Anda di halaman 1dari 10

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

SKIZOFRENIA

Pokok Bahasan : Skizofrenia

Sasaran : Masyarakat Desa Dangin Puri Kangin

Hari / tanggal : Senin 23 desember 2019

Jam : 09.00

Waktu : 60 menit

Tempat : Desa Dangin Puri Kangin

A. LATAR BELAKANG

Menurut WHO, sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna , baik

fisik, mental, dan sosial, tidak hanya bebas dari pnetakit dan kelemahan.

Sakit adalah keadaan tidak normal atau tidak sehat, secara sederhana ,sakit

atau dapat pula disebut penyakit merupakan suatu bentuk kehidupan atau keadaan

diluar batas normal. Tolak ukur yang paling mudah untuk menentukan kondisi

penyakit adalah jika terjadi perubahan dari nilai-nilai rata-rata normal yang telah

ditetapkan ( Asmadi, 2018).

Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang berat dan gawat yang dapat

dialami manusia sejak muda dan dapat berlanjut menjadi kronis dan lebih gawat

ketika muncul pada lanjut usia (lansia) karena menyangkut perubahan pada segi

fisik, psikologis dan sosial-budaya. Skizofrenia pada lansia angka prevalensinya

sekitar 1% dari kelompok lanjut usia (Depkes, 2014).

Data American Psychiatric Association (APA) tahun 2015 menyebutkan 1%

populasi penduduk dunia menderita skizofrenia. 75% Penderita skizofrenia mulai


mengidapnya pada usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda memang

berisiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stresor. Kondisi penderita sering

terlambat disadari masyarakat dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian

dari tahap penyesuaian diri. Pengenalan dan intervensi dini berupa obat dan

psikososial sangat penting karena semakin lama ia tidak diobati, kemungkinan

kambuh semakin sering dan resistensi terhadap upaya terapi semakin kuat.

Seseorang yang mengalami gejala skizofrenia sebaiknya segera dibawa ke

psikiater dan psikolog.

Hasil pengkajian pada masyarakat didapatkan masalah dengan skizofrenia .

Usaha untuk menciptakan anggota masyarakat yang sehat, mandiri dan

produktif yaitu melalui pelayanan kesehatan preventif, promotif tanpa

mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.

Untuk menunjang usaha tersebut, kami merencanakan akan memberikan

pendidikan kesehatan tentang skizofrenia pada masyarakat.

B. TUJUAN

a. Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang skizofrenia diharapkan

masyarakat mampu merawat anggota masyarakat dengan skizofrenia.

b. Khusus

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang skizofrenia diharapkan lansia

dapat :

1. Memahami apa itu skizofrenia

2. Memahami penyebab skizofrenia


3. Memahami tanda dan gejala skizofrenia

4. Memahami bagaimana penanganan skizofrernia

5. Memahami apa itu defisit perawatan diri

6. Memahami tanda dan gejala defisit perawatan diri

7. Memahami bagaimana penanganan masyarakat deficit perawatan diri

C. SASARAN

Masyarakat Desa Dangin Puri Kangin

D. METODE

- Ceramah

- Diskusi / tanya jawab

E. MEDIA DAN ALAT

- Leaflet

- PPT

- LCD

F. SETING TEMPAT
1. Setting tempat

F P MC

F F
M O
F
F
F

F F F

Keterangan gambar:
P : Penyaji
MC : MC
F : Fasilitator
O : Observer
M : masyarakat

G. SUSUNAN ACARA

Tahap Kegiatan Waktu

Pembukaan  Mengucapkan salam 10 menit

 Melakukan perkenalan diri

Proses  Memahami apa itu skizofrenia 40 menit

 Memahami penyebab skizofrenia

 Memahami tanda dan gejala skizofrenia

 Memahami bagaimana penanganan skizofrernia

 Memahami apa itu defisit perawatan diri

 Memahami tanda dan gejala defisit perawatan

diri

 Memahami bagaimana penanganan masyarakat


deficit perawatan dir

 Diskusi / tanya jawab

Penutup  Menutup dengan mengucapkan salam, dan 10 menit

meminta maaf apabila dalam pertemuan ada

kesalahan

Jumlah 60 menit

H. KRITERIA EVALUASI

Tahap Indikator keberhasilan

Struktur  Tersedianya pre planning

 Terbentuknya kontrak dengan masyarakat

Proses  Perawat diterima oleh masyarakat

 Penkes dapat berlangsung sesuai dengan waktu dan tujuan

tanpa ada kesulitan dari masyarakat maupun dari perawat

 masyarakat kooperatif dalam diskusi / demonstrasi

Hasil  Perawat dapat melakukan pen-kes sesuai dengan TIK secara

benar

 masyarakat :

Memahami apa itu skizofrenia

Memahami penyebab skizofrenia

Memahami tanda dan gejala skizofrenia


Memahami bagaimana penanganan skizofrernia

Memahami apa itu defisit perawatan diri

Memahami tanda dan gejala defisit perawatan diri

Memahami bagaimana penanganan masyarakat deficit

perawatan diri

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2002). Modul Pedoman Kader PHC. Magelang Bapelkes
Salaman Magelang

http://www.psychologymania.com/2011/09/gangguan-skizofrenia-
merupakan-gangguan.html

SKIZOFRENIA
1. PENGERTIAN

Skizofrenia adalah suatu gangguan psikosis fungsional berupa

gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejala-gejala psikotik yang

khas dan oleh kemunduran fungsi sosial, fungsi kerja, dan perawatan diri.

Skizofrenia merupakan penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan

pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Ia adalah gangguan jiwa

psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons

emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali

diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa

ada rangsang pancaindra). Pada pasien penderita, ditemukan penurunan kadar

transtiretin atau pre-albumin yang merupakan pengusung hormon tiroksin,

yang menyebabkan permasalahan pada fluida cerebrospinal. Skizofrenia bisa

mengenai siapa saja.

Gangguan jiwa skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang berat dan

gawat yang dapat dialami manusia sejak muda dan dapat berlanjut menjadi

kronis dan lebih gawat ketika muncul pada lanjut usia (lansia) karena

menyangkut perubahan pada segi fisik, psikologis dan sosial-budaya.

Skizofrenia pada lansia angka prevalensinya sekitar 1% dari kelompok lanjut

usia (lansia) (Dep.Kes.2014)

2. PENYEBAB

Factor-faktor

1. Factor lingkungan yang menimbulkan stress

2. Psikologis (kematian orang terdekat)

3. Epigenetic (penyalahgunaan obat,stress, trauma)


4. Factor genetic/keturunan

3. TANDA DAN GEJALA

1. Delusi adalah ekspresi kepercayaan yang timbul dalaam kehidupan nyata.

Mis : merasa di racuni, dicintai, disakiti

Istilah ini menunjukkan adanya ide-ide atau keyakinan-keyakinan yang

salah. Jenis-jenis waham ini mencakup :

1) Kebesaran

Seseorang memiliki suatu perasaan berlebihan dalam kepentingan atau

kekuasaan.

2) Curiga

Seseorang merasa terancam dan yakin bahwa orang lain bermaksud

untuk membahayakan atau mencurigai dirinya.

Semua kejadian dalam lingkungan sekitarnya diyakini merujuk/terkait

kepada dirinya.

3) Kontrol

Seseorang percaya bahwa obyek atau orang tertentu mengontrol

perilakunya.

2. Halusinasi

Istilah ini menggambarkan persepsi sensori yang salah yang mungkin

meliputi salah satu dari kelima pancaindra. Halusinasi pendengaran dan

penglihatan yang paling umum terjadi, halusinasi penciuman, perabaan, dan

pengecapan juga dapat terjadi.

4. PENANGANAN DIRUMAH

1. Terapi obat-obatan antipsikotik


2. Sikap menerima, tetap berkomunikasi, dan tidak mengasingkan klien

3. Hindari tindakan kasar, membentak atau mengucilkan klien

4. Saat berbicara tidak sampai memancing kembali emosi penderita

5. PENGERTIAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Defisit perawatan diri adalah Kelemahan kemampuan untuk

melengkapi aktivitas kebersihan diri

6. TANDA DAN GEJALA DEFISIT PERAWATAN DIRI

1. Gangguan kebersihan diri

2. Ketidakmampuan berhias atau berpakaian

3. Ketidakmampuan makan secara mandiri

4. Ketidakmampuan eliminasi secara mandiri

7. PENANGANAN MASYARAKAT

1. Latih cara perawatan kebersihan diri

2. Latih cara berdandan dan berkhias

3. Latih pasien makan teratur

4. Latih pasien bab dan bak secara mandiri

Anda mungkin juga menyukai