Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOKINETIKA

PEMBERIAN OBAT SECARA IV GANDA

Disusun oleh:
Kelompok 6
Praktikum Farmakokinetika A2
Senin (13.00-15.30)

Azzahra Fahira Salsabila 1906305285


Nadhifa Ayu Nisrina 1906287931
Raihannisa Nursyifa 1906287963

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2021
Nama Praktikum : Pemberian Obat Secara IV Ganda
Tanggal Praktikum : Senin, 8 November 2021
Responser : apt. Santi Purna Sari, M.Si.

I. TUJUAN
1) Mahasiswa mengetahui data yang diperlukan untuk perhitungan pemberian
dosis ganda.
2) Mahasiswa juga diharapkan mampu menganalisis data yang diperoleh dengan
menggunakan persamaan farmakokinetik untuk pemberian IV dosis berganda.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Rute administrasi pemberian obat terdapat berbagai jenis, mulai dari oral,
topikal, dan parenteral. Pemberian IV ganda merupakan salah satu rute pemberian
obat secara parenteral. Pemberian obat melalui rute ini diberikan secara berulang
untuk memperpanjang dosis terapeutik dan agar konsentrasi obat dalam plasma dapat
bertahan dalam jendela terapeutiknya sehingga dicapai efek farmakologi yang
diinginkan. Konsentrasi obat dalam plasma ini harus dipertahankan di dalam batas
yang sempit agar dicapai efek klinis yang maksimal.

Gambar 2.1. Data simulasi kadar darah dalam tubuh setelah pemberian IV ganda
dan akumulasi kadar darah ketika dosis yang sama diinjeksikan pada interval
waktu yang sama
Pada prinsip superposisi diasumsikan bahwa dosis awal obat tidak
berpengaruh terhadap efek farmakokinetik dosis selanjutnya sehingga level darah
setelah pemberian dosis kedua, ketiga, keempat, atau ke-n akan meningkatkan level
darah yang dicapai setelah dosis (n-1). Prinsip ini membantu memproyeksikan plot
kurva konsentrasi vs waktu yang diperoleh setelah pemberian dosis tunggal dengan
asumsi dasar, yaitu 1) obat tereliminasi menurut kinetika orde pertama, dan 2)
farmakokinetik obat setelah pemberian dosis pertama tidak berubah setelah pemberian
beberapa dosis.
Setelah dilakukan pemberian dosis pertama IV ganda, konsentrasi obat dalam
plasma akan meningkat lalu menurun kembali di bawah MEC (minimum effective
concentration) yang menandakan terjadi penurunan efek terapeutik karena obat mulai
dieliminasi dari tubuh. Apabila obat diberikan pada dosis dan jarak waktu yang
konstan, konsentrasi obat dalam plasma akan naik hingga mencapai fase plateau
dimana rata-rata konsentrasi pada fase ini lebih tinggi dibandingkan dengan puncak
Cp yang diperoleh pada saat pemberian dosis awal. Selain itu, bila pemberian dosis
kedua diberikan dalam jarak waktu yang lebih pendek dari waktu eliminasi obat,
maka obat akan terakumulasi dalam tubuh. sebaliknya jika dosis kedua diberikan
dalam jarak waktu yang lebih panjang dari waktu eliminasi, maka obat tidak akan
terakumulasi.
Table 2.1. Parameter Farmakokinetika pada Obat Rute IV Dosis Ganda

Lambang Pengertian Rumus

Cp konsentrasi obat dalam plasma


setiap satuan waktu tertentu
setelah pemberian dosis obat ke-n

Cmin konsentrasi minimum obat dalam


plasma

Cmax konsentrasi maksimum obat


dalam plasma
∞ konsentrasi rata-rata obat dalam
C av
plasma pada keadaan steady-state

DL
(Loading dosis awal yang dapat digunakan
Dose) untuk mempercepat tercapainya
konsentrasi tunak

R perbandingan konsentrasi obat


dalam keadaan tunak dengan
konsentrasi obat setelah
pemberian dosis pertama

τ rentang waktu pemberian dosis


(interval obat
dosis)

f fraksi obat yang dapat digunakan


dalam tubuh

III. METODE
3.1 Alat dan Bahan

Gambar 3.1. Alat dan Bahan


Alat
Alat simulasi model satu kompartemen Pipet ukur dan pipet tetes
Buret 50 mL Labu takar
Pengaduk magnet Beaker glass
Spektrofotometer UV-Vis Tabung reaksi beserta rak
Standar dan statif Stopwatch
Bahan
Aquadest KMnO4

3.2 Prosedur
3.2.1 Prinsip Kerja
Percobaan ini menggunakan alat simulasi sama dengan Alat Model
satu kompartemen IV Bolus. Gelas piala berfungsi sebagai model plasma,
sedangkan reservoir berupa buret yang diisi dengan aquades. Model tersebut
dapat mensimulasi konsentrasi obat dalam plasma setelah pemberian dosis
ganda (n = 4). Dosis tetap diberikan tiap kali dengan memasukkan larutan
dengan interval waktu (τ) tetap. Sebagai simulasi obat digunakan KMnO4.
3.2.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi
1) Siapkan larutan induk KMnO₄.
2) Dilakukan pengenceran hingga didapat 6 konsentrasi, yaitu 10
ppm; 20 ppm; 30 ppm, 40 ppm; 50 ppm; dan 60 ppm.
3) Serapan diukur pada panjang gelombang maksimum yaitu 525 nm
menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis.
4) Membuat kurva kalibrasi.
3.2.3 Simulasi Pemberian IV Ganda
1) Pada gelas piala masukkan 300 ml aquades sebagai volume
distribusi dan putar pengaduk magnet (magnetic stirrer) dalam
plasma
2) Siapkan buret, dan isi dengan aquades yang berfungsi sebagai
reservoir.
3) Buka aliran kran buret dan gelas piala. Atur kecepatan aliran
keduanya hingga diperoleh kesetimbangan aliran dengan
kecepatan ± 20 ml/ menit.
4) Timbang secara seksama 0.25 g KMnO4, larutkan dalam aquades
sampai 50.0 ml, sehingga diperoleh konsentrasi 5.000 ppm (5.000
ppm = 5000µ𝑔).
5) Injeksikan larutan tersebut sebanyak 2.0 ml ke dalam gelas piala
(menit ke-0).
6) Ulangi prosedur no. 5 pada menit ke-15, 30, dan 45 setelah injeksi
KMnO4 pertama.
7) Pipet 5.0 ml larutan pada beaker sebagai sampel plasma pada
menit ke : 2,5; 5; 7,5; 10; 15; 17,5; 30; 32,5; 45; 47,5 dan 60
menit. Masukkan ke dalam tabung reaksi yang telah disiapkan dan
diberi kode sesuai waktu pengambilan sampel.
8) Tentukan kadar KMnO4 pada tiap sampel dengan menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum sekitar 525
nm. Gunakan aquadest sebagai blanko.

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


4.1. Pembuatan Kurva Kalibrasi
Tabel 4.1 Data kurva kalibrasi larutan standar KMnO4 pada λ = 525 nm

Konsentrasi (ppm) Absorbansi (A)


10 0,201
20 0,332
30 0,429
40 0,543
50 0,667
60 0,807
Gambar 4.1. Data kurva kalibrasi larutan standar KMnO4 pada λmax = 525 nm

Dari kurva kalibrasi yang telah dibuat didapat persamaan regresi linear:
a = 0,0816
b = 0,0119
r = 0,9986
y = a + bx → y = 0,0816 + 0,0119x
4.2. Perhitungan Teoritis Sampel Plasma
4.2.1. Parameter Farmakokinetika Teoritis
● Vd = 300 mL
● ClT = 20 mL/menit
𝐶𝑙 20 𝑚𝐿/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
● k = 𝑉𝑑
= 300 𝑚𝐿
= 0, 0667/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
0,693 0,693
● t1/2 = 𝑘
= 0,0667/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 10, 3898 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

● D0 = 5000 µ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 2 𝑚𝐿 = 10. 000µ𝑔 = 10 𝑚𝑔


𝐷0 10 𝑚𝑔
● Cp0 = 𝑉𝐷
= 300 𝑚𝐿
= 0, 0333 𝑚𝑔/𝑚𝐿 = 33, 3µ𝑔/𝑚𝐿

𝐶𝑝0 33,3µ𝑔/𝑚𝐿
● AUC = 𝑘
= 0,0667/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 499, 2503µ𝑔. 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑚𝐿

● n = 4 (menit ke-0; menit ke-15; menit ke-30; menit ke-45) →


interval pemberian dosis ganda 15 menit
∞ 𝐶𝑝0 33,3µ𝑔/𝑚𝐿
● 𝐶𝑚𝑎𝑥 = −𝑘τ = −(0,0667 𝑥 15) = 52, 6645µ𝑔/𝑚𝐿
1−𝑒 1−𝑒

∞ ∞ −𝑘τ −(0,0667 𝑥 15)


● 𝐶𝑚𝑖𝑛 = 𝐶𝑚𝑎𝑥 𝑥 𝑒 = 52, 6645µ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 𝑒 = 19, 3645 µ𝑔/𝑚𝐿
∞ 𝐷𝑜 10.000µ𝑔
● 𝐶𝑎𝑣 = 𝑉𝑑 𝑥 κ 𝑥 τ
= 300 𝑚𝐿 𝑥 0,0667/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 33, 3167µ𝑔/𝑚𝐿

4.2.2. Cp Teoritis
Cp pada menit ke 2,5; 5; 7,5; 10; dan 15 dihitung dengan rumus umum
IV bolus dosis tunggal dikarenakan pada waktu-waktu tersebut belum
dilakukan penambahan dosis (dosis ganda). Berikut ini adalah rumus beserta
perhitungannya:
−𝑘𝑡
𝐶𝑝 = 𝐶𝑝0𝑥 𝑒

● Menit ke-2,5
−(0,0667𝑥2,5)
𝐶𝑝 = 33, 3µ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 𝑒 = 28, 1855µ𝑔/𝑚𝐿
● Menit ke-5
−(0,0667𝑥5)
𝐶𝑝 = 16, 7µ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 𝑒 = 23, 8565µ𝑔/𝑚𝐿
● Menit ke-7,5
−(0,0667𝑥7,5)
𝐶𝑝 = 16, 7µ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 𝑒 = 20, 1924µ𝑔/𝑚𝐿
● Menit ke-10
−(0,0667𝑥10)
𝐶𝑝 = 16, 7µ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 𝑒 = 17, 0911µ𝑔/𝑚𝐿
● Menit ke-15
−(0,0667𝑥15)
𝐶𝑝 = 16, 7µ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 𝑒 = 12, 2443µ𝑔/𝑚𝐿

Cp pada menit ke 17,5;30; 32,5; 45;47,5; dan 60 dapat dihitung dengan


rumus infus IV dosis ganda karena pemberian dosis sudah ditambahkan atau
berulang. Berikut ini adalah rumus beserta perhitungannya:
𝐷0
( )𝑒
−𝑛𝑘τ
1−𝑒 −𝑘𝑡
𝐶𝑝 = 𝑉𝑑 −𝑛𝑘τ
1− 𝑒

● Menit ke-17,5

( )𝑒
−(2 𝑥 0,0667 𝑥 15)
10𝑚𝑔 1−𝑒 −(0,0667 𝑥 2,5 ) −3
𝐶𝑝 = 300𝑚𝐿 −(0,0667 𝑥 15) = 38, 5878 𝑥 10 𝑚𝑔/𝑚𝐿
1− 𝑒

𝐶𝑝 = 38, 5878 µ𝑔/𝑚𝐿


● Menit ke-30

( )𝑒
−(2 𝑥 0,0667 𝑥 15)
10𝑚𝑔 1−𝑒 −(0,0667 𝑥 15 ) −3
𝐶𝑝 = 300𝑚𝐿 −(0,0667 𝑥 15) = 16, 7632 𝑥 10 𝑚𝑔/𝑚𝐿
1− 𝑒

𝐶𝑝 = 16, 7632 µ𝑔/𝑚𝐿


● Menit ke-32,5
( )𝑒
−(3 𝑥 0,0667 𝑥 15)
10𝑚𝑔 1−𝑒 −(0,0667 𝑥 2,5 ) −3
𝐶𝑝 = 300𝑚𝐿 −( 0,0667 𝑥 15) = 42, 4022 𝑥 10 𝑚𝑔/𝑚𝐿
1− 𝑒

𝐶𝑝 = 42, 4022 µ𝑔/𝑚𝐿


● Menit ke-45

( )𝑒
−(3 𝑥 0,0667 𝑥 15)
5𝑚𝑔 1−𝑒 −(0,0667 𝑥 15 ) −3
𝐶𝑝 = 300𝑚𝐿 −( 0,0667 𝑥 15) = 18, 4203 𝑥 10 𝑚𝑔/𝑚𝐿
1− 𝑒

𝐶𝑝 = 18, 4203 µ𝑔/𝑚𝐿


● Menit ke-47,5

( )𝑒
−(4 𝑥 0,0667 𝑥 15)
5𝑚𝑔 1−𝑒 −(0,0667 𝑥 2,5 ) −3
𝐶𝑝 = 300𝑚𝐿 −(0,0667 𝑥 15) = 43, 8048 𝑥 10 𝑚𝑔/𝑚𝐿
1− 𝑒

𝐶𝑝 = 43, 8048 µ𝑔/𝑚𝐿


● Menit ke-60

( )𝑒
−(4 𝑥 0,0667 𝑥 15)
5𝑚𝑔 1−𝑒 −(0,0667 𝑥 15 ) −3
𝐶𝑝 = 300𝑚𝐿 −( 0,0667 𝑥 15) = 19, 0296 𝑥 10 𝑚𝑔/𝑚𝐿
1− 𝑒

𝐶𝑝 = 19, 0296 µ𝑔/𝑚𝐿


4.3. Perhitungan Analisis Sampel Plasma

Waktu (menit) Serapan (A) Konsentrasi (ppm)

2.5 0.437 29.8655

5 0.394 26.2521

7.5 0.362 23.5630

10 0.313 19.4454

15 0.256 14.6555

17.5 0.481 33.5630

30 0.283 16.9244

32.5 0.506 35.6639

45 0.307 18.9412

47.5 0.539 38.4370

60 0.338 21.5462

4.3.1 Cp Analisis
Berdasarkan persamaan regresi linier kurva kalibrasi y = 0,0816 +
0,0119x, maka diperoleh nilai x atau Cp pada:
● Pada t = 2.5 menit (single dose)
y = 0,0816 + 0,0119x
0.437 = 0.0816 + 0.0119x
x = 29.8655
● Pada t = 5 menit (single dose)
y = 0,0816 + 0,0119x
0.394 = 0.0816 + 0.0119x
x = 26.2521
● Pada t = 7.5 menit (single dose)
y = 0,0816 + 0,0119x
0.362 = 0.0816 + 0.0119x
x = 23.5630
● Pada t = 10 menit (single dose)
y = 0,0816 + 0,0119x
0.313 = 0.0816 + 0.0119x
x = 19.4454
● Pada t =15 menit (single dose)
y = 0,0816 + 0,0119x
0.256 = 0.0816 + 0.0119x
x = 14.6555
● Pada t = 17.5 menit (multidose)
y = 0,0816 + 0,0119x
0.481 = 0.0816 + 0.0119x
x = 33.5630
● Pada t = 30 menit (multidose)
y = 0,0816 + 0,0119x
0.283 = 0.0816 + 0.0119x
x = 16.9244
● Pada t = 32.5 (multidose)
y = 0,0816 + 0,0119x
0.506 = 0.0816 + 0.0119x
x = 35.6639
● Pada t = 45 menit (multidose)
y = 0,0816 + 0,0119x
0.307 = 0.0816 + 0.0119x
x = 18.9412
● Pada t = 47.5 menit (multidose)
y = 0,0816 + 0,0119x
0.539 = 0.0816 + 0.0119x
x = 38.4370
● Pada t = 60 menit (multidose)
y = 0,0816 + 0,0119x
0.338 = 0.0816 + 0.0119x
x = 21.5462
4.3.2. Parameter Farmakokinetika
● Cp0 = 35 μg/mL
● D0 = 5000 μg/mL x 2 mL = 10000 μg = 10 mg
𝐷𝑜 10.000 μ𝑔
● Vd = 𝐶𝑝
= 35 μ𝑔/𝑚𝐿
= 285.7143 mL
𝑙𝑛 𝐶1 − 𝑙𝑛 𝐶2 𝑙𝑛 29.8655 − 𝑙𝑛 14.6555
● k= 𝑡2 − 𝑡1
= 15−2.5
= 0.0569/menit
0.693 0.693
● t1/2 = 𝑘
= 0.0569/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 12.1793 menit

● Cl = Vd x k = 285.7143 mL x 0.0569/menit = 16.2571 mL/menit


∞ 𝐶𝑝0 35 µ𝑔/𝑚𝐿
● 𝐶𝑚𝑎𝑥 = −𝑘τ = −(0,0569 𝑥 15) = 60. 9649µ𝑔/𝑚𝐿
1−𝑒 1−𝑒

∞ ∞ −𝑘τ −(0,0569 𝑥 15)


● 𝐶𝑚𝑖𝑛 = 𝐶𝑚𝑎𝑥 𝑥 𝑒 = 60. 9649 µ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 𝑒 = 25. 9663 µ𝑔/𝑚𝐿
∞ 𝐷𝑜 10000µ𝑔
● 𝐶𝑎𝑣 = 𝑉𝑑 𝑥 κ 𝑥 τ
= 285.7143 𝑚𝐿 𝑥 0,0569/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 41. 0076 µ𝑔/𝑚𝐿
𝐶𝑝0 35 µ𝑔/𝑚𝐿
● AUC = 𝑘
= 0,0569/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 615. 1142 µ𝑔. 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑚𝐿

V. PEMBAHASAN
Dalam melakukan praktikum pemberian obat IV dosis ganda, mula mula
siapkan alat dan bahan sesuai dengan pada video dengan alat model satu
kompartemen IV bolus. Pertama siapkan larutan induk yang kemudian dilakukan
pengenceran 6 konsentrasi yang kemudian melalui hasil pengenceran dilakukan
pengukuran serapan pada panjang gelombang maksimum yaitu 525 nm menggunakan
alat spektrofotometer UV-Vis dan dibuat kurva kalibrasi.
Sebagai simulasi pemberian IV pertama masukkan aquades sebanyak 300 ml
ke dalam gelas piala kemudian diaduk menggunakan magnetic stirrer, lalu buka aliran
kran yang berfungsi sebagai Cl dengan kecepatan 20 ml/menit. Disisi lain, timbang
0,25 g KMnO4 dan larutkan sehingga di peroleh konsentrasi 5.000 ppm. Lalu injeksi
dan pipet sebanyak 5 ml pada menit ke 2,5; 5; 7,5; 10; 15; 17,5; 30; 32,5; 45; 47,5 dan
60.
Melalui hasil percobaan dan pengamatan, diperoleh kurva kalibrasi dengan
pengolahn data simulasi menggunakan software microsoft excel untuk menentukan
persamaan regresi linearnya. Didapat persamaan regresi linear kurva kalibrasi larutan
KMnO4, y = 0,0816 + 0,0119x. Kemudian, setelah selesai dilakukan simulasi,
percobaan diteruskan dengan melakukan pengolahan data simulasi serta perhitungan
melalui persamaan regresi y = 0,0816 + 0,0119x dimasukkan nilai serapan (A) sampel
plasma ke dalam persamaan regresi sehingga diperoleh nilai Cp (μg/mL) seperti yang
tertera pada data hasil perhitungan dengan panjang gelombang 525 nm.
Setelah itu, dilakukan perhitungan data teoritis berdasarkan simulasi data.
Pada percobaan ini digunakan aquades sebesar 300 mL, sehingga nilai ini
mempengaruhi nilai dari Vd area dan Vd ekstrapolasi dimana akan memiliki volume
sebesar 300 mL. Kemudian, dilakukan simulasi kran dua kompartemen pada buret
dan gelas piala, diperoleh nilai klirens total (ClT) = 20 ml/menit. Melalui dua nilai
tersebut dapat diperoleh nilai K eliminasi dengan cara membagi Cl dengan Vd
sehingga diperoleh nilai K eliminasi sebesar 0, 0667/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡. Kemudian, melalui nilai
K eliminasi dapat diperoleh waktu paruh dengan cara membagi 0,693 dengan nilai K
eliminasi sehingga diperoleh hasil 10, 3898 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡. Diketahui juga bahwa nilai D0
yaitu 10 mg. Dengan diperolehnya nilai D0, maka dapat dilakukan perhitungan Cp0
dengan rumus D0 dibagi dengan Vd sehingga diperoleh nilai 33, 3µ𝑔/𝑚𝐿. Melalui
nilai Cp0 yang didapat, maka dapat melanjutkan proses hitungan untuk mencari nilai
AUC dengan cara Cp0 dibagi dengan K eliminasi sehingga diperoleh hasil

499, 2503µ𝑔. 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑚𝐿. kemudian menghitung nilai 𝐶𝑚𝑎𝑥 diperoleh hasil
∞ ∞
52, 6645 µ𝑔/𝑚𝐿, nilai 𝐶𝑚𝑖𝑛 diperoleh hasil 19, 3645 µ𝑔/𝑚𝐿, dan nilai 𝐶𝑎𝑣 diperoleh

hasil 33, 3167 µ𝑔/𝑚𝐿.


Kemudian dilanjutkan dengan perhitungan nilai Cp teoritis menggunakan nilai
Cp0 33 μg/mL dan didapatkan single dose 28, 1855 ppm untuk t = 2.5 menit,
23, 8565 ppm untuk t = 5 menit, 20, 1924 ppm untuk t = 7.5 menit, 17, 0911 ppm
untuk t = 10 menit, 12, 2443 ppm untuk t = 15 menit, kemudian dilanjutkan
multidose sehingga diperoleh 38, 5878 ppm untuk 17,5 menit, 16, 7632 ppm untuk t
= 30 menit, 42, 4022 ppm untuk 32,5 menit, 18, 4203 ppm untuk 45 menit, 43, 8048
ppm untuk 47,5 menit, dan 19, 0296 ppm untuk 60 menit.
Kemudian, pada perhitungan analisis didapatkan data tabel waktu dan serapan
(A) yang nilainya dapat dimasukkan ke dalam persamaan linier kurva kalibrasi y =
0,0816 + 0,0119x, dan didapatkan single dose 29,8655 ppm untuk t = 2.5 menit,
26,2521 ppm untuk t = 5 menit, 23,5630 untuk t = 7.5 menit, 19,4454 ppm untuk t =
10 menit, 14,6555 untuk t = 15 menit, kemudian dilanjutkan multidose sehingga
diperoleh 33,5630 ppm untuk 17,5 menit, 16,9244 ppm untuk t = 30 menit, 35,6639
ppm untuk 32,5 menit, 18,9412 ppm untuk 45 menit, 38,4370 untuk 47,5 menit, dan
21,5462 ppm untuk 60 menit. Kemudian dilakukan menggambar grafik persamaan
pada kertas semilog konsentrasi (ppm) vs t sehingga diperoleh nilai Cp0 35 μg/mL
dan didapatkan D0 10 mg. Kemudian dilakukan perhitungan untuk mendapat nilai Vd
dengan D0 dibagi dengan Cp diperoleh Vd = 285.7143 mL, selanjutnya melalui hasil
konsentrasi yang telah dihitung didapatkan nilai K eliminasi sebesar 0.0569/menit dan
didapatkan juga waktu paruh sebesar 12.1793 menit. Melalui data yang telah didapat,
maka perhitungan nilai klirens (Cl) dapat dilakukan dengan cara mengalikan nilai Vd
dengan K eliminasi dan diperoleh nilai sebesar 16.2571 mL/menit, kemudian
∞ ∞
menghitung nilai 𝐶𝑚𝑎𝑥 diperoleh hasil 60. 9649µ𝑔/𝑚𝐿, nilai 𝐶𝑚𝑖𝑛 diperoleh hasil

25. 9663 µ𝑔/𝑚𝐿, dan nilai 𝐶𝑎𝑣 diperoleh hasil 41. 0076 µ𝑔/𝑚𝐿. Melalui nilai Cp0

dan K eliminasi juga diperoleh hasil AUC sebesar 615. 1142 µ𝑔. 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑚𝐿.

VI. PERTANYAAN PADA PENUNTUN PRAKTIKUM


1. Berapa akumulasi maksimum yang tercapai dalam percobaan ini ?
Menurut data teoritis
K = 0, 0667/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
τ = 15 menit
1 1
R= −𝑘τ = −(0,0667 𝑥 15) = 1,5815 kali
1 −𝑒 1−𝑒

Menurut data percobaan


K = 0.0569/menit
τ = 15 menit
1 1
R= −𝑘τ = −(0,0569 𝑥 15) = 2,34785 kali
1−𝑒 1 −𝑒

2. Berapa waktu yang diperlukan untuk diperoleh kadar 90% dari maksimum
yang dapat dicapai ?
Sesuai dengan sumber shargel, 90% kadar tercapai pada 3,32 kali waktu paruh
obat. Maka:
Menurut hasil percobaan
𝑡 = 3,32 × 𝑡 ½ = 3,32 × (12.1793 menit) = 40,4253 menit
Menurut data teoritis
𝑡 = 3,32 × 𝑡 ½ = 3,32 x (10, 3898 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) = 34,4941 menit
VII. KESIMPULAN
6.1 Perbandingan Parameter Farmakokinetika antara Perhitungan Teoritis
dengan Perhitungan Analisis Sampel Plasma

Parameter Teoritis Analisis

Vd (mL) 300 285.7143

Cl (mL/menit) 20 16.2571

Cp0 (μg/mL) 33,3 35

k (menit-1) 0.0667 0.0569

t1/2 (menit) 10.3898 12.1793



𝐶𝑚𝑎𝑥 (μg/mL) 52,6645 60.9649


𝐶𝑚𝑖𝑛 (μg/mL) 19,3645 25.9663


𝐶𝑎𝑣 (μg/mL) 33,3167 41.0076

AUC (µ𝑔. 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑚𝐿) 499, 2503 615.1142

6.2 Perbandingan Cp Berdasarkan Perhitungan Teoritis dan Analisis

Waktu (menit) Cp Teoritis (μg/mL) Cp Analisis (μg/mL)

2,5 28, 1855 29.8655

5 23, 8565 26.2521


7,5 20, 1924 23.5630

10 17,0911 19.4454

15 12,2443 14.6555

17,5 38,5878 33.5630

30 16,7632 16.9244

32,5 42,4022 35.6639

45 18,4203 18.9412

47,5 43,8048 38.4370

60 19, 0296 21.5462

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Sari, S.P., Syafhan, N.F., dan Kusumawardani, L.A. (2021). Penuntun Praktikum

Farmakokinetika. Laboratorium Farmasi Klinik Fakultas Farmasi: Universitas

Indonesia.

Shargel, L. dan Yu Andrew B. C. (2016). Applied Biopharmaceutics and

Pharmacokinetics Seventh Edition. New York : MCGraw-Hill.

IX. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai