Tumbuh
Kembang
Masa prenatal, janin dalam
kandungan
2.
3.
4.
Kelompok Umur
Stimulasi
Masa prenatal
12-15 Bln
15-18 Bln
18-24 Bln
24-36 Bln
36-48 Bln
48-60 Bln
Grafik 3. Lingkar Kepala Anak Laki-Laki Grafik 4. Lingkar Kepala Anak Perempuan
Interpretasi
a) Jika ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam jalur hijau
maka lingkaran kepala anak normal
b) Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di luar jalur hijau
maka lngkaran kepala anak tidak normal
c) Lingkaran kepala anak makrosefal bila berada diatas jalur hijau
dan mikrosefal bila berada dibawah jalur hijau
kembang,
Jawaban YA, jika ibu/pengasuh anak menjawab: anak bisa atau pernah atau
sering atau kadang-kadang melakukannya.
Jawaba TIDAK, jika ibu/pengasuh anak menjawab: anak belum pernah atau tidak
pernah melakukan, atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.
b. Pengukuran Status gizi Anak berdasarkan Indeks Massa Tubuh menurut Umur
(IMT/U) untuk Anak Umur 60-72 Bln.
Klasifikasikan
tinggi badan
menurut umur
Hasil
Pengukuran Zscore
Di atas 2SD
Status Gizi
(IMT/U)
Tindakan
Obesitas
>1 SD sampai
dengan 2 SD
Gemuk
Segera
rujuk
ke
Rumah Sakit
Asupan
Gizi
disesuaikan dengan
kebutuhan
dan
aktivitas anak
-2SD sampai
dengan 1 SD
-3SD sampai
dengan < -2SD
Normal
Di bawah -3
Sangat Kurus
Kurus
Asupan
Gizi
ditingkatkan
dan
Jadwalkan
kunjungan berikutnya
Segera
rujuk
ke
Puskesmas dengan
TFC atau ke RS
25
=17,36
( 1,2 ) (1,2)
Lampiran No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Tahapan Perkembangan
dan Stimulasi Umur Bln
0-3 Bln
3- 6 Bln
6-9 Bln
9-12 Bln
12-18 Bln
18-24 Bln
24-36 Bln
36-48 Bln
48-60 Bln
48-60 Bln
60-72 Bln
Pada anak umur kurang dari 24 Bln, pertanyaan dijawab oleh orang tua atau
pengasuh. Pada anak umur 24 Bln atau lebih, pertanyaan berupa perintah melalui
orang tua/pengasuh untuk dikerjakan oleh anak.
Jawaban YA jika menurut orang tua, anak dapat melakukannya dalam 1 Bln
terakhir. Jawaban TIDAK jika tidak pernah melakukan, tidak tahu atau tidak dapat
melakukannya dalam 1 Bln terakhir.
Jadwal deteksi dini masalah perilaku emosional adalah rutin setiap 6 Bln pada
anak umur 36 Bln sampai 72 Bln. Jadwal ini sesuai dengan jadwal pelayanan
SDIDTK
Alat yang digunakan adalah Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE) yang
terdiri dari 14 pertanyaan untuk mengenali problem perilaku emosional anak
umur 36 Bln sampai 72 Bln.
Cara melakukan :
1) Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu
perilaku yang tertulis pada KMPE kepada orang tua/pengasuh anak.
2) Catat jawaban YA, kemudian hitung jumlah jawaban YA.
Keterlambatan berbicara
c.
d.
Interpretasi :
1) Enam pertanyaan No. 2, 7, 9, 13, 14, dan 15 adalah pertanyaan penting
(crirical item) jika dijawab tidak berarti pasien mempunyai risiko ringgi
autism.
2) Jawaban tidak pada dua atau lebih critical item atau tiga pernyaan lain
yang dijawab tidak sesuai (misalnya seharusnya dijawab ya, orang tua
menjawab tidak) maka anak tersebut mempunyai risiko autism
3) Jika perilaku itu jarang dikerjakan (misal anda melihat satu atau 2 kali) ,
mohon dijawab anak tersebut tidak melakukannya.
Hiperaktivitas/GPPH
(Abbreviated
Conners Ratting
tua/pengasuh
anak/guru
TK
dan
pertanyaan
yang
perlu
pengamatan pemeriksa.
yang
ditanyakan/diamati
ada
pada
anak
lnterpretasi:
Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan "bobot nilai" berikut
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan
kemandirian anak.
Tindakan intervensi dini tersebut berupa stimulasi perkembangan terarah yang
dilakukan secara intensif di rumah selama 2 minggu, yang diikuti dengan
evaluasi hasil intervensi stimulasi perkembangan.
a. Intervensi Perkembangan
lntervensi perkembangan anak dilakukan atas indikasi yaitu:
1). Perkembangan
anak
meragukan
sesuai dengan yang seharusnya dimiliki anak, yaitu bila pada umur skrining
3, 6, 9, 12, 15, 18 Bln dan seterusnya, pemeriksaan KPSP jawaban ''YA" = 7
atau 8.
Lakukan intervensi sebagai berikut:
a) Pilih kelompok umur stimulasi yang lebih muda dari umur anak pada Bab Ill
buku pedoman ini. Misalnya: Menurut KPSP, anak umur 12 Bln belum bisa
berdiri, maka dilihat kelompok umur stimulasi 9-12 Bln atau yang lebih muda
(bukan kelompok umur stimulasi 12-15 Bln). Karena kemampuan berdiri merupakan
gerak kasar, maka Iihat kotak "Kemampuan Gerak Kasar".
b) Ajari
orang
tua
cara
melakukan
intervensi
sesuai
dengan
dilakukan
evaluasi
hasil
intervensi
dan
melihat
apakah
ada
Umur
Hasil
Pemeriks
Tindakan lntervensi
Perkembangan
3 bin
12 bin
Belum bisa menyebut 2 Bicara pada anak dan ajak anak bicara sesering
suku kata yang sama
mungkin,
setiap saat dan dimana saja. Tirukan dan jawab ocehan
(kemampuan
anak. Usahakan agar anak mau mengulang dan
bicara dan
meniru mengucapkan kata-kata tersebut, gunakan
bahasa)
kata-kata yang jelas dan sederhana seperti pa..pa..,
da..da.., ta..ta. Ketika berbicara, tatap mata anak,
usahakan agar mau menatap waiah aaar ia melihat
bibir dan mata oembicara.
21 bin
30 bin
36 bin
42 bin
54 bin
66 bin
Belum
mengenal
warna
(kemampuan
bicara dan
bahasa)
sebagai berikut:
a) Misalnya: anak umur 19 Bln belum bisa menyebut ayah ibunya dengan
panggilan seperti "papa" "mama" artinya ada penyimpangan kemampuan
bahasa dan bicara. Lihat kelompok umur stimulasi yang lebih muda pada Bab
Ill buku pedoman ini, pilih kotak "Kemampuan Bicara dan Bahasa" yang
memuat cara melatih anak supaya bisa menyebut kata-kata "papa", "mama",
yaitu pada kelompok umur stimulasi 3-6 Bln.
b) Sedangkan intervensi berupa stimulasi untuk kelompok umur yang lebih
muda - pada contoh di atas stimulasi untuk
diberikan.
c) Ajari orang tua cara melakukan intervensi perkembangan anak sebagaimana
yang dianjurkan pada kotak stimulasi tersebut.
d) Beri petunjuk pada orang tua dan keluarga untuk mengintervensi anak
sesering mungkin, penuh kesabaran dan kasih sayang, bervariasi dan
sambilbermain dengan anak agar ia tidak bosan.
e) lntervensi pada anak dilakukan secara intensif setiap hari sekitar 3-4 jam,
selama 2 minggu. Bila anak terlihat senang dan tidak bosan, waktu intervensi
dapat ditambah. Bila anak menolak atau rewel, intervensi dihentikan dahulu,
dilanjutkan apabila anak sudah dapat diintervensi lagi.
f)
dilakukan
evaluasi
hasil
intervensi
dan
melihat
apakah
ada
dan
seterusnya), maka
lakukan
evaluasi
hasil
intervensi
dengan
menggunakan formulir KPSP untuk umur yang lebih muda, paling dekat dengan
umur anak, seperti contoh berikut ini:
a. Bayi umur 6 Bln lewat 3 minggu, gunakan KPSP untuk umur 6 Bln.
b. Anak umur 17 Bln lewat 18 hari,gunakan KPSP untuk umur 15 Bln.
c. Anak umur 35 Bln lewat 20 hari,gunakan KPSP untuk umur 30 Bln.
3) Bila hasil evaluasi intervensi ada kemajuan artinya jawaban "YA" 9 atau 10,
artinya perkembangan anak sesuai dengan umur tersebut, lanjutkan dengan skrining
perkembangan sesuai dengan umumya sekarang. Misalnya: umur 17 Bln lewat 20
hari pilih KPSP umur 18 Bln; umur 35 Bln lewat 20 hari, KPSP umur 36 Bln.
4) Bila hasil evaluasi intervensi jawaban "YA" tetap 7 atau 8, kerjakan langkahlangkah berikut:
Teliti kembali apakah ada masalah dengan:
a. lntensitas intervensi perkembangan yang dilakukan di rumah, apakah
sudah dilakukan secara intensif ?
b. Jenis kemampuan perkembangan anak yang diintervensi, apakah
sudah dilakukan secara tepat dan benar ?
c. Cara memberikan intervensi, apakah sudah sesuai dengan petunjuk dan
nasihat tenaga kesehatan
d. Lakukan pemeriksaan fisik yang teliti, apakah ada masalah gizi ? penyakit
pada anak ? kelainan organ-organ terkait ?
5) Bila ditemukan salah satu atau lebih masalah di atas:
a. Bila ada masalah gizi atau anak sakit, tangani kasus tersebut sesuai
pedoman/standar tatalaksana kasus yang ada di tingkat pelayanan dasar
seperti Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), tatalaksana gizi buruk,
dan sebagainya.
b. Bila intervensi dilakukan tidak intensif, kurang tepat, atau tidak sesuai
dengan petunjuk/nasihat tenaga kesehatan, sekali lagi, ajari orang tua dan
keluarga cara melakukan intervensi perkembangan yang intensif yang tepat
dan
kemampuan
perkembangan
tidak
ada
kemajuan
berarti
ada
sebagainya)
2. Rujukan Dini Penyimpangan Perkembangan Anak
Rujukan diperlukan jika masalah/penyimpangan perkembangan anak tidak dapat
ditangani
meskipun
sudah
dilakukan
tindakan
intervensi
dini.
Rujukan
anak
dengan
dokter
spesialis
anak,
ahli
gizi
serta
rehabilitasi
medik,
ahli
Alur rujukan
terapi
(fisioterapis,
terapis
bicara,
dan
1) Persiapan SDM
Pelaksana SDIDTK adalah dokter, bidan, perawat
terlatih SDIDTK.
Untuk meningkatkan cakupan pelayanan SDIDTK, Puskesmas berjejaring
dan melatih SDIDTK pada tenaga pendidik PAUD (seperti TK/RA,
Kelompok Bermain, Taman Pengasuhan Anak (TPA) dan satuan PAUD
sejenis).
Pembagian tugas pelaksanaan SDIDTK yang berjejaring dengan PAUD
a. Petugas Kesehatan
kesempatan
ini
Kepala
Puskesmas
menyampaikan
dan
akhir
pertemuan
diseminasi
informasi,
Kepala
Puskesmas
3) Pelatihan Penyegaran
Kegiatan refreshing SDIDTK dilakukan secara berkala, minimal setahun
sekali bagi perawat, bidan dan tenaga gizi atau tenaga lain yang sudah
mendapatkan pelatihan SDIDTK. Tujuan refreshing menjaga kualitas
SDM dalam memberi pelayanan SDIDTK, Selain itu Kepala Puskesmas
juga memonitor kemampuan dan kepatuhan SDM dalam memberikan
pelayanan SDIDTK.
Metode refreshing disini dilaksanakan dengan cara:
a) penyampaian penekanan perubahan yang terjadi (bila ada)atau atau
point - point yang menjadi fokus perhatian.
b) penyampaian secara singkat langkah-langkah penerapan SDIDTK
c) Kepala Puskesmas/dokter Puskesmas menyampaikan studi kasus dan
meminta beberapa SDM kesehatan melaksanakan simulasi penerapan
SDIDTK. Setelah selesai simulasi diminta juga komentar serta
masukan dari SDM kesehatan lainnya.
keberadaannya dan dipastikan siap pakai. Kondisi ini hanya akan tercapai
bilamana didukung dengan mekanime pencatatan dan pelaporan.
Beberapa jenis logistik yang harus disiapkan, antara lain: Buku Pedoman
Pelaksanaan SDIDTK (Revisi), Skrining Kit SDIDTK, Formulir Deteksi
Tumbuh Kembang Anak, Buku KIA, Register SDIDTK, Formulir
Rujukan, Register Kohort Bayi dan Register Kohort Anak Balita dan
Prasekolah.
2) Biaya Operasional
Biaya operasional sangat dibutuhkan pada penerapan SDIDTK baik untuk
kegiatan dalam gedung maupun kegiatan di luar gedung. Biaya
operasional dalam gedung diperlukan guna pemeliharaan logistik
SDIDTK, penggandaan dan lain-lain. Sementara biaya operasional
kegiatan di luar gedung diperlukan untuk transport pelaksanaan SDIDTK
di luar Puskemas.
3) Ruangan
Pelayanan SDIDTK sebaiknya dilakukan di ruangan tertentu mengingat
membutuhkan waktu yang cukup untuk pelayanan, termasuk waktu yang
dibutuhkan menyampaikan KIE
c. Penerapan SDIDTK
Keberhasilan penerapan SDIDTK adalah bilamana di wilayah tersebut
semua balita dan pra sekolah mendapatkan pelayanan SDIDTK dan
ditindaklanjuti keluarga untuk menstimulasi anak
maupun bilamana
memantau
tumbuh
kembang
putera/putrinya
dilakukan
selalu
di
perbaharui
pengetahuan
dan
kompetensinya.
umur
tertentu.
Konsekuensinya,
dengan
pembagian
kegiatan
pemantauan
pertumbuhan
dan
pemantauan
perkembangan dicatat pada kohort bayi atau kohort anak balita dan pra
sekolah, register tumbuh kembang serta buku KIA. Pencatatan dan
pelaporan sesuai dengan mekanisme yang berlaku. Penggunaan kohort
bayi, kohort anak balita dan prasekolah dan Buku KIA serta register
tumbuh kembang harus dioptimalkan dalam menunjang pemantauan
penerapan SDIDTK
Umur
Anak
Deteksi Dini
Penyimpangan
Pertumbuhan
BB/TB
LK
0 blan
3 Bln
6 Bln
9 Bln
12 Bln
15 Bln
18 Bln
21 Bln
24 Bln
30 Bln
36 Bln
42 Bln
48 Bln
54 Bln
60 Bln
66 Bln
72 Bln
Deteksi Dini
Penyimpangan
Perkembangan
KPS
P
TDD
Deteksi Dini
Penyimpangan Mental
Emosional
(dilakukan atas indikasi)
TDL
KMPE
MCHAT
GPPH
Keterangan:
BB/TB : Berat Badan terhadap Tinggi Badan
LK
: Lingkar Kepala
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan.
TDD : Tes Daya Dengar
TDL : Tes Daya Lihat
KMPE : Kuesioner Masalah Perilaku Emosional.
M-CHAT: Modified Checklist for Autism in Toddlers.
GPPH : Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas.
2. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan kegiatan deteksi dini tumbuh kembang anak di
tingkat puskesmas dan jaringannya, menggunakan sistem yang sudah
ada dengan tambahan beberapa formulir untuk mencatat dan melaporkan
kegiatan ini.
PENCATATAN
Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang anak, perlu
menyediakan formulir pencatatan berikut ini:
yang
terdiri
dari
pemeriksaan
Pertumbuhan,
Kohort
Kesehatan
Bayi
dan
Register
Kohort
mencatat
hasil
tenaga
pemeriksaan/skrini ng
kesehatan
tumbuh
selesai
kembang
anak
pada
Formulir
PELAPORAN
Pelaporan hasil pelayanan SDIDTK di laporkan secara berjenjang mulai dari
tingkat Puskesmas sampai ke tingkat Pusat . adapun formulir yang digunakan
adalah sebagai berikut:
a) Formulir Laporan Kesehatan Bayi dan Laporan Kesehatan
Anak Balita dan Prasekolah di Puskesmas dan Jaringannya.
Data yang terekam pada Register Kohort Bayi dipindahkan ke Formulir
Laporan Kesehatan Bayi sebagai laporan Blnan. Demikian pula halnya
dengan data yang ada di Register Kohort Anak Balita dan Prasekolah,
juga
Prasekolah.Laporan Kesehatan
dan Prasekolah dibuat rangkap dua. Lembar pertama laporan Blnan ini
diolah dan dianalisa di tingkat Puskesmas dan hasilnya ditindak-lanjuti
oleh Kepala Puskesmas, yang kegiatannya telah disepakati oleh seluruh
staf puskesmas dan jaringannya pada pertemuan Blnan/lokakarya mini di
puskesmas. Lembar kedua laporan ini dikirim ke Pengelola program KIA
Rekapitulasi
Laporan
Kesehatan
Bayi
dan
melalui
Kesehatan Anak
Formulir
Laporan
Kesehatan
Bayi/Laporan
ke Formulir
Prasekolah
oleh pengelola
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Tingkat kabupaten/kota mengolah
dan
menganalisa laporan
dari
dikirim
ke
Kesehatan
Provinsi
Bayi/Kesehatan
Anak
dalam
laporan
bentuk
Belita
dan
triwulan.
Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat Pusat,
Propinsi, Kabupaten/Kota, dan Puskesmas dan jaringannya. Di bawah ini
diuraikan aspek pokok Monitoringdan evaluasi upaya SDIDTK di setiap
tingkat, yang masih perlu dijabarkan lebih lanjut.
Pertemuan
Blnan
di
tingkat
puskesmas
(lokakarya
mini)
dapat
Evaluasi
kegiatan
DDTK
anak
di
puskesmas
dan
jaringannya
Indikator untuk melihat tingkat keberhasilan kegiatan DDTK anak adalah sebagai
berikut:
No
Indikator
Input
Tingkat
Puskes
mas
a. Buku KIA
b. Pedoman SDIDTK
c. Formulir DDTK
d. Register DDTK
Tingkat
Provinsi
Tingkat
Pusat
Proses
a. TOT SDIDTK
b. Pertemuan perencanaan
SDIDTK
c. Monitoring/supervisi SDIDTK
d. Evaluasi SDIDTK
f.
Tingkat
Kab/
Kota
Output
a. Persentase Puskesmas
dengan tenaga kesehatan
terlatih
b. Persentase cakupan DDTK
kontak pertama
c. Persentase cakupan
kunjungan bayi untuk SDIDTK
4 kali/tahun
d. Balita dan anak prasekolah
dengan penyimpangan gerak
kasar
e. Balita dan anak prasekolah
dgn penyimpangan gerak
halus
f. Balita dan anak prasekolah
dgn penyimpangan bicara
bahasa
g. Balita dan anak prasekolah
dgn penyimpangan sosialisasi
kemandirian
h. Balita dan anak prasekolah
dgn penyimpangan gerak
No
Indikator
kasar
Balita dan anak prasekolah
dgn penyimpangan Daya
Dengar
j. Balita dan anak prasekolah
dgn penyimpangan Daya Lihat
k. Balita dan anak prasekolah
dgn penyimpangan Perilaku
Emosional
l. Balita dan anak prasekolah
dengan risiko Autis
m. Balita dan anak prasekolah
dengan kemungkinan GPPH
n. Cakupan ibu balita dan anak
pra sekolah yang memiliki buku
KIA
i.
Tingkat
Puskes
mas
Tingkat
Kab/
Kota
Tingkat
Provinsi
Tingkat
Pusat
MODUL PELATIHAN
MI.4. STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI
DINI TUMBUH KEMBANG
(SDIDTK)
DAFTAR ISI
4
10
10
11
11
21
21
28
28
i
LAMPIRAN :
Klasifikasi
Ukur lingkar
Pengukuran
Klasifikasik
kepala, lalu beri
an hasil
titik pada kurva
pengukura
Di
atas
kurva
+2 Makro
pertumbuhan
n
lingkar kepala
sefali
Tindakan
Rujuk ke RS
Antara kurva
+2 dan -2
Normal
Jadwalkan
kunjungan berikut
Di bawah
kurva -2
Mikro
sefali
Rujuk ke RS
Hitung
jawaban
"Ya"
Hasil
Interpreta
si
Tindakan
Jawaban
Ya
9 atau 10
Algoritma
pemeriksaan
Sesuai
umur
Ada 2 jawaban
Ya
Kemungkinan anak
mengalami masalah
mental emosional
mana saja
Interpretasi
Tindakan
Normal
Puji
keberhasilan
orangtua/ pengasuh
Lanjutkan stimulasi sesuai
UMUR
Jadwalkan
kunjungan
berikutnya 3 Bln lagi
sampai UMUR 2 tahun,
tiap 6 Bln sampai UMUR
72 Bln
Risiko tinggi
autisme
Rujuk ke RS Rujukan
Tumbuh Kembang level 1
Risiko
autisme
Algoritma
GPPH
Hasil
Pemeriksaan
Tanyakan pada
Beri nilai:
orangtua/pengasuh Nilai 0 : jika
Nilai total
apakah ada keluhan keadaan
tersebut
sebagai berikut:
kurang
dari 13
tidak
ditemukan
Anak tidak bisa
pada anak
duduk tenang
Nilai 1: jika keadaan
Anak selalu
tersebut kadangbergerak tanpa
kadang ditemukan
tujuan dan tidak
pada anak
mengenal lelah
Nilai 2: jika
Perubahan
keadaan tersebut
suasana hati yang
sering ditemukan
mendadak/impulsif
pada anak
Apabila ada,
Nilai 3: Jika
Nilai total
13
tanyakan
keadaan
tersebut
keadaan anak
selalu
ada pada
atau lebih
sesuai lembar
anak
pemeriksaan
Hitung total nilai
Tindakan
Normal
Puji keberhasilan
orangtua/pengasuh
Lanjutkan stimulasi sesuai
UMUR
Jadwalkan kunjungan
berikutnya 6 Bln lagi.
Apabila ragu-ragu, ulangi
pemeriksaan 1 Bln lagi
Kemungkinan
GPPH
Hasil
Pengukuran Zscore
pemeriksaan
Interpretasi
> 2 SD
Status
Gizi
(BB/TB
atau
BB/PB)
Gemuk
-2 SD sampai
dengan 2 SD
-3 SD sampai
dengan -2 SD
Normal
Di bawah -3 SD
Sangat
Kurus
Kurus
Tindakan
1. Tentukan
penyebab
utama anak kegemukan
2. Konseling gizi sesuai
penyebab
Berikan pujian
1. Tentukan
penyebab
utama anak kurus
2. Konseling gizi sesuai
penyebab
Segera rujuk ke
PKM
dengan TFC atau ke RS