Indonesia
Kepartaian
Kinerja Kabinet
Kondisi Negara
Komposisi: PNI-Masyumi
Curiga terhadap Masyumi dan bersekutu
dengan PKI.
Hubungan dengan tentara bagus
Ekonomi memburuk (Perang Korea
berakhir)
NU Keluar dari Masyumi
Merencanakan sentralisasi tentara
Unjuk rasa tentara menuntut
pembubaran DPR
Kekuasaan tentara pusat di
patahkan (Nasution di non
aktifkan), peristiwa 17 Oktober
1952
Kabinet jatuh. Krn peristiwa 17
Okt’52 dan insiden Tanjung
Morawa-Medan
Kabinet Ali-Wongso
(Juli 1953-Juli1955)
Komposisi: PNI-Masyumi-NU
Hubungan dengan Belanda memburuk
Menghapus pasal dalam KMB yang merugikan
Indonesia (Menolak mengakui hutang thd Belanda
sebesar 3.661 Milyar Gulden)
Membatalkan KMB secara sepihak
Membentuk propinsi Irian Barat di Soa Siu/Tidore
dengan Gub. Sultan Zainal Abidin Syah
Sukarno mulai menggagas demokrasi yang bersifat
Indonesia.
Masalah ekonomi di timpakan pada etnis
Cina
Kecurigaan terhadap Jawa meningkat.
Panglima daerah membiaya kesatuannya
dengan menjalin hub. dengan sipil
(Penyelundupan di Minahasa, Sumatra)
Partai terpolarisasi antara Jawa dan luar
Jawa.
Nasution, Ali, Sukarno bersekutu melawan
kelompok Simbolon, Zulkifli Lubis (dukungan
masyumi dan PSI)
Menlu Roeslan Abdulgani ditawan
pendukung Lubis.
20 Juli 1956 Hatta mengundurkan diri
sebagai wapres.
28 Oktober 1956 Sukarno meminta Partai di
bubarkan.
Natsir menentang pembubaran partai
Panglima-panglima di Luar Jawa berusaha
menentang Jakarta.
Krisis Sumatra menimbulkan tuntutan thd
kabinet untuk mundur. ger. PRRI
Tanggal 21 Februari 1957 Soekarno
mengusulkan demokrasi terpimpin.
Pemerintahan didasarkan pada kabinet kaki
empat gotong royong (dari partai besar).
Akan dibentuk Dewan Nasional.
PNI, PKI, Murba mendukung, Masyumi,
P.Katolik tidak setuju, dan PSI, NU, tidak
mendukung.
Letkol Sumual mengumumkan keadaan
darurat perang di wilayahnya.-> Permesta.
lanjutan
Hatta diharapkan dapat memimpin kabinet
tetapi itu sulit diupayakan karena presiden
menolak.
Nasution mendorong agar Sukarno
mengumumkan keadaan darurat perang
untuk seluruh Indonesia.
14 Maret 1957 kabinet Ali II mundur. Presiden
mengumumkan keadaan darurat perang.
2. Demokrasi terpimpin
Situasi dan kondisi Politik Indonesia:
Dibentuk kabinet karya dengan PM Ir.Juanda
Merup.Kabinet darurat ekstra parlementer dan non
partai
Penyokong kabinet PNI dan NU
Dibentuk Dewan Nasional yang terdiri atas
golongan fungsional. Dan di kendalikan oleh Wakil
ketua Roeslan Abdulgani.
Nasution membentuk golongan fungsional yang
merupakan kerjasama tentara-sipil.
Veteran di himpun dalam satu organisasi.
Soekarno menghendaki satu partai seperti di Uni
soviet.
Nasution memerintahkan penangkapan
terhadap politisi korup.
Politisi menyerukan UU darurat perang
dicabut.
Tentara semakin kuat.
Dalam pemilihan anggota dewan Propinsi
Suara PKI meningkat tajam.
Lawan PKI menuntut agar sistem Demokrasi
terpimpin di akhiri.
Pertemuan pembangkangan militer
Pusat-pusat
pertumbuhan
ORDE BARU
KONSEP ORDE BARU
FOKUS:
STABILITAS
PERTUMBUHAN EKONOMI
STABILITAS
Meningkatkan efektivitas dwi fungsi ABRI
Menghukum PKI dan mencurigai Islam
Menyederhanakan Partai
Menekan kebebasan berpolitik
Mengembangkan mayoritas tunggal
Mengembangkan fungsi tentara teritorial
Mengendalikan pers
Pertumbuhan ekonomi
Meningkatkan bantuan modal Asing
Menganut teori pertumbuhan
Menggunakan strategi tetesan embun
Mengusahakan swasembada pangan
Melakukan revolusi hijau.
Kebijakan politik Luar negeri
Memperbaiki Hubungan dengan tetangga
(ASEAN)
Pro barat
Anggota Gerakan Non Blok
Tidak ikut persekutuan Militer (Netral)
Integrasi Timor Timur
Memperjuangkan ZEE
Masalah ekonomi
Pertumbuhan ekonomi terpusat di Jakarta
Berkembangnya ekonomi konglomerasi.
Struktur ekonomi tidak kuat
Kemakmuran tidak merata
Gaya hidup mengikuti kelas menengah ke
atas.
Berkembang korupsi yang menggurita
Zaman reformasi
Konsep reformasi
Kebijakan-kebijakan masa reformasi
1. Moneter/ekonomi
2. Politik
3. Hukum
4. Kebudayaan
Konsep
Re-form: Pembentukan kembali
Perubahan
Menyeluruh atau sebagian
Menuju arah yang lebih baik
Tidak radikal
Moneter/ekonomi
Memulihkan kondisi moneter
1. BLBI
2. Uang gampang/cetak uang sebanyak
mungkin.
3. Kurs mengambang bebas
4. Bantuan keuangan dunia
5. Melikuidasi Bank Bermasalah
6. Membentuk BPPN
Kebijakan ekonomi
Privatisasi BUMN
Menekan ekonomi konglomerasi
Memberikan kemudahan kredit kepada rakyat.
(petani)—kasus KUT
Meninjau ulang mega proyek yang di danai APBN
Menyehatkan Bank (Merger)
Mengurangsi subsidi (Menaikkan harga minyak)
Memberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai)
Politik
Sistem Multi partai
Memberlakukan otonomi daerah
Pemekaran wilayah
Pemilu yang independen (Penyelenggara
bukan pemerintah) tetapi KPU
Melepaskan Timor Timur
Restrukturisasi lembaga negara
Restrukturisasi lembaga
negara