Anda di halaman 1dari 2

SP 1k isolasi sosial: Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang masalah isolasi

sosial, penyebab isolasi sosial, dan cara merawat pasien dengan isolasi sosial

Orientasi:

“Assalamu’alaikum, Selamat pagi Bu”

“Perkenalkan saya perawat Indah, saya yang merawat anak Ibu diruang ini dari pukul
07.00-14.00 siang nanti”

“Nama Ibu siapa? Senang dipanggil apa?”

“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Bagaimana keadaan anak M sekarang?”

“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah anak Ibu dan cara
perawatannya”

“Kita diskusikan disini saja ya Bu? Berapa lama Ibu punya waktu? Bagaimana kalau 30
menit?”

Kerja:

“Apa masalah yang Ibu hadapi dalam merawat anak M? Apa yang sudah dilakukan?”

“Masalah yang dialami oleh anak M disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala
penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien dengan gangguan jiwa yang lain”

“Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri,
kalaupun bicara hanya sebentar dengan wajah menunduk”

“Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan saat
berhuubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah
dengan orang-orang terdekat”

“Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa mengalami halusinasi,
yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada”

“Untuk menghadapi keadaan yang demikian Ibu dan anggota keluarga lainnya harus sabar
menghadapi M. Dan untuk merawat M, keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama
keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan M yang caranya adalah bersikap
peduli dengan M dan jangan ingkat janji. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan
dorongan kepada M untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain.
Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi M”

“Selanjutnya jangan biarkan M sendiri. Buat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan
M. Misalnya shalat bersama, makan bersama, rekreasi bersama, melakukan kegiatan rumah
tangga bersama”

“Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu”

“Begini contoh komunikasinya, Bu: M, ibu lihat sekarang kamu sudah bisa bercakap-cakap
dengan orang lain. Perbincangannya juga lumayan lama. Ibu senang sekali melihat
perkembangan kamu, Nak. Coba sekarang kamu shalat berjamaah. Kalau dirumah sakit ini,
kamu shalat dimana? Kalau nanti dirumah, kamu shalat bersama-sama keluarga atau
mushola kampung. Bagaimana M, kamu mau coba kan, Nak?”

“Nah coba sekarang Ibu peragakan cara komunikasi yang seperti saya contohkan”

“Bagus, Bu. Ibu telah memperagakan dengan baik sekali”

“Sampai disini ada yang ditanyakan Bu?”

Terminasi:

“Baiklah waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan Ibu setelah kita latihan tadi?”

“Coba Ibu ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda orang yang
mengalami isolasi sosial”

“Selanjutnya bisa Ibu sebutkan kembali cara-cara merawat anak ibu yang mengalami
masalah isolasi sosial”

“Bagus sekali Bu, Ibu bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut”

“Nanti kalau ketemu M coba Ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada semua anggota
keluarga agar mereka juga melakukan hal yang sama”

“Bagaimana kalau kita bertemu tiga hari lagi untuk latihan langsung kepada M?”

“Kita ketemu disini saja ya Bu, pada jam yang sama”

“Assalamu’alaikum”

Anda mungkin juga menyukai