I.
Pengisi
Petugas puskesmas yang bertanggung jawab mengisi form Register Kohort Keluarga Binaan Perkesmas
adalah Perawat Penanggung Jawab Daerah Binaan. Apabila Perawat Penanggung Jawab Daerah Binaan
belum ditetapkan di puskesmas tersebut maka yang mengambil alih tanggung jawab ini adalah Perawat
Koordinator Perkesmas.
II.
o
o
o
o
o
Pengisian Form
Desa/ Kelurahan
Puskesmas
Prwt PJ Darbin
Kolom 1
Kolom 2
o
o
o
Kolom 3
Kolom 4
Kolom 5
Kolom 6
Kolom 7
Kolom 8
Kolom 9
Kolom 10
Kode Sasaran adalah kode yang menggambarkan masalah kesehatan individu dalam keluarga jenis
masalah yang diderita, bisa satu atau lebih dari satu kode. Ruang lingkup kode sasaran meliputi kolom 11
s.d. 17. Contoh : Bumil dengan Tuberkulosis termasuk dalam katagori kode sasaran A dan D.
o
Kolom 11
Kolom 12
Kolom 13
Kolom 14
Kolom 15
Kolom 16
: Diisi dengan tanda ceklist () bila anggota keluarga termasuk dalam kode
sasaran A = Maternal Risti/ Rawan Kesehatan. Contoh: bumil/ bulin/ bufas risti
atau rawan kesehatan
: Diisi dengan tanda ceklist () bila anggota keluarga termasuk dalam kode
sasaran B = Anak Risti/ Rawan Kesehatan. Yang termasuk dalam anak adalah
bayi, balita, anak usia sekolah, remaja
: Diisi dengan tanda ceklist () bila anggota keluarga termasuk dalam kode
sasaran C = Masalah Gizi. Contoh: balita gizi buruk/ kurang/lebih, remaja
dengan bulimia/ anoreksia,
: Diisi dengan tanda ceklist () bila anggota keluarga termasuk dalam kode
sasaran D = Penyakit Menular. Contoh: Tuberkulosis, Malaria, HIV/AIDS
: Diisi dengan tanda ceklist () bila anggota keluarga termasuk dalam kode
sasaran E = Usia Lanjut Risti/ Rawan Kesehatan. Contoh: Lansia dengan
Tuberkulosis, Lansia dengan Hipertensi, Lansia Paska Stroke
: Diisi dengan tanda ceklist () bila anggota keluarga termasuk dalam kode
sasaran F = Penyakit Tidak Menular. Contoh: Diabetes mellitus, Hipertensi,
Kolom 17
Asma
: Diisi dengan tanda ceklist () bila bila anggota keluarga termasuk dalam kode
G = masalah kesehatan selain dalam ruang lingkup kode A s.d. F. Contoh:
masalah kesehatan lingkungan, perilaku hidup tidak sehat
Waktu Kunjungan dan Hasil Pembinaan Berdasarkan Tingkat Kemandirian Keluarga berisi waktu
pelaksanaan kegiatan dan hasil kunjungan yang dilakukan oleh Tim Perkesmas. Hasil yang dimaksud disini
adalah penilaian perawat terhadap tingkat kemandirian keluarga setelah dibina berdasarkan standar kriteria
yang telah ditetapkan setelah perawat melakukan asuhan keperawatan.
o
Kolom 18,20,22,24,26,28
Kolom 19,21,23,25,27,29
Kolom 30
adalah
KM-III dengan
yang mengakibatkan
IV) atau keluarga mencapai
: Diisi dengan tanggal dan bulan kunjungan yang telah dilakukan oleh
Tim Perkesmas kepada keluarga binaan. Contoh: 9/10 berarti 9
Oktober adalah waktu kunjungan. Standar minimal frekuensi
kunjungan ke keluarga binaan adalah empat (4) kali per keluarga.
: Diisi dengan angka romawi tingkat kemandirian keluarga. Contoh: I
berarti nilai keluarga ada di posisi KM-I. Pengukuran kemandirian
keluarga dilakukan oleh perawat selama asuhan keperawatan
diberikan (kunjungan rumah), dinilai berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan
: Diisi dengan keterangan Lepas Bina apabila keluarga sudah selesai
dibina dari kunjungan perkesmas. Pengertian Lepas Bina
keluarga-keluarga binaan yang telah mencapai level
pengecualian khusus (ada kondisi khusus
kemampuan keluarga sulit mencapai KMlevel KM-IV.
III.
Definisi Operasional:
Keluarga menyepakati
perencanaan keperawatan yang
telah dibuat oleh perawat dan
keluarga
Definisi Operasional:
Keluarga dapat menjelaskan
masalah kesehatan prioritas
secara lengkap (pengertian,
penyebab, tanda dan gejala,
akibat bila tidak tertangani)
4. Keluarga memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
sesuai anjuran
Definisi Operasional:
Keluarga mengetahui fasilitas
pelayanan kesehatan yang dapat
dimanfaatkan oleh keluarga dan
melakukan kunjungan sesuai
anjuran perawat.
KM-I
KM-II
KM-III
KM-IV
pencegahan penularan,
contoh menutup mulut ketika
penderita Tb batuk/ bersin
modifikasi lingkungan
rumah
Imunisasi
mampu melakukan
berbagai upaya kesehatan sesuai
masalah kesehatan yang ada dalam
anggota keluarga, contohnya
penggunaan obat tradisional dan
terapi komplementer untuk
pencegahan penyakit