1906287736
Fakultas Farmasi
IBD B23
Genetika
Gen adalah unit instruksi untuk menghasilkan atau mempengaruhi suatu sifat
herediter tertentu. Gen terdapat dalam lokus pada kromosom. Kode genetik dimiliki setiap
orang dan berbeda-beda. Gen aktif dalam pengembangan sifat-sifat spesifik yang mulai
muncul saat orang beranjak dewasa.
Backcross
Persilangan anakan F1 yang heterozigot dengan induknya yang homozigot
dominan. Oleh karena itu, gamet dari parental (induk) kemungkinannya hanya satu macam.
Dengan demikian analisa sifat genetis suatu karakter yang sedang diamati menjadi lebih
mudah.
Resiprok
Persilangan dengan ditukarnya gamet jantan dan gamet betina sehingga
menghasilkan keturunan yang sama. Persilangan ini digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya pautan.
NON-MENDELIAN
Merupakan penyimpangan dari hukum Mendel karena adanya faktor lingkungan
yang dapat mempengaruhi fenotip.
ATAVISME
Atavisme adalah munculnya suatu sifat sebagai akibat interaksi dari beberapa gen.
Contoh atavisme adalah sifat genetis pada jengger ayam.
Perbandingan Fenotip
Walnut Rose Pea Single
9 3 3 1
POLIMERI
Polimeri terjadi akibat interaksi antara dua gen atau lebih, sehingga disebut juga
sifat gen ganda yang dapat menumbuhkan suatu sifat akibat banyaknya gen yang bekerja
sama secara kumulatif. Polimeri memiliki perbandingan fenotip merah : putih = 15 : 1
KRIPTOMERI
Kriptomeri adalah
sifat gen dominan yang
tersembunyi, jika gen dominan
tersebut berdiri sendiri. Namun,
jika gen dominan tersebut
berinteraksi dengan gen
dominan lainnya, akan muncul
sifat gen dominan yang
sebelumnya tersembunyi.
Perbandingan fenotip 9 : 3 : 4.
EPISTASIS HIPOSTASIS
Gen yang sifatnya mempengaruhi (menghalangi) gen lain disebut gen epistasis.
sedangkan gen yang dipengaruhi (dihalangi) disebut gen hipostasis. Akibatnya, hasil
perkawinan seolah–olah menyimpang dari kaidah atau hasil yang seharusnya berdasarkan
prinsip Mendel. Padahal perkawinan tersebut secara prinsip masih memenuhi hukum Mendel.
Epistasis Dominan
Gen dengan alel dominan menutupi kerja gen lain.
Epistasis Resesif
Gen dengan alel homozigot resesif mempengaruhi gen lain
Epistasis Dominan Rangkap
Peristiwa dua gen atau lebih yang bekerja untuk munculnya satu fenotip tunggal.
KOMPLEMENTER
Nama lain dari komplementer adalah Epistasis Resesif Rangkap. Komplementer ini
saling melengkapi sehingga muncul fenotip tertentu. Jika salah satu gen tidak muncul, sifat
tidak akan muncul.
5. Pola- Pola Hereditas dan Contoh Penyakit Bawaannya
Hereditas dapat didefinisikan sebagai transmisi genetic karateristik dari induk
kepada keturunannya atau dapat diartikan sebagai pewarisan sifat dari orang tua kepada
anak-anaknya. Hereditas merupakan sifat yang diturunkan melalui gen yang ada di dalam
inti sel. Dalam proses terjadinya pewarisan sifat, terdapat beberapa bentuk tertentu atau
pola-pola dalam mewariskannya.
Menurut Walter Stanborough Sutton, pola-pola hereditas dapat terbetuk
dikarenakan hal-hal berikut :
1. Identitas pada setiap gen dalam kromosom selalu tetap.
2. Saat pembelahan meiosis, akan terjadi pemisahan kromosom kedua induk. Lalu,
kromosom tersebut akan besatu dengan kromosom homolog.
3. Kromosom yang ada dalam ovum maupun sperma jumlahnya adalah sama, yaitu ½
dari jumlah kromosom induk.
4. Individu hasil peleburan antara ovum dan sperma akan bersifat diploid karena
mengandung dua perangkat kromosom induk.
Pautan Gen
TERPAUT SEKS → Gen yang terletak pada gonosom atau kromosom seks.
PINDAH SILANG
RESESIF DOMINAN
Menyebabkan kematian individu Menyebabkan kematian individu
pada keadaan homozigot resesif. pada keadaan homozigot dominan.
Sedangkan jika dalam keadaan Sedangkan jika dalam keadaan
heterozigot, akan menjadi individu heterozigot, individu tersebut
yang bersifat carrier (pembawa) menjadi subletal dan dapat
sifat induk. menyebabkan terjadinya kelainan.
Contoh kelainan albino pada Contoh gen yang menyebabkan
tanaman jagung. pemendekan ruas-ruas tulang jari
(brakidaktili) pada manusia
PENYAKIT BAWAAN
TERPAUT KROMOSOM SEKS
Buta Warna Hemofilia Hypertrichosis
Disebabkan oleh Disebabkan oleh Sindrom werewolf
gen resesif cb gen resesif (h) Pertumbuhan
Terpaut oleh Terpaut rambut terlalu
kromosom seks X kromosom X cepat serta
berlebih.
Color Blind
• Ketidakmampuan seseorang untuk membedakan variasi warna tertentu
lebih sering terjadi pada pria karena mereka hanya memiliki satu
kromosom X
• Sifat dibawa oleh Xᶜᵇ ( tautan-X resesif)
• Jika terdapat affected male maka sifat color blind akan diturunkan pada
anak perempuannya. Anak perempuannya dapat menjadi penderita/
carrier
8. Replikasi DNA
Replikasi DNA ini membuat rantai DNA baru, pada manusia replikasi DNA berupa
semi konservatif. Terjadi saat Interfase lebih tepatnya saat fase sintetik pada saat proses
pembelahan sel atau mitosis.
Leading Strand
Enzim Helikase berada di Double Helix DNA atau Garpu Replikasi.
Double Helix menjadi Single strand. Single strand ditahan oleh Protein SSB.
RNA Permease sebagai penyambung pertama basa nitrogen lama.
DNA Polymerase III menyambung awalan basa nitrogen dari RNA Permease.
Terbentuk Fragmen Okazaki.
DNA Polymerase I mengganti basa nitrogen yang belum sesuai urutan. Pembuatan
DNA Baru
Lagging Strand
Enzim Helikase berada di Double Helix DNA atau Garpu Replikasi.
Double Helix menjadi Single strand. Single strand ditahan oleh Protein SSB.
RNA Permease sebagai penyambung pertama basa nitrogen lama.
DNA Polymerase III menyambung awalan basa nitrogen dari RNA Permease.
Terbentuk Fragmen Okazaki.
Terbentuk Gap antara basa nitrogen dari RNA Permease dengan DNA Polymerase
III.
Enzim Ligase mengisi Gap yang ada di strand.
DNA Polymerase I mengganti basa nitrogen sesuai urutan.
9. Transkripsi DNA
Transkripsi merupakan proses pembentukan RNAd melalui DNA
Inisasi
RNA Polimerasi sebagai promoter
bertugas membelah double helix menjadi
single strand.
Elongasi
Perpanjangan RNAd
Terminasi
Berakhirnya proses transkripsi
polimerasi sampai terminator. Pelepasan RNA
di Terminator dan terbentuk mRNA
Post Transkripsi
Alterasi ujung mRNA Splicing
• Melindungi mrna dari hidrolisis. • Memutus segala intron atau eliminasi
• Memfasilitasi export RNA intron.
• Menggunakan enzim splisosom.
.
10. Kode Genetik dan Perannya dalam Transisi
Pengkodean urutan nukleotida pada DNA atau RNA untuk menentukan urutan
asam amino pada saat proses sintesis protein. Informasi kode genetik ditentukan oleh basa
nitrogen pada rantai DNA yang kemudian akan menentukan susunan asam amino yang
dibawa oleh RNA mesenger (RNAm).
Ciri-ciri kode genetik menurut Nirenberg (1961) :
-Terdiri dari tiplet nukleotida (1 kodon = 3 basa)
-Non-overlapping : susunan 3 basa pada suatu kodon berbeda dengan lainnya
-Degenerate : 1 asam amino mempunyai kodon lebih dari satu
-Universal : kode yang sama berlaku untuk semua makhluk hidup
Kodon
■ Terdapat 20 macam asam amino.
■ Tersusun atas 4 macam basa nitrogen pada
molekul RNAd, yaitu Adenin (A), Urasil (U),
Sitosin (S), dan Guanin (G)
■ Dari 4 basa, tersusun menjadi 64 triplet kodon
artinya terdapat kodon-kodon sinonim
(degenerate)
■ Seluruh asam amino (kecuali metionin dan
tryptopan) dikode lebih dari satu kodon.
■ 61 menentukan asam amino dan 3 kodon lainnya
(UAA,UAG,UGA) berfungsi menghentikan sinyal
untuk menunjukan akhir sintesis protein
■ Kodon Inisiasi (Kodon Start) : pertama
diterjemahkan pada saat translasi, AUG (metionin)
■ Kodon terminal (Kodon Stop) : disebut juga kodon
nonsense karena tidak mengkode satu asam
aminopun, UAA, UAG, UGA
Penyebab Mutasi
• Mutagen fisik adalah radiasi dan suhu.
• Radiasi pengion adalah radiasi berenergi tinggi. Contoh radiasi pengion adalah radiasi
sinar X, sinar gamma, radiasi sinar kosmik. Radiasi pengion mampu menembus
jaringan atau tubuh makhluk hidup karena berenergi tinggi.
• Radiasi sinar akan menyebabkan perpindahan elektron-elektron ke tingkat energi
yang lebih tinggi yang membuat atom-atom tereksitasi atau tergiatkan sehingga lebih
reaktif. Reaktivitas yang meningkat tersebut mengundang terjadinya mutasi.
• Kecepatan mutasi akan bertambah karena adanya kenaikan suhu. Setiap kenaikan
temperatur sebesar 1000C, kecepatan mutasi bertambah 2-3 kali lipat.
• Mutagen kimia penting ialah: gas metan, asam nitrat, kolkisin, digitonin, hidroksil
amin, akridin, etilmetan sulfat (EMS), etiletan sulfonat (ESES), 5- bromo urasil, 2-
aminopurin dan lain-lain.
• Zat-zat kimia tersebut dapat menyebabkan replikasi yang dilakukan oleh kromosom
yang mengalami kesalahan sehingga mengakibatkan susunan kimianya berubah pula.
Mutasi Gen
Mutasi gen (mutasi titik) merupakan perubahan kimiawi pada satu atau beberapa
pasang basa dalam satu gen tunggal. Mutasi ini menyebabkan perubahan sifat individu
tanpa perubahan jumlah dan susunan kromosomnya.
Peristiwa yang terjadi pada mutasi gen adalah perubahan pada basa N dari DNA atau RNA.
Tipe-tipe mutasi titik yaitu
a. substitusi
b. insersi atau delesi
Contoh dari mutasi gen adalah anemia bulan sabit
Insersi merupakan penambahan satu atau lebih pasangan nukleotida pada suatu gen.
Delesi merupakan pengurangan satu atau lebih pasangan nukleotida pada suatu gen.
Insersi dan delesi dapat mengakibatkan mutasi pergeseran kerangka (frameshift mutation)
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom adalah perubahan jumlah kromosom dan struktur (susunan atau
urutan) gen dalam kromosom. Mutasi kromosom terjadi karena kesalahan di dalam
pembelahan sel (meiosis dan mitosis).
• Mutasi kromosom dapat disebabkan oleh:
a. Delesi d. Katenasi
b. Duplikasi e. Translokasi
c. Inversi
Delesi terjadi ketika sebuah fragmen kromosom patah dan hilang saat pembelahan
sel.
• Macam-macam delesi antara lain:
a. Delesi terminal : kehilangan ujung segmen kromosom.
b. Delesi intertitial : kehilangan bagian tengah kromosom.
c. Delesi cincin : kehilangan segmen kromosom sehingga berbentuk lingkaran seperti
cincin.
d. Delesi loop : delesi cincin yang membentuk lengkungan pada kromosom lainnya.
• Inversi terjadi karena kromosom patah dua kali secara simultan dan segmen yang
patah tersebut berotasi 180o dan menyatu kembali.
• Inversi terjadi karena selama meiosis kromosom terpilin dan terjadinya kiasma,
sehingga terjadi perubahan letak/kedudukan gen-gen.
Katenasi adalah mutasi kromosom yang terjadi pada dua kromosom non homolog
yang pada waktu membelah menjadi empat kromosom, saling bertemu ujung-ujungnya
sehingga membentuk lingkaran.
Euploid
Euploid merupakan variasi pada serangkaian kelompok kromosom atau seluruh
materi genetik yang berada di dalam suatu sel (genom).
a. Autopoliploid : kelipatan jumlah kromosom yang berasal dari genom spesies yang
sama. Terjadi akibat n-nya mengganda sendiri karena kesalahan meiosis dan terjadi
pada kromosom homolog, misalnya semangka tak berbiji.
b. Alopoliploid : kelipatan jumlah kromosom yang berasal dari genom spesies yang
berbeda. Terjadi karena perkawinan atau hybrid antara spesies yang berbeda jumlah
set kromosomnya dan terjadi pada kromosom non homolog, misalnya
Rhaphanobrassica (akar seperti kol, daun mirip lobak).
Aneuploid
Aneuploid adalah variasi jumlah kromosom yang diakibatkan adanya pengurangan
atau penambahan satu atau sejumlah kecil kromosom, tetapi tidak berlangsung pada
seluruh genom.
• Penyebab mutasi ini adalah anafase lag (peristiwa tidak melekatnya benang-benang
spindel ke sentromer) dan non disjunction (gagal berpisah).
• Non disjunction (gagal berpisah) dapat terjadi pada meiosis I (kromosom homolog
tidak memisahkan diri) ataupun meiosis II (pasangan kromatid gagal berpisah).
• Mitosis akan meneruskan
kelainan ini pada semua sel
embrionik.
• Mutasi kromosom dapat
mengakibatkan terjadinya
kelainan-kelainan pada
organisme tersebut
• Kondisi normal 2n : disomi
Kelainan Akibat Mutasi Kromosom
• Sindrom Turner (44A+X0).
Penderita Sindrom Turner biasanya bertibuh pendek dan berjenis kelamin
wanita, namun ovumnya tidak berkembang (ovaricular disgenesis).
• Sindrom Klinefelter (44A+XXY).
Penderita Sindrom Klinefelter berjenis kelamin laki-laki, namun testisnya
tidak berkembang (testicular disgenesis) sehingga tidak bisa menghasilkan sperma
(aspermia) dan mandul (gynaecomastis) serta payudaranya tumbuh.
• Sindrom Jacobs (44A+XYY).
Penderita sindrom ini umumnya berwajah kriminal, suka menusuk-nusuk
mata dengan benda tajam, seperti pensil,dll dan juga sering berbuat kriminal.
• Sindrom wanita super (44A+XXX).
Penderita sindrom ini umumnya bertubuh tinggi, alat kelamin tidak
berkembang hingga dewasa, sehingga ovarium seperti dalam keadaan menopause.
• Sindrom down (45A+XX/XY). Sindrom down disebabkan oleh adanya trisomi pada
kromosom bernomor 21. Penderita memiliki wajah yang khas, cacat jantung, dan
kelemahan mental.
• Sindrom Patau (45A+XX/XY).
Kromosom autosomnya mengalami trisomi pada kromosom nomor 13, 14,
atau 15. Penderita umumnya memiliki bibir sumbing, polidaktili, serta kelainan pada
otak yang menyebabkan penderitanya meminggal di usia muda.
• Sindrom Edward (45A+XX/XY).
Autosom mengalami trisomi pada kromosom nomor 16,17, atau 18.
Penderita sindrom ini mempunyai tengkorak lonjong, bahu lebar pendek, telinga agak
ke bawah dan tidak wajar.
• Cri du cat
Disebabkan oleh delesi pada kromosom autosom nomor 5. penderita
memiliki mental terbelakang, wajah yang lebar, dan tangisan seperti suara kucing
yang menderita.
• Chronic Myelogenous Leukimia (CML)
Kanker yang menyerang sel-sel yang menghasilkan darah putih. Sebagian
kromosom nomor 22 telah bertukar (translokasi timbak balik) dengan sebuah fragmen
kecil dari ujung kromosom nomor 9.
Pengaruh Mutasi
Mutasi dapat memberikan keuntungan dan kerugian. Kerugian yang didapat adalah
penyakit-penyakit genetik yang disebabkan oleh mutasi gen ataupun kromosom. Selain itu
mutasi juga dapat menyebabkan kanker.
Keuntungan dari mutasi dapat dilihat dari hasil-hasil mutasi buatan.
Radiasi sinar gamma pada biji-biji padi dan palawija yang menghasilkan Atomita I
dan Atomita II yang berumur panen pendek, hasil peroduksi tinggi, dan tahan
terhadap hama wareng.
Perendaman biji-biji tanaman dalam kolkisin menyebabkan tanaman memiliki
buah yang besar dan tidak berbiji.
Aplikasi radioterapi dan kemoterapi untuk menginduksi mutasi pada sel-sel kanker
akan menghambat perkembangan sel-sel tumor dan kanker. Agensia mutasi
tersebut akan menyebabkan sel-sel target berhenti tumbuh karena tidak mampu lagi
memperbanyak diri.
Daftar Pustaka
Aryulina, D., Muslim, C., Manaf, S., Winarni, E. W., (2007). Biologi SMA dan MA untuk
Kelas XII. Jakarta : Erlangga.
Cain, Michael L, [and others]. (2016). Campbell Biology Eleventh Edition. New York. NJ :
Pearson
Campbell Neil A & Reece Jane B. (2008). Biologi. Edisi 8. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., Jackson, R., &
Campbell, N. A. (2014). Campbell Biology (10th ed.). Boston: Pearson.
Effendi, Sjarif Hidayat. (2012). Kode genetik dan mutasi. Diakses dari
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/GENETIK-DAN-MUTASI.pdf.
Hartwell, Hood, Fischer, Goldberg. (2018). Genetics from Gens to Genomes. Edisi 6. New
York : McGraw-Hill Education
Karina, D. A. (2018). Konsep Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup. Diakses dari
https://blog.ruangguru.com/konsep-pewarisan-sifat-pada-makhluk-hidup
Kenyon College. Biology - The Structures of DNA and RNA. Diakses dari
http://biology.kenyon.edu/courses/biol63/watson_06.pdf
Kornberg, R. (1974). Chromatin Structure: A Repeating Unit of Histones and DNA. Science,
184(4139), 868-871. Diakses dari http://www.jstor.org/stable/1738170
Laimeheriwa, Bruri. (2018). SITOGENETIKA DAN ANALISIS KROMOSOM.
10.13140/RG.2.2.32037.60645.
Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., et al. (2016). Campbell Biology. 11th ed.
Hoboken : Pearson Higher Education