Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


PENDANAAN INTERNAL PERGURUAN TINGGI

PKM: Seminar Hipertensi dan ISPA dengan Pengobatan Herbal di


Kelurahan Padang Lambe

Oleh:

Ns. Cheristine, S.Kep., M. Kes. (0912098501)


Edison Siringoringo, S.Kep.,Ns.,M.Kep. (0923067502)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
KURNIA JAYA PERSADA
PALOPO, 2018
HALAMAN PERSETUJUAN

Telah dilakukan review dan dinyatakan memenuhi syarat untuk mendapatkan pendanaan
dari LPPM STIKES Kurnia Jaya Persada

1. Judul : PKM: Seminar Hipertensi dan ISPA dengan


Pengobatan Herbal di Kelurahan Padang Lambe
2. Ketua Tim Pengusul :
a) Nama : Ns. Cheristine, S.Kep., M. Kes.
b) NIDN : 0912098501
c) Jabatan/Golongan : Asisten Ahli
d) Program Studi : Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners
e) Perguruan Tinggi : STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo
f) Bidang Keahlian : Ilmu Keperawatan
g) Alamat Kantor/Telp/Faks/surel : Jl. Dr. Ratulangi, Salobulo, Padang Lambe Utara, Kota Palopo
3. Anggota Tim Pengusul
a) Jumlah Anggota : 1 orang
b) Nama Anggota I : Ns. Lestari Lorna Lolo, S. Kep., M.Kep.
c) Nama Anggota II :-
d) Mahasiswa yang terlibat : 2 orang
4. Lokasi Kegiatan :
a) Wilayah (Desa/Kecamatan) : Wilayah Kerja Puskesmas Padang Lambe
b) Kabupaten/Kota : Kota Palopo
c) Propinsi : Sulawesi Selatan
d) Jarak PT ke lokasi mitra (Km) : 20 Km
5. Luaran yang dihasilkan : Laporan kegiatan
6. Jangka waktu Pelaksanaan : Dua Bulan
7. Biaya Total : Rp. 13.250.000,-
a) STIKES Kurnia Jaya Persada : Rp. 13.250.000,-
b) Sumber lain (sebutkan) : Rp. -

Palopo, 16 Mei 2019


Reviewer 1 Reviewer 2

(Sri Devi Syamsuddin, S.ST.,M.Kes.) (Abd. Razak, S. Farm.,M.Si.)

Mengetahui,
Kepala LPPM

(Ns. Lestari Lorna Lolo, M.Kep)


NIDN: 0927058702

i
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : PkM; simulasi penanggulangan bencana alam (banjir)


di wilayah Kerja Puskesmas Wara
2. Ketua Tim Pengusul :
a) Nama : Ns. Cheristine, S.Kep., M. Kes.
b) NIDN : 0912098501
c) Jabatan/Golongan : Asisten Ahli
d) Program Studi : Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners
e) Perguruan Tinggi : STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo
f) Bidang Keahlian : Ilmu Keperawatan
g) Alamat Kantor/Telp/Faks : Jl.Dr.Ratulangi, Salobulo, Padang Lambe Utara, Kota Palopo
3. Anggota Tim Pengusul
a) Jumlah Anggota : 1 orang
b) Nama Anggota I : Ns. Lestari Lorna Lolo, S. Kep., M.Kep.
c) Nama Anggota II :-
d) Mahasiswa yang terlibat : 2 orang
4. Lokasi Kegiatan :
a) Wilayah (Desa/Kecamatan) : Wilayah Kerja Puskesmas Padang Lambe
b) Kabupaten/Kota : Kota Palopo
c) Propinsi : Sulawesi Selatan
d) Jarak PT ke lokasi mitra (Km) : 20 Km
5. Luaran yang dihasilkan : Laporan kegiatan
6. Jangka waktu Pelaksanaan : Dua Bulan
7. Biaya Total : Rp. 13.250.000,-
a) STIKES Kurnia Jaya Persada : Rp. 13.250.000,-
b) Sumber lain (sebutkan) : Rp. -

Menyetujui, Palopo, 02 Juli 2019


Ketua LPPM Ketua Tim Pengusul

(Ns. Lestari Lorna Lolo, M.Kep) (Ns. Cheristine, S.Kep., M. Kes)


NIDN: 0927058702 NIDN: 0912098501

Mengetahui
Ketua STIKES Kurnia Jaya Persada

(Dr. Hj. Nuraeni, S.Kp., M.Kes)


NIDN: 0901016001

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Tujuan .................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................4
A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi .................................................4
B. Tinjauan Umum Tentang Pengertian ISPA.......................................7
C. Konsep dasar tentang Tanaman Obat Keluarga (TOGA) ................9
D. Roadmap PPM .................................................................................. 11
BAB III METODE PELAKSANAAN ................................................................... 12
A. Identifikasi ........................................................................................ 12
B. Metode Kegiatan ............................................................................... 12
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...................................................... 14
A. Ringkasan Anggaran ........................................................................ 14
B. Jadwal Kegiatan................................................................................ 14
BAB V HASIL YANG DICAPAI ......................................................................... 15
A. Target ................................................................................................ 15
B. Luaran ............................................................................................... 15
C. Hasil Kegiatan ................................................................................... 15
D. Monitoring dan Evaluasi .................................................................. 16
BAB VI RENCANA TIDAK LANJUT ................................................................. 19
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 20
A. Kesimpulan ....................................................................................... 20
B. Saran ................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan pada

masyarakat baik di negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia. Hipertensi

merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140

mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg. Hipertensi dapat diklasifikasikan

menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui

dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin,

penyakit jantung, dan gangguan anak ginjal. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan

gejala, sementara tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat

menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan

pemeriksaan tekanan darah secara berkala (Sidabutar, 2009).

Hipertensi sangat erat hubungannya dengan faktor gaya hidup dan pola makan. Gaya

hidup sangat berpengaruh pada bentuk perilaku atau kebiasaan seseorang yang mempunyai

pengaruh positif maupun negatif pada kesehatan. Hipertensi belum banyak diketahui

sebagai penyakit yang berbahaya, padahal hipertensi termasuk penyakit pembunuh diam-

diam, karena penderita hipertensi merasa sehat dan tanpa keluhan berarti sehingga

menganggap ringan penyakitnya. Sehingga pemeriksaan hipertensi ditemukan ketika

dilakukan pemeriksaan rutin/saat pasien datang dengan keluhan lain. Dampak gawatnya

hipertensi ketika telah terjadi komplikasi, jadi baru disadari ketika telah menyebabkan

gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung koroner, fungsi ginjal, gangguan fungsi

kognitif/hipertensi. Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para

penderitanya. Penyakit ini menjadi muara beragam penyakit degeneratif yang bisa

mengakibatkan kematian.

1
Sedangkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) telah menjadi penyakit umum bagi

masyarakat. ISPA berdasarkan wilayah infeksinya terbagi menjadi infeksi saluran pernapasan

atas dan infeksi saluran pernapasan bawah. Penyebab dari infeksi saluran pernapasan pada

umumnya yaitu dikarenakan adanya berbagai mikroorganisme, namun yang terbanyak yakni

karena adanya infeksi virus dan bakteri (Depkes RI, 2005). Penyakit yang termasuk kedalam

ISPA adalah influenza, campak, faringitis, trakeitis, bronchitis akut, bronkiolitis dan

pneumonia (Yuliastuti, 1992).

Sebagian besar ISPA disebabkan oleh infeksi, akan tetapi dapat juga disebabkan

oleh inhalasi bahan-bahan organik atau uap kimia dan inhalasi bahanbahan debu yang

mengandung allergen. Debu merupakan salah satu penyebab penyakit akibat kerja (PAK)

yang masuk ke dalam tubuh melalui jalan pernapasan. Debu-debu yang berukuran 5-10

mikron akan ditahan oleh jalan napas bagian atas, sedangkan yang berukuran 3-5 mikron

ditahan dibagian tengah jalan napas. Partikel-partikel yang berukuran 1-3 mikron akan

ditempatkan langsung dipermukaan jaringan dalam paru-paru (Antaruddin, dalam Rizki,

2014).

Kurangnya pengetahuan akan mempengaruhi masyarakat dalam mencegah dan

mengatasi hipertensi dan ISPA agar tidak terjadi komplikasi. Hal ini dikarenakan sebagian

besar penderita hipertensi lansia bertempat tinggal di pedesaan dan pendidikannya masih

rendah. Pendidikan yang rendah pada pasien hipertensi lansia tersebut mempengaruhi

tingkat pengetahuan mengenai penyakit hipertensi secara baik. Pengetahuan pasien

hipertensi lansia yang kurang ini berlanjut pada kebiasaan yang kurang baik dalam hal

perawatan hipertensi. Lansia tetap mengkonsumsi garam berlebih, kebiasaan minum kopi

merupakan contoh bagaimana kebiasaan yang salah tetap dilaksanakan.

Melihat fenomena yang terjadi dikalangan masyarakat saat ini terkait dengan kasus

hipertensi da ISPA yang meningkat dan meyasar usia muda, dan hasil studi pendahuluan

yang telah dilakukan, maka dipandang perlu untuk melakukan pencegahan dan pengobatan

2
hipertensi dan ISPA dengan memberikan edukasi yang tepat dan benar kepada masyarakat

dengan menggunakan obat hermal.

B. Tujuan

1. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat dalam melakukan tindakan

pencegahan hipertensi dan ISPA.

2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam penggunaan obat herbal dalam

mengatasi hipertensi dan ISPA.

3. Memberdayakan potensi masyarakat menjadi kader-kader kesehatan dalam mencegah

penularan penyakit di Kota Palopo.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi

1. Defenisi

Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur

paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap mengalami

hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg (Elizabeth dalam

Ardiansyah M., 2012).

Menurut Price (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. (2016), Hipertensi adalah

sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan

diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita

penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan

pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.

2. Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan (Ardiansyah M., 2012) :

a. Hipertensi primer (esensial)

Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hiperetnsi yang 90% tidak

diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan

berkembangnya hipertensi esensial diantaranya :

1) Genetik

2) Jenis kelamin dan usia

3) Diit konsumsi tinggi garam atau kandungan lemak.

4) Berat badan obesitas

5) Gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol

b. Hipertensi sekunder

4
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui penyebabnya.

Hipertensi sekunder disebabkan oleh beberapa penyakit, yaitu :

1) Coarctationaorta, yaitu penyempitan aorta congenital yang mungkin terjadi

beberapa tingkat pada aorta toraksi atau aorta abdominal. Penyembitan pada

aorta tersebut dapat menghambat aliran darah sehingga terjadi peningkatan

tekanan darah diatas area kontriksi.

2) Penyakit parenkim dan vaskular ginjal. Penyakit ini merupakan penyakit utama

penyebab hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskuler berhubungan dengan

penyempitan.

3) Satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung membawa darah ke ginjal.

Sekitar 90% lesi arteri renal pada pasien dengan hipertensi disebabkan oleh

aterosklerosis atau fibrous dyplasia (pertumbuhan abnormal jaringan fibrous).

Penyakit parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi, serta perubahan

struktur serta fungsi ginjal.

4) Penggunanaan kontrasepsi hormonal (esterogen). Kontrasepsi secara oral yang

memiliki kandungan esterogen dapat menyebabkan terjadinya hipertensi

melalui mekanisme renin-aldosteron-mediate volume expantion. Pada

hipertensi ini, tekanan darah akan kembali normal setelah beberapa bulan

penghentian oral kontrasepsi.

5) Gangguan endokrin. Disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal dapat

menyebabkan hipertensi sekunder. Adrenalmediate hypertension disebabkan

kelebihan primer aldosteron, kortisol, dan katekolamin.

6) Kegemukan (obesitas) dan malas berolahraga.

7) Stres, yang cenderung menyebabkan peningkatan tekanan darah untuk

sementara waktu.

8) Kehamilan

5
9) Luka bakar

10) Peningkatan tekanan vaskuler

11) Merokok.

3. Klasifikasi Hipertensi

Menurut World Health Organization (dalam Noorhidayah, S.A. 2016) klasifikasi

hipertensi adalah :

a. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg dan

diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg.

b. Tekanan darah perbatasan (border line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg da n

diastolik 91-94 mmHg.

c. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan

160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95 mmHg.

4. Manifestasi Hipertensi

a) Mengeluh sakit kepala, pusing

b) Lemas, kelelahan

c) Sesak nafas

d) Gelisah

e) Mual

f) Muntah

g) Epistaksis

h) Kesadaran menurun.

5. Penatalaksanaan Penyakit Hipertensi

Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat diberikan pengobatan untuk

mencegah terjadinya komplikasi. Untuk meminimalisir terjadinya hipertensi maka ada

beberapa alternatif non-farmakologis yang dapat dilakukan, antara lain adalah:

6
 Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk

menurunkan berat badannya sampai batas ideal.

 Merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol

darah tinggi.

 Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram

natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium dan

kalium yang cukup) dan mengurangi alkohol.

 Olahraga aerobik yang tidak terlalu berat. Penderita hipertensi esensial tidak perlu

membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali.

B. Tinjauan Umum Tentang Pengertian ISPA

1. Pengertian ISPA

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut

yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih

14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini

mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin,

2008).

ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari

saluran pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli termasuk jaringan adneksanya

seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Nelson, 2003).

Jadi disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi

yang terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang berhubungan

dengan pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari.

2. Penyebab penyakit ISPA

ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk kesaluran nafas. Salah satu

penyebab ISPA yang lain adalah asap pembakaran bahan bakar kayu yang biasanya

7
digunakan untuk memasak. Asap bahan bakar kayu ini banyak menyerang lingkungan

masyarakat, karena masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga selalu melakukan

aktifitas memasak tiap hari menggunakan bahan bakar kayu, gas maupun minyak.

Timbulnya asap tersebut tanpa disadarinya telah mereka hirup sehari-hari, sehingga

banyak masyarakat mengeluh batuk, sesak nafas dan sulit untuk bernafas. Polusi dari

bahan bakar kayu tersebut mengandung zat-zat seperti Dry basis, Ash, Carbon,

Hidrogen, Sulfur, Nitrogen dan Oxygen yang sangat berbahaya bagi kesehatan

(Depkes RI, 2002).

3. Tanda dan gejala

ISPA merupakan proses inflamasi yang terjadi pada setiap bagian saluran

pernafasan atas maupun bawah, yang meliputi infiltrat peradangan dan edema

mukosa, kongestif vaskuler, bertambahnya sekresi mukus serta perubahan struktur

fungsi siliare (Muttaqin, 2008).

Tanda dan gejala ISPA banyak bervariasi antara lain demam, pusing, malaise

(lemas), anoreksia (tidak nafsu makan), vomitus (muntah), photophobia (takut

cahaya), gelisah, batuk, keluar sekret, stridor (suara nafas), dyspnea (kesakitan

bernafas), retraksi suprasternal (adanya tarikan dada), hipoksia (kurang oksigen), dan

dapat berlanjut pada gagal nafas apabila tidak mendapat pertolongan dan

mengakibatkan kematian. (Nelson, 2003).

4. Pengobatan ISPA

a. Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotic parenteral,

oksigendan sebagainya.

b. Pneumonia : diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak

mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian kontrmoksasol

keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin,

amoksisilin atau penisilin prokain.

8
c. Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah,

untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak

mengandung zat yang merugikan seperti kodein, dekstrometorfan dan,

antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol.

Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat

adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher,

dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi

antibiotic (penisilin) selama 10 hari.

5. Pencegahan ISPA

Menurut Depkes RI, (2002) pencegahan ISPA antara lain:

a. Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik

b. Imunisasi

c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan

d. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA

C. Konsep dasar tentang Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

1. Defenisi

TOGA merupakan singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga

adalah tanaman hasil budidaya yang berkhasiat sebagai obat. Tanaman obat keluarga

pada hakekatnya adalah sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang

yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam

rangka memenuhi keperluan keluarga akan obatobatan, dan selanjutnya dapat

disalurkan kepada masyarakat (Tukimin, 2004). Istilah tanaman obat keluarga lebih

mengacu kepada penataan pekarangan. Jadi, tidak berarti tanaman yang ditanam melulu

tanaman hias yang berkhasiat obat (Muhlisah, 2006). Suatu tanaman bisa disebut

9
sebagai tanaman obat apabila sebagian tanaman, seluruh tanaman atau eksudat tanaman

tersebut dapat digunakan sebagai obat, bahan, atau ramuan obat-obatan (Ridwan, 2007).

2. Jenis TOGA

Penentuan jenis tanaman untuk ditanam sebagai TOGA di pekarangan antara lain

berdasarkan pertimbangan: luas pekarangan yang tersedia, bentuk tanaman, sifat dan

warna bunga atau penarnpilannya, serta manfaatnya. Berdasarkan kriteria tersebut,

TOGA dapat dibedakan 6 kelompok tanaman antara lain :

a. Kelompok tanaman liar (bluntas dan ciplukan)

b. Umbi-umbian (bawang merah dan bawang bombay, wortel, talas, ketela pohon

atau singkong, wortel, uwi, ubi jalar)

c. Tanaman pagar hidup (beluntas dan daun katuk)

d. Tanaman hias merambat (sutera Bombay, ivy, dan sirih gading)

3. Fungsi TOGA

Tanaman obat keluarga berfungsi sebagai pemanfaatan lingkungan di sekitar

rumah dan kebun. Salah satu fungsi TOGA adalah sebagai sarana untuk mendekatkan

tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:

a. Upaya preventif (pencegahan)

b. Upaya promotif (meningkatkan derajat kesehatan)

c. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)

Penanaman tanaman obat di pekarangan, selain dimanfaatkan untuk obat, juga

dapat ditata dengan baik sebagai penghias pekarangan. Pekarangan rumah akan

menjadi tampak asri dan penghuninya juga dapat memperoleh obat-obatan yang

diperlukan untuk menjaga kesehatan. Tanaman obat yang dipilih untuk ditanam di

pekarangan biasanya adalah tanaman obat yang dapat dimanfaatkan untuk pertolongan

pertama atau obat-obat ringan, seperti demam dan batuk. Tanaman obat yang sering

ditanam di pekarangan, antara lain: sirih, kunyit, jahe, temulawak, kembang sepatu,

10
daun dewa, sambiloto, beluntas, jambu biji, belimbing wuluh, bunga kenop, cengkeh,

delima, jeruk nipis, kumis kucing, manggis, dan tomat (Muhlisah, 2006). Pemanfaatan

TOGA umumnya untuk pengobatan gangguan kesehatan keluarga menurut gejala-

gejala umum seperti demam panas, batuk, sakit perut, dan gatal-gatal (Ridwan, 2007).

TOGA dapat dijadikan sebagai alternatif obat tradisional yang paling mudah dicari saat

anggota keluarga ada yang sakit. Tidak menghabiskan uang untuk membeli, dan

memiliki efek samping yang jauh lebih rendah tingkat bahayanya daripada obat-obatan

kimia (Muhlisah, 2006).

D. Roadmap PPM

Tinjauan Penetapan
literatur masalah
Peningkatan
Pelaksanaa pengetahuan dan
seminar tentang pemahaman
hipertensi dan masyarakat tentang
ISPA bahaya hipertensi
dan ISPA dan
Tinjauan Penetapan penanggulangannya
masalah mitra solusi masalah

11
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Identifikasi

Berdasarkan hasil Fokus Group Discussion (FGD) dan pengamatan di lapangan, maka

ditemukan permasalahan yang dihadapi oleh mitra adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat dalam melakukan tindakan

pencegahan hipertensi dan ISPA.

2. Kurangnya pengetahuan masyarakat dalam penggunaan obat herbal dalam mengatasi

hipertensi dan ISPA.

3. Kurang optimalnya potensi masyarakat menjadi kader-kader kesehatan dalam

mencegah penularan penyakit di Kota Palopo.

B. Metode Kegiatan

Kegiatan PKM ini dilaksanakan dengan metode pendidikan kesehatan dan kegiatan

demonstrasi. Metode pendidikan kesehatan yang dilakukan adalah metode ceramah dan

diskusi. Sedangkan metode demonstrasi dilakukan dengan memberikan pelatihan terhadap

hipertensi dan ISPA. Adapun media pendidikan kesehatan yang digunakan adalah Poster.

Isi materi yang disampaikan adalah penyuluhan tentang hipertensi dan ISPA Kota Palopo.

Pelaksanaan PKM ini dilaksanakan dengan 3 tahapan yaitu:

1. Tahap perencanaan dan persiapan

Melakukan pemetaan untuk mengidentifikasi permasalahan terkait dengan masalah

hipertensi. Proses ini diawali dengan melakukan survey awal di Puskesmas Padang

Lambe tentang hipertensi dan ISPA.

2. Tahap penyusunan Modul

12
Modul ini dibuat sebagai bahan pembelajaran yang memberikan informasi tentang

bahaya masalah hipertensi. Modul ini memberikan informasi tentang pencegahan, dan

penanganan masalah hipertensi.

3. Tahap pelaksanaan kegiatan

PKM ini dilakukan dengan pemberian penyuluhan kepada masyarakat terkait dengan

bahaya masalah hipertensi. Selain itu juga adanya pendampingan dan pengoptimalan

kader kesehatan untuk menindaklanjuti dan mendampingi kegiatan pencegahan

masalah hipertensi.

13
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Ringkasan Anggaran

No Jenis Pengeluaran Biaya Yang diusulkan

1 Bahan Habis Pakai 5.500.000


2 Cinderamata 1.000.000
3 Koordinasi Persiapan, Pelaksanaan dan Evaluasi 6.250.000
4 Publikasi 500.000
Jumlah
13.250.000

B. Jadwal Kegiatan

Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Pembuatan dan Revisi Proposal

2 Pengumpulan data
3 Pelaksanaan Kegiatan
4 Analisis dan Evaluasi Pelaksanaan

5 Laporan Akhir

14
BAB V
HASIL YANG DICAPAI

A. Target

Adapun target pada kegiatan ini adalah adanya perubahan pola fikir dan pola

prilaku pada anak dan orang tua, seperti:

1. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat terhadap bahaya dan dampak

hipertensi yang melanda khususnya hipertensi dan ISPA.

2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam melakukan penaggulangan hipertensi

dan ISPA dengan menggunakan obat herbal.

3. Memberdayakan potensi masyarakat menjadi kader kesehatan di wilayah kerja

Puskesmas Padang lambe Kota Palopo.

B. Luaran

Berikut adalah tabel mengenai rincian kegiatan, rencana kerja, partisipasi mitra dan

indikator keberhasilan Program Pengabdian pada Masyarakat ini

Tabel 1. Target Luaran dan indikator keberhasilan

No Jenis Indikator Capaian


Luaran
1 Publikasi ilmiah /koran Accept / Publish

2 Peningkatan pengetahuan Masyarakat Kegiatan

C. Hasil Kegiatan

1. Tahap pra-pelaksanaan

Tahap ini menjelaskan tentang persiapan penyusunan materi dan modul kegiatan serta

mekanisme kegiatan dan koordinasi pelaksanaan program selama dijalankan antara tim

pengusul, dan mitra. Pada tahap ini akan dilakukan penjelasan-penjelasan yang

15
berhubungan dengan masalah kesehatan hipertensi. Pada tahap ini di hadiri oleh pihak

setempat dan satgas terkait.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Dalam kegiatan ini semua pelaksanaan kegiatan dilaksanakan tetap dengan baik. Pada

tahap ini program pengebdian pada masyarakat meliputi:

 Kegiatan penyuluhan bahaya masalah hipertensi dan ISPA yang dilaksanakan pada

hari Sabtu tanggal 13 Juli 2019 bertempat di Aula kantor Kelurahan Padang Lambe

Kota Palopo.

 Alat yang digunakan meliputi kamera, leaflet, poster, LCD, dan dll.

 Pada saat pelatihan lingkungan sekitar kondusif dan aman.

 Peserta mengikuti kegiatan dengan lancar, dimana peserta (orang tua dan anak-

anak) mengikuti kegiatan yang diberikan dengan antusias.

3. Tahap post-pelaksanaan

Tahap ini merupaakan tahap terakhir dari kegiatan pengabdian pada masyarakat

yang dilaksanakan di Kecamatan Padang Lambe Kota Palopo. Tahap ini berupa

terminasi antara tim pengusul dengan dengan mitra. Pada tahap ini juga diadakan

evaluasi selama kegiatan serta program tindak lanjutnya bersama dengan pihak

setempat dan satgas terkait.

D. Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara menyeluruh mulai dari saat survei

awal di lapangan, sampai pada saat berakhirnya kegiatan dengan baik. Sebelum dilakukan

penyuluhan dilakukan penelusuran informasi mengenai kebutuhan dan berbagai persoalan

yang dialami oleh mitra. Tim pengusul Program Pengebdian pada Masyarakat akan

membuka akses kepada Pemerintah setempat dan berbagai pihak yang dapat membantu

pengembangan daerah dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebagai

16
tindak lanjut tim pengusul melakukan pengukuran kemajuan program dalam

meningkatkan kualitas, kinerja, atau produktivitas program pendampingan

pemberdayaan, sehingga fokus ditujukan kepada input, proses, output, dan manfaat yang

diperoleh. Adapun hasil evaluasi dari kegiatan ini adalah:

a. Evaluasi struktur

1) Persiapan media

Selama persiapan media, tidak ditemukan kendala. Media yang disiapkan antara

lain media leaflet dan modul, serta beberapa macam permainan.

2) Persiapan modul

Modul yang akan digunakan, dapat diselesaikan tepat waktu (satu minggu).

3) Materi kegiatan

Materi kegiatan pada leaflet disiapkan menggunakan modul yang digunakan.

4) Persiapan sarana dan prasarana

Adapun sarana dan prasarana yang digunakan tidak mengalami kendala selama

persiapan.

5) Koordinasi dengan pihak terkait

Koordinasi dengan pemerintah daerah setempat dan masyarakat sekitar.

b. Evaluasi proses

1) Pemberian materi

Pemberian materi dan kegiatan permainan sesuai dengan modul yang telah dibuat.

2) Fasilitator

Fasilitator bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang telah dibagikan.

3) Tugas dan tanggung jawab

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab ini telah dilaksanakan sesuai dengan

pembagian tugasnya.

4) Kehadiran peserta

17
Peserta yang menjadi target dalam kegiatan PKM ini semuanya hadir sebanyak

40 orang.

5) Waktu pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu tanggal 13 Juli 2019.

6) Pre dan post test

Semua pesera PKM mengisi dokumen pre dan post test.

c. Evaluasi hasil

Evaluasi dilakukan seiring dengan monitoring. Evaluasi yang dilakukan sesuai

dengan tahapan pelaksanaan yang direncanakan. Selama kegiatan monitoring, jika

ada kendala yang ditemui akan segera diselesaikan. Hasil dari kegiatan ini ditemukan,

bahwa peserta kegitan mengerti dan memahami materi yang telah disampaikan.

18
BAB VI
RENCANA TIDAK LANJUT

Berdasarkan hasil kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini, tim pelaksana kegiatan

merencanakan tahapan tindak lanjut yaitu:

1. Pendampingan lebih lanjut terhadap masyarakat yang mengalami hipertensi.

2. Melakukan pemeriksaan Kesehatan secara gratis tentang hipertensi Kecamatan Padang

Lambe di Kota Palopo.

3. Pengoptimalan kader kesehatan yang dijadikan sebagai garda terdepan dalam melakukan

sosialisasi dan penyuluhan tentang hipertensi dan ISPA.

19
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil PkM ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang hipertensi

dan ISPA telah meningkat menjadi 85% yang sebelumnya hanya 20% saja. Dengan adanya

penyuluhan hipertensi dan keterampilan masyarakat dalam mengolah tanaman hermal

sebagai alternative obat untuk hipertensi dan ISPA menjadi meningkat serta

pengoptimalisasian satgas kesehatani menjadi ujung tombak dalam melakukan

penanggulangan masalah hipertensi dan ISPA.

B. Saran

Berdasarkan hasil kegiatan ini, ada beberapa rekomendasi yang dapat diajukan

bagi pihak terkait yaitu:

1. Bagi masyarakat

Diharapkan agar masyarakat awam dapat mendeteksi tanda-tanda hipertensi sedini

mungkin, dan selalu siaga dalam kondisi hipertensi.

2. Bagi petugas kesehatan

Secara rutin melakukan edukasi pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat dalam

menaggulangai masalah hipertensi secara bersama-sama.

3. Bagi institusi

Memaksimalkan petugas kesehatan yang ada untuk melakukan pengawasan dan

pendampingan serta pemulihan kepada masyarakat, khususnya korban hipertensi.

20
DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff, Hood dkk, 2004, Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru, Gramik Fakultas Kedokteran
Universitas Air Langga, Surabaya.

Anonima, 2002, Pedoman Program Pemberantasan Penyakit ISPA untuk Penanggulangan


Pneumonia pada Balita,. Dit.Jen.PPM-PLP, Jakarta.

Ghani, L., Mihardja, L. K., dan Delima (2016). Faktor Risiko Dominan Hipertensi di
Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan. Vol 44 No. 1, Maret 2016: 49-58.

Handayani, Tuty. 2013. Apotik Hidup. CV Ilmu Padi Infra Pustaka Makmur. Jakarta

Lipska, K et. al. 2007. Risk factors for acute ischaemic hipertensi in young adults in South
India. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2007; 78: 959–963

Rasmaliah, 2004, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Penanggulangannya, Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, (http://www.library.usu.ac.id).

Riyadina, W. dan Rahajeng, E. (2013). Determinan Penyakit Hipertensi. Journal FKM


UI.

Sitorus, J. Rico. et. al. 2008. Faktor-Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian Hipertensi
Pada Usia Muda Kurang Dari 40 Tahun Di Rumah Sakit Di Kota Semarang.
(http://eprints.undip.ac.id/6482/1/ Rico_Januar_Sitorus.pdf

Siti Aminah,Mia. 2013. Khasiat Sakti Tanaman Obat Untuk Asam Urat. Jakarata. Dunia Sehat

Sudewo B. 2006. Tanaman Obat Populer Penggempur Aneka Penyakit. PT Agromedia


Pustaka. Jakarta Akbar Raditya. Aneka Tanaman Apotek Hidup di Sekitar Kita. One
Books.

21
SURAT TUGAS
No.:174/STIKES-KJP/Ners/VI/2019

Yang bertkita tangan dibawah ini saya :


Nama : Dr. Ns. Grace Tedy Tulak, S.Kp., M.Kep.
NIDN : 0927058702
Pangkat : Asisten Ahli
Jabatan : Ketua Prodi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners

Dengan ini menugaskan mahasiswa:


Nama : Putri Handayani
NIM : 012017015
Semester : IV
Dengan ini menugaskan mahasiswa:
Nama : Saskia Amir
NIM : 012018021
Semester : VI

Untuk melaksanakan kegiatan Penelitian dengan judul “PKM: Seminar Hipertensi dan
ISPA dengan Pengobatan Herbal di Kelurahan Padang Lambe” yang akan dilaksanakan
pada tanggal 13 Juli 2019.

Demikian surat tugas ini dibuat untuk dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.

Palopo, 07 Juni 2019


Ketua Prodi
Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners

(Dr. Ns. Grace Tedy Tulak, S.Kp., M.Kep.)


NIDN: 0901016001

Tembusan :
1. Ketua STIKES
2. Ketua LPPM
3. Pertinggal
SURAT TUGAS
NOMOR :034/STIKES-KJP-PLP/LP2M/D/VI/2019

Yang bertkita tangan dibawah ini:


Nama : Lestari Lorna Lolo, S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIDN : 0927058702
Jabatan : Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Dengan ini menugaskan:


Nama : Ns. Cheristine, S.Kep., M.Kes.
Jabatan : Dosen

Nama : Lestari Lorna Lolo, S. Kep., Ners., M. Kep


Jabatan : Dosen

Untuk melaksanakan kegiatan Penelitian dengan judul “PKM: Seminar Hipertensi dan
ISPA dengan Pengobatan Herbal di Kelurahan Padang Lambe” yang akan dilaksanakan
pada tanggal 13 Juli 2019.

Demikian Surat Perintah Tugas ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Palopo, 07 Juni 2019


Ketua LPPM

Lestari Lorna Lolo, S.Kep.,Ns.,M.Kep.


NIDN : 0927058702

1
DOKUMENTASI KEGIATAN:

Anda mungkin juga menyukai