Disusun Oleh :
Ns. Beata Rivani, S.Kep., M.M.
Ira Maya Sofa
Sisca Putri Utami
HALAMAN PENGESAHAN
(Ns. Royani, M.Kep.)
USULAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT
Mengetahui
Wakil Ketua 1
RINGKASAN
BAB I PENDAHULUAN
(Ns. Royani,
BABM.Kep.)
I
BAB I
PENDAHULUAN
A. JUDUL
Penyuluhan Kesehatan Tentang TB Paru
B. ANALISIS SITUASI
TB merupakan satu dari 10 penyebab kematian dan penyebab utama agen infeksius.
Di tahun 2017, TB menyebabkan sekitar 1,3 juta kematian (rentang, 1,2-1,4 juta) di
antara orang dengan HIV negatif dan terdapat sekitar 300.000 kematian karena TB
(rentang, 266.000-335.000) di antara orang dengan HIV positif. Diperkirakan terdapat 10
juta kasus TB baru (rentang, 9-11 juta) setara dengan 133 kasus (rentang, 120-148) per
100.000 penduduk.
Secara global, insiden TB per 100.000 penduduk turun sekitar 2% per
tahun.Regional yang paling cepat mengalami penurunan di tahun 2013- 2017 adalah
regional WHO Eropa (5% per tahun) dan regional WHO Afrika (4% per tahun). Di tahun
tersebut, penurunan yang cukup signifikan (4-8% per tahun) terjadi di Afrika Selatan
misalnya Eswatini, Lesotho, Namibia, Afrika Selatan, Zambia, Zimbabwe), dan
perluasan pencegahan dan perawatan TB dan HIV, dan di Rusia (5% per tahun) melalui
upaya intensif untuk mengurangi beban TB. Di tingkat global, di tahun 2017 terdapat
sekitar 558.000 kasus baru (rentang, 483.000-639.000) TB rifampisin resistan di mana
hampir separuhnya ada di tiga negara yaitu India (24%), China (13%), dan Rusia (10%).
Di antara kasus TB RR, diperkirakan 82% kasus tersebut adalah TB MDR. Secara
global, 3.6% kasus TB baru dan 17% kasus TB pengobatan ulang merupakan kasus TB
MDR/RR.
Pada 2017, estimasi terbaik proporsi penderita TB yang meninggal karena penyakit
(case fatality rate/CFR) adalah 16%, turun dari 23% di tahun 2000. CFR harus turun
hingga 10% pada tahun 2020 untuk mencapai tahap pertama End TB Strategy. Ada
cukup banyak variasi capaian CFR, mulai dari kurang dari 5% di beberapa negara hingga
lebih dari 20% di sebagian besar negara di regional WHO Afrika. Hal ini menunjukkan
ketidaksetaraan di antara negara-negara dalam mengakses diagnosis dan pengobatan TB.
WHO memperkirakan insiden tahun 2017 sebesar 842.000 atau 319 per 100.000
penduduk sedangkan TB-HIV sebesar 36.000 kasus per tahun atau 14 per 100.000
penduduk. Kematian karena TB diperkirakan sebesar 107.000 atau 40 per 100.000
penduduk, dan kematian TB-HIV sebesar 9.400 atau 3,6 per 100.000 penduduk.
Dengan insiden sebesar 842.000 kasus per tahun dan notifikasi kasus TB sebesar
569.899 kasus maka masih ada sekitar 32% yang belum ternotifikasi baik yang belum
terjangkau, belum terdeteksi maupun tidak terlaporkan. Dari angka insiden ini dilakukan
perhitungan beban TB di masing-masing provinsi dan kabupaten/kota. Untuk
perhitungan beban TB di tingkat kabupaten/kota, Ditjen P2P telah menerbitkan Buku
Panduan Penentuan Beban dan Target Cakupan Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis
di Indonesia Tahun 2019-2024.
WHO memperkirakan ada 23.000 kasus MDR/RR di Indonesia. Pada tahun 2017
kasus TB yang tercatat di program ada sejumlah 442.000 kasus yang mana dari kasus
tersebut diperkirakan ada 8.600-15.000 MDR/RR TB, (perkiraan 2,4% dari kasus baru
dan 13% dari pasien TB yang diobati sebelumnya), tetapi cakupan yang diobati baru
sekitar 27,36%.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan WHO Global TB Report 2018, diperkirakan insiden TBC di Indonesia
mencapai 842 ribu kasus dengan angka mortalitas 107 ribu kasus. Jumlah ini membuat
Indonesia berada di urutan ketiga tertinggi untuk kasus TBC setelah India dan China.
Kondisi ini tentunya terbilang memprihatinkan karena berdampak besar terhadap sosial
dan keuangan pasien, keluarga, serta masyarakat. Risiko penularan TBC sebenarnya
dapat dikurangi jika semua pasien terdiagnosis dan diobati sampai sembuh. Sayangnya,
dari angka kasus yang dirilis oleh WHO, Balitbang Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
baru menemukan 53% atau 402.572 kasus yang ternotifikasi dan diobati. Sementara
sisanya belum diobati atau sudah diobati namun belum dilaporkan kepada Kemenkes.
Dengan demikian angka TB di indonesia masih belum tercapai target sehingga
peyuluhan mengenai TB Paru masih diperlukan untuk menurunkan angka kejadian serta
menaikkan angka kepatuhan pasien untuk berobat. Sehingga derajat kesehatan dan
kesejahteraan di Indonesia dapat meningkat serta angka penularan juga menurun.
D. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat akan pentingnya melakukan pengobatan TB Paru sampai tuntas.
E. MANFAAT KEGIATAN
Kegiatan ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dengan cara melakukan pengobatan TB sampai tuntas agar
mengurangi jumlah penularan kepada orang lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. SASARAN
Sasaran dalam kegiatan ini adalah pengunjung RS IMC Poli Paru dan Penyakit Dalam.
D. METODE KEGIATAN
Teknik yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan tentang TB yaitu menggunakan
metode ceramah interaktif.
SUSUNAN ACARA
Sabtu, 20 Oktober 2018
No Waktu Kegiatan Pembicara/Pendamping
1 09.00 – 12.00 Pembukaan TIM dari STIKes IMC
WIB Perkenalan diri
Pemeriksaan Tekanan darah
Penyampaian materi tentang
TB Paru
Tanya jawab
Penutupan
E. ORGANISASI PELAKSANA
1. Ketua Pelaksana
a. Nama : Ns. Beata Rivani, S.Kep., M.M.
b. NIK : 049030415
c. Jabatan : Dosen
d. Institusi : STIKes IMC Bintaro
2. Anggota Pelaksana
a. Ira Maya Sopa
b. Sisca Putri Utami
F. Rencana Anggaran
No Nama Kegiatan Biaya Jumlah Satuan Total Biaya
1 Honor Pembicara Rp. 250.000 1 Orang Rp. 250.000
2 Konsumsi Rp. 20.000 30 Orang Rp. 600.000
3 Air mineral gelas Rp. 20.000 2 Dus Rp. 40.000
4 Doorprise Rp. 10.000 5 Orang Rp. 50.000
Total Biaya Rp. 940.000
NILAI
No. KRITERIA
(0 – 100)
1. Materi Masalah yang ditangani 80
Tujuan dan Manfaat
Metode pendekatan
Fisibilitas kegiatan yang diusulkan
2. Dampak positif pada pengembangan institusi 75
3. Relevansi ruang lingkup kegiatan dan inovasi yang diusulkan 80
dengan bidang/unsur kesehatan
4 Keunggulan inovasi Iptek yang diusulkan 75
5 Keterkaitan dengan Pemberdayaan Masyarakat di Lokasi PBL / 80
unggulan Jurusan
I. LAPORAN
NILAI
NO. KRITERIA
(0 – 100)
1. Kesesuaian format laporan 85
2. Kesesuaian isi laporan dengan pelaksanaan pengabdian kepada 80
masyarakat, masalah yang ditangani, tujuan dan manfaat, serta
metode pendekatan)
3. Bukti Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat: 80
a. Berita acara dari tempat kegiatan
b. Foto-foto kegiatan
c. Daftar hadir peserta kegiatan
d. Contoh modul pelatihan/teknologi/kuisioner
4. Pemahaman tim pelaksana 80
5. Dampak positif pada pengembangan institusi 80
6. Keterkaitan dengan kesehatan 85
7. Dampak pengabdian pada penerapan Iptek 80
8. Keterkaitan dengan Pemberdayaan Masyarakat di Lokasi PBL / 80
unggulan Jurusan
Nilai rata- rata (tanpa pembobotan) 81,25
PRESENTASI
NILAI
NO KRITERIA
(0 – 100)
1. Daya tarik presentasi 80
2. Sistematika presentasi dan Bahasa Indonesia 85
Nilai rata- rata (tanpa pembobotan) 82,5