Anda di halaman 1dari 54

Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

ii Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................... 3
C. Pengertian ................................................................................... 3
D. Struktur Program .......................................................................... 4
E. Garis Besar Program Pembelajaran ............................................ 6
II. MODUL PELATIHAN ........................................................................ 9
III. PRINSIP UMUM PELATIHAN........................................................... 15
A. Komponen Master of Training ...................................................... 15
B. Komponen Fasilitator/Master Trainer .......................................... 16
C. Komponen ................................ 17
D. Komponen Panitia Penyelenggara .............................................. 21
IV. PROSES PELATIHAN ..................................................................... 23
A. Persiapan .................................................................................... 23
B. Pelaksanaan Pelatihan ............................................................... 2
C. Evaluasi Pelatihan ....................................................................... 26
D. Pelaporan ……………………………………………...............…… 2
V. JAMINAN KUALITAS PELATIHAN DAN TINDAK LANJUT ………… 29
A. Jaminan Kualitas Pelatihan ......................................................... 29
B. Tindak Lanjut .............................................................................. 30
VI. PENUTUP ........................................................................................ 31
Lampiran :
Rencana Evaluasi................................................. ....................... 3
1. .. .......................................... 3
2. Cek ist Untuk Keterampilan Melatih ............................................ 35
3. Evaluasi Materi/Modul Pelatihan ................................................. 37
4. Evaluasi Proses Belajar Me .............................. ................ 38
5. .. .....................................
. . ......................................
Panduan Praktik Kunjungan Lapangan .... ..................................
Jadwal ToT Konseling PMBA ...................... ............................... 4

Petunjuk Teknis Operasional iii


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

iv Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemenuhan gizi merupakan hak dasar anak. Salah satu upaya untuk
meningkatkan kesehatan dan gizi anak sebagaimana diamanatkan oleh
Undang Undang Dasar Tahun 1945 dan Perjanjian Internasional seperti
Konvensi Hak Anak (Komisi Hak Azasi Anak PBB, 1989, Pasal 24), yakni
memberikan makanan yang terbaik bagi anak usia di bawah 2 tahun. Untuk
mencapai hal tersebut, Strategi Nasional Peningkatan Pemberian ASI dan
MP-ASI merekomendasikan pemberian makanan yang baik dan tepat bagi
bayi dan anak 0-24 bulan adalah: (1) inisiasi menyusu dini segera setelah
lahir minimal selama 1 jam; (2) pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan;
(3) memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) mulai usia 6 bulan; (4)
meneruskan pemberian ASI sampai usia 2 tahun atau lebih.
World Health Organization (WHO) dalam Resolusi World Health Assembly
(WHA) nomor 55.25 tahun 2002 tentang Global Strategy of Infant and Young
Child Feeding melaporkan bahwa 60% kematian balita langsung maupun tidak
langsung disebabkan oleh kurang gizi dan 2/3 dari kematian tersebut terkait
dengan praktik pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan anak.
Menyusui secara eksklusif selama 6 bulan merupakan salah satu upaya
pemerintah dalam rangka penurunan angka kematian bayi di Indonesia.
Kebutuhan gizi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal
sampai usia 6 bulan cukup dipenuhi hanya dari ASI saja karena ASI
mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi
seluruh kebutuhan gizi selama 6 bulan kehidupan.
Berdasarkan pada hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
tahun 2009-2011, cakupan pemberian ASI eksklusif pada seluruh bayi
dibawah 6 bulan (0–6 bulan) meningkat dari 61,3% pada tahun 2009 menjadi
61,5% pada tahun 2010 tetapi sedikit menurun menjadi 61,1% tahun 2011.
Pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan berdasarkan hasil Susenas tahun 2012
sebesar 63,4%, sedangkan cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi
sampai 6 bulan sebesar 34,3% pada tahun 2009 menurun menjadi 33,6%
pada tahun 2010 dan sedikit meningkat menjadi 38,5% pada tahun 2011 dan
menurun lagi menjadi 37,9% di tahun 2012.

Petunjuk Teknis Operasional 1


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

Kependudukan Indonesia (SDKI) tahun 2007 dan 2012, pada bayi kurang dari
6 bulan praktik pemberian ASI sebanyak 32 % dan susu botol 28 % (2007) lalu
pada tahun 2012 pemberian ASI sebesar 42% dan susu botol menjadi 29%,
yang mengindikasikan meningkatnya peran pemberian makanan selain ASI
yang menghambat perkembangan pemberian ASI Eksklusif. Menurut WHO
tahun 2009, cakupan ASI Eksklusif 6 bulan sebesar 32%. Hasil Riskesdas
tahun 2010 cakupan pemberian ASI Eksklusif untuk bayi laki-laki sebesar
29,0% dan pada bayi perempuan sebesar 25,4%.
Pemberian makan yang terlalu dini dan tidak tepat mengakibatkan banyak
anak yang menderita kurang gizi. Untuk itu perlu dilakukan pemantauan
pertumbuhan sejak lahir secara rutin dan berkesinambungan. Fenomena
“gagal tumbuh” atau growth faltering pada anak Indonesia mulai terjadi pada
usia 4-6 bulan ketika bayi diberi makanan selain ASI dan terus memburuk
hingga usia 18-24 bulan. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan 19,6% balita di
Indonesia yang menderita gizi kurang (BB/U <-2 Z-Score) dan 37,2% termasuk
kategori pendek (TB/U <- 2 Z-Score). Dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) bidang Kesehatan 2010-2014 telah ditetapkan
indikator sasaran kegiatan pembinaan gizi masyarakat yaitu menurunkan
prevalensi gizi kurang menjadi kurang dari 15% dan balita pendek kurang
dari 32%. Salah satu upaya untuk mencapai sasaran tersebut adalah mem-
promosikan pemberian MP-ASI yang tepat jumlah, kualitas dan tepat waktu.
MP-ASI mulai diberikan sejak bayi berumur 6 bulan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi dan anak selain dari ASI. MP-ASI yang
diberikan dapat berupa makanan berbasis pangan lokal. Pemberian MP-ASI
berbasis pangan lokal dimaksudkan agar keluarga dapat menyiapkan MP-
ASI yang sehat dan bergizi seimbang bagi bayi dan anak 6-24 bulan di rumah
tangga sekaligus sebagai media penyuluhan.
Setiap keluarga yang mempunyai bayi dan anak usia 6-24 bulan
hendaknya mempunyai pengetahuan tentang Pemberian Makanan Bayi
dan Anak (PMBA), agar mampu memberikan ASI ekslusif dan menyiapkan
MP-ASI yang sesuai di masing-masing keluarga. Pendampingan oleh orang
yang terdekat dalam hal ini termasuk kader posyandu sangat penting. Untuk
itu kader posyandu perlu dilatih agar mempunyai pengetahuan tentang ASI
ekslusif dan MP-ASI serta keterampilan pemantauan pertumbuhan dan
keterampilan memberikan konseling.
Peranan tenaga kader posyandu terampil sangat besar terhadap
keberhasilan Pemberian makanan bayi dan Anak (PMBA), peningkatan
pemberdayaan ibu, peningkatan dukungan anggota keluarga serta pening-
katan kualitas makanan bayi dan anak yang akan meningkatkan status gizi
balita. Oleh karena itu keberadaan kader posyandu perlu dipertahankan dan
ditingkatkan.

2 Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

Untuk melatih kader yang tersebar diseluruh desa di Indonesia agar menjadi
seorang konselor PMBA yang baik, maka perlu dilakukan pelatihan berjenjang. Hal
ini dapat dimulai dengan melatih pelatih Konseling PMBA kader tingkat Propinsi/
Kabupaten dilanjutkan dengan melatih pelatih PMBA kader tingkat Puskesmas
yang diharapkan dapat melatih bidan desa dan kader posyandu didaerahnya.
Pelatihan pelatih Konseling PMBA kader diperoleh melalui suatu proses
pelatihan dengan menggunakan standar kurikulum atau modul yang baku
yaitu modul pelatihan Konseling pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA)
yang dikeluarkan oleh Direktorat Bina Gizi Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
KIA tahun 2014. Pelatihan dilakukan selama 6 hari (48 jam) dengan materi
pelatihan yang telah diakui secara internasional.
Seiring dengan era desentralisasi dimana setiap daerah dimungkinkan
untuk melaksanakan pelatihan konseling PMBA maka untuk menjamin
kualitas pelatihan yang optimal diperlukan standarisasi penyelenggaraan
pelatihan yang berbasis kompetensi, baik pelatihan konseling PMBA maupun
pelatihan pelatih konseling PMBA. Berdasarkan kepentingan tersebut maka
disusun Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling PMBA dan Pelatihan
Pelatih Konseling PMBA.

B Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberi panduan kepada penyelenggara pelatihan konseling
PMBA dan pelatihan pelatih konseling PMBA agar mampu menye-
lenggarakan pelatihan sesuai standar yang berlaku.
2. Tujuan Khusus
Memahami prosedur penyelenggaraan pelatihan konseling PMBA
dan pelatihan pelatih konseling PMBA.
Menyelenggarakan pelatihan konseling PMBA dan pelatihan pela-
tih konseling PMBA sesuai standar.
Memperoleh tenaga konselor dan fasilitator PMBA yang berkualitas
tinggi.

C. Pengertian
1. Konseling
Konseling adalah suatu proses komunikasi dua arah antara konselor
dan klien yang bertujuan membantu klien untuk memutuskan apa
yang akan dilakukan dalam mengatasi masalah yang dialami oleh
klien. Dalam komunikasi tersebut konselor bukan memberi nasihat
tetapi memberikan informasi dan alternatif pemecahan masalah,
selanjutnya klien memilih dan memutuskan sendiri alternatif yang
terbaik untuk dirinya.

Petunjuk Teknis Operasional 3


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

2. Konselor
Konselor adalah orang yang memberikan konseling kepada klien
3. Konselor PMBA
Konselor PMBA adalah orang yang telah mengikuti pelatihan
konseling PMBA dengan modul pelatihan standar UNICEF yang
telah diadopsi oleh Direktorat Bina Gizi.
4. Fasilitator PMBA
Fasilitator PMBA adalah orang yang telah mengikuti Pelatihan
Pelatih PMBA selama 6 hari (48 jam) yang dilanjutkan dengan
melatih kader sebanyak 2 (dua) angkatan yang didampingi oleh
Master Trainer (MT).
5. Master Trainer (MT)
Master Trainer adalah Fasilitator Senior yang pernah lebih dari 3
(tiga) kali menjadi fasilitator dalam kegiatan Pelatihan Pelatih PMBA.
6. Master of Training (MoT)
Master of Training adalah yang bertanggung jawab terhadap seluruh
penyelenggaraan pelatihan, mencakup perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan pelatihan konseling
PMBA.
7. Panitia Penyelenggara
Panitia Penyelenggara adalah tim yang bertanggung jawab ter-
hadap penyelenggaraan pelatihan PMBA.

D. Struktur Program
Struktur Program Pelatihan Pelatih Konseling PMBA
WAKTU
No. MATERI JML
T P PL
MATERI DASAR
A. 1. Kebijakan Perbaikan Gizi 1 - - 1
2. Kondisi PMBA di Daerah 1 - - 1
Jumlah A 2 - - 2
B. MATERI INTI
1. Pengertian PMBA
Mengapa PMBA penting (sesi 2) 0,5 0,5
- 1
Situasi umum yang dapat mempengaruhi PMBA 0,5 0,5
- 1
(sesi 3)
Jumlah 1 1 - 2

4 Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

2. Konseling Menyusui
0.5 1 - 1,5
Rekomendasi Praktik PMBA : Menyusui (sesi 5)
Bagaimana Proses Menyusui (sesi 6)
0.5 1 - 1,5
Kesulitan Menyusui (sesi 11)
0.5 1 - 1,5
Jumlah 1,5 3 - 4,5
3. Konseling MP-ASI
Praktek PMBA yang Dianjurkan ; Pemberian 0.5 1 - 1,5
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (sesi 7)
Pemberian MP-ASI (sesi 8) - 1 - 1
Jumlah 0,5 2 - 2,5
4. Konseling
-
Bagaimana Melakukan Konseling Bagian I (sesi 4) 1 - 1
-
Bagaimana Melakukan Konseling Bagian II (sesi 10) 0,5 1,5 2
Jumlah 1,5 1,5 - 3
5. Pemantauan Pertumbuhan (sesi 9) 0,5 1,5 - 2
6. Praktek Lapangan
Kunjungan Lapangan I dan Umpan Balik (sesi 12) - - 4 4
Kelompok Berorientasi Tindakan, Kelompok Pen- 1 1 - 2
dukung PMBA dan Kunjungan Rumah (sesi 13)
Kunjungan Lapangan II dan Umpan Balik (sesi 14) - - 4 4
Jumlah 1 1 8 10
7. Gizi dan Kesehatan
Gizi Ibu (sesi 15) 1 0,5 - 1,5
Anak Sakit (sesi 16) 1 0,5 - 1,5
Jumlah 2 1 - 3
8. Penilaian calon Fasilitator
Penilaian setelah pelatihan - 14 - 14
Diskusi harian dan pembahasan alur setiap sesi
Jumlah B 8 25 8 41
MATERI PENUNJANG
1. Membangun Komitmen Belajar 1 2 - 3
C.
- Perkenalan, harapan dan tujuan (sesi 1)
2. Rencana Tindak Lanjut (RTL) (sesi 18) - 2 - 2
Jumlah C 1 4 - 5
JUMLAH TOTAL 11 29 8 48
Keterangan :
T : Teori ;
P : Praktik ;
PL : Praktik Lapangan
1 jam pelajaran @ 60 menit

Petunjuk Teknis Operasional 5


6
E. Garis Besar Program Pembelajaran
Nomor : MD.1
Materi : Kebijakan Perbaikan Gizi
Waktu : 2 Jpl (T=2 Jpl; P=0 Jpl; PL=0 Jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami kebijakan perbaikan gizi

Tujuan
Pokok Bahasan dan Sub
Pembelajaran Metode Media dan Alat Bantu Referensi
Pokok Bahasan
Khusus (TPK)

Setelah mengikuti
materi ini, peserta

Petunjuk Teknis Operasional


mampu:
Bahan presentasi power
1. Menjelaskan 1. Kebijakan Peningkatan Curah pendapat
point
kebijakan Pemberian ASI Ceramah tanya jawab
Laptop
peningkatan 2. Kebijakan tentang
LCD
pemberian ASI pemberian MP-ASI
Flipchart
2. Menjelaskan 3. Kebijakan tentang
Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

Spidol
kebijakan tentang pemantauan pertumbuhan
Laser pointer
pemberian MP-
ASI
3. Menjelaskan
kebijakan tentang
pemantauan
pertumbuhan
Nomor : MI.1
Materi : Konseling PMBA
Waktu : 33 Jpl (T= 9 Jpl, P: 14 Jpl, PL: 10 Jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan konseling PMBA

Tujuan Pembelajaran
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi
khusus (TPK)

Setelah mengikuti materi ini peserta mampu:

1. Menjelaskan pentingnya 1.Pentingnya PMBA Curah Modul 1. Strategi Global


PMBA a. Definisi istilah PMBA pendapat Flipchart Pemberian
b. Kondisi yang diperlukan bagi anak yang bergizi CTJ ATK Makanan Bayi
baik dan sehat Diskusi Metaplan/ Kertas berwarna dan Anak (WHA
c. Data PMBA kelompok Panduan diskusi kelompok dan WHO)
Demonstrasi Panduan demonstrasi 2. SK Menkes
Bermain peran Skenario bermain peran No. 450 Tahun
PKL Panduan/KA PKL 2004 tentang
Gelas tembus pandang 3 bh Pemberian ASI
Kartu konseling, brosur Eksklusif 6 bulan
PMBA bagi bayi di
Indonesia

2. Menjelaskan situasi 2. Situasi umum yang dapat mempengaruhi PMBA Food model, bahan makanan 3. PP No. 33 tahun
umum yang dapat lokal 2012 tentang
mempengaruhi PMBA Alat dapur dan alat saji Pemberian Air Susu
sederhana Ibu Eksklusif

3. Mengidentifikasi praktik- Tabur gizi/taburia 4. Standar


praktik PMBA yang a. Deskripsi arti penting menyusui Contoh-contoh makanan anthropometri,
direkomendasikan b. WHO 2005
direkomendasikan yang beredar di masyarakat
c. setempat
dilakukan

4. Mempraktekkan cara 4. Cara menyusui Fasilitator Kit utk pelatihan

Petunjuk Teknis Operasional


menyusui a. Gambaran anatomi payudara dan cara produksi ASI PMBA (kacang-kacangan,
b. Posisi dan pelekatan menyusui yang baik potongan gambar, dll)
c. Cara memerah ASI
Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

7
8
5. Menangani kesulitan 5. Penanganan Kesulitan pemberian ASI
pemberian ASI a.
b. Gejala dan pencegahan kesulitan pemberian ASI yang
sering terjadi
c. Cara penanganan kesulitan-kesulitan dalam pemberian ASI
d. Relaktasi

6. Melaksanakan praktik 6. Praktik PMBA yang dianjurkan (MP-ASI)


PMBA yang dianjurkan a. Pentingnya melanjutkan pemberian ASI setelah bayi berusia
(MP-ASI) 6 bulan
b. Pertimbangan saat pemberian MP-ASI kepada anak
c. Praktik yang dianjurkan dan poin diskusi konseling MP-ASI
d. Bantuan praktis pada pengasuh dalam menyiapkan MP-ASI
e. 5 (lima) kunci makanan yang aman
f.
suplementasi)

Petunjuk Teknis Operasional


7. Menjelaskan gizi dan 7. Gizi dan kesehatan ibu
kesehatan ibu a. Deskripsi siklus terjadinya kurang gizi
b. Deskripsi kegiatan perbaikan gizi dan kesehatan yang
dapat memutus rantai siklus kurang gizi
Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

c. Deskripsi waktu yang direkomendasikan utk jarak


persalinan dan kriteria utk MAL

8. Menjelaskan tanda- 8. Tanda-tanda anak sakit dibawa ke fasilitas kesehatan


tanda anak sakit a. Deskripsi hubungan sakit dan pemberian makan
dibawa ke fasilitas b. Deskripsi praktik-praktik pemberian makan bayi dan anak
kesehatan sakit
c. Tanda-tanda yang menunjukkan anak perlu dibawa ke
fasilitas kesehatan

9. Melakukan konseling Konseling PMBA


PMBA a. Keterampilan mendengar dan mempelajari
b. Perubahan perilaku
c. Peran Ayah dalam gizi Ibu dan Anak
d. Membangun kepercayaan diri ibu dan pemberian dukungan
e. 3 (tiga) langkah konseling PMBA
Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

BAB II
MODUL PELATIHAN
Pelatihan konseling PMBA menggunakan modul 48 jam pelajaran dilaksana-
kan selama 6 (enam) hari.
Modul pelatihan konseling PMBA terdiri atas :

A. Materi Dasar terdiri dari :


Materi Dasar 1. Kebijakan Perbaikan Gizi
Disampaikan dalam 1 jam, penyampaian materi di kelas dengan
metode sebagai berikut :
Tujuan Pembelajaran 1 : Curah Pendapat, Ceramah dan Tanya Jawab
Tujuan Pembelajaran 2 : Curah Pendapat, Ceramah dan Tanya Jawab
Peralatan yang digunakan : Materi Presentasi Power Point, LCD, Flip
Chart, Spidol, Laser Pointer
Materi Dasar 2 Kondisi PMBA di Daerah
Disampaikan dalam 1 jam, penyampaian materi di kelas dengan
metode sebagai berikut :
Tujuan Pembelajaran 1 : Curah Pendapat dan Ceramah Tanya Jawab
Tujuan Pembelajaran 2 : Curah Pendapat dan Ceramah Tanya Jawab
Peralatan yang digunakan : Bahan Tayang Power Point, LCD, Flip
Chart, Spidol, Laser Pointer

B. Materi Inti, terdiri dari:


Sesi 2: Mengapa PMBA Penting
Disampaikan dalam 1 jam, penyampaian materi di kelas
dengan metode sebagai berikut :
- Tujuan pembelajaran 1: diskusi, presentasi
- Tujuan pembelajaran 2: Presentasi interaktif
- Tujuan pembelajaran 3: kerja kelompok berdasarkan
daerah
kerja/wilayah, presentasi interaktif dengan alat bantu kacang

anak sehat, gambar faktor-faktor utama yang menjadikan


anak bergizi baik dan sehat (4 gambar), kacang kulit/ alat
bantu lain sejumlah 100 bh/ kelompok

Petunjuk Teknis Operasional 9


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

Sesi 3: Situasi umum yang dapat mempengaruhi pemberian


makanan bayi dan anak
Disampaikan dalam 1 jam, penyampaian materi di kelas
dengan metode sebagai berikut :
- Tujuan pembelajaran 1: permainan ikan dan diskusi
- Peralatan yang digunakan kartu berbentuk ikan
sejumlah ± 16 bh perkelompok, alat pancing, wadah
tempat menaruh kartun ikan.
Sesi 4: Bagaimana melakukan konseling (bagian 1)
Disampaikan dalam 1 jam, penyampaian materi di kelas
dengan metode sebagai berikut :
- Tujuan pembelajaran 1: kerja berpasangan
- Tujuan pembelajaran 2: presentasi interaktif, kerja
kelompok, demonstrasi
- Tujuan pembelajaran 3: kelompok kecil @ 3 orang
Alat bantu pelatihan: Materi 4.1 ketrampilan Konseling (tulis

kartun warna untuk menulis 5 langkah, 4 lembar guntingan


kartun warna untuk menulis peran kader
Sesi 5: Praktek PMBA yang di rekomendasikan: Menyusu
Disampaikan dalam 1,5 jam, penyampaian materi di kelas
dengan metode sebagai berikut :
- Tujuan pembelajaran 1: kerja kelompok dan rotasi

- Tujuan pembelajaran 2: presentasi interaktif dan kerja


kelompok
- Tujuan pembelajaran 3: diskusi
Peralatan yang digunakan:
bertuliskan : risiko tidak memberikan ASI bagi Bayi, risiko tidak
memberikan ASI bagi Ibu, risiko tidak memberikan ASI bagi
Keluarga dan risiko tidak memberikan ASI bagi masyarakat/
bangsa yang ditempel di dinding, 11 (sebelas) potongan kertas
kosong untuk masing-masing kelompok dengan warna yang
berbeda, 11 (sebelas) kartu yang sudah bertuliskan kunci
rekomendasi menyusui, Flipchart yang bertuliskan jadwal
kunjungan bayi usia 0-6 bulan (7 kontak) dan Spidol & selotip
Sesi 6: Bagaimana proses menyusui
Disampaikan dalam 1,5 jam, penyampaian materi di kelas
dengan metode sebagai berikut :
- Tujuan pembelajaran 1: kerja kelompok
- Tujuan pembelajaran 2: bermain peran, kerja kelompok,

10 Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

observasi dan praktik


- Tujuan pembelajaran 3: diskusi, peragaan dan praktik
- Tujuan pembelajaran 4: kerja kelompok
Peralatan yang digunakan: Materi peserta 6.1 anatomi
payudara manusia, Materi peserta 6.2 pelekatan yang baik
dan tidak baik, Materi peserta 6.3 petunjuk membuat model
payudara dari kaus kaki, KK 6, 7, 8, 9 dan 10, Booklet pesan
utama, Gambar anatomi payudara, Gambar posisi dan
pelekatan, Ibu menyusui yang akan mempraktekkan cara
memerah ASI, Boneka dan model payudara, Handuk/kain,
kapas/kain perca, karet gelang dan kaos kaki sesuai dengan

Sesi 7: Praktik PMBA yang dianjurkan: Pemberian Makanan


Pendamping ASI untuk anak usia 6 – 24 bulan
Disampaikan dalam 1,5 jam, penyampaian materi di kelas
dengan metode sebagai berikut :
- Tujuan pembelajaran 1: diskusi dan peragaan
- Tujuan pembelajaran 2: diskusi
- Tujuan pembelajaran 3: presentasi partisipatif dan peragaan
Peralatan yang digunakan: 3 gelas berisi air (penuh, 1/2 dan
1/3), Materi peserta 7.1, 7.2, 7.3 dan 7.4, Kartu konseling 11, 12,
13, 14, 15, 16, 18 dan KK khusus 3, Booklet pesan utama dan
brosur, Paket kartu rekomendasi MP ASI, Flipchart bertuliskan
praktik-praktik pemberian makanan tambahan yang dianjurkan,
Flipchart bertuliskan pengelompokkan bahan makanan, Contoh
kekentalan makanan (bubur encer dan kental), Taburia, kapsul
vitamin A dan tablet besi dan Bahan makanan lokal/food model
dari berbagai jenis kelompok bahan makanan
Sesi 8: Pemberian Makanan Tambahan
Disampaikan dalam 1 jam, penyampaian materi di kelas
dengan metode sebagai berikut :
- Tujuan pembelajaran 1: kerja kelompok dan peragaan
- Tujuan pembelajaran 2: diskusi
- Tujuan pembelajaran 3: presentasi persuasif dan
peragaan
Peralatan yang digunakan: Bahan makanan mentah / food
model, Makanan keluarga matang, Potongan kertas berbentuk
bintang dengan 4 warna sebanyak 16 buah, Piring, mangkuk,
gelas, sendok, pisau, talenan, saringan, ulekan, serbet, KK 16,
Materi peserta 7.2 dan 7.3, Bubur MP-ASI instan dan Bahan

goreng, garam beryodium)

Petunjuk Teknis Operasional 11


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

Sesi 9: Pemantauan Pertumbuhan


Disampaikan dalam 2 jam, penyampaian materi di kelas
dengan metode sebagai berikut :
- Tujuan pembelajaran 1: diskusi dan kerja kelompok
- Tujuan pembelajaran 2: diskusi dan kerja kelompok
- Tujuan pembelajaran 3: diskusi dan kerja kelompok
Peralatan yang digunakan: 2-3 Set puzzle persiapan dacin,
2 set Dacin dan sarung timbang, 4-6 Orang balita untuk
praktek menimbang, KMS besar dan kecil, Contoh soal dan
Flipchart, spidol dan selotip
Sesi 10: Bagaimana melakukan konseling: bagian 2
Disampaikan dalam 2 jam, penyampaian materi di kelas
dengan metode sebagai berikut :
- Tujuan pembelajaran 1: diskusi
- Tujuan pembelajaran 2: diskusi dan peragaan
- Tujuan pembelajaran 3: praktik
Peralatan yang digunakan: Materi peserta 10.1, 10.2, 10.3,
Kartu konseling, booklet pesan utama dan brosur, Contoh
kasus, Flipchart bertuliskan keterampilan membangun ke-
percayaan diri dan memberi dukungan, Flipchart bertuliskan
3 langkah konseling PMBA, Lembar penilaian dan penga-
matan sebanyak peserta dan Boneka
Sesi 11: Kesulitan menyusui: gejala, pencegahan, apa yang harus
dilakukan
Disampaikan dalam 1,5 jam, penyampaian materi di kelas
dengan metode sebagai berikut :
- Tujuan pembelajaran 1: diskusi
- Tujuan pembelajaran 2: kerja kelompok
- Tujuan pembelajaran 3: kerja kelompok
- Tujuan pembelajaran 4: diskusi interaktif
Peralatan yang digunakan: Foto payudara bengkak, puting
retak atau lecet, payudara tersumbat/mastitis dan ilustrasi ASI
tidak cukup, Materi peserta 11.1 dan 11.2, Brosur, Flipchart
bertuliskan kesulitan menyusui yang sering ditemui (payudara
bengkak, puting retak atau lecet, payudara tersumbat/mastitis
dan ilustrasi ASI tidak cukup) dan spidol dan selotip
Sesi 12: Kunjungan lapangan I dan umpan balik
Disampaikan dalam 4 jam, penyampaian materi di kelas dan
lapangan dengan metode sebagai berikut :
- Tujuan pembelajaran 1: praktik konseling
- Tujuan pembelajaran 2: umpan balik
Peralatan yang digunakan: Ibu yang punya anak baduta, Kartu
konseling 1 set, Booklet pesan utama, Brosur, Materi peserta

12 Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

10.1 (lembar penilaian) dan materi peserta 10.2 (lembar


pengamatan), Boneka dan model payudara dan bahan kontak
Sesi 13: Kelompok berorientasi tindakan, kelompok pendukung
PMBA dan kunjungan rumah
Disampaikan dalam 2 jam, penyampaian materi di kelas
dengan metode sebagai berikut :
- Tujuan pembelajaran 1: berbagi pengalaman dan diskusi
- Tujuan pembelajaran 2: berbagi pengalaman, diskusi
dan praktik
Peralatan yang digunakan: 1 set kartu konseling, Materi
peserta 13.1, 13.2, 13.3 dan 13.4, Boneka dan model payu-

Sesi 14: Praktik Lapangan II dan umpan balik


Disampaikan dalam 4 jam, penyampaian materi di kelas dan
lapangan dengan metode sebagai berikut :
- Tujuan pembelajaran 1: latihan
- Tujuan pembelajaran 2: umpan balik
Peralatan yang digunakan: Materi peserta 13.3, 13.4 dan 14.1,
Kelompok berorientasi tindakan: Aparat pemerintahan desa,
Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, TP PKK, kader, Ibu hamil,
ibu menyusui, ibu yang mempunyai anak baduta, nenek, kakek,
mertua dan pengasuh, Kelompok Pendukung: Ibu hamil, ibu
menyusui dan ibu yang mempunyai baduta dan bahan kontak
Sesi 15: Gizi dan Kesehatan Ibu
Disampaikan dalam 1,5 jam, penyampaian materi di kelas
dengan metode sebagai berikut :
- Tujuan pembelajaran 1: diskusi interaktif
- Tujuan pembelajaran 2: kerja kelompok
- Tujuan pembelajaran 3: diskusi interaktif dan kerja kelompok
Peralatan yang digunakan: Gambar siklus kurang gizi, Gambar
anak gizi baik, bayi gizi baik, remaja gizi baik, perempuan

Materi peserta 15.1, Kartu konseling 1 dan 20, Booklet pesan

Sesi 16: Kapan membawa anak sakit ke fasilitas kesehatan


Disampaikan dalam 1,5 jam, penyampaian materi di kelas
dengan metode sebagai berikut :
- Tujuan pembelajaran 1: diskusi

- Tujuan pembelajaran 3: diskusi dan kerja kelompok

pemberian makan, Gambar Fasilitas kesehatan, anak diare,

Petunjuk Teknis Operasional 13


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

muntah, kejang, demam, gizi buruk, tidak mau menyusu dan


ISPA, Kartu Konseling 11, 17, 18 dan 24, Booklet pesan utama,
Flipchart, spidol dan selotip
Sesi 17: Penilaian Calon Fasilitator
Disampaikan dalam 14 jam, penyampaian materi di kelas
dan lapangan dengan metode sebagai berikut :
- Tujuan pembelajaran 1: diskusi
- Tujuan pembelajaran 2: diskusi
- Tujuan pembelajaran 3: diskusi
Peralatan yang digunakan: Form penilaian (raport peserta)

C. Materi Penunjang
Sesi 1 Perkenalan, Harapan dan Tujuan serta Membangun
Komitmen Belajar (BLC)
Disampaikan dalam 3 jam, penyampaian materi di dalam
kelas dengan metode sebagai berikut :
- Tujuan pembelajaran 1: permainan menjodohkan
- Tujuan pembelajaran 2: presentasi interaktif
- Tujuan pembelajaran 3: pre tes tidak tertulis
- Tujuan pembelajaran 4: kerja kelompok @ 3 orang
- Tujuan pembelajaran 5: diskusi interaktif
Peralatan yang digunakan: Potongan gambar kartu kon-
seling sejumlah peserta, Kertas warna, dua warna, Soal

brosur, Flipchart dengan gambar pohon & buah harapan dan


kekhawatiran, Flipchart bertuliskan tujuan pelatihan, Buku
panduan peserta dan Flipchart bergambar mood meter
Sesi 18 : Integrasi Dukungan PMBA pada Program Lain dalam
Pelayanan
Kesehatan di Masyarakat/ Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Disampaikan dalam 2 jam, penyampaian materi di dalam
kelas dengan metode sebagai berikut :
- Tujuan pembelajaran 1: kerja kelompok
- Peralatan yang digunakan: Materi peserta 18.1, Kartu

14 Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

BAB III
PRINSIP UMUM PELATIHAN

A. Komponen Master of Training (MoT)


1. Kriteria Master of Training (MoT)

b. Berpengalaman sebagai MoT dalam melaksanakan pelatihan


mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan.
c. Memiliki kemampuan dalam mengendalikan keseluruhan proses
pelatihan dan mampu mengatasi permasalahan yang timbul.
d. Mempunyai wawasan yang luas tentang pelatihan
e. Mempunyai motivasi yang tinggi sebagai MoT
MoT pada dasarnya adalah fasilitator yang telah menyelesaikan
beberapa tugas yang diperlukan untuk menjadi MoT. Keputusan
apakah fasilitator telah menyelesaikan semua tugas yang diperlukan
harus disetujui oleh tim MoT.
2. Tugas Master of Training (MoT)
a. Bersama panitia menyusun Kerangka Acuan Pelatihan
b. Merencanakan dan mempersiapkan pelatihan konseling PMBA
(termasuk sarana, peralatan, dana, jadwal, pretest dan postest)
c. Berada di tempat pelatihan minimal satu hari sebelum pelatihan.
d. Bersama fasilitator mempersiapkan materi pelatihan konseling
PMBA (buku panduan peserta dan buku panduan fasilitator,
Kartu konseling kartu dan gambar untuk simulasi, panduan RTL)
e. Melakukan pembagian tugas fasilitator
f. Menjalankan pembukaan dan penutupan pelatihan
g. Menyampaikan tujuan dan ringkasan proses pelatihan serta
metode yang digunakan dalam pelatihan.
h. Mengendalikan proses pelatihan sesuai jadwal
i. Melakukan kontrak belajar di awal pelatihan
j. Menyampaikan materi/praktik pada sesi-sesi tertentu bila diperlukan.
k. Melakukan pertemuan fasilitator setiap hari untuk mendiskusikan
sesi-sesi yang diadakan sepanjang hari, perkembangan kelompok
dan individu, penampilan pelatih, dan mengatasi masalah bila ada.
l. Bersama panitia dan fasilitator membuat laporan pelaksanaan
pelatihan (evaluasi)
3. Hak Master of Training (MoT)
a. Memperoleh akomodasi dan konsumsi sesuai ketentuan yang
berlaku.

Petunjuk Teknis Operasional 15


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

d. Memperoleh honorarium sesuai ketentuan yang berlaku


e. Memperoleh biaya transportasi sesuai ketentuan yang berlaku

B. Komponen Fasilitator/Master Trainer (MT)


1. Kriteria Fasilitator/Master Trainer (MT)

PMBA dari institusi terkait yang berwenang.


b. Bersedia hadir pada seluruh proses pelatihan, baik di kelas
maupun saat praktik lapangan
c. Mempunyai motivasi yang tinggi sebagai fasilitator
d. Fasilitator/MT pada dasarnya peserta ToT yang telah menye-
lesaikan beberapa tugas yang diperlukan untuk menjadi Fasilitator/
MT dan lulus evaluasi kompetensi . Keputusan apakah fasilitator
telah menyelesaikan semua persyaratan yang dibutuhkan untuk
menjadi Fasilitator/ MT harus dinilai oleh MT yang melatih mereka.
2. Kewajiban Fasilitator/Master Trainer (MT)
a. Mempersiapkan materi (buku panduan fasilitator, serta per-
siapan lainnya sesuai kebutuhan) yang akan disampaikan dan
merancang kebutuhan pelatihan konseling PMBA
b. Menyampaikan materi pelatihan konseling PMBA
c. Memberi umpan-balik terhadap kelangsungan proses pembelajaran
d. Menyiapkan dan memimpin peserta untuk praktik kunjungan
lapangan
e. Membantu peserta yang mengalami kesulitan dalam proses
pelatihan
f. Menyiapkan dan melaksanakan evaluasi proses pembelajaran
g. Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi proses pembelajaran
h. Memantau kemajuan peserta pelatihan dan memberikan
rekomendasi bagi peserta yang layak untuk menjadi fasilitator
i. Berkoordinasi dengan MOT dan panitia penyelenggara membuat
laporan pelaksanaan kegiatan
j. Fasilitator/MT harus hadir dan memfasilitasi pelatihan bagi
bidan desa dan kader posyandu .
3. Hak Fasilitator/Master Trainer (MT)
a. Memperoleh akomodasi dan konsumsi sesuai ketentuan yang
berlaku.

Instansi setempat
c. Memperoleh honorarium sesuai ketentuan yang berlaku
d. Memperoleh biaya transportasi sesuai ketentuan yang berlaku

16 Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

C. Jenjang Pelatihan dan Komponen Peserta


Peserta pelatihan Training of Trainer (TOT) konseling MPBA
Pelatihan akan dlilakuan secara berjenjang sebagai berikut :
1) Pelatihan TOT akan dilakukan pada petugas propinsi dan kabu-
paten, yang akan difaslitasi oleh MoT Nasional. Peserta akan
menjadi fasilitator pelatihan PMBA.
2) Fasilitator PMBA dari propinsi dan kabupaten akan melatih
petugas puskesmas, sebagai fasiliatator PMBA
3) Fasilitator puskesmas akan melatih PMBA bagi kader dan Bidan di
desa.
1. Kriteria Peserta
Peserta pelatihan Pelatih Konseling PMBA dari provinsi dan kabupaten
harus tenaga kesehatan (dokter, tenaga pelaksana gizi/TPG, bidan
atau perawat) yang telah mengikuti pelatihan konseling menyusui/
konseling MP-ASI/pemantauan Pertumbuhan. Pelatihan ini berbasis
kompetensi dalam melatih calon pelatih. Keberhasilan pelatihan calon
pelatih PMBA ditentukan oleh adanya peserta yang berminat dan
mempunyai komitmen serta bersedia mengikuti pelatihan.
Syarat lain menjadi peserta pelatihan pelatih konseling PMBA
selain tenaga kesehatan adalah:
a. Ditugaskan oleh pimpinan dari tempat bekerjanya
b. Berminat dan memiliki motivasi yang tinggi terhadap
pencapaian keberhasilan PMBA dan percaya bahwa PMBA
yang baik dan benar itu sangat penting
c. Bersedia menjadi pelatih pelatihan konseling PMBA, memiliki
pengalaman dan keterampilan sebagai konselor menyusui/MP-
ASI/pemantauan pertumbuhan.
d. Memiliki komitmen untuk membantu tenaga kesehatan, kader,
ibu/pengasuh tentang PMBA.
e. Memiliki kemauan dan selalu hadir selama pelatihan (Tingkat
Kehadiran 100%).
f. Memperhatikan kesetaraan gender
2. Tempat Kerja Peserta
Berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan, dinas kesehatan dan
jaringannya serta instansi lain yang berminat.
3. Jumlah Peserta
Jumlah peserta pelatihan pelatih pada setiap kelas adalah
maksimal 14 orang, dengan Rasio Fasilitator Terhadap Peserta
adalah 1:4, rincian peserta sebagai berikut :

Petunjuk Teknis Operasional 17


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

No Jenjang Pelatihan Peserta Sub Total


1 ToT PMBA 2 Tenaga Kes 11 Propinsi 22
2 ToT PMBA 2 Tenaga Kes 66 Kabupaten 132
3 Pelatihan Fasilitator PMBA 2 Tenaga kes 704 Puskemas 1.408
4 Pelatihan PMBA 1 Bidan desa 5.672 Desa
5 Pelatihan PMBA 2 Kader 5.672 Desa 11.344
6 Pelatihan Penyegaran PMBA 2 Kader 5.672 Desa 11.344
Jumlah peserta pelatihan .

4. Kewajiban Peserta
a. Mentaati ketentuan dan tata tertib pelatihan
b. Aktif mengikuti semua sesi modul pelatihan, termasuk praktik
kunjungan lapangan
c. Menyelesaikan tugas-tugas pelatihan yang diberikan oleh
fasilitator, baik di kelas maupun di tempat praktik kunjungan
lapangan selama pelatihan berlangsung
d. Memberikan umpan balik dengan mengisi formulir evaluasi
harian
5. Hak Peserta
a. Memperoleh akomodasi dan konsumsi yang memadai
b. Memperoleh buku panduan fasilitator, buku panduan peserta,
Kartu Konseling, brosur dan booklet

PMBA
d. Memperoleh biaya transportasi sesuai ketentuan yang berlaku
6. Prinsip-prinsip Pelatihan
Proses pembelajaran dalam pelatihan ini menggunakan prinsip
pembelajaran orang dewasa yang menempatkan peserta sebagai
orang yang memiliki pengetahuan, pengalaman, keterampilan dalam
melaksanakan Konseling ASI/MP-ASI/Pemantauan pertumbuhan.
Pengalaman dan potensi yang ada pada peserta adalah aset yang
harus digali dalam proses pembelajaran. Pelatihan ini berbasis
kompetensi yang memungkinkan peserta untuk mengembangkan
keterampilan langkah demi langkah dalam memperoleh kompetensi
yang diharapkan dalam pelatihan. Setelah mengikuti pelatihan peserta
diharapkan mampu melaksanakan tugas sebagai pelatih konseling
PMBA.
Secara terperinci pelatihan ini menggunakan prinsip pembelajaran
orang dewasa (andragogi), yaitu bahwa selama pelatihan peser-
ta berhak untuk didengarkan dan dihargai pengalamannya, diper-
timbangkan ide dan pendapatnya, sejauh berada di dalam konteks
pelatihan tidak dipermalukan, dilecehkan ataupun diabaikan kebe-
radaannya

18 Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

Belajar dengan melakukan, memungkinkan peserta untuk:


a. Berkesempatan melakukan eksperimen dari materi pelatihan
dengan menggunakan metode pembelajaran antara lain
diskusi kelompok, penugasan/latihan, simulasi, bermain peran
dan praktik kunjungan lapangan baik secara individu maupun
kelompok.
b. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu.
c. Berorientasi kepada peserta, dimana peserta berhak untuk:
d. Mendapatkan 1 paket modul
e. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi
dengan berbagai metode

terbuka
g. Melakukan evaluasi (terhadap penyelenggara maupun fasilitator)
dan dievaluasi tingkat pemahaman dan kemampuannya dalam
Konseling PMBA
h. M
kompetensi yang diharapkan pada akhir pelatihan
Peserta untuk Pelatihan konseling PMBA bagi Kader
1. Kriteria Peserta
Peserta pelatihan harus kader posyandu dan bidan desa. Pelatihan
konseling PMBA ditentukan oleh peserta yang berminat dan
bersedia melaksanakan pelatihan.
Syarat peserta pelatihan konseling PMBA adalah Kader/Bidan di
desa:
a. Ditugaskan oleh pimpinan/ Kepala Desa/ Lurah/PKK yang dire-
komendasi oleh petugas Puskesmas.
b. Berminat dan memiliki motivasi yang tinggi terhadap pencapaian
keberhasilan PMBA dan percaya bahwa PMBA yang baik dan
benar itu penting
c. Memiliki komitmen untuk membantu tenaga kesehatan, kader,
ibu/pengasuh tentang PMBA
d. Memiliki kemauan dan hadir 100% selama pelatihan.
Dalam proses pemilihan kader yang pertama dipastikan adalah
persyaratan menjadi peserta tertulis dalam surat undangan untuk
pelatihan. Kemudian kepala desa bersama dengan kader dan
bidan desa dan/atau tenaga pelaksana gizi/TPG dari Puskesmas
(staf puskesmas) mengadakan diskusi untuk memilih kader yang
akan mengikuti pelatihan. Mereka mencalonkan calon peserta
pelatihan dari masing-masing desa terdiri dari 2 (dua) orang yaitu
kader Posyandu yang juga merupakan kader PNPM Generasi Sehat
Cerdas. Setelah semua setuju dengan kader terpilih, Kepala desa
akan menugaskan kader untuk mengikuti pelatihan.

Petunjuk Teknis Operasional 19


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

2. Jumlah Peserta dan Pelatih


Jumlah peserta pelatihan konseling PMBA kader/ bidan di desa
sebanyak 8-12 orang dengan rasio fasilitator maksimum 1: 6
3. Kewajiban Peserta
a. Mentaati ketentuan dan tata tertib pelatihan
b. Aktif mengikuti semua sesi modul pelatihan, termasuk praktik
kunjungan lapangan
c. Menyelesaikan tugas-tugas pelatihan yang diberikan oleh
fasilitator, baik di kelas maupun di tempat praktik kunjungan
lapangan selama pelatihan berlangsung
d. Memberikan umpan balik dengan mengisi mood meter harian
4. Hak Peserta
a. Memperoleh akomodasi dan konsumsi sesuai ketentuan yang
berlaku
b. Memperoleh buku panduan peserta

d. Memperoleh biaya transportasi sesuai ketentuan yang berlaku


5. Prinsip-prinsip Pelatihan
Proses pembelajaran dalam pelatihan ini menggunakan prinsip
pembelajaran orang dewasa yang menempatkan peserta sebagai
orang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam pem-
berian ASI, MP-ASI dan Pemantauan pertumbuhan. Pengalaman
dan potensi yang ada pada peserta adalah aset yang harus digali
dalam proses pembelajaran. Pelatihan ini berbasis kompetensi
yang memungkinkan peserta untuk mengembangkan keterampilan
langkah demi langkah dalam memperoleh kompetensi yang diha-
rapkan dalam pelatihan. Setelah mengikuti pelatihan peserta
diharapkan mampu melaksanakan Konseling PMBA.
Secara terperinci pelatihan ini diselenggarakan menggunakan
prinsip pembelajaran orang dewasa (andragogi), yaitu bahwa
selama pelatihan peserta berhak untuk didengarkan dan dihargai
pengalamannya, dipertimbangkan setiap ide dan pendapat, sejauh
berada di dalam konteks pelatihan tidak dipermalukan, dilecehkan
ataupun diabaikan keberadaannya
Belajar dari melakukan yang memungkinkan peserta untuk:
Berkesempatan melakukan eksperimen dari materi pelatihan
dengan menggunakan metode pembelajaran antara lain
diskusi kelompok, penugasan/latihan, simulasi, bermain peran
dan praktik kunjungan lapangan baik secara individu maupun
kelompok.
Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu.

20 Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

Berorientasi kepada peserta, dimana peserta berhak untuk:


a. Mendapatkan 1 paket modul
b. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi dengan
berbagai metode

d. Melakukan evaluasi (terhadap penyelenggara maupun fasilitator) dan


dievaluasi tingkat pemahaman dan kemampuannya dalam Konseling
PMBA
e. Memperoleh piagam penghargaan setelah dinyatakan berhasil
mendapat kompetensi yang diharapkan pada akhir pelatihan

D. Komponen Panitia Penyelenggara


1. Kewajiban Panitia Penyelenggara
a. Panitia berasal dari unit teknis pelaksana pengelola program
b. Tugas panitia penyelenggara adalah membantu MoT sejak
tahap persiapan sampai pelaksanaan pelatihan termasuk:
1) Menyiapkan dan mengusulkan SK panitia, peserta, fasilitator
dan MoT
2) Menyiapkan dan mengirim undangan kepada pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan pelatihan (peserta, fasilitator dan
tempat praktik)
3) Menyiapkan akomodasi dan konsumsi peserta, fasilitator dan
MoT
4) Menyiapkan tempat pelatihan, tempat praktik lapangan,
ruang dan peralatan belajar, alat bantu, selama pelatihan
berlangsung dengan berkoordinasi dengan fasilitator dan
MoT
5) Menyelenggarakan administrasi pelatihan termasuk per-
tanggungjawaban keuangan
6) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan pelatihan dengan
berkoordinasi dengan fasilitator dan MoT

2. Hak panitia:
a. Memperoleh akomodasi dan konsumsi sesuai ketentuan yang
berlaku.
b. Memperoleh honorarium sesuai ketentuan yang berlaku
c. Memperoleh biaya transportasi sesuai ketentuan yang berlaku
d. Memperoleh surat keputusan (SK) sebagai panitia

Petunjuk Teknis Operasional 21


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

22 Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

BAB IV
PROSES PELATIHAN
Untuk setiap angkatan pelatihan, terdapat 2 kegiatan pokok yang harus
dilakukan dengan baik, yaitu kegiatan persiapan dan pelaksanaan.

A. Persiapan Pelatihan
1. Penetapan waktu
a. Jadwal pelatihan hendaknya ditetapkan 1 (satu) bulan sebelum
pelaksanaan pelatihan
b. Waktu untuk pelatihan pelatih konseling PMBA selama 6 hari
efektif (48 jam).
c. Waktu pelatihan konseling PMBA selama 3 atau 6 hari efektif
(24 jam).
2. Tempat Pelatihan
a. Tempat pelatihan pelatih (TOT) PMBA dapat dilakukan di Ibu
Kota Provinsi atau Ibu Kota Kabupaten
b. Tempat pelatihan konseling PMBA diupayakan dekat dengan lokasi
tempat tugas peserta atau lokasi tempat tinggal kader dan lokasi
praktik lapangan
c. Pelatihan diselenggarakan di dalam ruang/kelas
d. Praktik kunjungan lapangan dilaksanakan di fasilitas
pelayanan kesehatan (puskesmas dan posyandu) atau dengan
mendatangkan responden ke lokasi pelatihan
e. Praktik menyiapkan MP-ASI dilakukan di tempat pelatihan
3. Penetapan MoT dan Panitia Penyelenggara
a. MoT dan panitia penyelenggara yang akan terlibat dalam
pelatihan ditetapkan sejak jadwal pelatihan disusun.
b. MoT dan panitia penyelenggara ditetapkan oleh pihak yang
berwenang.
4. Penetapan Fasilitator/Pelatih
a. Fasilitator yang akan terlibat dalam pelatihan ditetapkan sejak
jadwal pelatihan disusun
b. Undangan permintaan untuk fasilitator dikirim ke Direktur Bina
Gizi, Kementerian Kesehatan RI atau instansi terkait lainnya,
paling lambat 2 minggu sebelum pelaksanaan pelatihan.
c. Fasilitator yang sudah ditentukan dan berhalangan, fasilitator
wajib melaporkan ke panitia minimal 4 hari sebelum pelaksanaan.

Petunjuk Teknis Operasional 23


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

5. Penetapan Keperluan Administrasi Pelatihan


a. Penyiapan dan Pengiriman Undangan Peserta
b. Undangan untuk peserta dikirim paling lambat 2 minggu sebelum
pelaksanaan pelatihan.
c. Surat undangan peserta pelatihan pelatih konseling PMBA
memuat informasi tentang persyaratan peserta dan hal-hal yang
harus dibawa, antara lain:
1) Surat tugas dari pimpinan
2) Pasfoto ukuran 4x6 (2 lembar) berwarna
3) Melengkapi formulir biodata
4) Surat pernyataan kesediaan untuk mengikuti pelatihan yang
ditandatangani oleh yang bersangkutan dan diketahui oleh
pimpinan
5) Surat undangan peserta pelatihan konseling PMBA memuat
informasi tentang persyaratan peserta dan hal-hal yang
harus dibawa, antara lain:
6) Surat Tugas dari atasan untuk bidan di desa.
7) Surat ijin dari keluarga
6. Penyiapan Ruangan dan Peralatan
a. Ruangan perlu disiapkan minimal 1 hari sebelum pelaksanaan
pelatihan
b. Ruangan tanpa meja dan kursi untuk peserta, diberi karpet atau alas
duduk lainnya (tikar), mempunyai dinding tempat menempelkan
hasil diskusi
c. Peralatan yang diperlukan dalam proses pembelajaran, baik
di kelas maupun praktik lapangan disiapkan sebelum pelaksa-
naan pelatihan.
7. Penyiapan Lokasi Praktik Kunjungan Lapangan
a. Surat permintaan untuk praktik dikirim 2 minggu sebelum
pelaksanaan praktik
b. Di lokasi praktik lapangan II sebaiknya tersedia 1 ruangan
besar dan beberapa ruang lebih kecil.
c. Pengecekan lokasi praktik minimal 1 minggu sebelum pelaksanaan
praktik. Segera atasi masalah apabila lokasi praktik tidak memenuhi
persyaratan.
d. Menyiapkan sarana transportasi untuk mengangkut peserta dari
tempat pelatihan ke lokasi praktik.
Sasaran praktik kunjungan lapangan 1 (satu) adalah
pasangan Ibu/pengasuh dan bayi/anak usia 0 – 24 bulan.
Sasaran praktik kunjungan lapangan 2 (dua) untuk kelom-
pok berorientasi tindakan adalah, aparat pemerintah di
tingkat kelurahan/desa, tokoh masyarakat, tokoh agama,
tokoh pemuda, RW, RT, TP-PKK, kader,ibu hamil, dan ibu

24 Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

baduta dan untuk kelompok pendukung adalah ibu yang


mempunyai baduta dan ibu hamil.
8. Penyiapan Formulir Evaluasi pada pelatihan pelatih konseling PMBA
a. Evaluasi peserta untuk setiap sesi yang dibawakan
b. Evaluasi fasilitator
c. Evaluasi penyelenggaraan (proses pelatihan, akomodasi, kon-
sumsi, dll)
d. Evaluasi terhadap materi/modul pelatihan.

Proses permintaan ke Pusdiklat/Dinas Kesehatan Propinsi dengan

1 bulan sebelum pelaksanaan pelatihan dengan melampirkan:


a. Surat Tugas yang berisi nama-nama peserta dari pimpinan
penyelenggara pelatihan
b. Kerangka acuan
c. Kurikulum pelatihan
d. Jadwal pelatihan
e. Daftar fasilitator termasuk MoT
f. Daftar Panitia (SK Panitia)
g. Form evaluasi pelatihan
h. Biodata calon peserta (dapat disusulkan)
i. Pasfoto berwarna ukuran 4x6 (2 lembar)

B. Pelaksanaan pada Pelatihan Pelatih Konseling PMBA


1. Pembukaan
Pelatihan diupayakan dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan se-
tempat/yang mewakili, dihadiri oleh undangan terkait, termasuk
Pimpinan/kepala unit lokasi praktik lapangan.
2. Proses Pembelajaran
1. Kontrak Belajar dilakukan di awal pelatihan
Peserta diminta untuk mengungkapkan harapan yang ingin
dicapai selama mengikuti pelatihan dan kekhawatiran terhadap
hal-hal yang akan ditemui selama pelatihan secara tertulis.
2. Proses pelatihan dikelola secara tim.
a. Setiap hari di akhir proses pembelajaran, fasilitator menga-
dakan pertemuan untuk mengevaluasi proses pembelajaran
dan peserta mengisi mood meter (evaluasi harian).
b. Menjaga dinamika kelas dengan melakukan penyegaran
suasana melalui permainan dan lain-lain
c. Proses pembelajaran dilakukan dalam beberapa cara yaitu:

Petunjuk Teknis Operasional 25


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

d. Kelas pleno (seluruh peserta), metode yang digunakan ada-


lah ceramah dan tanya jawab, simulasi, diskusi kelompok.
e. Kelompok sedang, metode yang digunakan adalah diskusi,
presentasi interaktif, permainan, kerja kelompok, demon-
strasi, bermain peran
f. Kelompok kecil terdiri dari 2 (dua) orang, metode yang
digunakan adalah, praktik konseling dan cara memfasilitasi.
Praktik lapangan termasuk dalam kelompok ini.

C. Evaluasi Pelatihan Pelatih Konseling PMBA


1. Pre test dilakukan pada awal pelatihan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan setiap peserta tentang PMBA sebelum mereka
berlatih
2. Evaluasi terhadap peserta (rapor peserta) dilakukan secara
bersama oleh fasilitator dan peserta setelah peserta selesai
membawakan sesi dengan menggunakan formulir rapor peserta
3. Evaluasi terhadap fasilitator oleh peserta, dilakukan pada akhir
pelatihan dengan menggunakan formulir evaluasi fasilitator.
4. Untuk menindaklanjuti hasil evaluasi, setiap malam fasilitator
memproses hasil evaluasi dan menentukan tindak lanjut
5. Post test dilakukan di akhir pelatihan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan semua peserta tentang PMBA setelah mereka
berlatih
6. Evaluasi proses penyelenggaraan secara keseluruhan, dilakukan
di akhir kegiatan pelatihan.
7. Evaluasi pasca pelatihan. Evaluasi ini dilakukan sebulan setelah
pelatihan oleh fasilitator terhadap peserta. Hal ini dilakukan untuk
menilai kompetensi peserta apakah mereka telah menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka peroleh dalam
pelatihan dalam kegiatan rutinnya.

D. Pelaporan
Panitia pelatihan diwajibkan membuat laporan pelaksanaan pelatihan
1 (satu) minggu setelah berakhirnya pelatihan. Laporan dikirim ke
Direktorat Bina Gizi Kementerian Kesehatan melalui Sekretariat
Nasional PKGBM dan tembusannya disampaikan ke MCA-Indonesia.
Laporan hanya memuat hal/isu yang berkaitan dengan pelatihan saja.
Jumlah halama pelaporan dianjurkan 3- 5 halaman.

26 Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

Format laporan terdiri dari:


a. Pendahuluan
b. Tempat dan Waktu Pelatihan
Tempat pelatihan disebutkan dimana (misalnya : ruangan pus-
kesmas atau ruang pertemuan desa… dll), tanggal dimulainya
pelatihan dan pelatihan diahiri pada tanggal.
c. Jumlah Peserta; Jumlah peserta pelatihan dan disampaikan apa-
bila ada peserta yang tidak dapat mengikuti pelatihan sampai
akhir dengan disebutkan alasannya.
d. Asal Peserta (dilengkapi dengan daftar terlampir)
Provinsi:
Kabupaten:
Nama Ses Yang
No Jenis Kelamin Asal Desa Kecamatan
Peserta Diselesaikan
1
2
3
dst

e. Evaluasi peserta
Evaluasi berupa nilai pre-test dan post-test seluruh peserta (dapat

terlampir)
Contoh format eavaluasi individu

Provinsi:
Kabupaten:
Kecamatan:
Desa:
No Nama Peserta Score pre-test Score post-test
1
2
3
dst

Pertanggung jawaban keuangan; Penggunaan uang disesuaikan


dengan rencana anggaran yang disampaikan dan diharapkan
tidak melebihi pagu anggaran yang telah disepakati disertai bukti
bukti yang sah dan dapat dipertanggung jawabkan.
Dilengkapi dengan foto-foto proses pelatihan (dapat berbentuk
print/cetak)

Petunjuk Teknis Operasional 27


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

28 Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

BAB V
JAMINAN KUALITAS PELATIHAN
DAN TINDAK LANJUT

A. Jaminan Kualitas Pelatihan


Jaminan mutu pelatihan memegang peran yang penting untuk me-
mastikan materi yang dibahas selama pelatihan disampaikan kepada
peserta pelatihan untuk meningkatan pengetahuan, meningkatkan
keterampilan sesuai dengan bahasan. Untuk memastikan kualitas
pelatihan sesuai dengan modul dan memenuhi standar, beberapa
kegiatan yang perlu dilakukan antara lain :
1. Pengembangan Modul
Modul dikembangkan dengan melibatkan para pakar PMBA dan
Kementerian Kesehatan.
Modul pelatihan telah diujicobakan atau diuji di lapangan
termasuk, kartu PMBA, brosur sebagai bagian dari
paket modul pelatihan.
Modul pelatihan terakreditasi
2. Pelaksanaan Pelatihan :

Setiap ToT akan difasilitasi oleh Master training


Melakukan pre dan post test bagi peserta sebelum dan setelah
pelatihan
Proses pelatihan (isi/materi, metode dan fasilitasi) dilakukan
penilaian oleh peserta menggunakan formulir proses pelatihan.
Pemilihan peserta TOT calon fasilitator berdasarkan hasil
penilaian selama pelatihan TOT dan OJT. Rapor peserta
disiapkan oleh fasilitator
Fasilitator hendaknya menyiapkan seluruh dokumen
termasuk ringkasan pre dan post, rapor individu peserta, dan
rekapitulasinya

Petunjuk Teknis Operasional 29


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

B. Tindak Lanjut :
Lokakarya berkala untuk mengevaluasi dan perencanaan pelatihan
PMBA setiap enam (6) bulan. Workshop ini akan dihadiri oleh MT/
fasilitator, dan perwakilan panitia. Workshop ini akan membahas
pengalaman Dinas Kesehatan Propinsi atau Dinas Kesehatan Kabu-
paten dalam melaksanakan pelatihan. Isu yang diangkat dalam work-
shop juga akan dibahas untuk meningkatkan kualitas pelatihan serta
rencana untuk pelatihan berikutnya.

30 Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

BAB VI
PENUTUP
Keberadaan, kemampuan dan keterampilan konselor PMBA sangat menen-
tukan kualitas makanan balita yang pada akhirnya dapat meningkatkan status
gizi balita. Status gizi balita ditentukan oleh status gizi ibu selama hamil. Ibu
hamil dianjurkan makan lebih banyak dari biasanya dan mengonsumsi tablet
tambah darah selama kehamilan dan memeriksakan kehamilannya secara
teratur di fasilitas pelayanan kesehatan.
Konselor PMBA diharapkan dapat membantu para ibu agar dapat mem-
berikan PMBA sejak bayinya berusia 0-24 bulan. Konselor PMBA yang
terampil dihasilkan dari suatu proses pelatihan yang sesuai standar. Daerah
atau institusi yang menyelengarakan pelatihan pelatih konseling PMBA dan
pelatihan konseling PMBA, menggunakan panduan penyelenggaraan yang
disusun oleh Direktorat Bina Gizi, dalam rangka menjaga kualitas pelatihan
agar tetap sesuai standar.
Penyusun panduan ini sangat mengharapkan agar para penyelenggara
pelatihan konseling PMBA dapat dengan tertib mengikuti seluruh isi panduan.
Mudah-mudahan dengan mengikuti panduan penyelenggaraan pelatihan
konseling PMBA ini dapat dihasilkan konselor PMBA yang berkualitas.

Petunjuk Teknis Operasional 31


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

32 Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

LAMPIRAN :
Rencana Evaluasi :Instrumen Evaluasi/Soal Evaluasi (terlampir)
Evaluasi
1. Pre-test dilakukan pada awal pelatihan untuk mengetahui tingkat
pengeahuan peserta sebelum dilakukan pelatihan.
2. Evaluasi terhadap fasilitator oleh peserta, dilakukan setiap hari
dengan menggunakan formulir evaluasi fasilitator.
3. Evaluasi terhadap materi/modul pelatihan oleh peserta dilakukan
setiap hari, dengan menuliskan materi/modul apa yang masih
belum jelas.
4. Evaluasi proses belajar untuk menindaklanjuti hasil evaluasi. Setiap
malam, fasilitator memproses hasil evaluasi dan menentukan
rencana tindak lanjut.
5. Post-test dilakukan pada akhir pelatihan untuk mengetahui tingkat
pengeahuan peserta setelah dilakukan pelatihan.
6. Evaluasi keseluruhan pelatihan dilakukan di akhir pelatihan.
7. Evaluasi pasca pelatihan.

Petunjuk Teknis Operasional 33


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

1. FORM PRE TEST


Pre-test : Apa yang anda ketahui?

No Ya Tdk Tdk Tahu

Pemberian makan bayi dan anak yang tepat dapat men-


1
cegah stunting

Pemberian makan ya n g ti d a k te p a t pada anak selama


2 dua tahun pertama kehidupan akan menghambat tumbuh
kembang dan perkembangan otak

Bayi usia 6-9 bulan perlu makanan utama sekurang-


3
kurangnya 2 kali sehari selain menyusu.

Ibu hamil perlu makan satu porsi lebih banyak per hari
4
dibanding biasanya

Sebelum menyiapkan makanan sebaiknya cuci tangan


5
minimal dengan lima (5) langkah

Untuk mengubah kebiasaan atau Praktik pemberian makan


6
pada bayinya, seorang ibu cukup diberi informasi saja

Ibu yang kurang gizi juga masih memproduksi cukup ASI


7
dengan kualitas yang baik untuk bayinya

Semakin banyak bayi mengisap ASI dari payudara, semakin


8
banyak ASI yang diproduksi oleh ibu.
Ibu yang anaknya sakit, menunggu sampai anaknya sem-
9 buh baru memberikan makanan dengan tekstur padat
kepada anak.

Pada saat enam bulan, makanan pertama yang dimakan


10 bayi hendaknya memiliki tekstur seperti ASI sehingga bayi
dapat menelan dengan mudah.

Selama enam bulan pertama (0-6 bulan), bayi yang hidup di


11
iklim panas memerlukan air selain ASI

Anak (usia 6-24 bulan) hendaknya tidak diberi makanan


12
hewani seperti telur dan daging.

13 Bayi yang baru lahir hendaknya selalu diberi kolostrum

14 KMS adalah alat untuk memantau status gizi balita

Ayah mempunyai peranan penting dalam hal bagai-


15
mana memberikan makan bayi dan anak.

Catatan :

34 Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

2. CEK LIST UNTUK KETERAMPILAN MELATIH


Berlatihlah menggunakan keahlian ini ketika Fasilitator/Pelatih mem-
bawakan sesi/materi, dan beri komentar pada hal-hal berikut ketika
memberi umpan balik.
Gerakan:
Menghadap peserta – jangan menghadap ke papan tulis atau layar
ketika sedang berbicara
Buat kontak mata dengan semua peserta si seluruh penjuru
Gunakan bahasa tubuh dan ekspresi wajah alami – (hindari mengulang
– ulang suatu gerakan)
Cara Bicara/Suara:
Pelan dan jelas, dan cukup keras agar bisa didengar oleh semua
orang Alami dan hidup – bervariasi
Interaksi:
Usahakan untuk berinteraksi dengan semua peserta – gunakan nama
panggilan yang sesuai
Libatkan semua peserta – termasuk yang pendiam – kontrol peserta
yang banyak bicara
Hindari diskusi yang menyimpang atau mengalihkan dari topik –
membingungkan – bila perlu ditunda dulu pembicaraan tersebut
Usahakan untuk memberi respon yang memuaskan terhadap semua
pertanyaan dari peserta.
Alat Bantu Visual:
Siapkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan – cek, atur dan
dicoba dulu semua peralatan dan perlengkapan sebelum sesi dimulai
Pastikan bahwa semua peserta dapat melihat dengan jelas – atur
ruangan agar peserta dapat melihat dengan jelas

Penggunaan Materi:
Siapkan secara seksama materi yang akan dibawakan – siapkan
peralatan yang dibutuhkan
Siapkan orang yang membantu anda (contoh untuk bermain peran)
sebelum sesi – berlatihlah jika memungkinkan
Ikuti buku Petunjuk yang ada tetapi berbicaralah dengan bahasa sendiri
Ikuti rencana sesi secara akurat dan lengkap – gunakan Petunjuk
Pelatih/Fasilitator
Tekankan pada hal-hal yang penting – jangan biarkan hal-hal penting
terabaikan
Penyampaian materi dilakukan dengan cara menggali informasi lebih
banyak dari peserta

Petunjuk Teknis Operasional 35


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

Hindarkan membicarakan terlalu banyak hal diluar materi kecuali me-


mang berguna
Manajemen Waktu:
Jangan terlalu cepat atau terlalu lambat, usahakan untuk tidak terlalu
lama dengan bagian pertama
Jangan sampai kehabisan waktu diantara waktu sesi
Hindari pengulangan jika tidak perlu

36 Petunjuk Teknis Operasional


3. EVALUASI MATERI/MODUL PELATIHAN
Tuliskan tanda ceklist, dan beri komentar pada kolom manfaat dari pelatihan konseling PMBA dibawah ini:

Sangat Cukup Tidak


Judul Sesi Berman-faat Saran Waktu
bermanfaat Bermanfaat Bermanfaat
1. Perkenalan, harapan dan tujuan
2. Mengapa PMBA penting ?
3. Situasi umum yang dapat mempengaruhi PMBA
4. Bagaimana Melakukan
Konseling : Bagian 1
5. Praktik PMBA yang direkomendasikan : Menyusui
6. Bagaimana Proses Menyusui
7. Praktik PMBA yang dianjurkan : Memberikan
makanan pendamping ASI bagi anak 6-24 bulan
8. Pemberian makanan pendamping ASI
9. Pemantauan pertumbuhan
10. Bagaimana melakukan konseling bagian 2
11. Kesulitan menyusui : gejala, pencegahan, apa
yang harus dilakukan
12. Kunjungan lapangan 1 dan umpan balik
13. Kelompok berorientasi tindakan, kelompok
pendukung PMBA, dan kunjungan rumah
14. Praktik lapangan 2 dan umpan balik
15. Gizi dan kesehatan ibu

16. Kapan membawa anak sakit ke fasilitas kesehatan

Petunjuk Teknis Operasional


17. Integrasi kelompok pendukung PMBA dalam
pelayanan kesehatan di masyarakat
Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

37
Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

4. EVALUASI PROSES BELAJAR MENGAJAR

Hari : ……………………………………………
Tanggal : ……………………………………………
Topik : …………………………………………....
Pelatih/Fasilitator : …………………………………………....
Isilah angka penilaian Saudara dengan jujur, serahkan kepada penyelenggara
dan tidak perlu mencantumkan nama.
No Kegiatan Nilai Usul dan Saran
Kesesuaian antar materi pelajaran dan tujuan
1
pelatihan
2 Urutan penyampaian isi mata ajaran
Penguasaan pelatih/fasilitator terhadap materi yang
3
diberikan
4 Cara penyampaian pelajaran
Kesesuaian dan kemampuan penggunaan alat
5
peraga dengan pelajaran
Penggunaan bahan/materi dengan lembar tugas/
6
latihan
Kesesuaian penggunaan waktu yang tersedia
7
dengan tujuan belajar
8 Daya simpatik, gaya dan sikap terhadap peserta
9 Penguasaan bahasa
10 Pemberian motivasi

Keterangan :
90 – 100 : dengan pujian
85 – 89.99 : sangat memuaskan
80 – 84.99 : memuaskan
75 – 79.99 : baik sekali
70 – 74.99 : baik
65 – 69.99 : cukup
< 65 : kurang

38 Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

5. FORM POST TEST


Post-test : Apa yang kita pelajari?

No Ya Tdk Tdk Tahu

Pemberian makan bayi dan anak yang tepat dapat


1
mencegah stunting

Pemberian makan ya n g ti d a k te p a t pada anak


2 selama dua tahun pertama kehidupan akan meng-
hambat tumbuh kembang dan perkembangan otak

Bayi usia 6-9 bulan perlu makanan utama sekurang-


3
kurangnya 2 kali sehari selain menyusu.

Ibu hamil perlu makan satu porsi lebih banyak per


4
hari dibanding biasanya

Sebelum menyiapkan makanan sebaiknya cuci


5
tangan minimal dengan lima (5) langkah
Untuk mengubah kebiasaan atau Praktik pemberian
6 makan pada bayinya, seorang ibu cukup diberi
informasi saja
Ibu yang kurang gizi juga masih memproduksi cukup
7
ASI dengan kualitas yang baik untuk bayinya

Semakin banyak bayi mengisap ASI dari payudara,


8
semakin banyak ASI yang diproduksi oleh ibu.
Ibu yang anaknya sakit, menunggu sampai anaknya
9 sembuh baru memberikan makanan dengan tekstur
padat kepada anak.

Pada saat enam bulan, makanan pertama yang


10 dimakan bayi hendaknya memiliki tekstur seperti ASI
sehingga bayi dapat menelan dengan mudah.

Selama enam bulan pertama (0-6 bulan), bayi yang


11
hidup di iklim panas memerlukan air selain ASI

Anak (usia 6-24 bulan) hendaknya tidak diberi


12
makanan hewani seperti telur dan daging.

13 Bayi yang baru lahir hendaknya selalu diberi kolostrum

14 KMS adalah alat untuk memantau status gizi balita

Ayah mempunyai peranan penting dalam hal


15
bagaimana memberikan makan bayi dan anak.

Catatan :

Petunjuk Teknis Operasional 39


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

6. EVALUASI PENYELENGGARAAN PELATIHAN


Petunjuk Pengisian:
1) Baca setiap pertanyaan dengan cermat
2) Jawablah pertanyaan dengan melingkari huruf yang sesuai dengan
penilaian anda
3) Arti penilaian adalah sebagai berikut:
A. Kurang sekali
B. Kurang
C. Cukup
D. Baik
E. Baik sekali

A. Fasilitator :
No. Materi Penilaian
1. Bagaimana metoda penyampaian materi oleh fasilitator? A B C D E
2. Bagaimana fasilitator menggunakan waktu? A B C D E
Bagaimana kemampuan fasilitator dalam memimpin
3. A B C D E
semua kegiatan
Apakah fasilitator dapat menggugah semangat, sehingga
4. para peserta dapat berperan aktif dalam proses belajar- A B C D E
mengajar
5. Apakah fasilitator dapat mencapai tujuan khusus materi? A B C D E

Tulislah saran-saran Saudara dibawah ini mengenai fasilitator yang sesuai


dengan harapan Saudara
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Agar kita dapat meningkatkan mutu pelatihan dimasa mendatang mohon
mengisi kuesioner dibawah ini :
1. Jelaskan secara ringkas tanggung jawab saudara berkaitan dengan
pelaksanaan pemberian PMBA pada anak 0 – 24 bulan.
Dimanakah saudara bekerja (misalnya tempat praktik klinik, pusat
kesehatan, rumah sakit)?
2. Menurut saudara, apakah ada bagian dari pelatihan ini yang sulit.
3. Untuk setiap kegiatan tertulis dibawah ini buatlah tanda centang pada
jawaban didalam kotak yang menurut saudara waktu yang digunakan
tersebut terlalu singkat, cukup atau terlalu lama.

40 Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

Waktu yang digunakan


Jenis Kegiatan
Terlalu singkat Cukup Terlalu lama
Presentasi
Demonstrasi ketrampilan konseling
PMBA
Demonstrasi menyusui
Demonstrasi pembuatan MP-ASI
Pengisian KMS
Praktik Kunjungan Lapangan 1
Praktik Kunjungan Lapangan 2

4. Menurut saudara dukungan apa yang diperlukan untuk meningkatkan


keterampilan konseling PMBA di tempat Saudara setelah pelatihan ini?
5. Menurut saudara bagaimana managemen dari pelatihan ini, apakah dapat
ditingkatkan untuk peserta dimasa mendatang?

B. Materi Pelatihan

No Materi Penilaian
Apakah materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
1. A B C D E
Saudara ?
2. Apakah materi pelatihan dapat Saudara manfaatkan ? A B C D E
Apakah materi yang diberikan bermanfaat dalam
3. meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Saudara A B C D E
mengenai PMBA ?
4. Apakah waktu yang disediakan telah sesuai ? A B C D E

Tulislah saran-saran Saudara dibawah ini yang berkaitan dengan materi


pelatihan baik yang telah Saudara pahami maupun yang kurang dipahami.
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------

Petunjuk Teknis Operasional 41


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

PANDUAN PRAKTIK KUNJUNGAN


LAPANGAN
PELATIHAN KONSELING PMBA

A. Pendahuluan
Salah satu materi dalam pelatihan pelatih konseling PMBA dan pela-
tihan konseling PMBA adalah praktik kunjungan lapangan untuk
melaksanakan konseling PMBA pada pengasuh dan mempraktikan
kelompok berorientasi tindakan serta kelompok pendukung PMBA.
Melakukan praktik kunjungan lapangan di Masyarakat dan Posyandu
merupakan salah satu persyaratan yang harus dikerjakan oleh pe-
serta, untuk mempraktikkan sesi-sesi dalam modul yang telah didapat
di kelas.
Praktik juga diperlukan untuk memberikan bantuan kepada para ibu/
pengasuh dalam memantau pertumbuhan anaknya di Posyandu.
Praktik kunjungan lapangan dilakukan secara bertahap sebanyak 2
(dua) kali kunjungan.

B. Tujuan
Tujuan Umum:
Tersedianya tenaga Pelatih Konseling PMBA dan Konselor PMBA,
yang dapat melaksanakan pelatihan Konseling PMBA dan memberikan
konseling PMBA kepada ibu/pengasuh.
Tujuan Khusus:
1. Mempraktikkan konseling PMBA dengan benar
2. Mempraktikkan Kelompok Berorientasi Tindakan dan Kelompok
Pendukung PMBA.
3. Mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta dalam melakukan
Konseling PMBA, Kelompok Berorientasi Tindakan dan Kelompok
Pendukung PMBA

C. Peserta Praktik Kunjungan Lapangan


a. Pelatihan Pelatih Konseling PMBA dan Pelatihan Konseling
PMBA bagi Bidan Desa Praktik kunjungan lapangan dilaksanakan
sebanyak 2 (dua) kali yaitu :

42 Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

Praktik Konseling PMBA, peserta dibagi dalam kelompok


kecil (3-4 orang) didampingi 1 orang fasilitator (rasio fasilitator
terhadap peserta yaitu 1:4).
Praktik Kelompok Berorientasi Tindakan dan kelompok
pendukung PMBA. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok yaitu 1
kelompok untuk kelompok berorientasi tindakan, 1 kelompok
untuk pendukung PMBA ibu hamil dan ibu yang mempunyai
bayi 0-6 bulan dan 1 kelompok pendukung PMBA ibu yang
mempunyai anak 6 -24 bulan.
b. Pelatihan Konseling PMBA bagi Kader
Praktik Konseling PMBA, peserta dibagi dalam kelompok
kecil (3-4 orang) didampingi 1 orang fasilitator (rasio fasilitator
terhadap peserta yaitu 1:4).
Kelompok pendukung PMBA, peserta dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu1 kelompok untuk pendukung PMBA ibu hamil dan ibu yang
mempunyai bayi 0-6 bulan dan 1 kelompok pendukung PMBA ibu
yang mempunyai anak 6 -24 bulan.

D. Proses
Sebelum praktik dimulai, penyelenggara pelatihan bersama dengan
Fasilitator menyiapkan tempat praktik di Posyandu atau lapangan,
hal-hal yang disiapkan antara lain :
a. Surat permintaan untuk praktik dikirim 2 minggu sebelum
pelaksanaan praktik
b. Di lokasi praktik lapangan II sebaiknya tersedia 1 ruangan besar
dan beberapa ruang lebih kecil.
c. Pengecekan lokasi praktik minimal 1 minggu sebelum pelaksanaan
praktik. Segera atasi masalah apabila lokasi praktik tidak memenuhi
persyaratan.
d. Menyiapkan sarana transportasi untuk mengangkut peserta dari
tempat pelatihan ke lokasi praktik.
Sasaran praktik kunjungan lapangan 1 (satu) adalah pasangan
Ibu/pengasuh dan bayi/anak usia 0 – 24 bulan sebanyak
peserta pelatihan.
Sasaran praktik kunjungan lapangan 2 (dua) untuk kelompok
berorientasi tindakan adalah, aparat pemerintah di tingkat
kelurahan/desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
pemuda, RW, RT, TP-PKK, kader, ibu hami, dan ibu baduta
sebanyak minimal 10 orang dan untuk kelompok pendukung
PMBA adalah, ibu yang mempunyai baduta dan ibu hamil
sebanyak 6-10 orang.

Petunjuk Teknis Operasional 43


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

1. Praktik Kunjungan Lapangan I:


“Melakukan praktik 3 langkah konseling PMBA dengan menggunakan
keterampilan Mendengarkan dan mempelajari, membangun kepercayaan
diri dan memberi dukungan serta menggunakan Formulir Penilaian dan
Pengamatan ”
Tujuannya:
Mempraktikkan 3 langkah konseling PMBA
Mempraktikkan keterampilan mendengarkan dan mempelajari serta
membangun percaya diri dan memberi dukungan
Mempraktikkan menggunakan Formulir PMBA dengan ibu/pengasuh
di Posyandu atau lapangan.
Mendapatkan gambaran Informasi tentang praktik PMBA
Waktu: 4 jam
Peserta dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2 orang dengan
dibimbing oleh fasilitator senior.
Peralatan yang perlu dibawa, antara lain:
- Kartu konseling 1 set
- Booklet pesan utama
- Brosur
- Materi peserta 10.1 (lembar penilaian) dan materi peserta 10.2 (lembar
pengamatan)
- Boneka dan model payudara
- Bahan kontak
2. Praktik Kunjungan Lapangan II
“Kelompok Berorientasi Tindakan, Kelompok Pendukung PMBA dan
Kunjungan rumah”
Tujuannya:
mampu memfasilitasi Kelompok Berorientasi Tindakan dengan meng-
gunakan langkah : mengamati, memikirkan, mencoba dan melakukan
Mampu memfasilitasi kelompok pendukung PMBA yang terdiri dari Ibu/
Ayah/Pengasuh membantu mereka untuk saling mendukung dalam
praktik PMBA
Waktu: 4 jam
Peserta dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang dengan
dibimbing oleh fasilitator senior.
Peralatan yang perlu dibawa, antara lain:
- 1 set kartu konseling
- Materi peserta 13.1, 13.2, 13.3 dan 13.4
- Boneka dan model payudara
- Flipchart dan spidol

44 Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

JADWAL TOT KONSELING PMBA BAGI PETUGAS KESEHATAN


HARI Kegiatan WAKTU
Sesi 1, Pengantar, pre test, aturan main kelompok, harapan dan
Hari I 1 Jam
tujuan pelatihan
Persiapan Sesi oleh peserta 2 Jam
Sesi 2. Mengapa PMBA Penting 1 Jam
Feedback dan Review sesi 2 1 Jam
Sesi 3. SituasiUmum yang dapat mempengaruhi pemberian
makanan bagi Bayi dan anak (PMBA) 1 Jam

Feedback dan Review sesi 3 1 Jam


Membuat Boneka 1 Jam
Persiapan sesi hari II 30 menit
Hari II
30 menit
Sesi 4. Bagaimana melakukan konseling : Bagian I 1,5 jam
Feedback dan Review sesi 4 1 jam
Sesi 6. Bagaimana Cara Menyusui 1,5 Jam
Feedback dan Review sesi 6 1 Jam
Sesi 5. Praktek-praktek yang direkomendasikan PMBA : Pemberian
1,5 Jam
ASI
Feedback dan Review sesi 5 1 Jam
Persiapan sesi hari III 30 menit
Hari III
30 menit
Sesi 11. Kesulitan menyusui yang umum dijumpai 1 jam
Feedback dan Review sesi 11 1 jam
Sesi 7. Praktek-praktek PMBA yang direkomendasikan : Pemberian
Makanan Pendamping bagi anak 1,5 jam
usia 6 – 24 bulan
Feedback dan Review sesi 7 1 jam
Sesi 8. Pemberian Makanan Pendamping ASI 1,5 jam
Feedback dan Review sesi 8 1 jam
Persiapan sesi hari IV 30 menit
Hari IV
30 menit
Sesi 9. Pemantauan Pertumbuhan 1,5 jam
Feedback dan Review sesi 9 1 jam
Sesi 10. Bagaimana Melakukan Konseling : Bagian II 2 jam
Feedback dan Review sesi 10 1 jam
Sesi 15.Gizi Ibu 1,5 jam
Feedback dan Review sesi 15 1 jam
Persiapan sesi hari V 30 menit
Hari V
30 menit

Petunjuk Teknis Operasional 45


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

HARI Kegiatan WAKTU


Sesi 12. Kunjungan Lapangan. Penilaian PMBA 2,5 jam
Feedback dan Review sesi 12 1 jam
Sesi 13. Kelompok Berorientasi Tindakan, Kelompok Pendukung
2 jam
PMBA dan Kunjungan Rumah
Persiapan (Demonstrasi) ke Lapangan sesi 14 1 jam
Sesi 16. Kapan membawa anak sakit ke fasilitas kesehatan 1 jam
Feedback dan Review sesi 16 1 jam
Hari VI
30 menit
Sesi 14. Kunjungan Lapangan. Penilaian PMBA, Kelompok
2,5 jam
Berorientasi Tindakan dan Kelompok Pendukung PMBA
Feedback dan Review sesi 14 1 jam
Sesi 20. Postest, Pohon Harapan 1 jam
Sesi 18. RTL 2 jam
TOTAL 50 Jam

JADWAL PELATIHAN KONSELING PMBA BAGI KADER

WAKTU KEGIATAN TOOLS FASILITATOR


Hari I
08.00-08.15 Pembukaan
Sesi 1 : Perkenalan, harapan dan
08.15-09.15
tujuan
Sesi 2 : Mengapa PMBA itu Flipchart, Spidol,
09.15-10.15
penting kacang/biji2an
10.15-10.30 Istirahat
Sesi 3 : Situasi umum yg dapat
10.15-11.15 Ikan berpesan
mempengaruhi PMBA
Sesi 4 : Bagaimana melakukan
11.15-12.30 Flipchart, Spidol
konseling (1)
Hari II
Sesi 5 : Rekomendasi Praktek
08.00-09.30 PMBA Flipchart, Spidol
Menyusu
09.30-09.45 Istirahat
09.45-10.15 Kapas, kaus kaki,
Membuat Boneka
handuk dan karet
Flipchart, Spidol,
Sesi 6 : Bagaimana Proses boneka breast
10.15-11.45
menyusu model, Botol ASI
perah
Gambar payudara
11.45-12.45
Sesi 11 : Kesulitan Menyusu bermasalah,

Hari III
Sesi 7 : Praktek PMBA yang
Flipchart, Spidol,
Dianjurkan
08.00-10.00 gambar menu aneka
Pemberian MP-ASI 6-24
ragam makanan
bulan
10.00-10.15 Istirahat

46 Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

WAKTU KEGIATAN TOOLS FASILITATOR


Flipchart, Spidol,
Sesi 8 : Pemberian Makanan food model,
10.15-12.15
Tambahan makanan jadi,
gambar 4 bintang
Hari IV
Flipchart, Spidol,
08.00-10.00 Sesi 9 : Pemantauan Pertumbuhan
Dacin, boneka
10.00-10.15 Istirahat
10.15-11.15 Sesi 15 : Gizi Ibu Flipchart, Spidol
Sesi 16 : Kapan membawa anak
sakit ke
11.15-12.15 Flipchart, Spidol
fasilitas kesehatan

Hari V
Sesi 10 : Bagaimana melakukan
Flipchart, Spidol,
08.00-10.00 konseling
boneka
(2)
10.00-10.15 Istirahat
Sesi 12 : Praktek Lapangan :
Praktek
10.15-12.30
Konseling

Hari ke VI
08.00-08.30 Post test
08.30-09.30 RTL (Rencana Tindak Lanjut)
09.30-10.00 Diskusi Pohon Harapan
1 0 . 0 0
Penutupan
selesai

Formulir Check List Hal-hal yang harus disiapkan oleh panitia


Selesai
Bahan/alat yang harus di /sudah
No Jumlah Belum Keterangan
siapkan tersedia
A Modul
1 Materi peserta
2 Booklet pesan utama
3 KMS anak laki laki
4 KMS anak perempuan
Kartu lembar balik konseling untuk
5
kader
6
7 Materi fasilitator
8 Alat bantu pelatihan
B ATK
1 Spidol besar
2

Petunjuk Teknis Operasional 47


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

3 Gunting
4 Selotif kertas sedang
5 Hekter
6 Karton manila Hrpn & hawatir
7 Poster KMS
3 gelas jernih (dengan ukuran
8
identik).
Cangkir lokal (contoh, termasuk
9
yang ukuran 250 ml)
10 Berbagai tipe makanan setempat
11 Studi kasus konseling
C Bahan Praktik
1 Boneka
2 Kaos kaki
3 Handuk
4 Kapas/dakron
5 Gelas ukur
6 Karet gelang
7 Kacang
8 Bahan makanan
9 Makan matang
10 Bahan kontak balita
11 Contoh Taburia
12 Vitamin A
13 Saringan
14 Mangkuk dan alat-alat/ sendok
3 gelas jernih (dengan ukuran
15
identik).
Cangkir lokal (contoh, termasuk
16
yang ukuran 250 ml)
17 Berbagai tipe makanan setempat
18 Studi kasus konseling
19 Properti setiap sesi 16 sesi
D Lain-Lain
1 Undangan peserta
2 Ruang pelatihan
3 Tikar/alas

48 Petunjuk Teknis Operasional


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

FORM LIST PESERTA

Provinsi :
Kabupaten:
Jenis Sesi Yang
No Nama Peserta Desa Asal Kecamatan
Kelamin Diselesaikan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

FORM EVALUASI INDIVIDU

Propinsi:
Kabupaten:
Kecamatan:
Desa:
No Nama Peserta Score Pre test Score Post test
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Petunjuk Teknis Operasional 49


Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling

50 Petunjuk Teknis Operasional

Anda mungkin juga menyukai