Anda di halaman 1dari 35

SK 1.

2 INDRA
AGNICE SIMANJUNTAK
2017-83-004
SKENARIO : MATA MERAH

Tuan Yosep 21 tahun, datag dengan ke puskesmas dengan


keluhan mata merah pada mata kanan sejak 2 hari yang
lalu. Mata merah terjadi setelah mata penderita terkena
tanah, saat mencangkul di kebun. Mata merah disertai
nyeri, silau, dan keluar banyak air mata. Kotoran mata
tidak ada. Penglihatan terlihat sedikit kabur. Pada
pemeriksaan optalmologis ditemukan: pemeriksaan visus/
tajam penglihatan VOD 6/15, VOS 6/6. pemeriksaan
segmen anterior kedua bola mata tampak infiltrate pada
kornea dan injeksi siliaris, lain-lain dalam batas normal.
LEARNING OBJECTIVES

1. Anatomi dan fisiologi mata


2. Klasifikasi mata merah
3. Macam-macam injeksi dan berbedaannya
4. Patomekanisme keluhan
5. Etiologi mata merah
6. Alur penegakan diagnosis
7. DD dan DP
8. Tatalaksana
9. Prognosis dan komplikasi
1. ANATOMI MATA
FISIOLOGI MATA
2. KLASIFIKASI MATA MERAH
3. MACAM-MACAM INJEKSI DAN PERBEDAANYA

Injeksi Konjungtiva Injeksi siliar Injeksi episkleral


Asal A.konjungtiva a. siliar a. siliar longus
posterior

Memperdarahi Konjungtiva bulbi Kornea segmen intraokular


anterior

Lokalisasi Kongjungtiva Dasar konjungtiva Episklera


Warna Merah Ungu Merah gelap
Arah aliran Ke perifer /limbus Ke sentral/kornea Ke sentral/ kornea
Konjungtiva Ikut bergerak Tidak bergerak Tidak ikut bergerak
digerakkan

Penyakit konjungtiva Kornea, iris, glaukoma Glaucoma,


endoftalmitis,
panoftalmitis

Secret + - -
Penglihatan N Menurun Sangat menurun
LANJUTAN
LANJUTAN
4. PATOMEKANISME KELUHAN
Kornea rusak

Saraf trigeminal
terangsang

Pengeluaran
mediator inflamasi

Refleks
trigeminoautonomik

Edinger-
Superior
westaphal
salivatory
nucleus
LANJUTAN

• Trauma • Bakteri
kornea • Jamur
• Kelainan • Virus
kornea • Hipersensitivi
• Mata kering tas

Pelebaran
Reaksi pembuluh
Menginfeksi kornea
sistem imun darah
Terpajan reseptor
nyeri

Ulkus Mata merah


Nyeri

TIO Tumpukan pus di


menin camera oculi Perforasi kornea
gkat anterior

Ruptur kornea
Penglihatan Kabur
5. ETIOLOGI
Bakteri
(terutama
streptokokus,
pseudomona
s,
enterobacter, Akibat noninfeksi seperti
klebsiella,
proteus,
stafilokokus)

Mata kering

Virus
(contohnya,
Parasit Infeksi herpes Trauma
simpleks dan
herpes zoster)

Iritasi lensa kontak

Jamur
(candida Alergi
albicans,
fusarium,
aspergillus)
6. APD

• Pemeriksaan • Pemeriksaan
 Identitas pasien
 Nama: Pa Yosep


Umur: 21 tahun
Alamat
Fisik Optalmologis
 Pekerjaan: Tukang kebun
 Keluhan  Inspeksi  Pemeriksaan visus
 Mata sebelah mana yang
 Mata merah  VOD (Visual
mengalami masalah?
Opthalmicus
• Anamnesis

 Apakah ada nyeri?  Keluar banyak Dextra)= 6/15


Menjelar? air mata
 Bagaimana rasa nyerinya?  VOS (Visual
(VAS)  Kotoran mata Opyhalmicus
 Sejak kapan mata (-) Sinistra)= 6/6
mengalami masalah?
Bagaimana sampai
matanya bisa merah?
 Pemeriksaan segmen
 Apa saja faktor yang  Tampak
memperberat dan infiltrate pada
memperingan keluhan
pasien? kedua kornea
 Apakah ada keluhan lain?  Injeksi Siliaris
(keluar banyak air mata,
penglihatan kabur)  Lain-lai dalam batas
 Riwayat Kebiasaan normal
 Sering mencangkul dikebun
 Riwayat penyakit terdahulu
SNELLEN
E CHART
CHART
S
1. Berapa lama mata merah?
2. Adakah rasa tidak nyaman atau iritasi?
3. Apakah terasa nyeri? Apakah lebih buruk
bila digerakkan? Adakah nyeri kepala
yang menyertai?
4. Adakah gangguan penglihatan?
5. Apakah mata terasa lengket?
Anamnesis
6. Apakah mata terasa perih atau kering?
7. Apakah ada rasa gatal mata?
8. Apakah ada hal yang memperberat atau
memperingan keadaan? Kapan saja mata
terasa sakit?

1. Inspeksi mata
a. Apakah kemerahan pada kedua mata
atau satu mata?
Pemeriksaan b. Apakah ketajaman penglihatan normal?
fisik c. Apakah pupil normal dan bereaksi
dengan cahaya?
d. Apakah gerak bola mata normal?
2. Pemeriksaan visus
JENIS PEMERIKSAAN VISUS
Snellen Jaeger
chart chart
JENIS PEMERIKSAAN VISUS
Cincin
Landolt Kartu E
Pemeriksaan
hitung jari

Pemeriksaan
lambai
tangan

Pemeriksaan
proyeksi sinar
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan
slit lamp

Pemeriksaan
fluorescein

Uji
sensitabilitas
kornea
7. DD & DP
Penya Konjungtiviti Keratitis/Ulkus Kornea Uveitis/Iritis Glaukoma
kit s (Peradangan pada kornea)
Akut Akut
(Peningkatan tekanan
intraocular mendadak)
(Peradangan pada (Perandangan pada
konjungtiva) uvea)

Sakit Kesat Sedang Sedang – Hebat Hebat dan


menyebar
Fotopobia Ringan Sedang Hebat Sedang

Penglihat Normal Menurun Menurun Menurun


an
Sekret (+) (-) (-) (-)

Vaskularis Arteri konjungtiva Arteri siliaris Pleksus siliaris Episklera


asi posterior
Injeksi Konjungtival Siliar Siliar Episkelera

Uji Bakteri Sensibilitas Infeksi local Tonometri


(Untuk mengetahui keadaan (alat untuk mengukur
sensibilitas kornea yang berkaitan tekanan intraokuar)
dengan penyakit mata akibat
kelainan saraf trigeminus oleh
herpes zooster ataupun akibat
gangguan ujung saraf sensibel
kornea oleh infeksi herpes simpleks)
DIAGNOSIS DIFERENSIAL DAN DIAGNOSIS PASTI
MATA MERAH
DIAGNOSIS BANDING MATA MERAH

Gejala Glaukoma Uveitis Keratitis Konjungtivitis


subjektif akut akut Bakteri Virus Alergi

Visus +++ +/++ +++ - - -

Rasa nyeri ++/+++ ++ ++ - - -

Fotofobia + +++ +++ - - -

Eksudat - - -/+++ +++ ++ +

Gatal - - - - - ++

Demam - - - - -/++ -
8. TATALAKSANA
LANJUTAN
HSV:
• Terapi Obat
-IDU (Idoxuridine) analog pirimidin (terdapat dalam larutan 1% dan
diberikan setiap jam, salep 0,5% diberikan setiap 4 jam)
-Vibrabin: sama dengan IDU tetapi hanya terdapat dalam bentuk salep
- Trifluorotimetidin (TFT): sama dengan IDU, diberikan 1% setiap 4 jam
-Asiklovir (salep 3%), diberikan setiap 4 jam.
- Asiklovir oral dapat bermanfaat untuk herpes mata berat, khususnya
pada orang atopi yang rentan terhadap penyakit herpes mata dan kulit
agresif
• Terapi Bedah Keratoplasti penetrans mungkin diindikasikan untuk
rehabilitasi penglihatan pasien yang mempunyai parut kornea yang
berat, namun hendaknya dilakukan beberapa bulan setelah penyakit
herpes non aktif
LANJUTAN

• Terapi keratitis alergi:


• - Biasanya sembuh sendiri tanpa diobati
• - Steroid topikal dan sistemik
• - Kompres dingin
• - Obat vasokonstriktor
• - Cromolyn sodium topikal
• - Koagulasi cryo CO2
• - Pembedahan kecil (eksisi)
• - Antihistamin umumnya tidak efektif
• - Kontraindikasi untuk pemasangan lensa kontak
TATALAKSANA TERKAIT SKENARIO
1. Jika memakai kontak lensa, secepatnya
melepaskannya
2. Jangan memegang atau menggosok mata
yang meradang
Tatalaksana
3. Mencegah penyebaran infeksi dengan
non mencuci tangan sesering mungkin dan
farmakologi mengeringkannya dengan handuk atau
kain yang bersih

1. Antibiotik
Tatalaksana 2. Anti bakteri
farmakologi 3. Anti jamur
4. Anti viral
5. Analgesik

Pembedahan 1. Flap konjungtiva


2. Keratoplasti (Lamelar dan
penetrans)
ANTIBIOTIK

• Sulfonamide 10-30 %
• Basitrasin 500 unit
• Terasiklin 10 mg
• Gentamisin 3 mg
• Neomisin 3,5-5 mg
• Eritromisin 0,5 %

Farida Y. Corneal ulcers treatment (Jornal Majority) . 2015 ;4(1). Hal


124-6.
TATALAKSANA ANTI BAKTERI
TATALAKSANA ANTI JAMUR

Jamur • Topikal amphotericin B, Thiomerosal ,Natamicin,


berfilamen Imidazol

• Golongan I : Topikal amphotericin B, Thiomerosa,


Achtinomyces Natamysin
• Golongan II : Miconazole 10%, Natamycin 5%,
yang bukan Econazole 1 %
jamur sejati • Golongan III : Econaxole 1 %, Amphoterisin V
,Natamycin 5%
TATALAKSANA ANTI VIRUS

• Pemberian steroid lokal untuk mengurangi gejala


,antibiotik spekturum luas untuk infeksi sekunder,
analgesik bila terdapat indikasi
• Antiviral topikal berupa salep asiklovir 3 % setiap 4
jam
9. PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI

Prognosis Komplikasi

Hipopion (terkumpulnya nanah


dalam kamera anterior)

Prognosis ulkus kornea tergantung pada Perforasi kornea kornea


tingkat keparahan dan cepat lambatnya
mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme Sikatrik kornea (gangguan
penyebabnya, dan ada penglihatan)
tidaknya komplikasi yang timbul.
Kebutaan

Glaukoma sekunder
PROGNOSIS

• Keratitis dapat sembuh dengan baik jika ditangani


dengan tepat dan jika tidak diobati dengan baik
dapat menimbulkan ulkus yang akan menjadi
sikatriks dan dapat mengakibatkan hilang
penglihatan selamanya prognosis visual tergantung
pada beberapa faktor yaitu tergantung dari
virulensi organisme, luas dan lokasi keratitis, hasil
vaskularisasi.
LANJUTAN

Menggunakan pengaman mata saat


melakukan aktivitas berbahaya

Apabila sedang terkena herpes, hindari


Edukasi sentuhan mata setelah memegang lesi
pada kulit

Cuci tangan teratur

Anda mungkin juga menyukai