MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Kesehatan semester gasal
tahun akademik 2019/2020
Oleh :
1. Diva Mahardikawati (1906294773)
2. Farah Nabila Widyaputri (1906296551)
3. Kartika Ayu Permatasari (1906352306)
4. Rafael (1906347363)
5. Sherly Sulistiawijaya (1906292212)
KOMUNIKASI KESEHATAN 19
HOME GROUP 1
RUMPUN ILMU KESEHATAN
2019
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
BAB I : PENDAHULUAN 2
BAB II : PEMBAHASAN
1. Komunikasi Kelompok pada Pelayanan Kesehatan
1.1. Definisi Kelompok 3
1.2. Cara Melakukan Komunikasi pada Kelompok 4
1.3. Hal yang Harus Diperhatikan dalam Komunikasi Kelompok 7
2. Komunikasi Interprofesional pada pelayanan kesehatan
2.1. Definisi Peer atau Mitra Kerja 10
2.2. Cara Melakukan Komunikasi Interprofesional 10
2.3. Hal yang Harus Diperhatikan dalam Komunikasi Peer/Mitra Kesehatan 11
3. Komunikasi Masyarakat/Publik pada Pelayanan Kesehatan
3.1. Definisi Masyarakat/Publik 11
3.2. Cara Melakukan Komunikasi Masyarakat/Publik 13
3.3. Hal yang Harus Diperhatikan dalam Komunikasi Masyarakat/Publik 15
4. Komunikasi Massa (Media Massa) pada Pelayanan Kesehatan
4.1. Definisi Komunikasi Massa 16
4.2. Cara Melakukan Komunikasi Massa pada Pelayanan Kesehatan 17
4.3. Hal yang Harus Diperhatikan dalam Komunikasi Massa 18
BAB III : PENUTUPAN 21
REFERENSI 22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan
pertolongan manusia lainnya. Oleh karena itu, komunikasi memegang peran penting dalam
kehidupan manusia. Komunikasi dilakukan manusia sebagai salah satu bentuk berinteraksi
dengan manusia lainnya sehingga dapat memenuhi kebutuhannya masing - masing. Komunikasi
itu sendiri merupakan proses pertukaran informasi yang memiliki berbagai bentuk, diantaranya
komunikasi intrapersonal atau komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi interpersonal yaitu
komunikasi antar individu dengan individu lainnya, komunikasi dalam suatu kelompok,
komunikasi interprofesional, komunikasi masyarakat atau yang dikenal sebagai komunikasi
publik, dan komunikasi yang menggunakan media massa. Bentuk - bentuk komunikasi tersebut
memiliki peran dan tujuannya masing - masing dalam kehidupan manusia.
Ketika melakukan komunikasi, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Seorang
komunikator harus memperhatikan hal - hal apa saja yang harus dan sebaiknya dilakukan ketika
berkomunikasi sehingga tujuan dilakukannya komunikasi dapat tercapai dan berjalan secara
efektif. Di sisi lain, komunikator juga harus memperhatikan hal - hal apa saja yang tidak boleh
dilakukan sehingga meminimalisir kesalahpahaman antara komunikator dengan komunikan.
Komunikator juga harus memperhatikan hal - hal apa saja yang dapat mempengaruhi jalannya
komunikasi, baik yang berasal dari dalam diri komunikator tersebut, komunikan atau target
pendengar, dari lingkungan tempat dilakukannya komunikasi, serta media atau perantara yang
digunakan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dari pengertian yang ada diatas menurut Hariadi, 2011 bahwa pengertian
kelompok memiliki ciri-ciri seperti dua orang atau lebih, ada interaksi di antara
anggotanya, memiliki tujuan atau goals, memiliki struktur dan pola hubungan di
antara anggota yang berarti ada peran, norma, dan hubungan antar anggota, serta
groupnees, merupakan satu kesatuan.1
3
kasih sayang, kebutuhan prestasi dan prestise, dan kebutuhan untuk melaksanakan
sendiri.1
4
● Jumlah orang yang berpartisipasi pada sebuah kelompok berkisar 3-20
orang.1
(Sumber : tugasdk.wordpress.com)
Menurut Aubrey Fisher, pola komunikasi dalam kelompok dalam
berdiskusi dan penyampaian ide – ide terdiri dari empat fase :
● Fase Orientasi
Fase orientasi merupakan fase perkenalan dan fase
penyesuaian masing – masing anggota pada permasalahan yang
ada. Pada fase ini, ide ide yang dilontarkan adalah ide dari hati ke
hati, namun tidak banyak dilatarbelakangi oleh faktor pendukung.
Anggota kelompok pun masih lebih cenderung menyetujui ide –
ide yang ada, walaupun persetujuan biasanya bersifat sementara.3
● Fase Konflik
Fase konflik adalah fase dimana anggota – anggota mulai
menyatakan argumentasi dan ketidaksetujuannya pada pendapat
anggota lain. Pada hal ini, ide dan argumentasi akan semakin kuat,
tegas, dan relevan.3
● Fase Timbulnya Sikap – Sikap Baru
Dalam fase ini, ketegangan karena perbedaan pendapat
mulai mereda. Beberapa anggota kelompok akan lebih bertindak
untuk menyetujui atau menyamakan pendapat antar anggota
ketimbang berkomentar yang bersifat menentang seperti pada fase
konflik.3
● Fase Dukungan
Pertentangan ada fase ini sudah berubah menjadi usulan
dan dukungan. Anggota – anggota kelompok akan berusaha untuk
mendapatkan kesepakatan akhir dan cenderung saling
mendukung.3
5
(effect). Akan tetapi dalam komunikasi kelompok proses komunikasi berlangsung
secara tatap muka, dengan lebih mengintensifkan tentang komunikasi dengan
individu antar individu dan individu dengan personal structural (formal). Ketika
seluruh orang yang terlibat dalam komunitas atau kelompok tersebut
berkomunikasi di luar forum, maka komunikasi yang terjalin antar individu
berlangsung secara pribadi dan bahasa yang digunakan cenderung tidak formal.
Akan tetapi jika individu tersebut bertemu dalam satu forum yang dihadiri
anggota kelompok atau komunitas tersebut, maka komunikasi yang berlangsung
akan cenderung menggunakan bahasa yang lebih formal.3-4 Proses komunikasi
kelompok dapat dijelaskan sebagai berikut :
● Komunikator (Sender)
Komunikator merupakan orang yang mengirimkan pesan
yang berisi ide, gagasan, opini dan lain-lain untuk disampaikan
kepada seseorang (komunikan) dengan harapan dapat dipahami
oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang
dimaksudkannya.Anggota dan pengurus dalam suatu kelompok
atau komunitas bisa menjadi komunikator. Ketika mereka
melakukan proses komunikasi dalam proses tersebut.3-4
● Pesan (Message)
Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau
diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non
verbal dan pesan akan efektif jika diorganisir secara baik dan jelas.
Materi pesan yang disampaikan dapat berupa informasi, ajakan,
rencana kerja, pertanyaan dan lain sebagainya. Pada tahap ini
pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya
dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer
menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota
badan, (tangan, kepala, mata dan anggota badan yang
lainnya).Tujuan menyampaikan pesan adalah untuk mengajak,
membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah
tertentu.3-4
● Media (Channel)
Media adalah alat untuk menyampaikan pesan seperti TV,
radio, surat kabar, papan pengumuman, telepon dan media jejaring
sosial. Media yang terdapat dalam komunikasi kelompok
bermacam-macam jenis.Seperti rapat, seminar, pameran, diskusi
panel, workshop dan lain-lain. Media dapat dipengaruhi oleh isi
pesan yang disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi.3-4
● Mengartikan kode atau isyarat
Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan
seterusnya) maka penerima pesan harus dapat mengartikan simbol
atau kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dapat dimengerti atau
dipahami. Komunikasi kelompok mempunyai suatu simbol, kode
atau isyarat tersendiri yang menjadi ciri khas suatu kelompok yang
hanya dimengerti oleh kelompok atau komunitas itu sendiri.3-4
● Komunikan
Komunikan adalah orang yang menerima pesan yang dapat
memahami pesan dari pengirim meskipun dalam bentuk kode atau
isyarat tanpa mengurangi arti atau pesan yang dimaksud oleh
pengirim. Dalam komunikasi kelompok komunikan bertatap muka
6
dan bertemu langsung dengan komunikatornya, sehingga
seseorang bisa berkomunikasi secara langsung.3-4
● Respon
Respon adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan
dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun non verbal.
Tanpa respon seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak
pesannya terhadap si penerima pesan. Hal ini penting bagi
pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima
dengan pemahaman yang benar dan tepat. Respon dapat
disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan
penerima pesan. Respon yang disampaikan oleh penerima pesan
pada umumnya merupakan respon langsung yang mengandung
pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah
pesan itu akan dilaksanakan atau tidak. Respon bermanfaat untuk
memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan
pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan
serta keterbukaan di antara komunikan, juga balikan dapat
memperjelas persepsi.3-4
Dalam komunikasi kelompok respon atau tanggapan yang
dihasilkan oleh anggota dan pengurus dalam komunitas tersebut
berbeda-beda, usulan atau keputusan dalam komunikasi tersebut
didukung, diperbaiki, dijelaskan, dirangkum, atau disetujui,
maupun yang mengakibatkan tanggapan yang menyenangkan atau
bahkan meragukan.3-4
● Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi
akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi,
karena pada setiap situasi hampir ada hal yang mengganggu kita.
Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat
komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang
diterimanya.3-4
7
3. Memperhatikan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi
B. Dont’s
1. Memaksakan kehendak
Setiap manusia memiliki haknya masing – masing untuk
menentukan pendapat dan tidak ada satupun orang yang boleh
mengintervensi haknya tersebut. Tenaga kesehatan harus dapat
menghargai dan menerima keputusan yang telah dibuat oleh
pasien.7
2. Tidak peduli kepada pasien
Seorang tenaga kesehatan harus mengetahui kondisi,
keluhan, dan memberikan pelayanan terbaik kepada pasien sesuai
yang mereka butuhkan.8
3. Berlaku kasar9
2. Pendidikan
4. Ukuran kelompok
5. Tempat pertemuan
8
dilaksanakan di tempat yang menyerupai gudang petugas
kebersihan akan menyebabkan kelelahan, cepat marah, sakit
kepala, dan membawa kebencian. Sementara itu, dalam ruangan
yang dilengkapi dengan karpet dan tirai yang cantik akan
menghasilkan perasaan senang sehingga meningkatkan kinerja
dalam komunikasi kelompok.12
7. Faktor psikologis
9
anggota berpartisipasi secara adil, mendorong anggota agar terbuka
terhadap kritik dan gagasan, serta memastikan ada catatan
mengenai keputusan yang dihasilkan dalam komunikasi kelompok
tersebut.12
2.2. Melakukan Komunikasi pada Peer atau Mitra Kerja dalam Bidang
Kesehatan
Seperti komunikasi pada umumnya, komunikasi interprofesional dalam
bidang kesehatan dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal. komunikasi ini
dapat terjadi pada berbagai macam bentuk, seperti komunikasi yang hanya
melibatkan dua orang saja maupun lebih dari itu. Pada komunikasi
10
interprofesional, bentuk komunikasi verbal dan nonverbal dapat digunakan secara
tersendiri maupun sebagai bentuk pendukung dari komunikasi lainnya.
Dalam menjalankan komunikasi interprofesional penting sekali untuk
mengetahui indikator-indikator keberhasilan komunikasi interprofesional itu
sendiri, yang terdiri atas indikator input, indikator proses, indikator output, dan
indikator outcome. Indikator input dapat dinilai keberhasilannya atas adanya
kesepakatan bersama, adanya sumber daya untuk pengembangan kemitraan, dan
adanya dokumen perencanaan yang telah disetujui institusi. Indikator proses dapat
ditinjau keberhasilannya atas frekuensi dan kualitas pertemuan mitra yang disertai
dengan bukti fisik seperti agenda pertemuan, daftar hadir, dan notulen hasil
pertemuan. Indikator output dapat diukur keberhasilannya sebagai jumlah
kegiatan yang dikerjakan oleh institusi terkait dengan kesesuaian atas perannya
masing-masing. Indikator outcome dapat dinilai dari menurunnya angka kesakitan
dan kematian atas penyakit.15
Selain itu, perlu diingat juga bahwa tiap profesi pelayanan kesehatan yang
berbeda akan memiliki kemampuan, pengalaman, serta pandangan yang berbeda
juga dalam melihat suatu permasalahan. Terdapat tiga penyebab yang dapat
mempengaruhi komunikasi interprofesional, yaitu role stress, lack of
interprofessional understanding, dan autonomy struggles. Role of stress dapat
terjadi saat terjadi benturan antara kepercayaan individual dan peran yang
seharusnya dijalani. meskipun mengejutkan lack of interprofessional
understanding marak terjadi. Hal ini karena setiap profesi menempuh sistem
pendidikan yang berbeda-beda dan tidak terintegrasi satu sama lain. Autonomy
struggles mengacu pada kebebasan aktual atau yang diperoleh tiap profesi.1
11
(orang) yang hidup dan saling berinteraksi di daerah tertentu. Sedangkan publik
berarti orang banyak (umum) atau semua orang yang datang (menonton,
mengunjungi, dan sebagainya).
12
● Menurut jenis kelamin, yakni perempuan dan laki-laki.
13
masalah dan membuat keputusan sehingga kedepannya masyarakat dapat dan mau
mengontrol hidup mereka sendiri. Target yang ingin dicapai dari metode ini
adalah agar masyarakat dapat berpikir dan bertindak secara kritis dalam skala
individu. Contoh dari metode ini adalah membuat grup pendukung atau support
group agar saling membantu satu sama lain.
14
● Menekankan pemberdayaan pada semua orang
● Edukasi kesehatan
● Menggunakan perbuatan sosial untuk bekerja sama
● Menggunakan pendekatan yang mengembangkan komunitas
● Melihat guru dan murid sebagai agen sosial
● Berpikir dan bertindak kritis dalam relasi antar individu dan masyarakat
● Menggunakan pendekatan yang menyeluruh/holistic
● Berdasarkan kebutuhan
● Membentuk ketahanan pada tingkat komunitas atau masyarakat
15
massa, dimana komunikasi ini sebagian dilakukan dengan bantuan media massa,
dan komunikasi antarmanusia secara langsung, yaitu komunikasi yang cenderung
tidak menggunakan media massa. Pada era globalisasi saat ini, banyak
masyarakat yang melakukan komunikasi, tidak hanya dilakukan dengan bertatap
muka, namun banyak pula yang melakukan komunikasi melalui media massa.
Keberadaan media komunikasi saat ini menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa
dilepaskan oleh manusia. Oleh sebab itu, munculah berbagai sarana komunikasi
yang bertujuan agar mampu mempercepat proses penyebaran informasi kepada
masyarakat. Media massa merupakan salah satu bentuk sarana komunikasi yang
paling efektif dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat karena media
massa dapat menyampaikan informasi secara serentak dan dapat diakses
masyarakat secara luas.
16
● Komunikator bersifat professional
● Pesan disampaikan secara cepat dan berkelanjutan
● Pesan yang disampaikan kepada audiens yang luas dan heterogen
● Proses komunikasi bersifat satu arah
● Pesan yang disampaikan bersifat umum dan tidak ditujukan kepada
perorangan secara khusus
● Disampaikan secara masif dan serentak kepada seluruh audiens. 25
17
● Pemberdayaan masyarakat (empowerment community), masyarakat
memperoleh kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kondisi
kesehatannya secara kontinu dan dapat menyebarkan informasi yang telah
didapatkan sebelumnya. 26
Maka dari itu kita harus bisa memilih kata demi kata yang efektif dan
efisien dalam melakukan komunikasi di bidang pelayanan kesehatan agar pesan
yang ingin disampaikan sampai kepada masyarakat serta dapat mencapai tujuan
yang diinginkan.
18
Semakin berkembangnya zaman, tentu teknologi yang digunakan pun semakin
jauh berkembang. Masyarakat mulai kreatif menciptakan berbagai media yang
dapat digunakan untuk menyampaikan informasi secara efektif serta membuat
masyarakat tertarik akan informasi yang diberikan. Terdapat beberapa hal yang
dapat dilakukan dalam melakukan komunikasi massa pada pelayanan kesehatan,
antara lain :
19
○ Motivasi berkenaan dengan penggerak, alasan, dorongan internal
manusia untuk berbuat sesuatu, seseorang yang mengetahui apa
yang dilakukan, bagaimana melakukan, dan mengapa melakukan
● Hambatan sosial-kultural, perbedaan budaya dapat memberi petunjuk bagi
individu untuk bersikap dan bertingkah laku dalam lingkungannya
● Hambatan mekanis, konsekuensi penggunaan media
● Hambatan interaksi verbal:
● Polarisasi, kecenderungan melihat dunia dalam bentuk lawan kata dan
menguraikannya secara ekstrim, misalnya baik dan buruk, positif dan
negatif, dan seterusnya
● Orientasi intensional, kecenderungan melihat manusia, objek, dan kejadian
sesuai ciri yang melekat padanya. Seolah label lebih penting dari
orangnya, misalnya, melihat host televisi pada wajah dan penampilannya,
bukan pada program yang dibawakannya
● Evaluasi statis, kecenderungan memberi penilaian terhadap komunikator
atau sajian media secara permanen, tidak berubah karena didorong oleh
keterbatasan audience dalam wawasan dan pengalaman mengkonsumsi
media
● Indiskriminasi, memusatkan perhatian pada sekelompok orang, benda,
atau kejadian, dan tidak mampu melihat keunikan dan kekhasan tiap
kelompok.
20
BAB III
PENUTUP
Dalam komunikasi kesehatan terdapat sedikitnya empat jenis atau bagian dari komunikasi
kesehatan, yaitu komunikasi kelompok, komunikasi interprofesional, komunikasi publik, dan
komunikasi massa. Jenis-jenis komunikasi tersebut merupakan bagian penting yang berhubungan
satu dengan lainnya. Dalam mencapai tujuan komunikasi kesehatan, keempat jenis komunikasi
tersebut harus dijalankan dengan optimal. Meskipun keempatnya merupakan bagian dari
komunikasi kesehatan, terdapat perbedaan yang penting diantaranya. Pada komunikasi
kelompok, fokus utamanya adalah untuk mencapai kesepakatan bersama dari suatu permasalahan
yang didiskusikan bersama. Pada komunikasi interprofesional fokus utamanya adalah
memfasilitasi dan mendorong adopsi praktik terbaik yang dapat mengakibatkan hasil kesehatan
yang lebih baik. Komunikasi publik berfokus untuk mengubah atau mempengaruhi perilaku dan
tata cara dari khalayak banyak. Komunikasi publik dan komunikasi massa merupakan jenis
komunikasi yang hampir sama, tetapi komunikasi massa dilakukan melalui bantuan media
massa. Dengan demikian, penting sekali untuk menjalankan keempat jenis komunikasi ini
dengan baik.
21
Referensi:
22
15. Kuswidanti. Gambaran kemitraan lintas sektor dan organisasi di bidang kesehatan dalam
upaya penanganan flu burung di bidang komunikasi komite nasional flu Burung dan
pandemi influenza tahun 2008[tinjauan pustaka]. Perpustakaan Universitas Indonesia.
2008 Jul 17.
16. Berry D. Health communication: theory and practice. 1st ed. USA: McGraw-Hill
Education; 2007.
17. Ministry of Education, New Zealand Government. Models of health promotion [Internet].
New Zealand: New Zealand Government; [date unknown]. Available from:
https://health.tki.org.nz/Key-collections/Curriculum-in-action/Making-Meaning/Socio-
ecological-perspective/Defining-health-promotion/Models-of-health-promotion
18. Berry D. Health communications: theory and practice. New York: Open University Press;
2007.
19. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Komunikasi [Internet].
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 2016 [cited 2019 Sep 24]. Available
from: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/publik
20. Universitas Negeri Yogyakarta. Tinjauan Tentang Masyarakat [Internet]. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta; date unknown [cited 2019 Sep 24]. Available from:
https://eprints.uny.ac.id/23970/3/BAB%20II.pdf
21. Muslikhah Dwihartanti. (2004). Komunikasi yang efektif. Retrieved from
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/muslikhah-dwihartanti-
mpd/komunikasi-yang-efektif.pdf (Diakses pada tanggal 25 September 2019)
22. Hardiansyah. (2009). Komunikasi Pelayanan Publik. Retrieved from
http://eprints.binadarma.ac.id/3822/1/Komunikasi Pelayanan Publik.pdf (Diakses pada
tanggal 25 September 2019)
23. Hardiansyah. Komunikasi pelayanan publik : konsep dan aplikasi [Internet]. 2015
[diakses pada 25 September 2019]. Available from : http://eprints.binadarma.ac.id/
24. Mundakir. Buku Ajar : Komunikasi Pelayanan Kesehatan [Internet]. 2016 [diakses 25
September 2019]. Available from : https://www.acadmia.edu/
25. Prajarto, Nunung. Pengantar Ilmu Komunikasi. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka ;
(2017).
26. Effendi, F., dan Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika ; (2009).
27. Hawkins N. Mass communications strategies for public health [internet]. Mumbai :
Online Media Services Pvt Ltd; 2017 [cited 2019 Sep 24]. Available from:
https://remote-lib.ui.ac.id:2076/docview/1856881783?pq-origsite=summon
28. Robinson, Maren N. Mass media health communication campaigns combined with
health-related product distribution. Am J Prev Med[internet]. 2014 sep [cited 2019
Sep24];47(3):360-71.Available From:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25145620
29. Prasanti, Dinta. Potret Media Informasi Kesehatan Bagi Masyarakat Urban di Era
Digital.IPTEK-
KOM,Vol.19No.2[internet].2017;http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/12345678
9/5567/jurnal.pdf?sequence
30. Halik, A. Buku Daras : KOMUNIKASI MASSA. Makassar: Alauddin University Press.
(KOMUNIKASI KESEHATAN (Komunikasi Antara Dokter Dan Pasien), 2009) ;
(2013).
23