Anda di halaman 1dari 53

Mempertahankan Kemerdekaan

Indonesia

1. Masa Demokrasi Liberal


2. Masa Demokrasi Terpimpin
3. Orde Baru
4. Zaman Reformasi
1. Masa Demokrasi Liberal
 Kondisi negara
 Problem tentara

 Kepartaian

 Kinerja Kabinet
Kondisi Negara

1. Harapan akan kemakmuran


pasca kemerdekaan
2. Basis perjuangan politik di kota
3. Warisan struktur hukum negara
polisi
4. Buta huruf, miskin, kekuasaan
paternalistik dan otoriter.
1. Perkebunan dan industri rusak
Perusahaan-perusahaan besar di
kuasai Asing
2. Pertumbuhan penduduk
meningkat cepat
3. Birokrasi tidak efisien, gaji rendah
dan korupsi
Problem tentara
 Siapa yang menguasai tentara
 Bagaimana tentara akan
dibentuk
 Bagaimana peranannya
Bentuk ketentaraan
 Tentara profesional x Laskar
 Tertara terpusat x tentara daerah
yang otonom
 Problem penggabungan KNIL

 Terpelajar x tidak terpelajar


Kepartaian th 1950
No Nama Partai Kursi di DPR Prosentase
1. Masyumi 49 21%
2. PNI 36 16%
3. PSI 17 7,3%
4. P. Katolik 13 5,6%
5. P. Kristen 5 2,2%
6. Murba 4 1,7%
Kabinet Demokrasi Liberal

1. Natsir (Sep1950-Maret 1951)


2. Sukiman (April 1951-Feb. 1952)
3. Wilopo (April 1952-Juni 1953)
4. Ali-Wongso (Juli 1953-Juli 1955)
5. Burhanudin (Agus 1955-Mar 1956)
6. Ali. II (Mar 1956-Mar 1957)
Kabinet Natsir
(Sep1950--Maret 1951)
 Komposisi: Masyumi didukung PSI
 Memposisikan Presiden sebagai
Lambang
 Memprioritaskan Pembangunan
Ekonomi dan Keamanan
 Memperoleh keuntungan ekonomi dari
pampasan perang dengan Jepang
 Sentralisasi tentara
 Merencanakan pembangunan ekonomi
kerakyatan untuk membentuk ekonomi
nasional
 Penyelesaian masalah Ambon, Darul Islam
dan Irian (hanya Ambon yang selesai)
 Merampingkan birokrasi pemerintah
 Kebijakan luar negeri netral.
Kabinet Sukiman
(April 1951-Feb1952)
 Komposisi: Masyumi-PNI
 Menumpas kerusuhan yang dilakukan PKI karena
melakukan penggranatan di Bogor.
 Hubungan dengan tentara kurang bagus (HB IX
tidak menjadi Menhan).
 Terjadi pemberontakan Kahar Muzakar (DI/TII) di
Sulsel
 Kebijakan luar negeri cenderung pro Barat
(menandatangani bantuan Amerika berdasar atas
MSA)
Kabinet Wilopo
(April 1952-Juni 1953)

 Komposisi: PNI-Masyumi
 Curiga terhadap Masyumi dan bersekutu
dengan PKI.
 Hubungan dengan tentara bagus
 Ekonomi memburuk (Perang Korea
berakhir)
 NU Keluar dari Masyumi
 Merencanakan sentralisasi tentara
 Unjuk rasa tentara menuntut
pembubaran DPR
 Kekuasaan tentara pusat di
patahkan (Nasution di non
aktifkan), peristiwa 17 Oktober
1952
 Kabinet jatuh. Krn peristiwa 17
Okt’52 dan insiden Tanjung
Morawa-Medan
Kabinet Ali-Wongso
(Juli 1953-Juli1955)

 Komposisi: PNI berkoalisi dengan Parindra (Wongsonegoro) di


dukung NU
 PKI leluasa bergerak (kabinet dianggap pro kiri)
 Memperluas birokrasi
 PengIndonesiaan Ekonomi (Sistem ekonomi Ali -
Baba).
 Inflasi meningkat
 Muncul gerakan sparatis DI/TII Aceh
 Sukses menyelenggarakan KAA, th.1955 di Bandung
 Menjalin hubungan dengan Cina
 Perjuangan mengenai Irian Barat tapi gagal.
Kabinet Burhanudin Harahap
(Agus 1955-Maret 1956)

 Komposisi: Masyumi, PSI didukung NU


 Tidak disukai tentara karena dianggap kabinet berisi
orang yang korup
 Menyelenggarakan pemilu
 Polarisasi Jawa-luar Jawa
 Tercapai penyelesaian “peristiwa 17 Okt”. Dan
Nasution aktif kembali
 Berusaha menyelesaikan masalah Irian Barat
 NU Menarik dukungan, kabinet bubar.
HasilPemilu 1955
No Nama Partai Kursi di DPR Prosentase
1. PNI 57 22,2%
2. Masyumi 57 22,2%
3. NU 45 17,5%
4. PKI 39 15,2%
5. PSII 8 3,1%
6. Parkindo 8 3,1%
7. P. Katolik 6 2,3%
8. PSI 5 1,9%
9. Murba 2 0,8%
10. lainnya 30 11,7%
Kabinet Ali II
(Maret 1956-Maret 1957)

 Komposisi: PNI-Masyumi-NU
 Hubungan dengan Belanda memburuk
 Menghapus pasal dalam KMB yang merugikan
Indonesia (Menolak mengakui hutang thd Belanda
sebesar 3.661 Milyar Gulden)
 Membatalkan KMB secara sepihak
 Membentuk propinsi Irian Barat di Soa Siu/Tidore
dengan Gub. Sultan Zainal Abidin Syah
 Sukarno mulai menggagas demokrasi yang bersifat
Indonesia.
 Masalah ekonomi di timpakan pada etnis
Cina
 Kecurigaan terhadap Jawa meningkat.
 Panglima daerah membiaya kesatuannya
dengan menjalin hub. dengan sipil
(Penyelundupan di Minahasa, Sumatra)
 Partai terpolarisasi antara Jawa dan luar
Jawa.
 Nasution, Ali, Sukarno bersekutu melawan
kelompok Simbolon, Zulkifli Lubis (dukungan
masyumi dan PSI)
 Menlu Roeslan Abdulgani ditawan
pendukung Lubis.
 20 Juli 1956 Hatta mengundurkan diri
sebagai wapres.
 28 Oktober 1956 Sukarno meminta Partai di
bubarkan.
 Natsir menentang pembubaran partai
 Panglima-panglima di Luar Jawa berusaha
menentang Jakarta.
 Krisis Sumatra menimbulkan tuntutan thd
kabinet untuk mundur.  ger. PRRI
 Tanggal 21 Februari 1957 Soekarno
mengusulkan demokrasi terpimpin.
 Pemerintahan didasarkan pada kabinet kaki
empat gotong royong (dari partai besar).
 Akan dibentuk Dewan Nasional.
 PNI, PKI, Murba mendukung, Masyumi,
P.Katolik tidak setuju, dan PSI, NU, tidak
mendukung.
 Letkol Sumual mengumumkan keadaan
darurat perang di wilayahnya.-> Permesta.
lanjutan
 Hatta diharapkan dapat memimpin kabinet
tetapi itu sulit diupayakan karena presiden
menolak.
 Nasution mendorong agar Sukarno
mengumumkan keadaan darurat perang
untuk seluruh Indonesia.
 14 Maret 1957 kabinet Ali II mundur. Presiden
mengumumkan keadaan darurat perang.
2. Demokrasi terpimpin
Situasi dan kondisi Politik Indonesia:
 Dibentuk kabinet karya dengan PM Ir.Juanda
Merup.Kabinet darurat ekstra parlementer dan non
partai
 Penyokong kabinet PNI dan NU
 Dibentuk Dewan Nasional yang terdiri atas
golongan fungsional. Dan di kendalikan oleh Wakil
ketua Roeslan Abdulgani.
 Nasution membentuk golongan fungsional yang
merupakan kerjasama tentara-sipil.
 Veteran di himpun dalam satu organisasi.
 Soekarno menghendaki satu partai seperti di Uni
soviet.
 Nasution memerintahkan penangkapan
terhadap politisi korup.
 Politisi menyerukan UU darurat perang
dicabut.
 Tentara semakin kuat.
 Dalam pemilihan anggota dewan Propinsi
Suara PKI meningkat tajam.
 Lawan PKI menuntut agar sistem Demokrasi
terpimpin di akhiri.
Pertemuan pembangkangan militer

Sep dan Okt 1957 Kolonel Simbolon


dkk mengadakan pertemuan dengan
tuntutan:
1. diselenggarakannya pemilu untuk
memilih presiden baru.
2. Digantikannya Nasution dan
staffnya dipusat.
3. PKI di larang.
Meningkatnya ketegangan Politik
 29 Nopember 1957 PBB gagal
mengesahkan resolusi mengenai irian
 30 Nopember 1957 terjadi dperistiwa
Cikini (percobaan pembunuhan
Soekarno)
 3 Desember 1957 PKI dan PNI
mengambil alih perusahaan dan kantor
dagang Belanda.
 13 Des. Nasution memerintahkan tentara
untuk mengelola perusahaan yang disita.
 Banyak perusahaan salah urus
 10 Des 1957 Kol. Ibnu Sutowo di tunjuk
memimpin perusahaan minyak (Permina)
 Des 1957 Natsir dan tokoh-tokoh Masyumi
kabur dari Jakarta.
 13 Des.1958 keluar Pen.Pres.no.23/’58
tentang Nasionalisasi perusahaan Belanda di
Indonesia
Gerakan Sparatis: Pemerintah
Revolusioner RI (PRRI)
 Diumumkan tgl 15 Februari 1958
 Di dukung oleh tokoh Masyumi, PSI, Panglima
daerah, permesta dan Amerika, Malaya, Filipina,
Taiwan, Korea selatan
 Darul Islam tidak mau bergabung
 Nasution, Juanda, PNI dan PKI menghendaki
gerakan ini di tumpas. Hatta, Masyumi, PSI
menghendaki perundingan dengan tokoh-tokoh
PRRI.
 Tentara di bawah Pimp. Ahmad Yani menumpas
gerakan sparatis PRRI.
Dampak PRRI
 Hubungan dengan Amerika, Malaya, dan
negara-negara yg simpati PRRI rusak
 Kebijakan luar negeri Indonesia yang netral
sulit di lakukan.
 Militer yang membangkang dikeluarkan dari
urusan militer.
 Masyumi di cap sebagai pengkhianat.
 Terjadi persaingan kekuasaan antara tentara
(Nasution) dan Soekarno
Strategi Nasution
 Juli 1958 mengusulkan kembali ke UUD 1945
 Tentara di cabut hak suaranya tetapi terwakili di
segala tingkat pemerintahan. (ini dianggap sbg
doktrin jalan tengah).
 Masyumi, PSI, Partai Kristen dan organisasi front
tentara di larang (dianggap membantu / simpati
pada PRRI)
 Menganjurkan dekrit Presiden.
 3 juni 1959 melarang sementara semua kegiatan
politik.
Dekrit Presiden, 5 Juli 1959
 Kembali ke UUD 1945 dan tidak
berlakunya UUD Sementara 1950
 Membubarkan konstituante

 Membentuk MPRS dan DPAS


Kabinet kerja
 Perdana menteri Soekarna dengan menteri utama
Juanda.
Kebijakan:
1. Dewan nasional di ubah menjadi Dewan
Pertimbangan Agung
2. Pejabat tinggi negara dan pimpinan perusahaan
tidak boleh menjadi anggota partai.
3. Kepala daerah dibebaskan dari tanggung jawab
terhadap dewan daerah.
4. Menjadikan Manipol Usdek sebagai haluan
megara.
1. Menjadikan Manipol Usdek sebagai
haluan negara.(PenPres.no.1/1959)
2. Mendevaluasi rupiah menjadi
sepersepuluh dari nilai nominalnya
3. Deposito bank besar di bekukan.
4. Campur tangan tentara dalam bidang
ekonomi meningkat.
5. Orang asing dilarang melakukan
perdagangan di daerah pedesaan.
 Karena menolak anggaran belanja, DPR di
bubarkan dan diganti dengan DPR GR.
(Pen.Pres.no.3 /1960)
 Menetapkan MPRS (Pen.Pres.no.2/1959)
 Agustus 1960 Masyumi dan PSI dibeku-kan
 Mengintrodusir Nasakom
 Agustus 1960 Memutuskan Hub. dengan
Belanda (kasus Irian).
 Mendekati Uni Soviet untuk mendapat
bantuan
 Untuk membebaskan Irian barat dibentuk
KOTI (komando operasi tertinggi).dan
komando Mandala.
 PKI memanfaatkan masalah Irian untuk
meningkatkan pengaruhnya.
 Indonesia dekat dengan Uni Soviet, ini
mengkawatirkan Amerika, Amerika mendesak
Belanda untuk menyelesaikan masalah Irian.
 1 Okt 1962 Belanda menyerahkan Irian ke
PBB (Perjanjian New York,15 Agt’62)
 Muncul masalah baru dengan Malaya.
 PKI melakukan aksi sepihak.
 Cendekiawan yang menentang lekra
membentuk Manikebu
 Soekano menolak bantuan USA (go to hell
with your aid)
 Cina menawarkan bom nuklir dan
pengalihan kekayaan Bank Cina di Jakarta
ke pemerintah RI.
 Cina mengusulkan untuk mempersenjatai
kaum tani dan rakyat sebagai angk.ke-5
 Agustus 1965 Soekarno sakit.
 Agustus 1965 memutuskan hubungan
dengan IMF, Interpol dan Bank Dunia)
 Mengumumkan poros Jakarta-Phnom Penh-
Hanoi-Beijing-Pyongyang
 Inflasi melambung tinggi hingga 500%
 Terjadi G 30 S/PKI.
Teori G30S PKI

 Didalangi oleh PKI


 Didalangi Soeharto

 Didalangi oleh Sukarno

 Adanya keterlibatan asing


G 30 S/PKI dan ketidakstabilan politik akhir
tahun 1965
mengawali

Masa pem. Orba

Peran Neg. menguat Kebijakan pembangunan Revolusi Hijau


bercirikan

Perkemb. Pembanguan Pertumbuhan penduduk Mobilitas


pendd meningk

Pusat-pusat
pertumbuhan
ORDE BARU
 KONSEP ORDE BARU
 FOKUS:
 STABILITAS
 PERTUMBUHAN EKONOMI
STABILITAS
 Meningkatkan efektivitas dwi fungsi ABRI
 Menghukum PKI dan mencurigai Islam
 Menyederhanakan Partai
 Menekan kebebasan berpolitik
 Mengembangkan mayoritas tunggal
 Mengembangkan fungsi tentara teritorial
 Mengendalikan pers
Pertumbuhan ekonomi
 Meningkatkan bantuan modal Asing
 Menganut teori pertumbuhan
 Menggunakan strategi tetesan embun
 Mengusahakan swasembada pangan
 Melakukan revolusi hijau.
Kebijakan politik Luar negeri
 Memperbaiki Hubungan dengan tetangga
(ASEAN)
 Pro barat
 Anggota Gerakan Non Blok
 Tidak ikut persekutuan Militer (Netral)
 Integrasi Timor Timur
 Memperjuangkan ZEE
Masalah ekonomi
 Pertumbuhan ekonomi terpusat di Jakarta
 Berkembangnya ekonomi konglomerasi.
 Struktur ekonomi tidak kuat
 Kemakmuran tidak merata
 Gaya hidup mengikuti kelas menengah ke
atas.
 Berkembang korupsi yang menggurita
Zaman reformasi
 Konsep reformasi
 Kebijakan-kebijakan masa reformasi
1. Moneter/ekonomi
2. Politik
3. Hukum
4. Kebudayaan
Konsep
 Re-form: Pembentukan kembali
 Perubahan
 Menyeluruh atau sebagian
 Menuju arah yang lebih baik
 Tidak radikal
Moneter/ekonomi
 Memulihkan kondisi moneter
1. BLBI
2. Uang gampang/cetak uang sebanyak
mungkin.
3. Kurs mengambang bebas
4. Bantuan keuangan dunia
5. Melikuidasi Bank Bermasalah
6. Membentuk BPPN
Kebijakan ekonomi
 Privatisasi BUMN
 Menekan ekonomi konglomerasi
 Memberikan kemudahan kredit kepada rakyat.
(petani)—kasus KUT
 Meninjau ulang mega proyek yang di danai APBN
 Menyehatkan Bank (Merger)
 Mengurangsi subsidi (Menaikkan harga minyak)
 Memberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai)
Politik
 Sistem Multi partai
 Memberlakukan otonomi daerah
 Pemekaran wilayah
 Pemilu yang independen (Penyelenggara
bukan pemerintah) tetapi KPU
 Melepaskan Timor Timur
 Restrukturisasi lembaga negara
Restrukturisasi lembaga
negara

• Menghapus Dwi fungsi ABRI, menghilangkan


unsur militer dalam badan legislatif
• Mengurangi kewenangan MPR
• Membentuk DPD
• Membatasi masa jabatan presiden
• Uji kelayakan dan kepatutan (Fit and Proper test)
bagi calon pejabat
• Pejabat Tinggi harus memdapat persetujuan DPR
Hukum
 Amandemen UUD
 Membentuk Mahkamah Konstitusi
 Membentuk KPK
 Merehabilitasi hak politik orang yang dituduh
terlibat G 30 S PKI
Pertahanan Keamanan
 Memisahkan tentara dengan Polisi
 Menghapus tentara teritorial
 Menghapus dwi fungsi ABRI
 Mengatasi masalah perbatasan (Kedaulatan
negara)
 Menyelesaiakan konflik Aceh, Maluku, Sampit
dan Poso
 Memburu terorisme
 Membentuk satuan khusus anti teror
Kebudayaan
 Menghargai keragaman budaya Indonesia
 Mencabut kewajiban ijin bagi pers
 Mendisain kurikulum yang lebih demokratis.
 Meningkatkan anggaran pendidikan
 Kebudayaan menjadi urusan menteri
Pariwisata.
Perubahan nilai
 Menguatnya budaya kekerasan dan hedonisme
 Lunturnya idealisme
 Sektarian
 Mentalitas menerabas
 Primordialisme

Anda mungkin juga menyukai