Reflux Disease
Lindah Syafaastuti
Pembimbing :
Dr. Didiet Pragtinyo, Sp.PD-FINASIM
Definisi
Suatu keadaan patologis sebagai akibat dari
refluks kandungan lambung ke dalam
esophagus, dengan berbagai gejala yang
timbul akibat keterlibatan esofagus, faring,
laring dan saluran nafas.
Epidemiologi
Penyakit ini umumnya ditemukan pada
Etiologi
bersifat multifaktorial
perubahan yang sifatnya sementara ataupun
Patofisiologi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Refluks gastroesofageal
terjadi melalui 3
mekanisme :
1. Refluks spontan pada
saat relaksasi LES yang
tidak adekuat
2. Aliran retrograde yang
mendahului kembalinya
tonus LES setelah
menelan
3. Meningkatnya tekanan
intraabdomen
Manifestasi klinis
Gejala yang khas
Heart
burn
Regurgitasi
Disfagia
Nyeri ulu
hati
Nyeri
dada
Gejala
Eksraesofageal
Batuk Kronis,Suara
Serak dll
Endoskopi
kerusakan
A
<5 mm
Erosi pada mukosa/lipatan mukosa dengan diameter
>5mm tanpa saling berhubungan
Klasifikasi SavaryMiller
GRADE
Deskripsi endoskopi
I
II
esofagus.
Erosi
dapat
bergabung
III
Erosi
meluas
pada
sirkumferesnsia
esofageal
IV
Ulkus,
striktura
esofagus
V
Barretts ephitelium
dan
pemendekan
Diagnosis
Endoskopi : GOLD STANDARD
- Menilai perubahan makroskopik dari
mukosa esofagus
- Kelainan esofagitis
- Memastikan adanya Barrets esophagus,
displasia atau keganasan
Diagnosis banding
Achalsia (kardiospasme,
Esophageal aperistaltis,
Megaesofagus)
Gastritis
Ca esophagus
Ulkus peptikum
Esophagitis
Tatalaksana
Target tatalaksana GERD :
menyembuhkan lesi esophagus
menghilangkan gejala/keluhan
mencegah kekambuhan
memperbaiki kualitas hidup
mencegah timbulnya komplikasi
Terapi medikamentosa
Step Up
Pengobatan dimulai dengan obat-obat yang
tergolong kurang kuat dalam menekan sekresi
asam (antagonis reseptor H2) atau golongan
prokinetik, bila gagal diberikan obat golongan
penekan sekresi asam yang lebih kuat dengan
masa terapi lebih lama (penghambat pompa
proton/PPI).
Step Down
Pengobatan dimulai dengan PPI dan setelah
berhasil dapat dilanjutkan dengan terapi
pemeliharaan dengan menggunakan dosis
yang lebih rendah atau antagonis reseptor
H2 atau prokinetik atau bahkan antacid.
Antasid
Digunakan untuk gejala ringan GERD
Efektif dan tidak menimbulkan esofagitis
Memperkuat tekanan SEB
Kelemahannya :
Antagonis reseptor H
Berhasil pada 50% kasus GERD
Ranitidin, simetidin, famotidin dan
nizatidin
Sebagai penekan sekresi asam
Efektif bagi keadaan yang berat
(Barrets esophagus)
Obat prokinetik
1. Metoklopramid
Efektivitas
2. Domperidon
.Metoklopramid karena tidak melalui sawar
darah otak.
.Dapat meningkatkan tonus LES serta
mempercepat pengosongan lambung
3. Cisapride
.Obat ini merupakan suatu antagonis
Terapi bedah
Fundoplikasi Nissen
- Dilakukan dengan laparoskopi
- Memperkuat esofagus bagian
Indikasi fundoplikasi:
1. Kasus resisten dan
kasus reflukas
esofagitis
2. Pasien dengan
gejala yang tidak
sepenuhnya
terkontol oleh PPI
3. Terjadinya Barrets
esofagus
Komplikasi
Esofagitis
Striktura esofagus
Barrets esophagus
Prognosis
Angka keberhasilan terapi cukup
TERIMA KASIH