Mengetahui,
Ketua Bidang Akademik Dosen Koordinator
Me
n
Ketua
LPPM
(Er .Kes)
KONTRAK PENGABDIAN MASYARAKAT
Tahun Anggaran 2021/2022
Nomor: /STIKes.MSB/MBO/X/2021
Pada hari ini Kamis Tanggal Empat Belas Bulan Oktober Tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu,
kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Erlia Rosita, SKM., M.Kes Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
(LPPM), STIKes Medika Seramoe Barat dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama STIKes Medika Seramoe
Barat, yang berkedudukan di Kantor LPPM Jln, Industri
No 12 Seuneubok untuk selanjutnya disebut disebut
PIHAK PERTAMA;
2. Ns. Fitri Apriani, S.Kep.M.Kep. Dosen Program Studi Profesi Ners STIKes Medika
Seramoe Barat, dalam hal ini bertindak sebagai
pengusul dan Ketua Pelaksana Pengabdian masyarakat
Tahun Anggaran 2021/2022 untuk selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, secara bersama-sama sepakat mengikatkan diri
dalam suatu Kontrak Pengabdian masyarakat Tahun Anggaran 2021/2022 dengan ketentuan
dan syarat-syarat sebagai berikut:
Pasal 1
Berdasarkan SK Surat Dirjen Dikti No: 84/D/O/2008 tanggal 22 Mei 2008 PIHAK
PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA menerima
tugas tersebut untuk melaksanakan dan mengkordinasikan pelaksanaan pengabmas yang
berjudul’’Penyuluhan Kesehatan Tentang Manfaat Asi Eksklusif Di Desa Keub
Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat Tahun 2019’’ yang berada
dibawah tanggung jawab PIHAK PERTAMA/ yang diketahui oleh: PIHAK KEDUA; dengan
masa kerja dua bulan (dua) bulan terhitung sejak tanggal perjanjian ditandatangani.
Pasal 2
1. PIHAK PERTAMA memberikan dana pengabmas tersebut pada pasal 1 sebesar Rp
1.250.000,- (Satu Juta Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) dan pembayaran
dilaksanakan secara bertahap.
2. Tahap pertama sebesar 50% yaitu Rp 625.000,- (Enam Ratus Dua Puluh Lima Ribu
Rupiah) dibayarkan sewaktu surat perjanjian kerja ini ditanda tangani oleh kedua
belah pihak
3. Tahap kedua sebesar 50% yaitu Rp 625.000,- (Enam Ratus Dua Puluh Lima Ribu
Rupiah) dibayar setelah PIHAK KEDUA mempersentasikan dan menyerahkan
laporan hasil pengabmas di nyatakan telah sesuai oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 3
1. PIHAK KEDUA harus menyelesaikan pengabmas yang dimaksud selama masa
berlaku SKP
2. Sebelum pengabmas berakhir, PIHAK KEDUA menyampaikan laporan pengabmas
berupa makalah dan diseminarkan melalui forum yang dikordinasikan LPPM STIKes
Medika Seramoe Barat serta melampirkan laporan keuangan dan dokumentasi
pelaksanaan pengabmas
3. Bahan Seminar dimaksud disampaikan ke LPPM sebanyak 5 (Lima Eksemplar)
diketik 2 spasi, ukuran 12 font, jenis penulisan times new roman dengan jenis kertas
A4
Pasal 4
PIHAK KEDUA harus mengirimkan laporan hasil pengabmas dimaksud dalam pasal 3
kepada:
Pasal 5
Keterlambatan PIHAK KEDUA dalam penyelesaian pengabmas ini dikenakan denda 1%
perhari, dengan maskimum keterlambatan 5 % dari kontrak, denda tersebut diserahkan
kepada PIHAK PERTAMA
Pasal 6
Hak Cipta pengabmas tersebut ada pada PIHAK KEDUA, sedangkan untuk pengadaaan dan
Penyebaran laporan hasil pengabmas berada pada PIHAK PERTAMA
Pasal 7
Surat Kontrak Pengabmas ini di buat rangkap 3 (tiga) satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA
satu rangkap untuk PIHAK KEDUA, dan satu rangkap untuk pihak yang berkepentingan
sebagai tembusan.
Pasal 8
PIHAK KEDUA harus menyerahkan bukti luaran hasil pengabmas yang dipublikasikan
minimal pada jurnal nasional tidak terakreditasi.
Hal hal lain yang belum diatur dalam perjanjian kerja ini akan ditentukan kemudian oleh
kedua belah pihak.
PENDAHULUAN
terakhir, yakni dari penyakit menular yang semula menjadi beban utama kemudian
mulai beralih menjadi penyakit tidak menular. Kecenderungan ini meningkat dan
mulai mengancam sejak usia muda. Penyakit tidak menular yang utama di antaranya
gaya hidup, sosial ekonomi yang pada gilirannya dapat memacu meningkatnya
secara global, dimana dapat mengurangi kualitas hidup secara signifikan dan juga
merupakan salah satu faktor risiko yang sangat berkaitan erat dengan penyakit
kardiovaskuler dan mortalitas atau kematian pada usia muda akibat penyakit
sistolik atau 10 mmHg tekanan darah diastolik dapat meningkatkan risiko kematian
penyakit kardiovaskular, strok, dan gagal jantung. Menjalankan pola hidup sehat
setidaknya selama 4–6 bulan terbukti dapat menurunkan tekanan darah dan secara
sehat yang dianjurkan di antaranya penurunan berat badan, mengurangi asupan garam,
olahraga, mengurangi konsumsi alkohol, dan berhenti merokok (DiPiro et al., 2011).
Pada tahun 2016 berdasarakan laporan Surveilans Terpadu Puskesmas (STP) kejadian
hipertensi termasuk dalam 10 penyakit yang paling menonjol di Sulawesi Utara dan
Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2018 terutama berumur 18 tahun ke atas
23.02% 381 kasus,salah satunya di Kecamatan Passi Barat dimana kejadian penyakit
hipertensi juga tinggi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, 2017 Negara dengan
jumlah penduduk yang padat harus memiliki perhatian yang lebih terhadap kesehatan
penduduknya. Masalah kesehatan seperti Penyakit Menular (PM) dan Penyakit Tidak
merupakan Negara berkembang dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun)
yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Saat ini penyakit yang termasuk dalam
PTM seperti kanker, Diabetes Melitus (DM), hipertensi, jantung coroner, dan stroke
menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi, dengan 1 dari 3 orang menderita
M.Kes bahwa hipertensi esensial dipengaruhi oleh faktor usia dan keturunan. Semakin
tua usia (lansia), mempunyai resiko tiga kali lipat mengalami hipertensi dari usia
dewasa. Usia lebih dari 40 tahun beresiko terkena penyakit hipertensi dan untuk yang
memiliki keturunan hipertensi maka kemungkinan 25% akan mengidap penyakit ini.
Selain itu hipertensi esensial juga dipengaruhi faktor lain seperti, lingkungan, perilaku
dan faktor predisposing (Angga, 201213). Durasi tidur yang tidak mencukupi atau
dalam kata lain begadang dapat berakibat buruk pada tekanan darah seseorang, dan
apabila terus dilakukan dapat mengalami hipertensi. Seperti penelitian yang dilakukan
oleh Audk,(2014).
Meurut WHO batas normal tekanan darah adalah 120–140 mmHg tekanan
hipertensi bila tekanan darahnya > 140/90 mmHg. Sedangkan menurut JNC VII 2003
tekanan darah pada orang dewasa dengan usia diatas 18 tahun diklasifikasikan
menderita hipertensi stadium I apabila tekanan sistoliknya 140 – 159 mmHg dan
apabila tekanan sistoliknya lebih 160 mmHg dan diastoliknya lebih dari 100 mmHg
sedangakan hipertensi stadium III apabila tekanan sistoliknya lebih dari 180 mmHg
dan tekanan diastoliknya lebih dari 116 mmHg (Sustrani, 2014). Berdasarkan Who
(2012). Negara yang memiliki penghasilan tinggi memiliki prevalensi hipertensi lebih
kecil dari Negara berkembang atau negara yang memiliki penghasilan yang rendah.
Dari 927 juta penderita hipertensi di dunia, sebanyak 333 juta penderita berada di
negara maju dan 639 juta penderita sisanya terdapat di Negara berkembang.
orang di seluruh dunia dan menyebabkan sekitar 7,1 juta kematian per tahun pada usia
dewasa (Osamor & Owumi, 2011). Prevalensi hipertensi di dunia sebesar 26,4% yang
terdiri dari populasi usia dewasa (Huang, Chen, Zhou, dan Wang, 2014). Susilo, Ari,
tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun 2013. Penyakit hipertensi dan komplikasinya
merupakan peringkat kelima dari sepuluh besar penyebab kematian tertinggi terhitung
dari 41.590 kematian dari Januari sampai Desember 2014 (Balitbangkes, 2014).
Sesuai data dari Riskesdas (2013), bahwa Jawa Barat merupakan provinsi
dengan prevalensi hipertensi paling tinggi di Pulau Jawa (29,4%) dengan proporsi
faktor risiko hipertensi pada masyarakat Jawa Barat yang menduduki peringkat atas
menderita hipertensi bila tidak dilakukan pencegahan sejak dini. Kabupaten Kuningan
sebanyak 43,6 persen (Batlibangkes, 2014). Selain itu kasus hipertensi merupakan
salah satu penyakit yang termasuk 10 penyakit terbesar selama 3 tahun sejak 2012
Windusengkahan yang memiliki catatan kenaikan hipertensi tiga tahun terakhir (Profil
systole (Sistolic Blood Pressure) lebih atau sama dengan 140 mmHg atau tekanan
darah diastole (Diastolic Blood Pressure) lebih atau sama dengan 90 mmHg sesuai
Kasar, dan Toppo, 2014). Faktor yang memengaruhi dukungan keluargaadalah kelas
praktik di keluarga, tingkat ekonomi keluarga, dan latar belakang budaya di keluarga.
seluruh dunia, diperkirakan sekitar 15-20%. Hipertensi lebih banyak menyerang pada
usia setengah baya pada golongan umur 55- 64 tahun. Hipertensi di Asia diperkirakan
sudah mencapai 8-18% pada tahun 2009,hipertensi dijumpai pada 4.400 per 10.000
penduduk. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 2008, prevalensi hipertensi
di Indonesia cukup tinggi, 83 per 1.000 anggota rumah tangga, pada tahun 2009
Indonesia, pada laki-laki dari 134 (13,6%) naik menjadi 165 (16,5%), hipertensi pada
perempuan dari 174 (16,0%) naik menjadi 176 (17,6%) (Depkes RI, 2011).
Salah satu gaya hidup tidak sehat yang dapat menyebabkan hipertensi adalah
kurangnya istirahat. Tidur merupakan respon alamiah tubuh agar tubuh dapat
beristirahat dan merupakan suatu kebutuhan.Namun, saat ini tidur bukanlah prioritas
utama ketika seseorang sudah mengalami kelelahan akibat aktivitas yang tinggi. Rata-
rata orang menggunakan gadget untuk melepas penat, seperti bermain game online
atau bahkan membuka berbagai media sosial seperti Whatsapp, Facebook, dan
Instagram yang menyebabkan berkurangnya jam tidur seseorang. Pada usia remaja,
yang rata-rata pada usia tersebut merupakan usia anak sekolah, dari Sekolah
tugas-tugas sekolah dan kuliah menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, akhirnya para
siswa dan mahasiswa mengurangi durasi jam tidur normal. Durasi tidur yang tidak
mencukupi atau dalam kata lain begadang dapat berakibat buruk pada tekanan darah
seseorang dan apabila terus dilakukan dapat mengalami hipertensi (Audkk, 2014).
Gampong Ujung Tanoh Darat terdapat 7 orang yang menderita hipertensi,
masih banyak masyarakat yang beresiko terkena hipertensi di akibatkan dengan gaya
hidup tidak sehat diantaranya merokok, makanan berlemak dan asin serta tidak ada
1.2 Kegiatan
Tema kegiatan ini adalah “ Cegah Hipertensi Demi Masa Hidup Di Desa Ujong
TINJAUAN PUSTAKA
tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang yang
Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain, bukan
seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai,
yang optimal.
b. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental
adalah metode ceramah, metode diskusi, metode curah pendapat, metode panel,
(Notoatmodjo, 2002 ).
dikelompokkan menjadi :
b. Media Elektronik yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat
film
c. Luar ruangan yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruangan
secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, missal
pembuluh darah dan di timbulkan oleh desakan darah terhadap dinding arteri ketika
tergantung pada pembuluh darah dan denyut jantung. Tekanan darah paling tinggi
terjadi ketika ventikel berkontraksi dan paling rendah ketika ventrikel berelaksasi.
Pada keadaan hipertensi tekanan darah meningkat yang di timbulkan karena darah
2007).
peningkatan tekanan darah melebihi batas normal. Dimana tekanan darah normal
sebesar 110/90 mmHg. Tekanan darah di pengaruhi oleh curah jantung, tekanan
farifer pada pembuluh darah, dan volume atau isi darah yang bersikulasi. Hipertensi
Valentina. 2004).
berbagai faktor resiko yang di miliki seseorang. Faktor pemicu hipertensi yang tidak
dapat di control seperti riwayat keluarga,jenis kelamin, dan umur, serta faktor yang
dapat di control seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, perilaku merokok, pola
konsumsi makanan yang mengandung natrium dan lemak jenuh. Hipertensi yang
dapat terkontrol akan meningkatkan angka motalitas dan menimbulkan konflikasi
ke beberapa organ vital seperti jantung (infrak miocakard, jantung coroner, gagal
jantung) otak (struk ) ginjal (gagal ginjal kronis) mata (retinopati hipertensif)
darah systole (Sistolic Blood Pressure) lebih atau sama dengan 140 mmHg atau
tekanan darah diastole (Diastolic Blood Pressure) lebih atau sama dengan 90 mmHg
signifikan terhadap dukungan keluarga yang dirasakan oleh responden, hal ini dapat
dilihat dari p value = 0,000 yang menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat
pedoman pengetahuan yang benar dan tinggal untuk mempraktikan kepada anggota
hipertensi, hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah pengetahuan keluarga maka
teori Notoatmodjo dalam dalam Yudiningsih (2012), bahwa pengetahuan yang baik
dan sikap yang tepat mendorong keluarga untuk berperilaku yang tepat dalam hal
oleh respon individu terhadap stimulus atau pengetahuan yang bersifat baik, sedang,
buruk, positif, negatif yang tergantung bagaimana reaksi individu untuk merespon
terhadap suatu stimulus yang ada pada suatu tindakan atau perilaku.
hasil analisis pada responden yaitu anggota keluarga yang memiliki risiko hipertensi
ada hubungan antara faktor spiritual keluarga dengan dukungan keluarga dalam
pencegahan primer hipertensi yang dirasakan responden, Menurut Potter dan Perry
(2011).
mereka dapat mengatasi masalah yang dialami, dengan kepercayaan keluarga yang
tinggi maka dukungan yang diberikan pun menjadi semakin optimal. Dari hasil
pada responden yaitu anggota keluarga yang memiliki risiko hipertensi beserta
keluarga yang dengan faktor emosional yang baik. Secara statistik faktor emosional
dirasakan oleh responden, hal ini dapat dilihat dari p value = 0,000 yang
mempunyai persepsi dan respon yang berbeda terhadap suatu rangsangan atau
stresor karena stres tanpa penanganan koping yang positif mengakibatkan distress
kemungkinan besar keluarga akan melakukan perilaku yang salah seperti contohnya
tidak menjaga pola makan yang benar, menurut Purnawan (2008) bahwa faktor
cenderung berespon terhadap berbagai tanda sakit, mungkin dilakukan dengan cara
primer hipertensi berdasarkan hasil analisis pada responden yaitu anggota keluarga
pencegahan primer hipertensi dan memiliki keluarga yang dengan tingkat ekonomi
dirasakan oleh responden, hal ini dapat dilihat dari p value = 0,006 yang
dalam pencegahan primer hipertensi berdasarkan hasil analisis pada responden yaitu
hasil bahwa Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Elita, Nurchayati, &
Amelia (2014) dan Yudiningsih (2015) bahwa faktor yang paling berhubungan
penelitan tersebut memiliki perbedaan dalam sampel dan populasi yang ditelitinya
pencegahan primer hipertensi jika keluarga melakukan hal yang sama Menurut
Purnawan (2008). Hambatan dan kesulitan yang dialami oleh anggota keluarga
lansia dalam upaya pencegahan hipertensi selain rasa bosan karena lamanya waktu
kurangnya motivasi dari keluarga dalam memberi dukungan kepada lansia untuk
melakukan upaya pencegahan hipertensi dalam hal ini adalah praktik keluarga yang
bisa menjadi role model dalam perilaku pencegahan primer hipertensi Menurut
misalnya perilaku tokoh yang menjadi panutan, salah satu faktor penguat disini
lebih tinggi untuk mengalami hipertensi. Beberapa faktor yang bisa meningkatkan
Jarang berolahraga.
Mengonsumsi terlalu banyak makanan atau minuman yang
mengandung alcohol.
Hipertensi sekunder merupakan jenis hipertensi yang paling sering terjadi. Berbeda
kondisi, yaitu:
Penyakit ginjal
Kecanduan alcohol
mengancam nyawa, seperti gagal jantung, penyakit ginjal. Beberapa penyakit yang
Gagal Jantung
Saat tekanan darah tinggi, otot jantung akan memompa darah lebih keras agar
dapat memenuhi kebutuhan darah ke seluruh organ tubuh. Hal ini membuat otot
seperti sesak napas, mudah kelelahan, bengkak pada tangan, kaki, perut, dan
Stroke
Stroke bisa terjadi akibat adanya gangguan aliran darah kaya oksigen ke sebagian
area, misalnya karena ada sumbatan atau ada pembuluh darah yang
darah yang juga dapat dicetuskan oleh faktor risiko lain, yaitu tingginya kadar
kolesterol dalam darah.Pada orang yang punya hipertensi, stroke mungkin terjadi
ketika tekanan darah terlalu tinggi, sehingga pembuluh darah di salah satu area
otak pecah.Gejala stroke meliputi kelemahan anggota gerak, mati rasa pada
mendadak.
Lakukan olahraga rutin, seperti jalan cepat atau bersepeda 2–3 jam setiap
minggu.
Konsumsi makanan rendah lemak dan kaya serat, seperti buah dan
sayuran.
Batasi jumlah garam dalam makanan, tidak lebih dari 1 sendok teh per
hari.
KEGIATAN
B. EVALUASI
Sasaran evaluasi mencakup aspek :
1. Proses pelaksanaan
Aspek-aspek yang dinilai selama penyuluhan :
a) Penilaian untuk mengetahui proses penyelenggaraan penyuluhan
b) Komponen yang dinilai :
- Penerimaan panitia
- Penyediaan materi penyuluhan
- Penyediaan ruang
- Penyediaan alat bantu
- Bantuan panitia dalam menyelesaikan masalah
- Kegunaan materi penyuluhan
-
2. Peserta
3. Kemampuan peserta menerima materi
4. Sikap : penilaian tentang sikap perlu ada sistem penilaian yang di lakukan
terus menerus selama berlangsungnya penyuluhan.
5. Kesimpulan diberikan melalui diskusi pada akhir penyuluhan oleh
pembimbing atau pengajar yang memberikan penilaian.
6. Disiplin : kehadiran semua perserta dalam kegiatan sesuai jadwal yang lelah
ditentukan melaksanakan kegiatan kegiatan tepat waktu
7. Kerja sama:
a. Pembimbing peserta dapat menerima pendapat atau saran dan kritik peserta
lain atau penyelenggara.
b. Pembimbing peserta mampu memberikan bantuan apabila diperlukan oleh
kelompok dan lingkungannya
8. Prakarsa
a) Menunjukan inisiatif dan kreatifitas, misalnya dalam memanfaatkan waktu luang
b) Mampu mengajukan saran yang bermanfaat bagi tercapainya tujuan penyuluhan
9. Kepemimpinan
a. Mampu diteladani oleh orang lain dalam sikap dan perilaku sehari hari
b. Menunjukan tanggung jawab sesuai dengan perannya.
c. Kemampuan Masyarakat untuk memperagakan tentang materi yang diberikan.
a) Penilaian untuk mengetahui tingkat penyerapan materi oleh peserta
penyuluhan
b) Komponen yang dinilai :
10. Kemampuan peserta menerima materi
11. Sikap : penilaian tentang sikap perlu ada sistem penilaian yang di lakukan terus
menerus selama berlangsungnya penyuluhan
C. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Hipertensi
2. Faktor resiko Hiperttensi
3. Penyebab Hipertensi
4. Penyakit yang timbul aibat hipertensi
5. Pencegahan Hipertensi
D. AGENDA ACARA
Terlampir
E. SUSUNAN PANITIA
Terlampir
F. PENUTUP
BAB IV
LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN (LPJ)
1. Pengeluaran
No URAIAN VOLUME SATUAN TOTAL
KEGIATAN
TOTAL 1.250.000
2. Proses Kegiatan
Oktober 2021
No Kegiatan
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Perencanaan
2 Persiapan kegiatan
3 Pelaksanaan
3. Agenda Acara
No Kegiatan Waktu Pengelola/Fasilitator
1 Kata sambutan yang 09.00-09.30 a) Ketua Panitia
disampaikan oleh ketua
prodi Sarjana
Keperawatan
2 Penyuluhan Kesehatan 09.30-11.00 a) Dosen Prodi Profesi
tentang Pencegahan Ners
hipertensi
4 Tanya Jawab 11.00-11.30 a) Dosen Prodi Profesi
Ners
b) Panitia dan mahasiswa
5 Acara ISOMA/ Makan 11.30-selesai Seluruh Panitia
siang
Demikian Pertanggung jawaban ini kami sampaikan dengan harapan dapat di jadikan
sebagai acuan dalam pelaksanaannya sehingga kegiatan penyuluhan ini sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
Nomor : 235/STIKes-MSB/LPPM/X/2021
Lamp :
Hal : Izin Pengabdian
Kepada Yth :
Bapak/Ibu: Kepala Desa Ujong Tanohh Darat, Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat
Di-
Tempat
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan ini kami memberitahukan bahwa Dosen Profesi Ners STIKes Medika
Seramoe Barat Tahun Anggaran 2021 akan melaksanakan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat sebagai perwujudan tri dharma perguruan tinggi.
Berkenaan dengan hal tersebut diatas, maka mohon untuk diberikan izin bagi dosen
tersebut :
Untuk dapat melakukan pengabdian guna melaksanakan tri dharma perguruan tinggi.
Demikian atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
Ketua
LPPM,
STIKes Medika Seramoe Barat