Anda di halaman 1dari 21

ASKEP ARTRITIS PADA

LANSIA

OLEH KELOMPOK 2
KONSEP MEDIS
REUMATOID ARTRITIS
DEFENISI REUMATIK ARTRITIS

Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang


bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi
serta jaringan ikat sendi secara simetris.
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang
menyebabkan proses inflamasi pada sendi.
Artritis Reumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yang terutama
mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya
ditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan
mobilitas, dan keletihan (Diane C. Baughman, 2018).
ETIOLOGI

Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor
resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain:
1. Usia lebih dari 40 tahun
2. Jenis kelamin wanita lebih sering
3. Suku bangsa
4. Genetik
5. Kegemukan dan penyakit metabolik
6. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
7. Kelainan pertumbuhan
8. Kepadatan tulang
JENIS-JENIS REUMATIK

Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:


1. Reumatik Sendi (Artikuler)
2. Artritis Reumatoid
3. Osteoatritis
4. Atritis Gout
5. Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)
MANIFESTASI KLINIS

1. Hambatan gerakan sendi


2. Kaku pagi
3. Krepitasi
4. Pembesaran sendi (deformitas)
5. Perubahan gaya berjalan
PATOFISIOLOGI

• Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,


kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus,
atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub
chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan
gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
• Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.
Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara
permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).
Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi
lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian.
Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
KOMPLIKASI

• Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya


proses granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
• Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan
otot
• Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
• Tromboemboli
• Terjadi splenomegali.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Sinar X dari sendi yang sakit


2. Scan radionuklida
3. Artroskopi Langsung
4. Aspirasi cairan sinovial
5. Biopsi membran sinovial
6. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle
Aspiration) atau atroskopi.
PENATALAKSANAAN

1. Medikamentosa
2. Istirahatkan sendi yang sakit
3. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
5. Dukungan psikososial
6. Fisioterapi
7. Diet
8. Kompres dengan es saat kaki bengkak dan kompres air hangat saat nyeri
9. Konsumsi makanan yang mengandung protein dan Vitamin
10.Diet rendah purin
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

1. Biodata (Nama, umur, jenis kelamin, status, alamat, pekerjaan, penanggung jawab dll)
2. Pemeriksaan fisik
3. Aktivitas/istirahat
4. Kardiovaskuler
5. Integritas ego
6. Makanan/ cairan
7. Hygiene
8. Neurosensori
9. Nyeri/ kenyamanan
10.Keamanan
11.Interaksi social
12.Riwayat Psiko Sosial
DIAGNOSA

1. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera;


distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi,
destruksi sendi
2. Kurang pengetahuan tentang rematik berhubungan dengan
kurangnya informasi
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia dalam waktu
lama, terbangun lebih awal atau terlambat bangun dan
penurunan kemampuan fungsi yang ditandai dengan perubahan
pola tidur dan cemas
INTERVENSI KEPERAWATAN
1
Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi
Tujuan dan Kriteria hasil :
• Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah klien dapat teratasi atau berkurang, dengan KH:
• Adanya penurunan intensitan nyeri
• Klien Nampak tenang dan tidak meringis kesakitan
• Intervensi utama : Manajemen Nyeri
• Tindakan
• Observasi
• Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intesintas nyeri
• Identifikasi skala nyeri
• Identifikasi respon nyeri non verbal
• Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
• Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
• Terapeutik
• Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aroma
terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
• Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
• Fasilitasi istirahat dan tidur
LANJUTAN…..

• Edukasi
• Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
• Jelaskan strategi meredakan nyeri
• Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
• Anjurkan menggunakan anlgetik secara tepat
• Ajarkan teknik nonfarmakologi logis untuk mengurangi rasa nyeri
• Kolaborasi
• Kolaborasi Pemberian analgetik, jika perlu
LANJUTAN…
2
Kurang pengetahuan tentang rematik berhubungan dengan kurangnya informasi
• Tujuan dan Kriteria hasil :
• Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah klien dapat teratasi dengan KH: Klien mengatakan paham
mengenai penyakitnya
• Intervensi utama : Edukasi Kesehatan
• Tindakan :
• Observasi
• Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
• Identifikasi factor factor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
• Terapeautik
• Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
• Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
• Berikan kesempatan untuk bertanya
• Edukasi
• Jelaskan factor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
• Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
• Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
LANJUTAN…
3
Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia dalam waktu lama, terbangun lebih awal atau terlambat bangun dan penurunan kemampuan fungsi yang ditandai
dengan perubahan pola tidur dan cemas

• Tujuan dan Kriteria hasil :

• Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah klien dapat teratasi dengan KH:
• Mengatur jumlah jam tidurnya
• Tidur secara rutin
• Meningkatkan pola tidur
• Meningkat kualitas tidur

• Intervensi utama : Dukungan Tidur

• Tindakan

• Observasi

• Identifikasi pola aktivitas dan tidur

• Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau psikologis)

• Identifikasi makanan dan minuman yang menganggu tidur (mis. Kopi,teh, alkohol, makan mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum tidur)

• Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi


LANJUTAN…

• Terapeutik
• Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan, kebisingan, suhu, matras, dan tempat
tidur)
• Batasi waktu tidur siang, jika perlu
• Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
• Tetapkan jadwal tidur rutin
• Edukasi
• Jelakan pentingnya tidur cukup selama sakit
• Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
• Anjurkan menghindari makanan/minuman yang menganggu tidur
• Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor terhadap tidur REM
IMPLEMENTASI

Implementasi adalah fase ketikan perawata


menerapkan/ melaksanakan rencana tindakan
yang telah ditentukan dengan tujuan kebutuhan
pasien terpenuhi secara optimal
EVALUASI

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara


melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan
tercapai atau tidak. Dalam melakukan evaluasi perawat seharusnya
memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memahami respon terhadap
intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang
tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan
keperawatan pada kriteria hasil. Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua
kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan mengevaluasi selama
proses perawatan berlangsung atau menilai dari respon klien disebut
evaluasi proses, dan kegiatan melakukan evaluasi dengan target tujuan
yang diharapkan disebut sebagai evaluasi hasil (Hidayat, A.A.A, 2018).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai