NIM : 20482011141
Prodi : S1 Farmasi
Mata Kuliah : Farmakoterapi Gangguan Pernapasan
Gambar Resep !
2. Paracetamol
a. Kajian Kesesuaian Dosis (Medscape)
- Tablet, 325mg dan 500mg
- Caplet, 325mg, 500mg, dan 650mg
- Capsul, 325mg dan 500mg
d. Farmakokinetika (Medscape)
- Waktu Puncak Plasma: 10-60 meit (PO segera dirilis); 60-120 menit (pelepasan
diperpanjang PO); 6 jam (PO 500mg, tablet konvensional); 8 jam (PO 650mg,
tablet pelepasan diperpanjang).
- Konsentrasi Puncak Plasma: 2,1 mcg/mL (PO 500mg, tablet konvensional); 1,8
mcg/mL (PO 650mg, tablet pelepasan diperpanjang).
- Metabolism : Hati (system enzim mikrosom); konjugasi (asam glukuronat/ sulfat).
- Metabolit : N-acetyl-p-benzoquinoneimine, N-acetylimidoquinone, NAPQI; lebih
lanjut dimetabolisme melalui konjugasi dengan glutathione.
- Eliminasi waktu paruh : 1,25-3 jam (remaja); 2-5 jam (anak-anak), 4 jam (bayi); 7
jam (neonates); 2-3 jam (dewasa).
- Eksresi : urin (terutama sebagai acetaminophen glucuronide dengan
acethaminophen sulfate/ mercaptate).
3. Ambroxol
a. Kajian Kesesuaian Dosis (Jurnal Sains Farmasi & Klinis)
(Yosmar, R., Andani, M., Arifin, H. 2015. Kajian Regimen Dosis Pengginaan Obat
Asma pada Pasien Pediatri Rawat Inap di Bangsal Anak RSUP. Dr. M. Djamil
Padang. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 2(1), 22-29).
- Dosis dianjurkan untuk Ambroxol adalah 1,2-1,6 mg/kgBB/hari setiap 8-12 jam.
4. Methyl Prednisolone
a. Kajian Kesesuaian Dosis (Fornas Ed. 2 Tahun 1978)
- 4 kali sehari 1 tablet dengan sediaan 4 mg.
d. Farmakokinetika
- Penyerapan : Methylprednisolone cepat diabsorpsi secara oral. Puncak konsentrasi
obat untuk mulai menimbulkan efek terapeutik dicapai dalam 1-2 jam untuk
penggunaan oral, 4-8 hari untuk penggunaan intramuskular, dan 1 minggu untuk
penggunaan intraartikular. Methylprednisolone termasuk glukokortikoid dengan
durasi kerja sedang, yakni 12 hingga 36 jam. Durasi kerja dapat mencapai 30-36
jam bila dikonsumsi secara oral. Penggunaan intramuskular bekerja selama 1-4
minggu. Penggunaan intraartikular bekerja selama 1-5 minggu. Waktu paruh
methylprednisolone adalah ≥ 3,5 jam.
- Distribusi : Lebih dari 90% dari methylprednisolone yang diabsorpsi berikatan
dengan protein plasma, terutama albumin dan globulin. Obat ini melewati
plasenta. Volume distribusi methylprednisolone mencapai 0,7 hingga 1,5 L/kg
- Metabolisme : Methylprednisolone mengalami metabolisme di dalam hepar oleh
enzim oksidator mikrosomal liver.
- Eliminasi : Metabolit methylprednisolone dikonjugasikan ke asam glukoronat atau
sulfat dan diekskresikan melalui ginjal.
e. Farmakodinamika
- Methylprednisolone mengikat dan mengaktivasi reseptor glukokortikoid
intraselular pada inti sel. Kemudian, reseptor ini mengikat bagian promoter DNA
dan mengurangi transkripsi protein proinflamasi. Dari sini methylprednisolone
mengakibatkan modifikasi respon imun dengan berbagai cara, termasuk
menurunkan ekspresi sinyal proinflamasi dan meningkatkan ekspresi sinyal
antiinflamasi. Methylprednisolone juga menyebabkan perubahan respon limfosit,
menurunkan respon pro-inflamasi sel T, mengalihkan diferensiasi makrofag dari
M1 (proinflamasi) ke M2 (antiinflamasi, anti alergi), serta mengalihkan
diferensiasi sel T helper.
f. Interaksi Obat
- Tidak ada.
5. Antasida (Kandungan : Alumunium Hidroksida 200 mg, Magnesium Hidroksida 200 mg)
a. Kajian Kesesuaian Dosis (ISO Vol. 52 Tahun 2009)
- Dewasa : 1-2 Tablet 3-4x sehari
- 6-12 Tahun : ½ Tablet 3-4x sehari.
d. Farmakokinetika
- Farmakokinetik antasida bergantung pada kandungan obatnya. Absorpsi antasida
dapat ditingkatkan oleh makanan. Antasida diekskresi baik melalui urin maupun
melalui feses.
- Absorpsi : Tiap kandungan obat Antasida berbeda daya absorpsi. Untuk
kandungan Magnesium hitungannya adalah secara inversi proporsional terhadap
dosis, yaitu 50% dengan diet yang terkontrol, dibandingkan dengan 15─30% pada
pemberian dosis tinggi. Untuk kandungan Kalsium bioavailabilitas adalah
25─35%. Makanan akan meningkatkan absorpsi obat 10─30%. Onset kerja obat
tergantung pada lamanya pengosongan lambung. Waktu puncak obat dalam
plasma adalah 20─60 menit dalam keadaan puasa. Apabila obat dikonsumsi satu
jam setelah makan, maka kadar puncak dicapai hingga 3 jam kemudian.
- Distribusi : Tiap kandungan obat Antasida berbeda distribusi obat. Untuk
kandungan Magnesium dapat ditemukan sekitar 50─60% pada tulang. Sekitar
1─2% didistribusikan ke dalam cairan ekstraseluler. Obat berikatan dengan
protein, 30% dengan albumin. Untuk kandungan Kalsium, obat berikatan dengan
protein sebanyak 45%.
- Eliminasi : Renal clearance pada obat Antasida yang mengandung kalsium adalah
50─300 mg per hari. Obat Antasida yang dapat diabsorpsi, akan diekskresikan ke
urine. Sedangkan obat Antasida yang tidak dapat diabsorpsi, akan diekskresikan
ke feses.
e. Farmakodinamika
- Farmakodinamik antasida yang absorbable sedikit berbeda dengan yang non-
absorbable. Antasida absorbable diserap secara sistemik sedangkan antasida non
absorbable tidak diserap secara sistemik.
- Antasida Absorbable : Antasida absorbable dinetralkan secara langsung oleh asam
lambung. Ciri khasnya adalah onset kerja obat yang cepat guna memberikan efek
terapeutik yang diharapkan. Namun, masa kerja obat ini pendek. Tingkat
keasaman lambung, atau pH akan meningkat hingga 7 atau lebih dalam waktu
sekitar 15─20 menit. Keadaan tersebut dapat menstimulasi hipersekresi asam
lambung secara sekunder, yang disebut sebagai sindrom rebound.
f. Interaksi Obat
- Interaksi obat dengan antasid, antasid menghambat absorbsi dari cefadroxil