Anda di halaman 1dari 105

Sistem

Pencernaan dan
Metabolisme
IBD 2 - KELAS B6
Pertanyaan Pemicu :
1. Sebutkan organ-organ pada sistem pencernaan dan fungsinya!
2. Sebutkan kelenjar-kelenjar pencernaan dan fungsinya!
3. Pembuluh darah apakah yang memberikan vaskularisasi sistem pencernaan?
4. Bagaimakah persarafan sistem pencernaan?
5. Jelaskan 4 proses dasar pencernaan!
6. Jelaskan fase-fase pada proses pencernaan!
7. Jelaskan metabolisme makromolekul (karbohidrat, protein, Lipid)!
8. Jelaskan mengenai refleks defekasi!
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keseimbangan energi, bagaimana cara
tubuh mempertahankan keseimbangan energi tersebut!
10. Jelaskan hubungan antara keseimbangan energi dengan pengaturan suhu tubuh
dan jelaskan refleks pengaturan suhu tubuh!
FG 4
Aska Fairuz Maharani - 2006598452
Cut Saskia Raihanisa - 2006598465
Safa Nabilah - 2006536145
01
Organ-organ pada
Sistem
Pencernaan dan
Fungsinya
Rongga Mulut
❏ Bibir : lipatan daging sekitar pembukaan
mulut. Menjaga makanan tetap di antara
gigi superior dan inferior saat mengunyah
❏ Lidah: terdiri atas otot-otot volunter
yang dapat digerakkan secara sadar,
membantu proses mengunyah dan
menelan
❏ Gigi: berfungsi untuk mengunyah,
memotong, dan mengoyak makanan.
❏ Palatum : septum yang memisahkan oral
cavity dan nasal cavity dan berfungsi
untuk memungkinkan bernafas saat
mengunyah
Faring Esophagus
❏ Berfungsi menyalurkan makanan
dari mulut menuju esofagus. ❏ Terletak di belakang trakea
❏ Dibagi 3 : Nasofaring ❏ Fungsi: berperan dalam deglutisi,
(pernapasan), Orofaring menggerakkan bolus (makanan yang
(pernapasan & pencernaan), sudah dikunyah) dari faring ke lambung
Laryngofaring(pernapasan & dengan gerakan peristaltis.
pencernaan)
Lambung

Fungsi :
- Membunuh bakteri
- Mengubah sifat protein dan
mencerna protein
- Menyerap vitamin B12
- Wadah makanan sebelum ke usus
halus
Pancreas
Mengandung enzim yang mencerna karbohidrat, protein,
trigliserida, dan asam nukleat

Liver
Menghasilkan empedu, yang dibutuhkan untuk
emulsifikasi dan penyerapan lipid di usus halus

Kantung Empedu
Menyimpan dan memusatkan empedu dan
melepaskannya ke usus halus
Usus Halus

Fungsi:

- Menyerap 90% nutrisi dan


air
- Mendorong makanan
dengan gerak peristaltik
- Terdapat villi untuk
penyerapan zat-zat
makanan
Usus Besar

Fungsi :
- Menyelesaikan penyerapan
makanan
- Membentuk feses
- Menyerap ion, air, dan vitamin,
- Mengubah protein menjadi asam
amino
- Memecah asam amino dengan
bakteri
- Mendorong feses
Anus

❏ Anus memiliki katup yang menjaga tetap


tertutup, kecuali saat defekasi:
a.Internal Anal Sphincter : otot halus
(involunteer)
b.External Anal Sphincter : otot rangka
(volunteer)
❏ Fungsi : Mengeluarkan feses
02
Kelenjar-kelenjar
Pencernaan dan
Fungsinya
Kelenjar Saliva
❏ Menghasilkan dan mensekresi saliva
❏ Saliva mengandung enzim amilase, mukus, dan
lisozim
❏ Fungsi saliva:
○Enzim amilase : Mencerna amilum menjadi maltosa
(disakarida)
○Lubrikasi oleh mukus : Membantu proses menelan
dan membasahi partikel makanan
○Lisozim : Proteksi antibakterial dibantu dengan
antibodi IgA
○Bekerja sebagai pelarut dan menstimulasi kuncup
pengecap
Kelenjar Lambung

❏ Kelenjar Lambung
•Sel chief: sekresi pepsinogen.
•Sel parietal: sekresi HCl dan faktor
intrinsik.
•Sel mukosa: mensekresi mukus/lender yang
berfungsi untuk melindungi mukosa dari
HCl.
❏ Kelenjar Pilorus
•Sel G: mensekresi gastrin.
•Sel D: mensekresi somatostatin.
Pankreas

❏ Menghasilkan enzim lipase, protase, dan


amilase
❏ Enzim proteolitik: Tripsinogen -> tripsin,
chymotripsinogen ->chymotripsin,
procarboxypeptidase -> carboxypeptidase =
Digesti protein
❏ Enzim amilase pankreatik -> digesti
karbohidrat = mengubah amilum menjadi
disakarida
❏ Enzim lipase pankreatik -> digesti lemak =
mencerna trigliserida menjadi monogliserida
dan asam lemak
Hati dan Kelenjar Empedu

❏ Hati:
○Sekresi garam empedu : membantu digesti dan absorpsi
lemak
○Metabolisme nutien (karbohidrat, protein, lipid) setelah
diserap
○Detoksifikasi dan mendegradasi zat-zat sisa
○Menyimpan glikogen, lemak, dan vitamin-vitamin
○Produksi bilirubin (perombakan eritrosit)
○Membentuk protein plasma untuk membekukan darah.
❏ Kelenjar empedu:
○Menyimpan empedu yang telah dihasilkan oleh hati
○Memodifikasi garam empedu
Kelenjar pada Usus Halus

❏ Kelenjar Eksokrin
➢ Menghasilkan enzim:
1. Enterikinase: mengaktifkan enzim
proteolitik pancreas (trypsinogen)
2. Disakaridase (maltase,
sukrase-isomaltase, dan laktase):
diuraikan menjadi glukosadengan
bantuan enzim pankreas.
3. Aminopeptidase: menghidrolisis
peptida menjadi asam amino
03
Pembuluh yang
memberikan
vaskularisasi
sistem
pencernaan
Darah yang mengandung oksigen
mengalir dari jantung melalui aorta. Darah
tersebut melewati aorta abdominalis, lalu
dialirkan ke saluran pencernaan melalui 3
cabang utama dari aorta abdominalis,
yaitu arteri seliaka, arteri mesenterik
superior, dan arteri mesenterik inferior
Arteri Seliaka
Cabang-cabang:
1. Arteri hepatic : mendarahi hati.
O Arteri hepatica propria : menuju hati.
● Arteri hepatica kanan : mendarahi lobus kanan hati.
● Arteri hepatica kiri : mendarahi lobus kiri hati.
O Arteri gastrica dextra : mendarahi kurvator minor lambung.
O Arteri gastroduodenal : mendarahi duodenum dan lambung.
● Arteri gastroepiploik kanan : mendarahi kurvator mayor lambung.
● Arteri pankreatikduodenal superior : mendarahi duodenum dan kepala
pancreas.
2. Arteri gastrica sinistra : mendarahi kurvator minor lambung.
3. Arteri lienalis:
O Arteri pankreatik : mendarahi leher, badan, dan ekor pankreas.
O Arteri gastroepiploik kiri : mendarahi kurvator mayor lambung.
O Arteri gastrica brevis : mendarahi fundus lambung.
O Arteri yang mendarahi limpa.
Arteri Mesentrik Superior
Cabang-cabang:
1. Arteri pankreatikduodenal inferior : mendarahi duodenum dan kepala pankreas.
2. Percabangan ileal dan jujenal
3. Arteria coliaca dextra (right colic artery) : mendarahi colon ascendens.
4. Percabangan ileocolic
O Percabangan ileocolic superior : mendarahi colon ascendens.
O Percabangan ileocolic inferior :
● Cabang ileal : mendarahi ileum.
● Cabang caecal : mendarahi caecum.
● Cabang appendicular : mendarahi appendiks.
● Cuban colic : mendarahi bagian awal colon.
5.Arteria coliaca media (middle colic artery) : mendarahi 2/3 bagian awal colon
transversus.
Arteri Mesentrik Inferior
Cabang-cabang:
1. Arteria coliaca sinistra : mendarahi 1/3 bagian terakhir colon transversus dan colon
descendans.
2. Arteria sigmoidea : mendarahi bagian awal sigmoid colon.
3. Arteria rectalis/hemorrhoidalis superior : mendarahi bagian akhir sigmoid colon dan
bagian awal rektum.
Memiliki percabangan lanjutan:
O Arteria rectalis/hemorrhoidalis media : mendarahi bagian tengah rektum.
O Arteria rectalis/hemorrhoidalis inferior : mendarahi bagian akhir rectum dan juga
kanalis anal.
Darah dari arteri-arteri tersebut kemudian memasuki pembuluh-pembuluh vena. Vena-
vena ini kemudian bertemu, membentuk vena hepatica porta (hepatic portal vein) yang
melewati hati.
Vena
Darah dari lambung dibawa oleh:
O Vena gastroepiploik kanan (darah dari kurvatur mayor)
O Vena pylorus (vena gastrica dextra) (darah dari kurvatur minor)
O Vena gastrica brevis (darah dari fundus lambung)

Vena Lienalis : membawa daraharah dari pankreas dan limpa


Vena Mesentrik Superior : membawa darah dari usus halus, caecum, colon ascendens,
dan 2/3 awal colon transversus
Vena Mesentrik Inferior : membawa darah dari 1/3 akhir colon transversus, colon
descendens, sigmoid, rektum, dan kanalis anal
FG 3
● Arsyalia Witri Adinda (2006472551)
● Dewi Anita Puri (2006465552)
● Reyhan Prahandyasmara (2006525261)
● Shilla Ananda (2006595154)
04 05
Persarafan pada Sistem 4 Proses Dasar Sistem
Pencernaan Pencernaan

06
Fase-Fase pada Proses
Pencernaan
04
Persarafan Sistem
Pencernaan
Persarafan Sistem Pencernaan

● Motilitas dan sekresi pencernaan diatur


dengan cermat untuk memaksimalkan
pencernaan dan penyerapan makanan
yang dicerna.
● Empat faktor terlibat dalam mengatur
fungsi sistem pencernaan:
a. Otonom fungsi otot polos
b. Pleksus saraf intrinsik
c. Saraf ekstrinsik
d. Hormon gastrointestinal.
Persarafan Sistem Pencernaan

FUNGSI OTOT POLOS

● Jenis listrik mandiri yang menonjol pada


aktivitas otot polos pencernaan disebut
potensi gelombang lambat, atau disebut
juga sebagai dasar saluran pencernaan
irama listrik (BER).
● Sel tidak kontraktil dikenal sebagai sel
interstitial Cajal yang merupakan sel alat
pacu jantung yang memicu aktivitas
gelombang lambat siklik.
Persarafan Sistem Pencernaan

PLEKSUS SARAF INTRINSIK

Pleksus saraf intrinsik terdiri dari :


Pleksus Mienterikus (Auerbach). Pleksus saraf
ini berada di antara lapisan otot longitudinal
dan sirkular. Bersifat Motorik dan memiliki
fungsi untuk mengatur pergerakan
gastrointestinal.
Pleksus Submukosa (Meissner). Pleksus saraf
ini berada di Submukosa. Bersifat sensorik dan
berfungsi dalam pengaturan sekresi
gastrointestinal dan aliran darah.
Persarafan Sistem Pencernaan

SARAF EKSTRINSIK

● Saraf ekstrinsik adalah saraf dari kedua cabang sistem


saraf otonom yang berasal dari luar saluran pencernaan
dan mempersarafi berbagai organ pencernaan. Terdiri dari :
a. Saraf simpatik (cenderung menghambat atau
memperlambat kontraksi dan sekresi saluran pencernaan)
b. Parasimpatik (mendominasi dalam ketenangan, memasok
saluran pencernaan yang tiba terutama melalui saraf vagus,
cenderung untuk meningkatkan motilitas otot polos dan
mempromosikan sekresi enzim dan hormon pencernaan).
Persarafan Sistem Pencernaan
HORMON GASTROINTESTINAL

● Terselip di dalam mukosa daerah-daerah tertentu dari saluran pencernaan yaitu


kelenjar endokrin, yang pada stimulasi yang tepat, melepaskan hormon ke dalam
darah.
● Hormon gastrointestinal ini dibawa melalui darah ke area lain dari saluran
pencernaan, di mana mereka mengerahkan baik efek rangsang atau penghambatan
pada otot halus dan sel kelenjar eksokrin.
● Selama perkembangan embrionik, sel-sel tertentu dari saraf berkembang menjadi
jaringan bermigrasi ke sistem pencernaan, di mana mereka menjadi sel endokrin.
● Terdiri atas gastrin, sekretin, gastric inhibitory polypeptide (GIP), cholecystokinin
(CCP), motilin, pancreatic peptide (PP), enteroglukagon dan peptida-peptida lain.
05

4 Proses Dasar
Pencernaan
4 Proses Pencernaan

1 2 3 4
Pencernaan
Motilitas Sekresi Penyerapan
(Digest)
Motilitas
Kata motilitas merujuk kepada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong maju
isi saluran cerna. Seperti otot polos pada pembuluh darah dan di dinding saluran cerna
mempertahankan suatu kontraksi tingkat rendah yang menetap (tonus).
Tonus penting untuk mempertahankan tekanan pada isi saluran cerna dan mencegah
dinding merenggang permanen setelah distensi.
Pada tonus, terdapat dua tipe dasar motilitas saluran cerna: gerakan propulsif
(mendorong) dan gerakan mencampur.

Gerakan propulsif mendorong maju isi


Gerakan mencampur memiliki fungsi
saluran cerna dengan kecepatan yang
ganda. Pertama, dalam mencampur
sesuai segmen agar meleksanakan
makanan dengan getah pencernaan,
tugasnya. Contoh: transit mekanan di
gerakan ini meningkatkan pencernaan
esofagus berlangsung cepat karena hanya
makanan. Kedua, gerakan ini
sebagai saluran dari mulut ke lambung, dan
mempermudah penyerapan dengan
pada usus halus (tempat penyerapan)
memperluas wilayah penyerapan.
bergerak lambat.
Sekresi
Pada rangsangan saraf atau hormon
Beberapa getah pencernaan disekresikan ke yang sesuai, sekresi dibebaskan ke dalam lumen
dalam lumen saluran cerna oleh kelenjar saluran cerna. Dalam keadaan normal, sekresi
eksokrin di sepanjang perjalanan. Setiap sekresi pencernaan direabsorbsi dalam suatu bentuk
pencernaan, terdiri dari air, elektrolit, dan kembali ke darah setelah ikut serta dalam proses
konstituen organis spesifik yang penting dalam pencernaan. Kegagalan reabsorbsi ini (misalnya
proses pencernaan. Misalnya: enzim, garam karena muntah atau diare) menyebabkan
empedu, atau mukus. Sel-sel sekretorik hilangnya cairan.
mengekstraksi air dari plasma darah dan bahan Selain itu, sel-sel endokrin yang terletak di
mentah untuk menghasilkan bahan sekresi dinding saluran cerna mensekresi hormon
tersebut. pencernaan ke dalam darah untuk membantu
pengontrolan motilitas pencernaan dan sekresi
kelenjar eksokrin.

Setiap hari, sel-sel di dalam dinding saluran pencernaan dan organ pencernaan
tambahan mengeluarkan total sekitar 7 liter air, asam, penyangga (buffer), dan
enzim ke dalam lumen (ruang interior) saluran.
Pencernaan (Digest)
Manusia mengonsumsi tiga bahan
makanan kaya energi: karbohidrat,
proten, dan lemak. Molekul besar ini
perlu diuraikan dahulu sebelum diserap
oleh enzim-enzim pencernaan Protein dalam makanan terdiri dari asam
(Pencernaan/Disgestion). amino yang disatukan oleh ikatan peptida.
Bentuk sederhana karbohidrat Melalui proses cerna, protein diuraikan menjadi
adalah monosakarida (glukosa, asam-asam amino konstituennya serta beberapa
fruktosa, dan galaktosa), yang sedikit peptida kecil. Keduanya adalah satuan protein
ditemukan dalam makanan. Makanan yang dapat diserap
yang kita makan biasanya dalam bentuk
polisakarida (tepung, glikogen, dan
selulosa yang susah dicerna). Dan
terdapat bentuk disakarida (sukrosa,
laktosa, maltosa).
Pencernaan (Digest)
Lemak dalam makanan berada dalam
bentuk trigliserida (lemak netral yang Pencernaan dilaksanakan oleh proses
terdiri dari satu molukel gliserol dan tiga hidrolisis enzimatik. Pada proses hidrolisis
asam lemak). Selama pencernaan, 2-3 terjadi penguraian H2O di tempat ikatan
molekul asam lemak tersebut terpisah, semula yang menyatukan sub unit kecil
meninggalkan satu monogliserida. Karena molekul makanan yang dapat diserap.
itu, produk akhir pencernaan lemak adalah
monogliserida dan asam lemak bebas.
Penyerapan (Absorption)

Di usus halus, pencernaan telah tuntas dan terjadi proses


penyerapan. Melalui proses penyerapan, unit-unit kecil
makanan yang dapat diserap yang dihasilkan oleh pencernaan,
bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dipindahkan dari
lumen saluran cerna ke dalam darah atau limfe

Source::
● Sherwood,L. 2012. Fundamental of Human Physiology. 4 th ed.
California, Brooks/ Cole. pp. 437-438.
● Tortora, G. and Derrickson, B., 2015. Principles Of Anatomy &
Physiology. 15th ed. United States of America: John Wiley & Sons
Proses Dasar Sistem Pencernaan
(Tortora)

Mixing and
Ingestion Secretion propulsion
(motility)

Defecation Digestion Absorbtion


06
FASE FASE PADA
PROSES
PENCERNAN
FASE MENELAN
Fase oral
Tahap ini terjadi saat makanan berada di dalam mulut. Tahap ini melibatkan proses
mengunyah makanan, memindahkannya dari bagian depan ke belakang mulut, dan
persiapan menyalurkan makanan ke faring dan kerongkongan (esofagus).

Fase faringeal
Tahap ini melibatkan 2 proses utama, yaitu pendorongan makanan dari mulut ke
esofagus, serta tahap proteksi saluran pernafasan dari makanan. Tahap ini berlangsung
dengan cepat selama beberapa detik.

Fase esofageal
Tahap ini terjadi ketika makanan sudah masuk ke dalam esofagus. Makanan akan
didorong dari bagian atas esofagus dengan gerakan seperti gelombang (peristaltik) yang
dimiliki saluran pencernaan untuk masuk ke dalam lambung.
FASE SEFALIK
● Saat berpikir, melihat atau mencium makanan.
Hal ini mengaktifkan korteks serebral, hipotalamus,
dan batang otak.
● Saraf facial dan glosofaring menstimulasi kelenjar
ludah untuk sekresi saliva
● Nervus vagus menstimulasi kelenjar lambung
untuk sekresi getah lambung.
● Tujuan fase ini adalah untuk menyiapkan mulut
dan lambung untuk makanan yang masuk.
FASE GASTRIC
1. Regulasi saraf: reseptor regang diaktifkan
karena makanan yang masuk membuat perut
buncit. Kemoreseptor diaktifkan karena pH
meningkat disebabkan protein yang masuk
lambung dan menyangga sebagian asam
lambung. Aktifnya kemoreseptor dan reseptor
renggang menghasilkan impuls saraf yang
menyebabkan gel. Peristaltik dan merangsang
kelenjar getah lambung untuk sekresi. Sejumlah
chyme mengalami pengosongan lambung ke
duodenum. pH chyme menurun dan masuk ke
dalam usus kecil yang menekan sekresi asam
lambung.
FASE GASTRIC
2. Regulasi hormonal: sekresi lambung diatur hormon gastrin yang
dilepaskan dari sel G kelenjar lambung sebagai respons terhadap
beberapa rangsangan:
•Distensi lambung oleh chyme
•Protein yang dicerna sebagian dalam chyme
•pH tinggi karena ada makanan di lambung
•Kafein dalam lambung chyme
•Asetkolin yang dilepaskan neuron parasimpatis
3. Gastrin merangsang pengeluaran getah lambung yang
memperkuat kontraksi spincter esofagus bawah untuk mencegah
refluks asam ke kerongkongan, meningkatkan motilitas lambung,
melemaskan spinchter pilorus yang mendorong pengosongan
lambung. Sekresi gastrin dihambat ketika pH dibawah 2 dan
distimulasi ketika ph naik. Regulasi ini menghasilkan pH optimal untuk
pepsin, membunuh mikroba, dan denaturasi protein
FASE INTESTINAL
Intestinal phase dimulai begitu makanan memasuki usus
halus. Pada fase ini terdapat mekanisme tertentu yaitu
regulasi neuron dan regulasi hormon.
Regulasi Neuron:
●Distensi dari duodenum yang disebabkan oleh chyme
lambung akan memicu refleks enterogastrik.
●Ketika usus halus meregang, reseptor di dinding
duodenum mengirimkan impuls saraf ke medulla
oblongata, di mana mereka menghambat stimulasi
parasimpatis dan merangsang saraf simpatiske perut.
●Akibatnya, motilitas lambung terhambat dan terjadi
gangguan peningkatan kontraksi sfingter pilorus, yang
mengurangi pengosongan lambung.
FASE INTESTINAL

Regulasi Hormonal :
●Regulasi hormonal dimediasi oleh dua
hormon utama yang disekresikan oleh usus
halus yaitu kolesistokinin dan sekretin.
●Kolesistokinin atau CCK dirangsang dengan
masuknya asam amino, trigliserida, dan asam
lemak ke usus halus. Berperan dalam
merangsang sekresi pankreas pada enzim
pencernaan, yang mengeluarkan empedu dan
membuka spincther dari hepatopancreatic
ampulla.
●Sekretin dirangsang ketika ada chymus asam
yang masuk ke usus halus. Sekretin berperan
dalam merangsang sekresi pankreas dan
empedu yang kaya HCO3.
FG 2
Afra Nabilah Andeni (2006466510)
Ahya Amaniy Daniya (2006536990)
Hafifah Hulisnaini (2006472513)
Namira Indira W (2006465514)
07
Jelaskan metabolisme markromolekul (karbohidrat,
protein, lipid)!
4. Transpor Elektron
METABOLISME KATABOLISME
PROTEIN PROTEIN
KATABOLISME DAN
SINTESIS ASAM AMINO
KATABOLISME
ASAM AMINO
KATABOLISME
ASAM AMINO
Pembentukan
Asetil Koenzim A
SIKLUS UREA
ANABOLISME
PROTEIN
SINTESIS ASAM AMINO
Ringkasan:
Metabolisme
Lipid
Metabolisme
Lipid
Metabolisme Lipid
dalam Tubuh
Penyimpanan Lipid
dalam Tubuh
08
Jelaskan mengenai refleks defekasi!
Proses terjadinya refleks
defekasi
Refleks defekasi muncul ketika feses berpindah dari kolon
menuju rektum, sehingga terjadinya tekanan yang kemudian
memicu reseptor pada rektum hingga menyebabkan adanya
gerak peristaltik yang berguna agar feses bergerak menuju
anus.
Pada saat gerakan peristaltik, massa kolon mendorong isi
kolon sigmoid ke dalam rectum.
Terjadi peregangan rektum yang kemudian merangsang
reseptor regang di dinding rektum dan memicu refleks
defekasi.
Fungsi Refleks Defekasi
Untuk mengosongkan kolon (khususnya daerah descending colon,
sigmoid colon, dan rektum) dari feses.

Jenis Otot Pada Rektum


Di rektum terdapat 2 jenis otot, internal dan eksternal anal sphincter,
yaitu:
Internal anal sphincter bersifat involuntary yang dikontrol oleh saraf
autonom.
Eksternal anal sphincter bersifat voluntary yang dikontrol oleh saraf
somatik.
Apabila eksternal anal sphincter tidak berelaksasi, feses akan kembali ke
sigmoid colon. Defekasi dapat terjadi apabila kedua otot tersebut
berelaksasi.
Pembagian Refleks Defekasi

Refleks defekasi dibagi menjadi 2:

-Refleks jangka pendek (refleks defekasi intrinsik).

-Refleks jangka panjang (refleks defekasi parasimpatik).

Short reflex: Stimulasi pleksus mesentrikus untuk memulai gelombang


peristaltik yang mendorong feses dari rektum ke canal anus.
Long reflex: Stimulasi saraf parasimpatik sehingga menyebabkan
relaksasi internal anal sphincter (IAS) secara involunter (IAS tidak
dapat digerakan secara volunter). Selain itu, long reflex juga memicu
stimulasi saraf somatik yang menginervasi external anal sphincter
(EAS) secara volunteer.

Agar proses defekasi dapat terjadi, IAS dan EAS harus berelaksasi,
oleh karena itu dibutuhkan relaksasi EAS (yang dapat diatur secara
sadar) oleh tubuh agar dapat melakukan defekasi.
FG 1
Dina Azza Nuraqila (2006466473)
Putri Suryani Utami (2006472476)
Putri Alvina Hasyim (2006465470)
Pusparani Wijayanti (2006536196)
09
Jelaskan apa yang dimaksud dengan keseimbangan
energi, dan bagaimana cara tubuh mempertahankan
keseimbangan energi tersebut!
Keseimbangan Energi

Keseimbangan energi adalah kondisi saat asupan


energi yang masuk (energi input) seimbang dengan
energi yang dikeluarkan (energi output). Energi
tubuh yang tidak seimbang akan diseimbangkan
dengan metabolisme dan regulasi asupan makanan.
Status Keseimbangan Energi

Netral Positif
Jumlah energi dalam makanan Jumlah energi dalam makanan
yang masuk lebih besar dari
yang masuk sama dengan jumlah
jumlah energi yang dikeluarkan
energi yang dikeluarkan oleh oleh tubuh. Energi yang tidak
tubuh. dipakai akan disimpan dalam tubuh
pada jaringan adiposa
Negatif
Jumlah energi dalam makanan
yang masuk lebih sedikit dari
jumlah energi yang dikeluarkan
oleh tubuh. Pada kondisi ini, tubuh
akan menggunakan mengunakan
energi cadangannya(lemak)
Energi Input vs Energi Output

Energi Input
● Energi yang ‘masuk’ ; berasal
dari nutrisi yang kita makan,
cerna, dan serap.
● Akan disimpan atau diubah
menjadi energy output.

Energi Output
● Energi yang ‘keluar’ ;
kombinasi usaha dan panas
● Energi output : Work + Heat
● Terdiri atas external work
dan internal work
Energi Input vs Energi Output

External Work Internal Work


Energi yang dikeluarkan saat otot ● Energi yang dikeluarkan untuk
rangka berkontraksi untuk segala pengeluaran energi
memindahkan objek atau biologis yang tidak
perpindahan tubuh yang melaksanakan aktivitas mekanis
berhubungan dengan lingkungan di luar dari tubuh.
luar. ● Menghasilkan Heat
● Contoh : jantung memompa
darah, bernapas, transport
aktif membrane, dan reaksi
sintetis (pemeliharaan,
perbaikan, dan pertumbuhan
struktur seluler
Cara Tubuh Mempertahankan Energi
Rasa Lapar
Hormon (Involunter) Lingkungan dan
Psikososial (Volunter)
Bagaimana pun penjelasan bahwa
makanan yang masuk itu diatur oleh
tubuh, tetap harus mempertimbangkan
hal-hal volunteer yang berasal dari luar
tubuh

● Jumlah makanan yang tersedia


● Kebiasaan makan (apakah
terjadwal atau tidak)
● Budaya (piring harus sampai
bersih)
● Visual dari makanan (rasa, bau,
teksur, dll)

Sherwood, L. (2016). Human Physiology From Cells to Systems (9 ed p. 624) Boston: Cengage Learning
10
Jelaskan Hubungan Antara Keseimbangan Energi dengan Pengaturan
Suhu Tubuh dan Jelaskan Refleks Pengaturan Suhu Tubuh
Keseimbangan Energi

Keseimbangan energi berarti bahwa energi yang


masuk sama dengan energi yang keluar.

Pemasukkan energi

didapatkan dari asupan makanan.

Pengeluaran energi

berasal dari kerja eksternal, seperti kontraksi otot


dan kerja internal, seperti metabolisme tubuh
Heat Input vs Heat Output
Heat Input/ Intake Heat Output

Panas yang masuk Panas yang


dapat berasal dari dilepaskan dari
lingkungan eksternal permukaan tubuh
atau produksi panas dari kepada lingkungan
tubuh (output energi) luar
Hubungan Keseimbangan Energi dengan
Pengaturan Suhu Tubuh
- Energi yang masuk ke dalam tubuh akan diubah
menjadi panas. Dalam 100% energi 50% energi
nutrien dipindahkan ke ATP, dan 50% diubah
menjadi panas.
- Selama pengeluaran ATP, terdapat 25% energi
yang juga diubah menjadi energi panas.
- Panas yang dihasilkan membantu tubuh untuk
mempertahankan suhu tubuh (Homeostasis).
- Sebagian besar manusia hidup di lingkungan
yang lebih dingin daripada suhu tubuh, untuk
itulah peran panas internal sangat dibutuhkan.
Pengaturan Suhu Tubuh
Penyeimbangan suhu tubuh dilakukan dengan
cara pengeluaran panas melalui proses radiasi,
konduksi, konveksi, dan radiasi.

Radiasi : Pemindahan panas melalui


gelombang elektromagnetik

Konduksi : Pemindahan panas antar dua


benda yang saling besentuhan

Konveksi : Pemindahan panas melalui arus


udara

Evaporasi : Perubahan cairan menjadi gas yang


akan diserap kulit sehingga kulit menjadi lebih
dingin
REFLEKS PENGATURAN SUHU TUBUH

Perubahan suhu tubuh dideteksi oleh 2 jenis termoreseptor,


satu di kulit sebagai peripheral thermoreceptors dan satu
lagi di hipotalamus, medula spinalis, dan lainnya sebagai
central thermoreceptors. Termoreseptor sentral memberi
umpan balik yang penting dalam mempertahankan suhu inti
tubuh ketika termoreseptor perifer memberi informasi.
REFLEKS PENGATURAN SUHU TUBUH

Di hipotalamus terdapat dua pusat regulasi suhu. Regio


posterior, diaktifkan oleh dingin, memicu refleks-refleks yang
memerantarai produksi dan penghematan panas. Regio anterior,
diaktifkan oleh panas, memicu refleks-refleks yang
memerantarai pengeluaran panas.

Hipotalamus mengintegrasikan refleks dan mengirimnya


melalui saraf simpatis ke kelenjar keringat, arteriol kulit, dan
medula adrenal serta melalui saraf motorik ke otot rangka. Suhu
tubuh diatur oleh hipotalamus. Suhu tubuh normal berkisar
antara 36,5-37,5 derajat celcius.
REFLEKS
PENGATURAN
SUHU TUBUH

Pengaturan suhu pada


manusia terkait dengan
produksi panas metabolik
(termogenesis).
Termogenesis tanpa menggigil diperantarai pada pajanan dingin oleh sistem saraf
simpatis, yang meningkatkan produksi panas dengan merangsang lemak cokelat,
yaitu jenis jaringan lemak khusus yang mampu mengubah energi kimia dari
makanan menjadi panas.

Pada manusia, termogenesis tanpa menggigil paling penting pada neonatus, yang
memiliki banyak deposit lemak cokelat, khususnya di bawah kulit punggung
MEKANISME MENAIKKAN SUHU TUBUH
Ketika suhu tubuh rendah maka akan terjadi:
● Vasokonstriksi pembuluh darah
Vasokonstriksi adalah penyempitan pembuluh darah karena mekanisme atau
rangsangan tertentu pada tubuh. Hal ini dapat mengurangi aliran darah
menuju kulit sehingga makin sedikit panas yang dilepas, maka suhu tubuh
meningkat.
● Piloereksi
Piloereksi membentuk lapisan udara hangat sebagai insulator pelepasan panas
ke lingkungan dengan mekanisme berdirinya rambut di tubuh.
● Peningkatan pembentukan panas
Pembentukan panas ini dilakukan oleh sistem metabolisme tubuh. Contoh
pembentukan panas yang ditingkatkan adalah eksitasi produksi panas oleh
persarafan simpatis, meningkatnya sekresi tiroksin, dan menggigil.
MEKANISME MENURUNKAN SUHU TUBUH

Ketika suhu tubuh tinggi maka akan terjadi:


● Vasodilatasi pembuluh darah
Pelebaran pembuluh darah di kulit dapat memperbanyak aliran
darah dari dalam tubuh menuju kulit sehingga melepas panas
menuju lingkungan. Melalui vasodilatasi, pengeluaran panas dapat
ditingkatkan hingga 8 kali kondisi normal.
● Berkeringat
Berkeringat meningkatkan laju pengeluaran panas melalui
evaporasi/penguapan.
● Menghambat mekanisme yang meningkatkan produksi panas
Mekanisme yang menyebabkan pembentukan panas berlebihan,
seperti menggigil dan termogenesis kimia, dihambat dengan kuat
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai