Anda di halaman 1dari 7

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

SKIZOFRENIA

Disusun oleh Kelompok 6:


OKY GUNAWAN RAHARJO
MUZAEYANATUL AZIZAH
DECKI PRAGOLA
RINGGA ADITYA DEWI
UNTUN IRFANDI
FEBI FAUZIA SAFARI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NURUL JADID
PAITON PROBOLINGGO
2022
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

SKIZOFRENIA

Pokok Bahasan : Skizofrenia

Sasaran : Pasien dan keluarga poli jiwa

Hari / tanggal : Jumat, 08 April 2022

Jam : 09.00

Waktu : 40 menit

Tempat : Poli jiwa RSUD dr H Koesnadi

A. ANALISA
1) Penyuluh : Mahasiswa Program Studi Keperawatan Ners Nurul Jadid Paiton

2) Peserta : Pasien dan keluarga dengan DM tipe 2

B. TUJUAN

a. Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang skizofrenia diharapkan pasien

dan keluarga mampu memahami tentang skizofrenia.

b. Khusus

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang skizofrenia diharapkan pasien

dan keluarga dapat :

1. Memahami apa itu skizofrenia

2. Memahami penyebab skizofrenia

3. Memahami tanda dan gejala skizofrenia

4. Memahami bagaimana penanganan skizofrernia


C. SASARAN

Pasien dan keluarga Poli Jiwa

D. METODE

- Ceramah

- Diskusi / tanya jawab

E. MEDIA DAN ALAT

- Leaflet

F. SUSUNAN ACARA

Tahap Kegiatan Waktu

Pembukaan  Mengucapkan salam 5 menit

 Melakukan perkenalan diri

Proses  Memahami apa itu skizofrenia 30 menit

 Memahami penyebab skizofrenia

 Memahami tanda dan gejala skizofrenia

 Memahami bagaimana penanganan skizofrernia

 Diskusi / tanya jawab

Penutup  Menutup dengan mengucapkan salam, dan meminta maaf 5 menit

apabila dalam pertemuan ada kesalahan

Jumlah 40 menit

G. KRITERIA EVALUASI

Tanya jawab langsung saat proses dan setelah proses pembelajaran selesai

H. MATERI

Terlampir

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2002). Modul Pedoman Kader PHC. Magelang Bapelkes
Salaman Magelang

http://www.psychologymania.com/2011/09/gangguan-skizofrenia-
merupakan-gangguan.html 

SKIZOFRENIA
1. PENGERTIAN

Gangguan mental kronis yang menyebabkan penderitanya mengalami

delusi, halusinasi, pikiran kacau, dan perubahan perilaku. Kondisi yang

biasanya berlangsung lama ini sering diartikan sebagai gangguan mental

mengingat sulitnya penderita membedakan antara kenyataan dengan pikiran

sendiri.

2. PENYEBAB

Penyebab penyakit skizofrenia belum diketahui secara pasti oleh para

ahli kesehatan. Namun ada beberapa faktor yang diduga berpengaruh dalam

pembentukan kondisi ini, di antaranya: - Ketidakseimbangan kadar serotonin

dan dopamine (zat neurotransmitter pada sel saraf yang bertugas membawa

pesan antar sel-sel otak). - Bentuk struktur otak dan sistem saraf pusat yang

tidak normal. - Genetik yang diturunkan dari orangtua (penyakit keturunan). -

Kekurangan oksigen, kekurangan nutrisi, dan terpapar racun atau virus saat

masih di dalam kandungan ibu. - Lahir prematur dan lahir dengan berat badan

di bawah normal. - Peningkatan aktivasi pada sistem kekebalan tubuh akibat

penyakit autoimun dan peradangan. - Penyalahgunaan obat-obatan terlarang,

seperti amfetamin, kokain, dan ganja.Tiga penelitian besar menunjukkan

bahwa remaja pecandu ganja yang masih berusia di bawah 15 tahun memiliki

risiko empat kali lipat untuk terkena skizofrenia sebelum usia 26 tahun

dibandingkan remaja seumuran yang tidak memakai ganja Usia lanjut.

3. TANDA DAN GEJALA


Gejala skizofrenia dibagi menjadi dua kategori, yaitu negatif dan

positif. Gejala negatif skizofrenia menggambarkan hilangnya sifat dan

kemampuan tertentu yang biasanya ada di dalam diri orang yang normal.

Gejala negatif terdiri dari :

 Keengganan untuk bersosialisasi dan tidak nyaman berada dekat dengan

orang lain sehingga lebih memilih untuk berdiam di rumah.

 Kehilangan konsentrasi.

 Pola tidur yang berubah.

 Kehilangan minat dan motivasi dalam segala aspek hidup, termasuk minat

dalam menjalin hubungan

Gejala negatif skizofrenia bisa berlangsung beberapa tahun sebelum

penderita mengalami episode akut pertama, yaitu ketika gejala menjadi parah

dan kadang-kadang diikuti beberapa gejala positif. Gejala positif skizofrenia

terdiri dari :

 Halusinasi. Terjadi pada saat panca indera seseorang terangsang oleh

sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Contoh gejala halusinasi yang

biasanya dialami oleh penderita skizofrenia adalah mendengar suara-

suara.

 Delusi. Yaitu kepercayaan kuat yang tidak didasari logika atau kenyataan

yang sebenarnya. Contoh gejala delusi bisa bermacam-macam. Ada

penderita yang merasa diawasi, diikuti, atau khawatir disakiti oleh orang

lain. Ada juga yang merasa mendapat pesan rahasia dari tayangan televisi.

 Pikiran kacau dan perubahan perilaku. Penderita sulit berkonsentrasi dan

pikirannya seperti melayang-layang tidak tentu arah sehingga kata-kata


mereka menjadi membingungkan. Penderita juga bisa merasa kehilangan

kendali atas pikirannya sendiri.

4. PENANGANAN

1. Dengan Obat

 Antipsikotik generasi lama (misalnya fluphenazine, perphenazine,

chlorpromazine, dan haloperidol)

 Antipsikotik generasi baru (misalnya clozapine, ziprasidone,

quetiapine, olanzapine, risperidone, aripiprazole, dan paliperidone)

Bagi penderita skizofrenia yang telah melewati episode akut, pemberian

antipsikotik harus tetap dilakukan selama 1-2 tahun untuk mencegah

kambuh.

2. Peran keluarga dalam kesembuhan penderita

Menyiapkan lingkungan rumah yang sehat dan menyenangkan

 Mengawasi dan ikut bertanggung jawab dalam pengobatan lanjutan di

fasilitas kesehatan yang ada dan pengawasan pemberian obat dirumah

 Menjalin kerjasama yang baik dengan petugas kesehatan

 Menciptakan lingkungan yang baik dengan lingkungan keluarga dan

tetangga.

 Membantu mencarikan tempat kerja di masyarakat.

 Berpartisipasi secara aktif dan konstruktif dalam proses terapi keluarga.

Anda mungkin juga menyukai