Oleh:
Telah dilakukan review dan dinyatakan memenuhi syarat untuk mendapatkan pendanaan
dari LPPM STIKES Kurnia Jaya Persada
Mengetahui,
Kepala LPPM
i
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui
Ketua STIKES Kurnia Jaya Persada
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan pada
merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140
mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg. Hipertensi dapat diklasifikasikan
menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui
dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin,
penyakit jantung, dan gangguan anak ginjal. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan
gejala, sementara tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan
Hipertensi sangat erat hubungannya dengan faktor gaya hidup dan pola makan. Gaya
hidup sangat berpengaruh pada bentuk perilaku atau kebiasaan seseorang yang mempunyai
pengaruh positif maupun negatif pada kesehatan. Hipertensi belum banyak diketahui
sebagai penyakit yang berbahaya, padahal hipertensi termasuk penyakit pembunuh diam-
diam, karena penderita hipertensi merasa sehat dan tanpa keluhan berarti sehingga
dilakukan pemeriksaan rutin/saat pasien datang dengan keluhan lain. Dampak gawatnya
hipertensi ketika telah terjadi komplikasi, jadi baru disadari ketika telah menyebabkan
gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung koroner, fungsi ginjal, gangguan fungsi
penderitanya. Penyakit ini menjadi muara beragam penyakit degeneratif yang bisa
mengakibatkan kematian.
1
Sedangkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) telah menjadi penyakit umum bagi
masyarakat. ISPA berdasarkan wilayah infeksinya terbagi menjadi infeksi saluran pernapasan
atas dan infeksi saluran pernapasan bawah. Penyebab dari infeksi saluran pernapasan pada
umumnya yaitu dikarenakan adanya berbagai mikroorganisme, namun yang terbanyak yakni
karena adanya infeksi virus dan bakteri (Depkes RI, 2005). Penyakit yang termasuk kedalam
ISPA adalah influenza, campak, faringitis, trakeitis, bronchitis akut, bronkiolitis dan
Sebagian besar ISPA disebabkan oleh infeksi, akan tetapi dapat juga disebabkan
oleh inhalasi bahan-bahan organik atau uap kimia dan inhalasi bahanbahan debu yang
mengandung allergen. Debu merupakan salah satu penyebab penyakit akibat kerja (PAK)
yang masuk ke dalam tubuh melalui jalan pernapasan. Debu-debu yang berukuran 5-10
mikron akan ditahan oleh jalan napas bagian atas, sedangkan yang berukuran 3-5 mikron
ditahan dibagian tengah jalan napas. Partikel-partikel yang berukuran 1-3 mikron akan
2014).
mengatasi hipertensi dan ISPA agar tidak terjadi komplikasi. Hal ini dikarenakan sebagian
besar penderita hipertensi lansia bertempat tinggal di pedesaan dan pendidikannya masih
rendah. Pendidikan yang rendah pada pasien hipertensi lansia tersebut mempengaruhi
hipertensi lansia yang kurang ini berlanjut pada kebiasaan yang kurang baik dalam hal
perawatan hipertensi. Lansia tetap mengkonsumsi garam berlebih, kebiasaan minum kopi
Melihat fenomena yang terjadi dikalangan masyarakat saat ini terkait dengan kasus
hipertensi da ISPA yang meningkat dan meyasar usia muda, dan hasil studi pendahuluan
yang telah dilakukan, maka dipandang perlu untuk melakukan pencegahan dan pengobatan
2
hipertensi dan ISPA dengan memberikan edukasi yang tepat dan benar kepada masyarakat
B. Tujuan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap mengalami
hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg (Elizabeth dalam
Menurut Price (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. (2016), Hipertensi adalah
sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan
penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan
pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.
2. Etiologi Hipertensi
Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hiperetnsi yang 90% tidak
1) Genetik
b. Hipertensi sekunder
4
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui penyebabnya.
beberapa tingkat pada aorta toraksi atau aorta abdominal. Penyembitan pada
2) Penyakit parenkim dan vaskular ginjal. Penyakit ini merupakan penyakit utama
penyempitan.
3) Satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung membawa darah ke ginjal.
Sekitar 90% lesi arteri renal pada pasien dengan hipertensi disebabkan oleh
hipertensi ini, tekanan darah akan kembali normal setelah beberapa bulan
sementara waktu.
8) Kehamilan
5
9) Luka bakar
11) Merokok.
3. Klasifikasi Hipertensi
hipertensi adalah :
a. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg dan
b. Tekanan darah perbatasan (border line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg da n
c. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan
160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95 mmHg.
4. Manifestasi Hipertensi
b) Lemas, kelelahan
c) Sesak nafas
d) Gelisah
e) Mual
f) Muntah
g) Epistaksis
h) Kesadaran menurun.
Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat diberikan pengobatan untuk
6
Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk
Merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol
darah tinggi.
Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram
natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium dan
Olahraga aerobik yang tidak terlalu berat. Penderita hipertensi esensial tidak perlu
1. Pengertian ISPA
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut
yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih
14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini
mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin,
2008).
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari
saluran pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli termasuk jaringan adneksanya
Jadi disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi
yang terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang berhubungan
ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk kesaluran nafas. Salah satu
penyebab ISPA yang lain adalah asap pembakaran bahan bakar kayu yang biasanya
7
digunakan untuk memasak. Asap bahan bakar kayu ini banyak menyerang lingkungan
aktifitas memasak tiap hari menggunakan bahan bakar kayu, gas maupun minyak.
Timbulnya asap tersebut tanpa disadarinya telah mereka hirup sehari-hari, sehingga
banyak masyarakat mengeluh batuk, sesak nafas dan sulit untuk bernafas. Polusi dari
bahan bakar kayu tersebut mengandung zat-zat seperti Dry basis, Ash, Carbon,
Hidrogen, Sulfur, Nitrogen dan Oxygen yang sangat berbahaya bagi kesehatan
ISPA merupakan proses inflamasi yang terjadi pada setiap bagian saluran
pernafasan atas maupun bawah, yang meliputi infiltrat peradangan dan edema
Tanda dan gejala ISPA banyak bervariasi antara lain demam, pusing, malaise
cahaya), gelisah, batuk, keluar sekret, stridor (suara nafas), dyspnea (kesakitan
bernafas), retraksi suprasternal (adanya tarikan dada), hipoksia (kurang oksigen), dan
dapat berlanjut pada gagal nafas apabila tidak mendapat pertolongan dan
4. Pengobatan ISPA
oksigendan sebagainya.
keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin,
8
c. Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah,
untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak
Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat
adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher,
dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi
5. Pencegahan ISPA
b. Imunisasi
1. Defenisi
TOGA merupakan singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga
adalah tanaman hasil budidaya yang berkhasiat sebagai obat. Tanaman obat keluarga
pada hakekatnya adalah sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang
yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam
disalurkan kepada masyarakat (Tukimin, 2004). Istilah tanaman obat keluarga lebih
mengacu kepada penataan pekarangan. Jadi, tidak berarti tanaman yang ditanam melulu
tanaman hias yang berkhasiat obat (Muhlisah, 2006). Suatu tanaman bisa disebut
9
sebagai tanaman obat apabila sebagian tanaman, seluruh tanaman atau eksudat tanaman
tersebut dapat digunakan sebagai obat, bahan, atau ramuan obat-obatan (Ridwan, 2007).
2. Jenis TOGA
Penentuan jenis tanaman untuk ditanam sebagai TOGA di pekarangan antara lain
berdasarkan pertimbangan: luas pekarangan yang tersedia, bentuk tanaman, sifat dan
b. Umbi-umbian (bawang merah dan bawang bombay, wortel, talas, ketela pohon
3. Fungsi TOGA
rumah dan kebun. Salah satu fungsi TOGA adalah sebagai sarana untuk mendekatkan
tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:
dapat ditata dengan baik sebagai penghias pekarangan. Pekarangan rumah akan
menjadi tampak asri dan penghuninya juga dapat memperoleh obat-obatan yang
diperlukan untuk menjaga kesehatan. Tanaman obat yang dipilih untuk ditanam di
pekarangan biasanya adalah tanaman obat yang dapat dimanfaatkan untuk pertolongan
pertama atau obat-obat ringan, seperti demam dan batuk. Tanaman obat yang sering
ditanam di pekarangan, antara lain: sirih, kunyit, jahe, temulawak, kembang sepatu,
10
daun dewa, sambiloto, beluntas, jambu biji, belimbing wuluh, bunga kenop, cengkeh,
delima, jeruk nipis, kumis kucing, manggis, dan tomat (Muhlisah, 2006). Pemanfaatan
gejala umum seperti demam panas, batuk, sakit perut, dan gatal-gatal (Ridwan, 2007).
TOGA dapat dijadikan sebagai alternatif obat tradisional yang paling mudah dicari saat
anggota keluarga ada yang sakit. Tidak menghabiskan uang untuk membeli, dan
memiliki efek samping yang jauh lebih rendah tingkat bahayanya daripada obat-obatan
D. Roadmap PPM
Tinjauan Penetapan
literatur masalah
Peningkatan
Pelaksanaa pengetahuan dan
seminar tentang pemahaman
hipertensi dan masyarakat tentang
ISPA bahaya hipertensi
dan ISPA dan
Tinjauan Penetapan penanggulangannya
masalah mitra solusi masalah
11
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Identifikasi
Berdasarkan hasil Fokus Group Discussion (FGD) dan pengamatan di lapangan, maka
B. Metode Kegiatan
Kegiatan PKM ini dilaksanakan dengan metode pendidikan kesehatan dan kegiatan
demonstrasi. Metode pendidikan kesehatan yang dilakukan adalah metode ceramah dan
hipertensi dan ISPA. Adapun media pendidikan kesehatan yang digunakan adalah Poster.
Isi materi yang disampaikan adalah penyuluhan tentang hipertensi dan ISPA Kota Palopo.
hipertensi. Proses ini diawali dengan melakukan survey awal di Puskesmas Padang
12
Modul ini dibuat sebagai bahan pembelajaran yang memberikan informasi tentang
bahaya masalah hipertensi. Modul ini memberikan informasi tentang pencegahan, dan
PKM ini dilakukan dengan pemberian penyuluhan kepada masyarakat terkait dengan
bahaya masalah hipertensi. Selain itu juga adanya pendampingan dan pengoptimalan
masalah hipertensi.
13
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. Ringkasan Anggaran
B. Jadwal Kegiatan
Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Pembuatan dan Revisi Proposal
2 Pengumpulan data
3 Pelaksanaan Kegiatan
4 Analisis dan Evaluasi Pelaksanaan
5 Laporan Akhir
14
BAB V
HASIL YANG DICAPAI
A. Target
Adapun target pada kegiatan ini adalah adanya perubahan pola fikir dan pola
B. Luaran
Berikut adalah tabel mengenai rincian kegiatan, rencana kerja, partisipasi mitra dan
C. Hasil Kegiatan
1. Tahap pra-pelaksanaan
Tahap ini menjelaskan tentang persiapan penyusunan materi dan modul kegiatan serta
mekanisme kegiatan dan koordinasi pelaksanaan program selama dijalankan antara tim
pengusul, dan mitra. Pada tahap ini akan dilakukan penjelasan-penjelasan yang
15
berhubungan dengan masalah kesehatan hipertensi. Pada tahap ini di hadiri oleh pihak
Dalam kegiatan ini semua pelaksanaan kegiatan dilaksanakan tetap dengan baik. Pada
Kegiatan penyuluhan bahaya masalah hipertensi dan ISPA yang dilaksanakan pada
hari Sabtu tanggal 13 Juli 2019 bertempat di Aula kantor Kelurahan Padang Lambe
Kota Palopo.
Alat yang digunakan meliputi kamera, leaflet, poster, LCD, dan dll.
Peserta mengikuti kegiatan dengan lancar, dimana peserta (orang tua dan anak-
3. Tahap post-pelaksanaan
Tahap ini merupaakan tahap terakhir dari kegiatan pengabdian pada masyarakat
yang dilaksanakan di Kecamatan Padang Lambe Kota Palopo. Tahap ini berupa
terminasi antara tim pengusul dengan dengan mitra. Pada tahap ini juga diadakan
evaluasi selama kegiatan serta program tindak lanjutnya bersama dengan pihak
Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara menyeluruh mulai dari saat survei
awal di lapangan, sampai pada saat berakhirnya kegiatan dengan baik. Sebelum dilakukan
yang dialami oleh mitra. Tim pengusul Program Pengebdian pada Masyarakat akan
membuka akses kepada Pemerintah setempat dan berbagai pihak yang dapat membantu
16
tindak lanjut tim pengusul melakukan pengukuran kemajuan program dalam
pemberdayaan, sehingga fokus ditujukan kepada input, proses, output, dan manfaat yang
a. Evaluasi struktur
1) Persiapan media
Selama persiapan media, tidak ditemukan kendala. Media yang disiapkan antara
2) Persiapan modul
Modul yang akan digunakan, dapat diselesaikan tepat waktu (satu minggu).
3) Materi kegiatan
Adapun sarana dan prasarana yang digunakan tidak mengalami kendala selama
persiapan.
b. Evaluasi proses
1) Pemberian materi
Pemberian materi dan kegiatan permainan sesuai dengan modul yang telah dibuat.
2) Fasilitator
Fasilitator bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang telah dibagikan.
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab ini telah dilaksanakan sesuai dengan
pembagian tugasnya.
4) Kehadiran peserta
17
Peserta yang menjadi target dalam kegiatan PKM ini semuanya hadir sebanyak
40 orang.
5) Waktu pelaksanaan
c. Evaluasi hasil
ada kendala yang ditemui akan segera diselesaikan. Hasil dari kegiatan ini ditemukan,
bahwa peserta kegitan mengerti dan memahami materi yang telah disampaikan.
18
BAB VI
RENCANA TIDAK LANJUT
Berdasarkan hasil kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini, tim pelaksana kegiatan
3. Pengoptimalan kader kesehatan yang dijadikan sebagai garda terdepan dalam melakukan
19
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil PkM ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang hipertensi
dan ISPA telah meningkat menjadi 85% yang sebelumnya hanya 20% saja. Dengan adanya
sebagai alternative obat untuk hipertensi dan ISPA menjadi meningkat serta
B. Saran
Berdasarkan hasil kegiatan ini, ada beberapa rekomendasi yang dapat diajukan
1. Bagi masyarakat
Secara rutin melakukan edukasi pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat dalam
3. Bagi institusi
20
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff, Hood dkk, 2004, Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru, Gramik Fakultas Kedokteran
Universitas Air Langga, Surabaya.
Ghani, L., Mihardja, L. K., dan Delima (2016). Faktor Risiko Dominan Hipertensi di
Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan. Vol 44 No. 1, Maret 2016: 49-58.
Handayani, Tuty. 2013. Apotik Hidup. CV Ilmu Padi Infra Pustaka Makmur. Jakarta
Lipska, K et. al. 2007. Risk factors for acute ischaemic hipertensi in young adults in South
India. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2007; 78: 959–963
Rasmaliah, 2004, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Penanggulangannya, Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, (http://www.library.usu.ac.id).
Sitorus, J. Rico. et. al. 2008. Faktor-Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian Hipertensi
Pada Usia Muda Kurang Dari 40 Tahun Di Rumah Sakit Di Kota Semarang.
(http://eprints.undip.ac.id/6482/1/ Rico_Januar_Sitorus.pdf
Siti Aminah,Mia. 2013. Khasiat Sakti Tanaman Obat Untuk Asam Urat. Jakarata. Dunia Sehat
21
SURAT TUGAS
No.:174/STIKES-KJP/Ners/VI/2019
Untuk melaksanakan kegiatan Penelitian dengan judul “PKM: Seminar Hipertensi dan
ISPA dengan Pengobatan Herbal di Kelurahan Padang Lambe” yang akan dilaksanakan
pada tanggal 13 Juli 2019.
Tembusan :
1. Ketua STIKES
2. Ketua LPPM
3. Pertinggal
SURAT TUGAS
NOMOR :034/STIKES-KJP-PLP/LP2M/D/VI/2019
Untuk melaksanakan kegiatan Penelitian dengan judul “PKM: Seminar Hipertensi dan
ISPA dengan Pengobatan Herbal di Kelurahan Padang Lambe” yang akan dilaksanakan
pada tanggal 13 Juli 2019.
Demikian Surat Perintah Tugas ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
1
DOKUMENTASI KEGIATAN: