Disusun oleh:
Kelompok 6
Praktikum Farmakokinetika A2
Senin (13.00-15.30)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2021
Nama Praktikum : Pemberian Obat Secara IV Ganda
Tanggal Praktikum : Senin, 8 November 2021
Responser : apt. Santi Purna Sari, M.Si.
I. TUJUAN
1) Mahasiswa mengetahui data yang diperlukan untuk perhitungan pemberian
dosis ganda.
2) Mahasiswa juga diharapkan mampu menganalisis data yang diperoleh dengan
menggunakan persamaan farmakokinetik untuk pemberian IV dosis berganda.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Rute administrasi pemberian obat terdapat berbagai jenis, mulai dari oral,
topikal, dan parenteral. Pemberian IV ganda merupakan salah satu rute pemberian
obat secara parenteral. Pemberian obat melalui rute ini diberikan secara berulang
untuk memperpanjang dosis terapeutik dan agar konsentrasi obat dalam plasma dapat
bertahan dalam jendela terapeutiknya sehingga dicapai efek farmakologi yang
diinginkan. Konsentrasi obat dalam plasma ini harus dipertahankan di dalam batas
yang sempit agar dicapai efek klinis yang maksimal.
Gambar 2.1. Data simulasi kadar darah dalam tubuh setelah pemberian IV ganda
dan akumulasi kadar darah ketika dosis yang sama diinjeksikan pada interval
waktu yang sama
Pada prinsip superposisi diasumsikan bahwa dosis awal obat tidak
berpengaruh terhadap efek farmakokinetik dosis selanjutnya sehingga level darah
setelah pemberian dosis kedua, ketiga, keempat, atau ke-n akan meningkatkan level
darah yang dicapai setelah dosis (n-1). Prinsip ini membantu memproyeksikan plot
kurva konsentrasi vs waktu yang diperoleh setelah pemberian dosis tunggal dengan
asumsi dasar, yaitu 1) obat tereliminasi menurut kinetika orde pertama, dan 2)
farmakokinetik obat setelah pemberian dosis pertama tidak berubah setelah pemberian
beberapa dosis.
Setelah dilakukan pemberian dosis pertama IV ganda, konsentrasi obat dalam
plasma akan meningkat lalu menurun kembali di bawah MEC (minimum effective
concentration) yang menandakan terjadi penurunan efek terapeutik karena obat mulai
dieliminasi dari tubuh. Apabila obat diberikan pada dosis dan jarak waktu yang
konstan, konsentrasi obat dalam plasma akan naik hingga mencapai fase plateau
dimana rata-rata konsentrasi pada fase ini lebih tinggi dibandingkan dengan puncak
Cp yang diperoleh pada saat pemberian dosis awal. Selain itu, bila pemberian dosis
kedua diberikan dalam jarak waktu yang lebih pendek dari waktu eliminasi obat,
maka obat akan terakumulasi dalam tubuh. sebaliknya jika dosis kedua diberikan
dalam jarak waktu yang lebih panjang dari waktu eliminasi, maka obat tidak akan
terakumulasi.
Table 2.1. Parameter Farmakokinetika pada Obat Rute IV Dosis Ganda
DL
(Loading dosis awal yang dapat digunakan
Dose) untuk mempercepat tercapainya
konsentrasi tunak
III. METODE
3.1 Alat dan Bahan
3.2 Prosedur
3.2.1 Prinsip Kerja
Percobaan ini menggunakan alat simulasi sama dengan Alat Model
satu kompartemen IV Bolus. Gelas piala berfungsi sebagai model plasma,
sedangkan reservoir berupa buret yang diisi dengan aquades. Model tersebut
dapat mensimulasi konsentrasi obat dalam plasma setelah pemberian dosis
ganda (n = 4). Dosis tetap diberikan tiap kali dengan memasukkan larutan
dengan interval waktu (τ) tetap. Sebagai simulasi obat digunakan KMnO4.
3.2.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi
1) Siapkan larutan induk KMnO₄.
2) Dilakukan pengenceran hingga didapat 6 konsentrasi, yaitu 10
ppm; 20 ppm; 30 ppm, 40 ppm; 50 ppm; dan 60 ppm.
3) Serapan diukur pada panjang gelombang maksimum yaitu 525 nm
menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis.
4) Membuat kurva kalibrasi.
3.2.3 Simulasi Pemberian IV Ganda
1) Pada gelas piala masukkan 300 ml aquades sebagai volume
distribusi dan putar pengaduk magnet (magnetic stirrer) dalam
plasma
2) Siapkan buret, dan isi dengan aquades yang berfungsi sebagai
reservoir.
3) Buka aliran kran buret dan gelas piala. Atur kecepatan aliran
keduanya hingga diperoleh kesetimbangan aliran dengan
kecepatan ± 20 ml/ menit.
4) Timbang secara seksama 0.25 g KMnO4, larutkan dalam aquades
sampai 50.0 ml, sehingga diperoleh konsentrasi 5.000 ppm (5.000
ppm = 5000µ𝑔).
5) Injeksikan larutan tersebut sebanyak 2.0 ml ke dalam gelas piala
(menit ke-0).
6) Ulangi prosedur no. 5 pada menit ke-15, 30, dan 45 setelah injeksi
KMnO4 pertama.
7) Pipet 5.0 ml larutan pada beaker sebagai sampel plasma pada
menit ke : 2,5; 5; 7,5; 10; 15; 17,5; 30; 32,5; 45; 47,5 dan 60
menit. Masukkan ke dalam tabung reaksi yang telah disiapkan dan
diberi kode sesuai waktu pengambilan sampel.
8) Tentukan kadar KMnO4 pada tiap sampel dengan menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum sekitar 525
nm. Gunakan aquadest sebagai blanko.
Dari kurva kalibrasi yang telah dibuat didapat persamaan regresi linear:
a = 0,0816
b = 0,0119
r = 0,9986
y = a + bx → y = 0,0816 + 0,0119x
4.2. Perhitungan Teoritis Sampel Plasma
4.2.1. Parameter Farmakokinetika Teoritis
● Vd = 300 mL
● ClT = 20 mL/menit
𝐶𝑙 20 𝑚𝐿/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
● k = 𝑉𝑑
= 300 𝑚𝐿
= 0, 0667/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
0,693 0,693
● t1/2 = 𝑘
= 0,0667/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 10, 3898 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐶𝑝0 33,3µ𝑔/𝑚𝐿
● AUC = 𝑘
= 0,0667/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 499, 2503µ𝑔. 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑚𝐿
4.2.2. Cp Teoritis
Cp pada menit ke 2,5; 5; 7,5; 10; dan 15 dihitung dengan rumus umum
IV bolus dosis tunggal dikarenakan pada waktu-waktu tersebut belum
dilakukan penambahan dosis (dosis ganda). Berikut ini adalah rumus beserta
perhitungannya:
−𝑘𝑡
𝐶𝑝 = 𝐶𝑝0𝑥 𝑒
● Menit ke-2,5
−(0,0667𝑥2,5)
𝐶𝑝 = 33, 3µ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 𝑒 = 28, 1855µ𝑔/𝑚𝐿
● Menit ke-5
−(0,0667𝑥5)
𝐶𝑝 = 16, 7µ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 𝑒 = 23, 8565µ𝑔/𝑚𝐿
● Menit ke-7,5
−(0,0667𝑥7,5)
𝐶𝑝 = 16, 7µ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 𝑒 = 20, 1924µ𝑔/𝑚𝐿
● Menit ke-10
−(0,0667𝑥10)
𝐶𝑝 = 16, 7µ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 𝑒 = 17, 0911µ𝑔/𝑚𝐿
● Menit ke-15
−(0,0667𝑥15)
𝐶𝑝 = 16, 7µ𝑔/𝑚𝐿 𝑥 𝑒 = 12, 2443µ𝑔/𝑚𝐿
● Menit ke-17,5
( )𝑒
−(2 𝑥 0,0667 𝑥 15)
10𝑚𝑔 1−𝑒 −(0,0667 𝑥 2,5 ) −3
𝐶𝑝 = 300𝑚𝐿 −(0,0667 𝑥 15) = 38, 5878 𝑥 10 𝑚𝑔/𝑚𝐿
1− 𝑒
( )𝑒
−(2 𝑥 0,0667 𝑥 15)
10𝑚𝑔 1−𝑒 −(0,0667 𝑥 15 ) −3
𝐶𝑝 = 300𝑚𝐿 −(0,0667 𝑥 15) = 16, 7632 𝑥 10 𝑚𝑔/𝑚𝐿
1− 𝑒
( )𝑒
−(3 𝑥 0,0667 𝑥 15)
5𝑚𝑔 1−𝑒 −(0,0667 𝑥 15 ) −3
𝐶𝑝 = 300𝑚𝐿 −( 0,0667 𝑥 15) = 18, 4203 𝑥 10 𝑚𝑔/𝑚𝐿
1− 𝑒
( )𝑒
−(4 𝑥 0,0667 𝑥 15)
5𝑚𝑔 1−𝑒 −(0,0667 𝑥 2,5 ) −3
𝐶𝑝 = 300𝑚𝐿 −(0,0667 𝑥 15) = 43, 8048 𝑥 10 𝑚𝑔/𝑚𝐿
1− 𝑒
( )𝑒
−(4 𝑥 0,0667 𝑥 15)
5𝑚𝑔 1−𝑒 −(0,0667 𝑥 15 ) −3
𝐶𝑝 = 300𝑚𝐿 −( 0,0667 𝑥 15) = 19, 0296 𝑥 10 𝑚𝑔/𝑚𝐿
1− 𝑒
5 0.394 26.2521
10 0.313 19.4454
15 0.256 14.6555
30 0.283 16.9244
45 0.307 18.9412
60 0.338 21.5462
4.3.1 Cp Analisis
Berdasarkan persamaan regresi linier kurva kalibrasi y = 0,0816 +
0,0119x, maka diperoleh nilai x atau Cp pada:
● Pada t = 2.5 menit (single dose)
y = 0,0816 + 0,0119x
0.437 = 0.0816 + 0.0119x
x = 29.8655
● Pada t = 5 menit (single dose)
y = 0,0816 + 0,0119x
0.394 = 0.0816 + 0.0119x
x = 26.2521
● Pada t = 7.5 menit (single dose)
y = 0,0816 + 0,0119x
0.362 = 0.0816 + 0.0119x
x = 23.5630
● Pada t = 10 menit (single dose)
y = 0,0816 + 0,0119x
0.313 = 0.0816 + 0.0119x
x = 19.4454
● Pada t =15 menit (single dose)
y = 0,0816 + 0,0119x
0.256 = 0.0816 + 0.0119x
x = 14.6555
● Pada t = 17.5 menit (multidose)
y = 0,0816 + 0,0119x
0.481 = 0.0816 + 0.0119x
x = 33.5630
● Pada t = 30 menit (multidose)
y = 0,0816 + 0,0119x
0.283 = 0.0816 + 0.0119x
x = 16.9244
● Pada t = 32.5 (multidose)
y = 0,0816 + 0,0119x
0.506 = 0.0816 + 0.0119x
x = 35.6639
● Pada t = 45 menit (multidose)
y = 0,0816 + 0,0119x
0.307 = 0.0816 + 0.0119x
x = 18.9412
● Pada t = 47.5 menit (multidose)
y = 0,0816 + 0,0119x
0.539 = 0.0816 + 0.0119x
x = 38.4370
● Pada t = 60 menit (multidose)
y = 0,0816 + 0,0119x
0.338 = 0.0816 + 0.0119x
x = 21.5462
4.3.2. Parameter Farmakokinetika
● Cp0 = 35 μg/mL
● D0 = 5000 μg/mL x 2 mL = 10000 μg = 10 mg
𝐷𝑜 10.000 μ𝑔
● Vd = 𝐶𝑝
= 35 μ𝑔/𝑚𝐿
= 285.7143 mL
𝑙𝑛 𝐶1 − 𝑙𝑛 𝐶2 𝑙𝑛 29.8655 − 𝑙𝑛 14.6555
● k= 𝑡2 − 𝑡1
= 15−2.5
= 0.0569/menit
0.693 0.693
● t1/2 = 𝑘
= 0.0569/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 12.1793 menit
V. PEMBAHASAN
Dalam melakukan praktikum pemberian obat IV dosis ganda, mula mula
siapkan alat dan bahan sesuai dengan pada video dengan alat model satu
kompartemen IV bolus. Pertama siapkan larutan induk yang kemudian dilakukan
pengenceran 6 konsentrasi yang kemudian melalui hasil pengenceran dilakukan
pengukuran serapan pada panjang gelombang maksimum yaitu 525 nm menggunakan
alat spektrofotometer UV-Vis dan dibuat kurva kalibrasi.
Sebagai simulasi pemberian IV pertama masukkan aquades sebanyak 300 ml
ke dalam gelas piala kemudian diaduk menggunakan magnetic stirrer, lalu buka aliran
kran yang berfungsi sebagai Cl dengan kecepatan 20 ml/menit. Disisi lain, timbang
0,25 g KMnO4 dan larutkan sehingga di peroleh konsentrasi 5.000 ppm. Lalu injeksi
dan pipet sebanyak 5 ml pada menit ke 2,5; 5; 7,5; 10; 15; 17,5; 30; 32,5; 45; 47,5 dan
60.
Melalui hasil percobaan dan pengamatan, diperoleh kurva kalibrasi dengan
pengolahn data simulasi menggunakan software microsoft excel untuk menentukan
persamaan regresi linearnya. Didapat persamaan regresi linear kurva kalibrasi larutan
KMnO4, y = 0,0816 + 0,0119x. Kemudian, setelah selesai dilakukan simulasi,
percobaan diteruskan dengan melakukan pengolahan data simulasi serta perhitungan
melalui persamaan regresi y = 0,0816 + 0,0119x dimasukkan nilai serapan (A) sampel
plasma ke dalam persamaan regresi sehingga diperoleh nilai Cp (μg/mL) seperti yang
tertera pada data hasil perhitungan dengan panjang gelombang 525 nm.
Setelah itu, dilakukan perhitungan data teoritis berdasarkan simulasi data.
Pada percobaan ini digunakan aquades sebesar 300 mL, sehingga nilai ini
mempengaruhi nilai dari Vd area dan Vd ekstrapolasi dimana akan memiliki volume
sebesar 300 mL. Kemudian, dilakukan simulasi kran dua kompartemen pada buret
dan gelas piala, diperoleh nilai klirens total (ClT) = 20 ml/menit. Melalui dua nilai
tersebut dapat diperoleh nilai K eliminasi dengan cara membagi Cl dengan Vd
sehingga diperoleh nilai K eliminasi sebesar 0, 0667/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡. Kemudian, melalui nilai
K eliminasi dapat diperoleh waktu paruh dengan cara membagi 0,693 dengan nilai K
eliminasi sehingga diperoleh hasil 10, 3898 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡. Diketahui juga bahwa nilai D0
yaitu 10 mg. Dengan diperolehnya nilai D0, maka dapat dilakukan perhitungan Cp0
dengan rumus D0 dibagi dengan Vd sehingga diperoleh nilai 33, 3µ𝑔/𝑚𝐿. Melalui
nilai Cp0 yang didapat, maka dapat melanjutkan proses hitungan untuk mencari nilai
AUC dengan cara Cp0 dibagi dengan K eliminasi sehingga diperoleh hasil
∞
499, 2503µ𝑔. 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑚𝐿. kemudian menghitung nilai 𝐶𝑚𝑎𝑥 diperoleh hasil
∞ ∞
52, 6645 µ𝑔/𝑚𝐿, nilai 𝐶𝑚𝑖𝑛 diperoleh hasil 19, 3645 µ𝑔/𝑚𝐿, dan nilai 𝐶𝑎𝑣 diperoleh
dan K eliminasi juga diperoleh hasil AUC sebesar 615. 1142 µ𝑔. 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑚𝐿.
2. Berapa waktu yang diperlukan untuk diperoleh kadar 90% dari maksimum
yang dapat dicapai ?
Sesuai dengan sumber shargel, 90% kadar tercapai pada 3,32 kali waktu paruh
obat. Maka:
Menurut hasil percobaan
𝑡 = 3,32 × 𝑡 ½ = 3,32 × (12.1793 menit) = 40,4253 menit
Menurut data teoritis
𝑡 = 3,32 × 𝑡 ½ = 3,32 x (10, 3898 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) = 34,4941 menit
VII. KESIMPULAN
6.1 Perbandingan Parameter Farmakokinetika antara Perhitungan Teoritis
dengan Perhitungan Analisis Sampel Plasma
Cl (mL/menit) 20 16.2571
∞
𝐶𝑚𝑖𝑛 (μg/mL) 19,3645 25.9663
∞
𝐶𝑎𝑣 (μg/mL) 33,3167 41.0076
10 17,0911 19.4454
15 12,2443 14.6555
30 16,7632 16.9244
45 18,4203 18.9412
Indonesia.
IX. LAMPIRAN