Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 3, No.

1, April 2019

Pengetahuan Masyarakat dan Pelaksanaan Wawancara Program


Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di Beberapa
Puskesmas di Indonesia

Knowledge of Community and Conducting Interviews the Healthy Indonesia


Program with a Family Approach (PIS-PK) in Several Primary of Health
Care in Indonesia

Made Ayu Lely Suratri1, Tince Arniati Jovina1, dan Eva Sulistyowati1
1)
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta
10560, Indonesia
Korespondensi: made.lely@gmail.com

Submitted: 8 Februari 2019, Revised: 25 Maret 2019, Accepted: 9 April 2019

https://doi.org/10.22435/jpppk.v3i1.1867

Abstrak

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) merupakan kegiatan kunjungan rumah
yang bertujuan untuk meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif,
mendukung tercapainya Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan JKN dalam rangka mewujudkan Indonesia
sehat. Program ini dilaksanakan di seluruh puskesmas di Indonesia secara bertahap sejak tahun 2016.
Puskesmas sesuai dengan mandatory dari Permenkes No. 75 tahun 2014 melaksanakan kunjungan rumah
dalam rangka meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan. Kegiatan
kunjungan dilakukan dengan mengintegrasikan kegiatan UKP dan UKM secara berkesinambungan
berdasarkan data pada profil keluarga. Tujuan penelitian untuk memperoleh gambaran pengetahuan dan
pelaksanaan kunjungan rumah PIS-PK di beberapa puskesmas di Indonesia. Metode penelitian adalah riset
operasional dengan pendekatan Participatory Action Research (PAR), merupakan bagian Riset Implementasi
PIS-PK yang dilaksanakan oleh Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan tahun 2018. Penelitian
ini dilakukan pada tahun 2018 di beberapa puskesmas di empat provinsi terpilih yaitu Lampung, Jawa Tengah,
NTT, dan Kalimantan Selatan. Populasi penelitian adalah 10 rumah tangga terpilih di wilayah puskesmas
yang telah dikunjungi oleh petugas puskesmas. Total rumah tangga yang dijadikan sampel penelitian
sebanyak 80 rumah tangga. Wawancara dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner validasi dan
Prokesga yang digunakan oleh petugas puskesmas. Hasil validasi data menunjukkan bahwa belum semua
puskesmas melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pelaksanaan kunjungan rumah dalam rangka
PIS-PK. Petugas yang melakukan kunjungan rumah tidak menanyakan keseluruhan pertanyaan Prokesga
dan pengukuran tekanan darah. Senada dengan hal tersebut, hampir sebagian besar responden belum
mengetahui atau mendengar tentang PIS-PK. Sebagian besar puskesmas belum melakukan kunjungan ulang
bila anggota rumah tangga (ART) tidak ada dirumah.

Kata kunci: validasi data, PIS-PK, Puskesmas

Abstract

The Healthy Indonesia Program with a Family Approach (PIS-PK) is a home visit activity that aims to increase
family access to comprehensive health services, support the achievement of Minimum Service Standards
(SPM), and JKN in order to realize a healthy Indonesia. The program was implemented in all health centers
in Indonesia, gradually starting in 2016. The the Primary of Health Care in accordance with the mandatory
of Permenkes No. 75 of 2014 carried out home visits in order to increase the reach of targets and bring

1
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 3, No. 1, April 2019

access to health services closer. Visiting activities are carried out by integrating UKP and UKM activities on
an ongoing basis based on data on family profiles. The purpose of this study was to obtain an overview of the
knowledge and implementation of PIS-PK home visits in several health centers in Indonesia. The method of
this research is operational research using the Participatory Action Resarch (PAR) approach, which is part of
the PIS-PK Implementation Research carried out by the Research and Development Center for Resources
and Health Services in 2018. This research was conducted in 2018 in several Primary of Health Care in four
selected provinces, that is Lampung, Central Java, NTT, and South Kalimantan. The study population was 10
selected households in the Primary of Health Care area that had been visited by the Primary of Health Care
officers. The total number of households used as research samples was 80 households. Interviews using the
instrument were in the form of validation questionnaires and health programs that were used by the Primary of
Health Care officers. The results of data validation show that not all the Primary of Health Care have provided
information to the public about the implementation of home visits within the framework of the PIS-PK. The staff
who made a home visit did not ask about the overall health questions and blood pressure measurements. In
line with this, almost the majority of respondents did not know or hear about PIS-PK. Most public health centers
haven't been re-visited if there weren't its members.

Keywords: data validation, PIS-PK, Primary of Health Care

Pendahuluan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta


Program Indonesia Sehat merupakan Jaminan Kesehatan Nasional; dan mendukung
program utama pembangunan kesehatan yang tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam
kemudian direncanakan pencapaiannya melalui rencana strategis Kementerian Kesehatan Tahun
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.1
2015-2019, melalui ketetapan Keputusan Menteri Dalam rangka pelaksanaaan PIS-PK telah
Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.1 disusun 12 indikator utama yang terdiri dari: 1)
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah keluarga mengikuti program Keluarga Berencana
meningkatnya derajat kesehatan dan status (KB); 2) ibu melakukan persalinan di fasilitas
gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan kesehatan; 3) bayi mendapat imunisasi dasar
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan lengkap; 4) bayi mendapat air susu ibu (ASI)
perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan eksklusif; 5) balita mendapatkan pemantauan
kesehatan. Pelaksanaan Program Indonesia pertumbuhan; 6) penderita tuberkulosis paru
Sehat diperlukan pendekatan keluarga, yang mendapatkan pengobatan sesuai standar; 7)
mengintegrasikan Upaya Kesehatan Perorangan penderita hipertensi berobat secara teratur; 8)
(UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan
secara berkesinambungan, dengan target keluarga, dan tidak ditelantarkan; 9) anggota keluarga tidak
berdasarkan data dan informasi dari Profil Kesehatan ada yang merokok; 10) keluarga sudah menjadi
Keluarga. Menteri Kesehatan telah menetapkan anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN); 11)
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor keluarga mempunyai akses sarana air bersih; dan
39 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Program 12) keluarga mempunyai akses atau menggunakan
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS- jamban sehat. Keluarga merupakan fokus dalam
PK).1 pelaksanaan program Indonesia Sehat dengan
Tujuan dari PIS-PK adalah untuk pendekatan keluarga.1,2
meningkatkan akses keluarga berserta anggotanya Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan
terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif, kesehatan menyelenggarakan upaya kesehatan
meliputi pelayanan promotif dan preventif masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
serta pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar; tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
mendukung pencapaian standar pelayanan minimal promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kabupaten/kota; melalui peningkatan akses dan kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
skrining kesehatan; mendukung pelaksanaan wilayah kerjanya. Pendekatan keluarga adalah salah
jaminan kesehatan nasional dengan meningkatkan satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan

2
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 3, No. 1, April 2019

sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses dan berdasarkan prinsip pertanggungjawaban


pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan wilayah puskesmas menggerakkan dan bertanggung
mendatangi keluarga. jawab terhadap pembangunan kesehatan di
Hasil evaluasi sementara PIS-PK di 8 wilayah kerjanya.5 Tujuan dari penelitian ini untuk
provinsi yang dilaksanakan oleh Puslitbang UKM menggali pengetahuan masyarakat dan pelaksanaan
Badan Litbangkes pada tahun 2016, secara umum wawancara Program Indonesia Sehat dengan
menunjukkan bahwa hanya beberapa kabupaten Pendekatan Keluarga di beberapa puskesmas di
saja yang telah mulai melakukan persiapan dan Indonesia.
pendataan awal. Kendala puskesmas belum
melakukan pendataan adalah : 1) Program Keluarga Bahan dan Metode
Sehat belum menjadi prioritas, 2) Program Penelitian ini merupakan bagian dari
Keluarga Sehat belum terinformasikan kepada riset operasional bersifat pendampingan dengan
Kepala Dinas Kabupaten walaupun stafnya merasa pendekatan Participatory Action Resarch (PAR)
telah melaporkan hasil pertemuan sosialisasi di yang dilaksanakan oleh Puslitbang Sumber Daya dan
Kemenkes, 3) Belum cairnya dana akibat belum Pelayanan Kesehatan pada tahun 2018.6 Penelitian
disahkannya anggaran perubahan, 4) Merasa dana ini dilakukan pada tahun 2018 di lima provinsi
yang 50 juta tidak mungkin cukup untuk melakukan terpilih yaitu Provinsi Lampung, Jawa Tengah,
pendataan mengingat jumlah penduduk yang banyak NTT, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tengah,
dan keterbatasan SDM yang ada di puskesmas dan di delapan puskesmas yaitu empat puskesmas
(Puslitbang UKM, 2016).3 di Kabupaten Lampung Selatan (Puskesmas
Hasil riset Implementasi PIS-PK yang Wayurang, Karanganyar, Tanjung Sari dan Tanjung
dilaksanakan di Kabupaten Lampung Selatan Bintang), Puskesmas Banjarnegara 1 (Kabupaten
pada tahun 2017 juga menunjukkan hasil yang Banjarnegara, Jawa Tengah), Puskesmas Lahihuruk
sama, namun kendala tersebut dapat diminimalisir (Kabupaten Waikabubak, NTT), Puskesmas Giri
dengan adanya komitmen bersama antara Mulya (Kabupaten Tanah bumbu, Kalimantan
pemerintah daerah, dinas kesehatan, puskesmas dan Selatan), dan Puskesmas Tawaeli (Kota Palu,
masyarakat.4 Terbatasnya jumlah surveyor dapat di Sulawesi Tengah). Pemilihan lokasi didasarkan
atasi dengan On Job Training (OJT) dan kerja sama adanya Balai/Loka sebagai UPT Badan Litbangkes
dengan perguruan tinggi/Poltekkes setempat. Dinas sehingga memudahkan pendampingan dan
Kesehatan Provinsi Lampung yang mengadakan koordinasi, dan setelah koordinasi dengan dinas
Memorandum of Understanding (MoU) dengan kesehatan dan puskesmas setempat maka terpilih
Universitas Malahayati dan Poltekkes untuk satu desa. Pemilihan Kabupaten Lampung Selatan
mahasiswa yang melaksanakan PKL akan memiliki karena merupakan lanjutan pendampingan PIS-PK
desa binaan termasuk dalam melaksanakan PIS-PK.4 di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
Implementasi pelaksanaan PIS-PK oleh Validasi dilakukan dengan cara wawancara
puskesmas akan berjalan dengan baik, bila terdapat langsung ke rumah tangga yang sudah dipilih secara
komunikasi yang baik pusat-daerah dan pelaksana, sampling untuk melihat pengetahuan masyarakat
dukungan pemda dan lintas sektor, tersedianya tentang PIS-PK; pelaksanaan wawancara dan
sarana prasarana, anggaran, serta SDM yang pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas
cukup.1 Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan puskesmas. Informan adalah individu sasaran
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan wawancara untuk mendapatkan keterangan dan data
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam untuk keperluan penggalian informasi.7 Wawancara
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner
Berdasarkan prinsip paradigma sehat puskesmas validasi (wawancara mendalam) dan Prokesga
mendorong seluruh pemangku kepentingan serta Pinkesga yang sama digunakan oleh petugas
untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan puskesmas. Wawancara mendalam dilakukan
mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi kepada 10 informan yang mewakili 10 rumah
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, tangga yang sudah dilakukan kunjungan rumah

3
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 3, No. 1, April 2019

oleh petugas/surveyor puskesmas. Total rumah cara asuh anak seperti antar ke posyandu”
tangga yang dijadikan sampel penelitian sebanyak (responden ruta...)
80 rumah tangga.8 Pengumpulan informasi “´keluarga yang jaga kebersihan diri dan makan
pada wawancara mendalam ditanyakan tentang sehat” (responden ruta...)
pengetahuan responden tentang keluarga sehat,
penjelasan petugas, pertanyaan dan pemeriksaan 2. Sosialisasi Kegiatan PIS-PK
yang dilakukan oleh petugas serta komponen Sosialisasi PIS-PK dari puskesmas sudah
pertanyaan yang ada pada Prokesga yang meliputi dilaksanakan. Misalnya informan rumah tangga
12 indikator PIS-PK. di Kelurahan Argasoka wilayah kerja Puskesmas
Banjarnegara 1 menyatakan sudah ada sosialisasi
Hasil melalui Ketua RT dan juga ke warga secara
Kegiatan validasi pelaksanaan PIS-PK di getok tular, walaupun sebagian informan lainnya
beberapa puskesmas di Indonesia menunjukkan menyatakan belum pernah mendapatkan sosialisasi
bahwa: dari petugas puskesmas.
1. Pengetahuan Masyarakat tentang PIS-PK Sebagian informan di 4 desa di wilayah
Definisi dan makna keluarga sehat belum Lampung Selatan menjawab bahwa sebelumnya
semua dipahami oleh warga. Sebagian besar Pak RT memberitahukan akan ada petugas yang
responden di 4 puskesmas di Lampung Selatan, datang dan diminta menyiapkan fotocopy KK.
belum tahu apa yang dimaksud dengan PIS- Seluruh responden menyatakan bahwa ada petugas
PK, umumnya hanya mendengar atau berusaha yang datang ke rumah sehubungan dengan program
menjawab dengan pengertian masing-masing. keluarga sehat. Informan di Desa Marga Agung
Responden yang tahupun ternyata tidak mengetahui Lampung Selatan menyatakan bahwa sosialisasi
maksud dari program keluarga sehat, hanya tahu sebagian besar melalui Kepala Dusun, lewat
kalau didatangi petugas dan ditanya-tanya. pengajian ataupun pengumuman di masjid sekitar.
“Tidak tau ya…apa ya…maksudnya itu apa ya Bu... Sebagian responden menjawab pernah
Program Keluarga Sehat?” ada sosialisasi dari Kepala Dusun, hampir seluruh
“aduh apa ya.. tidak tau …”(Keluarga A) responden mengatakan bahwa ada petugas yang
“badan sehat, tidak pernah sakit, lingkungan sehat” datang ke rumah sehubungan dengan program
(Keluarga B) keluarga sehat, biasanya 2 orang.
Informan di Desa Marga Agung, Lampung “Ada, dari kadus… 1 minggu ini” (Keluarga A)
Selatan pada umumnya tidak mengetahui tujuan “petugas yang datang 2 orang, sebelum puasa”
kunjungan petugas puskesmas ke rumah tangga. (Keluarga C)
Mereka tidak paham dengan “Keluarga Sehat”,
tetapi semua menyatakan melihat spot iklan TV 3. Pelaksanaan Kunjungan Rumah oleh
mengenai “kunjungan rumah” untuk Keluarga Sehat. Petugas Puskesmas
Sebagian besar rumah tangga yang diwawancarai a. Wawancara Prokesga (Profil Kesehatan
tahu tentang keluarga sehat namun tidak mengerti Keluarga)
apa itu keluarga sehat. Pertanyaan-pertanyaan yang mencakup 12
Namun beberapa masyarakat di Desa indikator Keluarga Sehat, menurut seluruh informan
Wanakuka, wilayah kerja Puskesmas Lahihuruk, di Desa Argasoka, sudah ditanyakan oleh petugas
Waikabubak memahami dan dapat memberi contoh puskesmas sesuai dengan rambu-rambu di setiap
maksud kata “sehat “ sebagai berikut: pertanyaan. Namun, ada sebagian kecil informan
“keluarga yang lingkungannya bersih, punya yang menyatakan bahwa pertanyaan tentang ODGJ
jamban dan kalau minum pakai air matang” tidak ditanyakan.
(responden ruta...) b. Penggunaan PINKESGA dan KIE
“ keluarga yang sehat jasmani dan rohani” Hampir semua informan menyatakan
(responden ruta....) bahwa petugas puskesmas memberikan informasi
” keluarga yang perhatikan makanan yang dimakan, terkait dengan permasalahan yang ditemukan di

4
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 3, No. 1, April 2019

masing-masing keluarga dengan menggunakan dikunjungi sehingga ada kemungkinan beberapa


Paket Informasi Keluarga (PINKESGA), kecuali kali dikunjungi oleh tim.
1 informan yang menyatakan tetap diberikan Informan di Desa Marga Agung, Lampung
informasi (KIE) namun tidak menggunakan Selatan menyatakan bahwa tidak seluruh anggota
PINKESGA karena menurut petugas puskesmas rumah tangga diwawancarai oleh petugas
pada saat itu PINKESGA habis. Sebagian kecil puskesmas. Rata- rata hanya diwawancarai 1 orang
informan mengatakan bahwa petugas memberikan per rumah tangga (ruta). Anggota rumah tangga
informasi atau penyuluhan dari seluruh paket yang diwawancarai hanya yang berada di rumah
PINKESGA, tidak difokuskan hanya pada sewaktu petugas datang. Sedangkan anggota rumah
permasalahan kesehatan yang ditemui di keluarga tangga yang sedang tidak ada di rumah tidak
tersebut saja. PINKESGA diadakah oleh puskesmas dilakukan kunjungan ulang. Hal ini dikarenakan
dengan dana BOK. Dinas Kesehatan Kabupaten pemberitahuan dari bidan desa, bahwa pada waktu
Banjarnegara juga mempunyai PINKESGA untuk pendataan minimal ada 1 ART yang ada di rumah.
dibagikan ke puskesmas, namun tidak sejumlah Untuk kunjungan ulang sebagian besar ART
yang dibutuhkan oleh puskesmas. Hasil penelitian menjawab tidak diinformasikan, sedangkan menurut
menunjukkan bahwa sebagian besar informan Penanggung Jawab puskesmas, kunjungan ulang
diragukan mengetahui Rumah Desa Sehat, namun semuanya akan dilakukan oleh bidan desa setempat.
sebagian informan tidak tahu apakah di wilayah Sebagian besar rumah tangga ditanyai tentang KB,
tersebut terdapat Rumah Desa Sehat. Menurut namun ada 1 ruta yang tidak ditanyai. Surveyor
informan, yang dimaksud dengan Rumah Desa Sehat sudah dapat menanyakan kuesioner sesuai dengan
hampir sama dengan definisi Keluarga Sehat yaitu kelompok umur.
lingkungan bersih, makan makanan bergizi, ada Sebagian besar surveyor menanyakan
jamban, ada ventilasi, tidak kumuh, ada air bersih, masalah penyakit TB, hanya 2 ruta yang tidak ditanyai
sampah dikelola dengan baik, dan ada pepohonan tentang penyakit tersebut. Pada pengukuran tekanan
di depan atau di sekitar rumah. Peran Rumah Desa darah, hampir seluruh anggota rumah tangga yang
Sehat adalah agar lingkungan sehat, bisa menjadi ada pada saat diwawancarai dilakukan pengukuran
tempat Posyandu, dan bisa menjadi contoh rumah darah, hanya ada 2 orang yang tidak dilakukan
sehat. Tentang Kampung KB, hampir semua pengukuran karena surveyor terburu-buru dan anak
informan mengaku tidak tahu tentang Kampung responden sedang menangis. Hasil pengukuran
KB. Hanya dua orang informan yang menyatakan tekanan darah sebagian besar diberitahukan kepada
tahu tentang Kampung KB dan mendefinisikannya responden.
sebagai kampung dengan keluarga-keluarga yang Petugas melakukan observasi langsung
mengikuti KB. untuk menilai indikator ketersediaan sumber air
c. Pemeriksaan Tekanan Darah bersih dan jamban sehat, baik ke sumur yang
Sebagian kecil informan juga menyatakan digunakan maupun keadaan jamban. Perilaku
bahwa petugas puskesmas tidak melakukan penggunaan air bersih dan kebiasaan BAB juga
pengukuran tekanan darah dengan alasan petugas ditanyakan kepada responden. Bila terdapat
tidak membawa tensimeter. Beberapa informan masalah kesehatan, petugas puskesmas langsung
menyatakan bahwa petugas puskesmas hanya memberikan penyuluhan, namun hanya berupa
mewawancarai anggota rumah tangga yang ditemui informasi lisan, PINKESGA sebagai media KIE
saat itu dan belum melakukan kunjungan ulang belum dimanfaatkan optimal meskipun tersedia.
bagi anggota rumah tangga (ART) yang belum Informan di Lampung Selatan menyatakan
diwawancarai. bahwa beberapa pertanyaan yang harusnya
d. Kunjungan ulang ditanyakan kepada masing-masing ART eligible
Informan di Desa Wanukaka, Waikabubak, ada yang tidak ditanyakan, misalnya pertanyaan
menyatakan bahwa tidak semua ART diwawancara tentang apakah ada ART yang mengalami gangguan
dan tidak ada perjanjian waktu untuk kunjungan jiwa berat (ODGJ) dimana sebagain besar keluarga
ulang, tidak ada penanda untuk rumah yang telah tidak ditanyakan tentang ODGJ, observasi jamban

5
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 3, No. 1, April 2019

sebagian besar tidak diobservasi kondisinya. sosialisasi yang bersifat ringan yang lebih intensif
“Ditanya ada ngga jambannya? Belum ada…. misalnya melalui media sosial, radio, televisi.
numpang sama ibu di sebelah, tapi gak dilihat”(ART) Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui
Hampir seluruh responden dilakukan dan diperoleh manusia melalui pengamatan indra.9
pemeriksaan tekanan darah walaupun tidak semua Pengindraan tersebut melalui panca indra manusia
ART (hanya yang >15 tahun yang ditemui), edukasi yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
sebagai intervensi langsung tidak dilakukan, dan raba dengan sendiri10, sedangkan menurut
misalnya: keluarga yang eligible tidak ditanya Hidayat (2007), pengetahuan (Knowledge) adalah
pemberian ASI Eksklusif dan tidak dijelaskan, suatu proses dengan menggunakan pancaindra
sebagian besar dari keluarga dengan ART ada yang yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu
merokok tidak diberikan penyuluhan tentang rokok dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan.
dan bahayanya, keluarga yang belum mempunyai Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari
JKN tidak diberikan penyuluhan. pengalaman yang berasal dari berbagai macam
Informasi yang menyatakan wawancara sumber seperti, media poster, kerabat dekat, media
mendalam di tingkat rumah tangga dan cek-silang massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas
(cross-check) hasil wawancara dengan formulir kesehatan, dan sebagainya.11 Menurut Notoatmodjo
Prokesga yang telah diisi oleh surveyor. Wawancara (2010)12, pengetahuan merupakan domain yang
dilakukan pada salah satu ART yang dapat dijumpai: sangat penting dalam membentuk perilaku atau
pertanyaan tentang ODGJ tidak ditanyakan kepada tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh
seluruh keluarga, semua RT dilakukan pemeriksaan pengetahuan akan lebih langeng daripada perilaku
tensi darah hipertensi, tetapi tidak pada semua ART. yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Bila ditemukan kasus diberikan edukasi mengenai Sosialisasi ke masyarakat sudah dilakukan
cara kontrol tekanan darah (disarankan berobat baik secara formal maupun informal yang melibatkan
lanjut ke Puskesmas, serta mengurangi makanan lintas sektor melalui pertemuan lokakarya mini,
asin). Sebagian besar pertanyaan tentang rokok juga media sosial, bidan desa dan pertemuan desa. Lintas
ditanyakan ke ART namun tidak semua diedukasi, sektor sudah berperan dalam memberikan listing
separuh ruta ditanyakan petugas mengenai nama KK, mengkondisikan warganya sehingga
ketersediaan air bersih, namun sebagian besar kunjungan rumah ulang tidak sampai berkali-kali
petugas tidak menanyakan sumber air terlindung dilakukan. Pelaksanaan kunjungan rumah juga
dan tidak dijelaskan oleh petugas mengenai sudah berjalan dengan lancar minim penolakan
pentingnya sumber air terlindung. PINKESGA dari masyarakat karena adanya dukungan dari
hanya ditunjukkan pada 2 ruta saat pengumpulan kader, RT/RW, Toma dan aparat desa setempat.
data, sehingga informasi mengenai perilaku ART Intervensi langsung dengan memberikan edukasi
yang menjadi indikator KS tidak dapat diperoleh maupun rujukan kepada keluarga bermasalah
secara lengkap. Hasil wawancara mendalam dari kesehatan yang masih belum maksimal juga perlu
keluarga yang dikunjungi, sebagian besar pertanyaan lebih ditingkatkan agar masyarakat benar-benar
Prokesga ditanyakan sesuai kondisi responden. merasakan kehadiran puskesmas di setiap keluarga,
mendekatkan akses terhadap fasilitas kesehatan.
Pembahasan Sesuai dengan Permenkes No 39 Tahun 2016 dalam
Hasil validasi data PIS-PK di 8 desa di tahap persiapan pelaksanaan PIS-PK (P1), harus
wilayah kerja puskesmas di lima provinsi diketahui dilakukan sosialisasi baik internal kepada petugas
bahwa pengetahuan informan tentang PIS-PK masih puskesmas yang belum dilatih maupun eksternal
kurang. Penjelasan yang diberikan oleh petugas yang melibatkan lintas sektor di wilayah kerja
puskesmas belum mampu memberikan tambahan puskesmas. Sosialisasi yang baik dan berhasil akan
pengetahuan tentang program keluarga sehat. sangat membantu pelaksaan PIS-PK di lapangan.2
Seluruh informan belum mengetahui tentang Rumah Pelaksanaan kunjungan rumah oleh
Desa Sehat dan Kampung KB. Namun demikian petugas puskesmas belum dilakukan secara
beberapa informan mengetahui dari spot TV. Perlu optimal. Sebagian besar petugas sudah menanyakan

6
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 3, No. 1, April 2019

pertanyaan yang ada di Prokesga kepada ART, sesuai edukasi terkait TB kepada penderita dan seluruh
dengan kategori umur, kecuali pertanyaan mengenai anggota keluarganya, meminta agar ART lainnya
indikator ODGJ. Karena merupakan pertanyaan memeriksakan diri ke puskesmas dan melaporkan
sensitif, misalnya apakah ada anggota rumah hasil temuan kepada pemegang program TB untuk
tangga yang mengalami gangguan jiwa ini jarang selanjutnya diperiksa kontak penderita tersebut.
ditanyakan, dan keberadaan ODGJ yang sering Kunjungan ulang belum dilaksanakan
disembunyikan oleh keluarganya tidak akan tergali/ secara maksimal oleh hampir sebagian besar petugas
terdeteksi bila pertanyaan tersebut tidak ditanyakan. puskesmas. Rata-rata petugas hanya mendata
Berdasarkan kesepakatan, pertanyaan ini akan ART yang ada di rumah saat pendataan. Hal ini
ditanyakan kepada ketua RT mengenai adanya mengingat keterbatasan jumlah SDM puskesmas
ODGJ di sekitar lingkungan, dan tidak ditanyakan dan waktu kunjungan/jam kerja yang dilakukan.
langsung di tingkat rumah tangga. Data ODGJ pada Perlu kerjasama antara petugas puskesmas dengan
Riskesdas 2018 berupa prevalensi (permil) Rumah kader/bidan desa setempat agar dapat dilakukan
Tangga dengan ART Gangguan Jiwa Skizofrenia/ kunjungan ulang sehingga seluruh ART dapat di
Psikosis adalah 6,7. 13 data.
Observasi jamban dan Sarana Air Bersih Peran lintas sektor terkait dalam
(SAB) sudah dilakukan sesuai dengan petunjuk mensukseskan PIS-PK terbungkus dalam Germas
dalam buku ajar untuk memastikan kepemilikan dan (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) dituangkan
jenisnya, sehingga sebagian besar petugas sudah dalam Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2017
melakukan pengukuran tekanan darah, tapi hanya bertujuan untuk mempercepat dan mensinergikan
dilakukan pada ART yang ada saat wawancara. tindakan dari upaya promotif dan preventif hidup
Pemeriksaan tekanan darah sebenarnya merupakan sehat guna meningkatkan produktivitas penduduk
nilai tambah tersendiri dalam pelaksaan PIS-PK, dan menurunkan beban pembiayaan pelayanan
masyarakat lebih senang dan antusias bila ikut kesehatan akibat penyakit. Germas dilakukan
diperiksa tekanan darah dibandingkan bila hanya melalui peningkatan aktivitas fisik, peningkatan
wawancara saja. Penggunaan PINKESGA belum perilaku hidup sehat, penyediaan pangan dan
dimaksimalkan, jika ada ditemukan masalah percepatan perbaikan gizi, peningkatan pencegahan
kesehatan pada saat kunjungan ada yang belum dan deteksi dini penyakit, peningkatan kualitas
dilakukan intervensi penyuluhan seharusnya bisa lingkungan, serta peningkatan edukasi hidup sehat.14
langsung Perlu selalu dilakukan refresh/mengulang
pembelajaran yang sudah diterima, membuka Kesimpulan
kembali buku ajar PIS-PK dan memahami definisi Pengetahuan informan tentang PIS-PK
operasional masing-masing indikator. Seperti hanya masih kurang walaupun sosialisasi ke masyarakat
pada saat pendampingan, tim peneliti melakukan sudah dilakukan baik secara formal maupun informal.
refreshing secara rutin bersama petugas puskesmas Pelaksanaan kunjungan rumah dan penggunaan
dengan dikawal penuh kepala puskesmas.8 PINKESGA oleh petugas puskesmas belum
Penggunaan Pinkesga terlihat belum optimal. Bila optimal. Kunjungan ulang belum dilaksanakan
ditemukan permasalahan kesehatan dalam keluarga secara maksimal.
harus dilakukan edukasi. Petugas sejak pelatihan
sudah diberikan Pinkesga untuk 12 indikator PIS- Saran
PK yang berguna sebagai media edukasi keluarga. Sosialisasi PIS-PK perlu dilakukan secara
Selain itu, temuan lain diluar 12 indikatorpun kontinyu agar masyarakat makin banyak yang
harus dicatat, diberikan intervensi lanjutan serta tahu tentang tujuan dari program ini. Kunjungan
dilaporkan kepada pemegang program terkait tindak rumah yang dilakukan petugas perlu ditingkatkan
lanjutnya. Pandangan petugas diharapkan kegiatan kualitasnya sesuai dengan DO (Definisi Operasional)
PIS-PK bukan hanya sebagai pendataan. Misalnya: yang benar. Masih perlu meningkatkan peran lintas
ketika kunjungan rumah ditemukan ART yang sektor.
terdiagnosis TB maka petugas harus menyampaikan

7
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 3, No. 1, April 2019

Ucapan Terima Kasih 5. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kesehatan No. 75 Tahun 2017 tentang Pusat
Kepala Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Petunjuk Teknis
Kesehatan, Badan Litbangkes, Kementerian Penguatan Manajemen Puskesmas dengan
Kesehatan RI yang telah memberikan izin untuk Pendekatan Keluarga. Edisi-2. 2017.
membuat artikel tentang “Pengetahuan Masyarakat 6. Satori, Djam’an dan Komariah A. Metodologi
dan Pelaksanaan Wawancara Program Indonesia Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2012.
Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di 7. Priadana, Sidik M dan Muis S. Metodologi
Beberapa Puskesmas di Indonesia” menggunakan Penelitian Ekonomi & Bisnis. Yogyakarta:
data Hasil Penelitian Riset Implementasi Peraturan Graha Ilmu. 2009.
Menteri Kesehatan RI No. 39 Tahun 2016 tentang 8. Sulistiowati E dkk. Riset Implementasi
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 39 Tahun
Keluarga di Beberapa Puskesmas di Indonesia 2016 tentang Program Indonesia Sehat dengan
Tahun 2018. Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di Beberapa
Puskesmas di Indonesia. Puslitbang Sumber
Daftar Rujukan Daya dan Pelayanan Kesehatan. Badan
1. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Umum Litbangkes. 2018.
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan 9. Mahmud, Psikologi Pendidikan. CV Mustika
Keluarga, Edisi-2. 2017. Setia, Bandung. 2010: Hlm. 169.
2. Kementerian Kesehatan RI, Peraturan Menteri 10. Wawan A dan Dewi M. Teori dan Pengukuran
Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pengetahuan Sikap, dan Perilaku Manusia.
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Nuha Medika, Yogyakarta. 2011: Hal. 11.
Sehat dengan Pendekatan Keluarga. 2016. 11. Hidayat. Statistik Kesehatan. Rajawali Pers.
3. Irianto J. dkk. Evaluasi PIS-PK Tahun 2016. Jakarta. 2010.
Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat. 12. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan.
Badan Litbang Kesehatan. 2017. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
4. Sulistiowati, E. Riset Implementasi PIS- 13. Kementerian Kesehatan RI. Laporang Nasional
PK di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Riskesdas 2018. Lembaga Penerbit Badan
Lampung. Puslitbang Sumber Daya dan Litbangkes.(LPB). 2019: Hal. 223-233.
Pelayanan Kesehatan. Badan Litbangkes. 14. Instruksi Presiden RI No.1 Tahun 2017 tentang
Laporan Penelitian. 2017. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. 2017.

Anda mungkin juga menyukai