Anda di halaman 1dari 43

Mekanisme Resistensi Bakteri

terhadap Antibiotik
Antibiotik adalah segolongan molekul yang memiliki efek untuk menekan
atau menghentikan proses biokimia dalam suatu organisme khususnya pada
kasus infeksi mikrobia. Mikrobia yang pada awalnya bersifat sensitif
terhadap antibiotik dapat mengalami perubahan sifat genetiknya menjadi
kurang ataupun tidak sensitif. Hal tersebut disebabkan oleh mikrobia
memperoleh elemen genetik yang membawa sifat resisten atau acquired
resistance. Resistensi dapat terjadi melalui dua cara yaitu transduksi
dan konjugasi. Pada jalur transduksi, faktor kekebalan dipindahkan dari
mikrobia resisten ke mikrobia sensitif dengan perantara bakteriofaga.
Dalam proses tersebut yang ditransfer adalah materi DNA-plasmid yang
mengandung faktor resistensi. Bagian yang ditransfer hanya infectious
plasmid (Laura, 2009).

Mekanisme resistensi terhadap antimikrobia digunakan untuk menangani


penyakit patogen. Penggunaan antimikrobia secara berlebih telah memicu
munculnya resistensi terhadap antimikrobia, dan hal ini terjadi pada
sebagian besar bakteri yang memiliki sensitivitas tinggi (Poole, 2002).
Perubahan dari target obat yang mengganggu batasan interaksi antibiotik
menghalangi kemampuan bakteriosidal atau bakteriostatik dan memicu
resistensi. Terdapat beberapa mekanisme genetik yang memengaruhi
mekanisme resistensi bakteri terhadap antibiotik. Mekanisme tersebut
memunculkan sifat resistensi sebagai hasil dari modifikasi biokimia yang
memecah sel tertentu pada bakteri yang dalam keadaan normal bersifat
sensitif terhadap antibiotik.
Salah satu contoh modifikasi biokimia yang memicu resistensi yaitu
produksi enzim yang menginaktivasi antibiotik, serta pemecahan protein,
enzim, atau target reseptor antibiotik. Selain itu, aktivasi pompa efflux
akan menyingkirkan dan mendorong antibiotik menjauh dari sel. Destruksi
protein dinding sel oleh bakteri juga akan mencegah antibiotik masuk ke
dalam sel bakteri.

Mekanisme utama dari transfer gen bakteri yaitu transduksi dan konjugasi.
Transduksi terjadi ketika bakteriofaga melepaskan diri dari satu sel
bakteri, membawa beberapa genom bakteri dan kemudian menginfeksi sel lain.
Ketika bakteriofag menyisipkan konten genetik ke dalam genom ke sel lain,
DNA bakteri sebelumnya juga dimasukkan ke dalam genom. Konjugasi terjadi
ketika dua bakteri mengalami kontak fisik satu sama lain dan plasmid,
membawa DNA kromosom dan ditransfer dari sel donor ke sel penerima.
Plasmid membawa gen yang mengkode enzim yang mampu menonaktifkan
antibiotik tertentu. Sumber asli dari gen untuk enzim ini tidak diketahui
dengan pasti. Namun, unsur genetik yang disebut transposon ("jumping"
gen), memfasilitasi transfer gen resistensi untuk spesies bakteri lainnya.
Karena banyak dari plasmid membawa gen resisten antibiotik dapat
ditransfer antara spesies yang berbeda dari bakteri, resistensi terhadap
antibiotik tertentu dapat berkembang dengan cepat.

Industri Bahan Kimia

a) Industry Asam Asetat

Asam asetat disebut juga dengan asam cuka, merupakan cairan yang
berwarna putih dengan bau asam yang sangat tajam. Pembuatan asam asetat
secara fermentasi dilakukan dalam dua tahap yaitu fermentasi alcohol dan
fermentasi asam asetat oleh bakteri asam asetat pada larutan yang
mengandung alcohol.

b) Industri Asam Laktat

Asam laktak merupakan bahan kimia serba guna yang dapat digunakan
sebagai :

 Asidulan (bahan pengasam), aroma dan pengawet dalam industry


makanan dan obat-obatan, kulit dan tekstil.

 Untuk produksi bahan kimia dasar.

 Untuk polimerisasi bahan yang mudah dirombak poly lactic acid


(PLA).

Produksi asam laktat dunia mencapai 80.000 ton dan sekitar 90% diantaranya
dihasilkan oleh bakteri asam laktat melalui fermentasi dan sisanya
dihasilkan secara sintetis dengan menghidrolisis laktonitril.

c) Industri Alkohol

Secara garis besar proses pembuatan alkohol (ethanol)


merupakan proses pengubahan karbohidrat dari berbagai tanaman dengan
bantuan mikroba yis Saccharomyces cereviceae menjadi alkohol.
Karbohidrat sebagai substrat dapat digunakan dari berbagai sumber seperti
pati ubi, nira kelapa, nira nipah, sagu maupun limbah sagu, air kalapa,
jagung, gandum, limbah bahan organik dsb.

Berikut adalah diagram alir untuk produksi bioetanol dari pati ubi
kayu :

3. Industri Enzim

Enzim hanya terbentuk di dalam sel makhluk hidup. Enzim berfungsi


sebagai katalisator beberapa reaksi kimia yang tidak dapat digantikan
oleh bahan kimia sintetik. Teknologi enzim tidak diragukan lagi dapat
menyumbangkan kepada penyelesaian terhadap sebagian masalah. Perkiraan
produksi enzim dunia per tahun sbb. :

Enzim Enzim murni (ton)

Protease Bacillus 500

Amilo-glukosidase 300

Amylase Bacillus 300

Isomerase glucose 50

Rennet microbial 20

Amylase jamur 20

Pektinase 20

Protease jamur 10

Di samping itu banyak enzim lain yang juga sudah dimersialkan seperti
Enzim Lipase, Enzim Amilase, Enzim Laktase, α-amilase, β-amilase dll.
4. Industri Protein Sel Tunggal (SCP= single cell
protein)

FAO telah memprediksi terjadinya gap antara


negara maju dengan negara berkembang dalam penyediaan pangan termasuk
protein. Ketersediaan pangan yang mencukupi dan berkualitas bagi penduduk
dunia telah mendapat perhatian negara seluruh dunia. CSP merupakan pangan
harapan di masa depan, dimana protein akan dihasilkan dalam jumlah yang
besar dari proses produksi sel mikroba. Disebut SCP karena kebanyakan
mikroorganisme yang digunakan sebahai penghasil merupakan mikroorganisme
sel tunggal, bukannya organisme multi sel seperti hewan dan tumbuhan.

Secara teori, dalam kondisi yang optimal


mikroorganisme dapat menghasilkan 25 ton per hari protein. Hal ini jauh
lebih efisien bila dibanding dengan protein yang dihasilkan oleh hewan
dalam waktu yang sama.

Perbandingan organism dalam melipatgandakan beratnya

Organism Waktu

Bakteri dan yis 20 – 120 menit

Jamur dan alga 2 - 6 jam

Rumput dan tumbuhan 1 – 2 minggu

Ayam 2 – 4 minggu

Babi 4 – 6 minggu

Lembu (muda) 1 – 2 bulan

Manusia (muda) 3 – 6 bulan


Terdapat perhatian yang
lebih terhadap penggunaan alga sebagai sumber SCP walaupun pertumbuhannya
agak lambat berbanding bakteri dan yis. Kelebihan alga sebagai
mikroorganisme sebagai sumber SCP adalah dapat hidup subur pada kondisi
terbuka dan hanya memerlukan CO2 sebagai sumber karbon untuk proses
fotosintesis. Alga seperti Chlorella dan Sensdemus telah lama dijadikan
makanan di Jepang, sedangkan Spirulina digunakan secara meluas di Mexico
dan Afrika.

5. Industri Produk-produk Kesehatan

Vaksin adalah sediaan mikroorganisme mati atau yang dilemahkan yang


dapat diberikan kepada manusia atau hewan guna merangsang kekebalan tubuh.
Dalam penyakit yang disebabkan oleh virus, vaksin telah berkembang oleh
teknologi DNA rekombinan untuk melawan virus polio, hepatitis, herpes,
influenza dll.

Antibiotic adalah senyawa anti mikrob yang dihasilkan oleh


mikroorganisme hidup. Antibiotic telah digunakan secara meluas sejak
perang dunia kedua dengan penemuan penicillin. Selanjutnya dalam
perkembangannya, anti biotic digunakan secara meluas bagi obat-obatan
manusia dan hewan ternak. Beberapa antibiotic telah digunakan untuk
meningkatkan berat ternak. Antibiotic dalam dosis terbatas dapat
digunakan untuk mengatasi penyakit taaman yang disebabkan oleh mikroba.

Beberapa antibiotic penting yang telah dihasilkan oleh mikroba :


Senyawa antibiotik Mikroorganisme Spectrum aktivitas
penghasil antibiotik

Aktinomisin D Streptomyces sp Antitumor

Asparaginase Erwinia sp Antileukomia

Basitrasin Bacillus sp Antibakteria

Bleomisin Streptomyces sp Anti kanker

Sefalosporin Acremonium sp Anti bacteria

Kloramfenikol Cephalosporium sp Anti bakteri

Daunorubisin Streptomycessp Anti protozoa

Fumagilin Aspergillus sp Amoebisidal

Griseofulvin Penicillin sp Anti fungus

Mitomisin Streptomyces sp Anti tumor

Natamisin Streptomyces sp Pengawetan makanan

Nisin Streptomyces sp Pengawetan makanan

Penicillin G Penicillin sp Anti bakteri

Rifamisin Nocardia sp Antituberculosis

Streptomisin Streptomyces sp Anti bakteria

Insulin. Sebelum ini, kebutuhan insulin bagi penderita diabetes


disediakan dari ekstrak insulin babi atau lembu. Penyelidikan DNA
rekombinan telah berhasil memproduksi insulin yang didapat dari proses
fermentasi bakteri.

Produk darah. Produksi darah melalui teknik DNA rekombinan telah


berhasil memenuhi kebutuhan darah, di mana konsumsi terbesar produk darah
adalah jepang dan Amerika Utara sebesar 25% dari kebutuhan dunia.

6. Industry Pertanian
EM4, Biofertilizer, transgenic dll.

A. Bidang Pertanian dan Lingkungan


Di bidang pertanian, banyak mirobia yang dimanfaatkan dan berhubungan
timbal balik dengan tanaman. Di bidang lingkungan, mikrobia biasanya dimanfaatkan
dalam proses pembuatan kompos, penjagaan kualitas air agar tetap bersih dan sehat
untuk diminum dan digunakan sehari-hari, maupun secara alami merombak jasad mati
di sekitarnya. Contohnya saja, untuk meningkatkan produktivitas dan tetap menjaga
kualitas hasil pertanian kini banyak orang mulai menggunakan biopestisida dan
biofertilizer.
Biopestisida ini berasal dari agen hayati yang ramah lingkungan dan aman
bagi kesehatan. Biopestisida biasanya bekerja secara antagonis spesifik terhadap hama
dan penyakit yang menyerang tanaman pertanian. Oleh karena sifatnya yang
antagonis spesifik, biopestisida hanya menyerang hama dan penyakit target sehingga
tidak membahayakan tanaman pertanian dan manusia yang memakan produk
pertanian itu. Biopestisida dapat berupa biofungisida dan bioinsektisida. Salah satu
contoh biofungisida yang digunakan di Indonesia yaitu pemanfaatan Trichoderma
harzianum. Mikroba yang dapat mengendalikan hama tanaman antara lain yaitu
Bacillus thurigiensis (BT).
Trichoderma harzianum dapat menjadi hiperparasit pada beberapa spesies
jamur penyebab penyakit tanaman (Gambar 2.1.). Cara kerja agen pengendali hayati
yang bersifat antagonis dalam menekan populasi atau aktifitas pathogen tumbuhan
dapat berupa kompetisi, hiperparasitisme dan antibiosis. Jamur Trichoderma
harzianum bekerja dengan memproduksi senyawa racun berupa trichodermin,
trichodermol dan chrysophanol yang dapat menyebabkan lisis pada hifa jamur lain.
Kelebihan lain dari T. harzianum adalah mampu membentuk koloni dengan sangat
cepat di daerah perakaran tanaman (rhizosfer) sehingga seperti mantel yang
melindungi akar tanaman dari serangan jamur penyakit, mempercepat pertumbuhan
tanaman, dan meningkatkan hasil produksi tanaman.
Gambar 2.1. Trichodema harzianum menginfeksi jamur parasit yang lain
Bacillus thuringiensis bekerja sebagai bioinsektisida dengan cara
mengeluarkan racun di saluran pencernaan serangga (Gambar 2.2).

Gambar 2.2. Proses kerja Bacillus thuringiensis sebagai bioinsektisida


Pemanfaatan mikroba tanah untuk meningkatkan dan mempertahankan
kesuburan tanah dalam sistem pertanian sangat penting. Beberapa mikroba tanah
seperti Rhizobium, Azospirillum dan Azotobacter, bakteri pelarut fosfat, ektomikoriza,
dan endomikoriza dapat dimanfaatkan sebagai biofertizer pada pertanian organik.
Bioferlizer berfungsi antara lain untuk membantu penyediaan dan mempermudah
penyerapan hara bagi tanaman, membantu dekomposisi bahan organik, menyediakan
lingkungan rhizosfer yang lebih baik sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman
akan meningkat. Oleh karena itu, sekarang banyak dikembangkan pemupukan
tanaman menggunakan biofertilizer. Salah satubiofertilizer yang akan dibahas di sini
adalah Rhizobium dan Azospirillum.
Bakteri Rhizobium adalah salah satu contoh kelompok bakteri yang
berkemampuan sebagai penyedia hara bagi tanaman yang bekerja dengan cara
menambat N bebas dari udara. Dalam bekerja, Rhizobium bersimbiosis dengan akar
tanaman legum dan membentuk bintil-bintil pada akar. Azospirillum mempunyai
potensi cukup besar untuk dikembangkan sebagai pupuk hayati. Bakteri ini banyak
dijumpai berasosiasi dengen tanaman jenis rerumputan, termasuk beberapa jenis
serealia, jagung, cantel, dan gandum. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri ini tidak
menyebabkan perubahan morfologi perakaran, meningkatkan jumlah akar rambut,
menyebabakan percabangan akar lebih berperan dalam penyerapan hara. Keuntungan
lain dari bakteri ini, bahwa apabila saat berasosiasi dengan perakaran tidak dapat
menambat nitrogen, maka pengaruhnya adalah meningkatkan penyerapan nitrogen
yang ada di dalam tanah.
B. Aplikasi Mikrobia dalam Bidang Pangan dan Industri
Pertumbuhan populasi manusia yang pesat dimana dalam 40 tahun terakhir
mencapai 2 kali lipat dari sebelumnya, mengharuskan tersedianya pemenuhan
kebutuhan dasar pangan manusia dalam jumlah besar. Hasil murni pertanian,
peternakan, ataupun perkebunan, dirasa tidak mencukupi kebutuhan nutrisi dan gizi
manusia. Pengembangan dari teknologi pangan tepat guna adalah salah satu cara
untuk mengatasi problematika di atas. Dalam hal ini peran mikrobia yang terkaji
dalam lingkup mikrobiologi menjadi sangat penting mengingat abilitas fermentasinya
untuk mengubah bahan makanan biasa menjadi bahan pangan yang sarat nutrisi.
Berikut akan dijelaskan keterkaitan antara pengembangan produksi makanan dan
minuman dengan mikrobia yang menguntungkan pada ranah Industri.
B.1. Produksi Makanan
Penggunaan mikrobia dalam dunia pangan antara lain tampak dalam produksi:
roti, olahan susu, cuka, sauerkraut, olahan kedelai, dll. Tabel 3.1 menunjukkan
produk yang dihasilkan menggunakan bantuan mikroba, beserta jenis mikrobanya.
Tabel 2.1. Beberapa Hasil Produk Fermentasi Beserta Mikrobia

No. Produk Fermentor Produksi


1 Roti Ragi, Saccharomyces Fermentasi pada suhu ± 25OC dalam
cerevisiae beberapa jam, ragi menghasilkan sedikit
alcohol dan banyak CO2. CO2 membuat
roti mengembang.
2 Yogurt Streptococcus Biasa disebut krim asam. Asam laktat
thermophilus, 2-3% yang dihasilkan pada proses
fermentasi menyebabkan susu
Lactobacillus
mengental.
bulcaricus
3 Keju Brevibacterium linens, Bl dan Pc mengeluarkan enzim
Penicillium proteolitik, sedang Lipase pada Pr
melepaskan asam lemak berantai pendek
camemberti,
seperti butirat, kaproat, dan kaprilat
Penicillium roquerforti, yang membuat variasi rasa pada keju.
Propionibacterium sp. Propionibacterium memproduksi asam
dll. propionat, asam asetat, dan CO2,
membuat tekstur keju berlubang-lubang
(keju swiss).
4 Cuka Acetobacter aceti Mengandung 4% asam asetat.
5 Sauerkraut Lactobacillus sp., Asinan kubis dan mentimun.
dan Pickles Leuconostoc Dibutuhkan dalam pengawetan
makanan.
mesenteroides
6 Tempe Rhizopus oryzae, Hifa jamur melakukan penetrasi ke
Rhizopus olygosporus. dalam biji untukselanjutnya terjadi
fermentasi tempe. Nutrisi tempe lebih
tinggi daripada kedelai biasa.
7 Kecap Aspergilus oryzae, Aspergilus oryzae memfermentasi zat
Pediococcus soyae, tepung menjadi glukosa. Glukosa diubah
menjadi asam dan alcohol oleh mikrobia
Torulopsis sp.,
lainnya.
Aspergilus rouxii
B.2. Industri Bir, Wine, dan Spirit
Secara umum, minuman keras seperti bir, wine, whiskey, dll dibuat dari
fermentasi biji atau buah. Wine terbuat dari anggur, bir dari biji-bijian sereal,
misalnya barley. Agen fermentasinya adalah Saccharomyces sp. Setelah proses
fermentasi selesai dan dihasilkan berbagai macam jenis alcohol, maka bir
didistilasi untuk memisahkan antara alcohol dengan materi lain yang tidak
dipergunakan.
Gambar 2.3. Proses Fermentasi Bir.
Sumber : Jacquelyn G Black. Microbiology: Principles and Exploration
8th Edition

B.2. Industri Penting Lainnya


Ruang lingkup mikrobiologi dalam bidang industri memang sangat luas.
Mikroorganisme dapat digunakan sebagai agen sebagai agen pemroduksi
bahan-bahan berguna bagi manusia seperti bahan bakar (biofuels), bahkan
digunakan sebagai pengekstrak logam dan mineral seperti tembaga, besi, uranium,
arsenic, timah, seng, kobalt, dan nikel.
C. Bidang Kesehatan
C.1. Antibiotik

Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan
berfungsi untuk menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada di sekitarnya.
Antibiotika dapat diperoleh dari jamur atau bakteri yang diproses dengan cara
tertentu. Pembuatan antibiotik dilakukan dengan fermentasi.

Proses fermentasi penisilin didahului oleh tahapan seleksi strain Penicillium


chrysogenum pada media agar dan perbanyakan. Penicillium chrysogenum yang
dihasilkan dapat mencapai konversi yield maksimum sebesar 13 – 29 %. Hasil
tersebut difermentasi ke dalam fermentol pada suasana asam (pH 5,5). Selama
proses fermentasi berlangsung dilakukan pengadukan, sementara udara steril
dikeluarkan kedalam fermentol. Temperatur operasi dijaga konstan selama
fermentasi penisilin berlangsung dengan cara mensirkulasikan air pendingin.
Kapang aerobik dibiarkan tumbuh selama 5 – 6 hari saat gas CO2 mulai
terbentuk. Ketika penisilin ini dihasilkan jumlahnya telah maksimum, maka
cairan hasil fermentasi tersebut didinginkan hingga 28oF (2oC), dan dimasukkan
kedalam rotari vacum filter untuk memisahkan miselia dan penisilin. Miselia
akan dibuang, sehingga diperoleh filtrat berupa cairan jernih yang mengandung
penisilin. Tahap ekstraksi dan Kristalisasi dilakukan untuk mendapatkan penisilin
yang siap dikonsumsi. Jamur Penicillium notatum dan Penicillium
crysogenum mengeluarkan zat penisilin yang dapat mematikan bakteri yang
hidup disekitarnya. Karena kemampuannya zat penisilin dibuat sebagai antibiotik.

C.2. Vaksin
Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan
kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi
pengaruh infeksi oleh organisme lain. Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri
yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga
berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel
serupa virus, dsb). Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau
hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus,
atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel
degeneratif (kanker).
Contoh vaksin yang mudah dikembangkan adalah pembuatan virus polio
inaktif. Mikroorganisme yang digunakan adalah Poliovirus yang merupakan
virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda. Proses produksi vaksin
inaktif polio secara umum melalui penyiapan medium (sel vero) untuk
pengembangbiakan virus, penanaman atau inokulasi virus, pemanenan virus,
pemurnian virus dan inaktivasi virus.
Gambar 2.4. Proses Pembuatan Vaksin
C.3. Hormon Insulin
Rekayasa DNA dapat digunakan untuk memproduksi hormon.
Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon
pertumbuhan, kortison, dan testosteron. Contohnya adalah hormon insulin
manusia yang dihasilkan dengan bantuan Escherechia coli. Produksi insulin
dapat dilakukan dengan cara mentransplantasikan gen-gen pengendali hormon
tersebut ke plasmid bakteri. Keberhasilan memindahkan gen insulin manusia ke
dalam bakteri sudah dapat diperoleh, yaitu melalui bakteri-bakteri yang tumbuh
dengan metode fermentasi. Teknik Plasmid bertujuan untuk membuat hormone
dan antibodi. Misal untuk membuat hormon insulin dengan teknik plasmid. Gen
atau DNA dipotong dengan Enzim Endonuklease Restriksi Gen atau DNA
disambung dengan Enzim Ligase.
Langkah dalam pembuatan insulin yaitu mengisolasi plasmid dari E. coli.
Plasmid merupakan salah satu bahan genetik bakteri yang berupa untaian DNA
berbentuk lingkaran kecil. Pemotongan segmen plasmid menggunakan enzim
restriksi endonuklease, sementara itu DNA yang di isolasi dari sel pankreas
dipotong pada suatu segmen untuk mengambil segmen pengkode insulin.
Pemotongan dilakukan dengan enzim yang sama. DNA kode insulin tersebut
disambungkan pada plasmid menggunakan bantuan enzim DNA ligase.
Hasilnya adalah kombinasi DNA kode insulin dengan plasmid bakteri yang
disebut DNA rekombinan. DNA rekombinan yang terbentuk disisipkan kembali
ke sel bakteri. Bakteri E. coli berkembangbiak, maka akan dihasilkan koloni
bakteri yang memiliki DNA rekombinan. Setelah tumbuh membentuk koloni,
bakteri yang mengandung DNA rekombinan diidentifikasi menggunakan
probe. Probe adalah rantai RNA atau rantai tunggal DNA yang diberi label
bahan radioaktif atau bahan fluorescent dan dapat berpasangan dengan basa
nitrogen tertentu dari DNA rekombinan. Pada langkah pembuatan insulin ini
probe yang digunakan adalah ARNd dari gen pengkode insulin pankreas
manusia. Memilih koloni bakteri mana yang mengandung DNA rekombinan,
caranya adalah menempatkan bakteri pada kertas filter lalu disinari dengan
ultraviolet. Bakteri yang memiliki DNA rekombinan dan telah diberi probe
akan tampak bersinar. Bakteri yang bersinar inilah yang kemudian diisolasi
untuk membuat strain murni DNA rekombinan. Dalam metabolismenya,
bakteri ini akan memproduksi hormon insulin.
Gambar 2.5. Proses Pembuatan Insulin
D. Bidang Bioteknologi
Bioteknologi merupakan ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip
biologi yang memanfaatkan jasad hidup untuk meningkatkan potensi
makhluk agar menghasilkan produk dan jasa yang
bermanfaat. Penerapan bioteknologi biasanya menggunakan
mikroorganisme. Mikroorganisme memiliki peranan yang sangat
penting dalam pengembangan bioteknologi di berbagai bidang kehidupan.
Aplikasi mikroorganisme dalam bioteknologi diantaranya sebagai
berikut:
D.1. Rekayasa Genetika
Rekayasa Genetika merupakan teknik biologi modern saat ini.
Rekayasa genetika melibatkan pemindahan gen atau lebih dikenal
dengan Transgen, yaitu menyisipkan/ mengintroduksikan gen asing
yang ada pada organisme tertentu kedalam organisme
lain sehingga mampu mengekspresikan gen asing tersebut.
 Transgenik pada Tumbuhan
Berbagai peneliti dari ilmuwan pertanian sekarang
mampu memberikan gen-gen pengkode sifat-sifat yang bermanfaat pada
sejumlah tanaman pangan, misalnya sifat penundaan pematangan buah
peningkatan nilai gizi serta resistensi terhadap pembusukan dan penyakit.
Gen ini dapat ditransfer dari tumbuhan yang lain dengan menggunakan
sebuah vector ( pembawa DNA) berupa plasmid.
Vektor yang paling umum digunakan untuk mengintroduksikan
tanaman adalah sebuah plasmid, disebut plasmid Ti ( Ti plasmid) dari
bakteri tanah Agrobacterium tumefaciens. Plasmid ini mengintegrasikan
salah satu DNA nya, dikenal dengan DNA T, kedalam DNA kromosom sel
tanaman inangnya. Plasmid Ti rekombinan ini selanjutnya diintroduksikan
kedalam kultur sel melalui metode elektroporasi, yaitu sel tanaman yang
akan menerima gen asing harus mengalami pelepasan dinding sel hingga
menjadi protoplas (sel yang kehilangan dinding sel. Selanjutnya sel diberi
kejutan listrik dengan voltase tinggi untuk membuka pori-pori membran sel
tanaman sehingga DNA asing dapat masuk ke dalam sel dan bersatu
(terintegrasi) dengan DNA kromosom tanaman.
Kemudian, dilakukan proses pengembalian dinding sel tanaman. atau
dikembalikan pada Agrobacterium yang kemudian diberikan sebagai
suspensi cair untuk menginfeksi suatu tanaman yang dikehendaki atau pada
sel- sel tanaman yang dikultur. Begitu plasmid diambil oleh sel tanaman,
DNA T nya berintegrasi kedalam DNA kromosom sel . Hasil akan
menunjukkan bahwa sel-sel yang telah tertransformasi pembawa transgen
yang dikehendaki dapat meregenerasi tanaman utuh yang menunjukkan sifat
baru yang diberikan oleh transgen.
Gambar 2.6. Proses Pemanfaatan Mikroba dalam Rekayasa
Genetika
 Budidaya Hewan
Teknologi DNA memungkinkan ilmuwan menghasilkan hewan
transgenic yang mempercepat proses pembiakan selektif. Tujuannya
menciptakan hewan transgenic yang sama dengan tujuan pembiakan
tradisional, misalnya dengan membuat bulu domba dengan kualitas wol
yang lebih baik, sapi yang dewasa dalam jumlah singkat.
D.2. Pembersihan Lingkungan
Para ahli bioteknologi mampu mentansfer gen gen pengkode protein
kemampuan metabolisme yang berharga dari suatu mikrobia
tertentu kedalam mikroorganisme lain, yang digunakan untuk mengatasi
masalah lingkungan.
Saat ini banyak bakteri yang mampu mengekstraksi logam berat seperti
tembaga timbel, dan nikel dari lingkungan yang menggabungkan logam-logam
itu menjadi senyawa tembaga sulfat atau timbel sulfat. Mikroba yang
direkayasa genetic bisa menjadi penting dalam penambangan mineral
maupun pembersihan limbah pertambangan yang kaya toksik, karena
kemampuannya dalam mendegradadi hidrokarbon dan senyawa kimia lainnya.
Sehingga dapat digunakan di pusat limbah cair atau mengolah
limbah sebelum dilepas ke lingkungan. Salah satu mikroba yang berperan
dalam mengekstraksi logam berat: Nitrobacter sp
Biofuel atau bahan bakar hayati dari tanaman pangan seperti jagung ,
kedelai dan singkong. Dalam teknik ini tidak ada rekayasa genetika yang
terlibat akan tetapi Untuk menghasilkan etanol, pati yang dibuat secara
alamiah oleh tumbuhan diubah menjadi gula yang kemudian difermentasikan
oleh mikroorganisme. Proses ini mampu menghasilkan bahan bakar yang
ramah lingkungan.

BAB III. PENUTUP


SIMPULAN
1. Aplikasi mikrobiologi dalam bidang pertanian dan lingkungan yaitu
biopestisida dengan memanfaatkan Trichoderma harzianum sebagai agen
pengendali hayati untuk menekan penyakit layu pada tanaman
dan Bacillus thuringiensis sebagai insektisida.
2. Aplikasi mikrobiologi dalam bidang pangan dan industri dengan
memanfaatkan bebagai macam mikroorganisme Saccharomyces cerevisiae,
Streptococcus thermophilus, Lactobacillus bulcaricus, Brevibacterium
linens, Penicillium camemberti, Penicillium roquerforti,
Propionibacterium sp, Acetobacter aceti, Lactobacillus sp., Leuconostoc
mesenteroides, Rhizopus oryzae, Rhizopus olygosporus, Aspergilus oryzae,
Pediococcus soyae, Torulopsis sp., Aspergilus rouxii melalui fermentasi.
3. Aplikasi mikrobiologi dalam bidang kesehatan dengan memanfaatkan
Penicillium chrysogenum untuk pembuatan antibiotik, virus dalam
pembuatan vaksin, dan plasmid bakteri untuk pembuatan hormon insulin.
4. Aplikasi mikrobiologi dalam bioteknologi dengan memanfaatkan plasmid
TI dari Agrobacterium tumifaciens untuk rekayasa genetika dan
Nitrobacterium sp. dalam pembersihan lingkungan.

Advertisement
Reproduksi Bakteri| Bakteri bereproduksi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif) adalah
kedua dari reproduksi dari Bakteri. Reproduksi secara Aseksual (vegetatif)
melalui pembelahan biner (mitosis), sedangkan reproduksi secara seksual
(generatif) dilakukan dengan cara rekombinasi gen antara sel bakteri yang
tidak sama atau berbeda.

1. Reproduksi Bakteri Secara Aseksual (Vegetatif) - Bakteri melakukan


reproduksi secara aseksual dengan melakukan pembelahan biner. Pembelahan
biner adalah satu sel menjadi dua sel, dari dua sel menjadi empat se, dari
empat sel menjadi delapan sel, dan seterusnya. Pembelahan ini terjadi
secara amitosis (secara langsung), yaitu tidak melalui tahap-tahap
tertentu seperti pada pembelahan mitosis. Umumnya, bakteri mampu membelah
sekitar 1-3 jam sekali. Sebagai contohnya, Escherichia coli yang membelah
dalam setiap 20 menit sekali. Dalam waktu yang relatif singkat, jumlah
sel dalam koloni akan terus berlipat ganda dari suatu generasi ke generasi
yang berikutnya. Namun, pada pertumbuhan koloni bakteri akan melambat
pada suatu titik tertentu, yaitu ketika kehabisan nutrisi atau terjadi
penumpukan sisa metabolisme yang meracuni bakteri tersebut.

2. Reproduksi Bakteri Secara Seksual (Generatif) - Bakteri melakukan


reproduksi secara seksual dengan cara yang direkombinasi gen. Rekombinasi
gen adalah peristiwa bercampurnya sebagai materi gen (DNA) dari dua sel
bakteri yang berbeda, maka dapat terbentuk DNA rekombinan. Dalam
rekombiansi gen, akan dihasilkan dua sel bakteri dengan materi genetik
campuran dari kedua induknya. Rekombinasi gen dapat terjadi dengan
melalui konjugasi, transduksi, dan transformasi.

Advertisement

a. Konjugasi

Konjugasi adalah pemindahan materi gen dari suatu sel bakteri ke sel
bakteri yang lain secara langsung melalui jembatan konjugasi. Mula-mula,
kedua sel bakteri berdekatan, kemudian membentuk tonjolan atau struktur
jembatan yang menghubungkan kedua sel tersebut. Transfer kromosom maupun
transfer plasmid akan terjadi melalui jembatan konjugasi. Sel mengandung
materi gen rekombinan kemudian akan memisah dan terbentuklah dua sel
bakteri yang bersifat baru (sifat rekombinan). Contoh bakteri yang
berkonjugasi adalah Salmonella typhi dan Pseudomonas sp. Transfer
kromosom dapat juga terjadi dengan pilus seks, seperti yang terjadi dengan
Escherichia coli.

b. Transduksi

Transduksi adalah rekombinasi gen antara dua sel bakteri dengan


menggunakan virus fag. Virus fag yang telah menginfeksi suatu bakteri
dengan daur litik maupun juga lisogenik yang mengandung partikel DNA
bakteri. Jika virus fag tersebut menginfeksi bakteri lainnya, maka
terjadilah rekombinasi gen pada bakteri-bakteri yang terinfeksi fag.
Virus fag temperat (virus yang dapat bereproduksi secara litik maupun
lisogenik) merupakan virus yang paling cocok untuk proses transduksi.
c. Transformasi

Transformasi adalah rekombinasi gen yang terjadi melalui pengambilan


langsung dengan sebagian materi gen dari bakteri lain yang dilakukan oleh
suatu sel bakteri. Bakteri yang dapat melakukan transformasi secara
alamiah, adalah bakteri-bakteri yang memproduksi enzim khusus, seperti
Rhizobium, Neisseria, Bacillus, Streptococcus, dan Pneumococcus. Dalam
teknologi rekayasan gen, bakteri yang tidak dapat melakukan transformasi
secara alamiah dapat dipaksa dalam menangkap dan memasukkan plasmid
rekombinan ke dalam selnya dengan cara memberikan kalsium klorida atau
dengan proses kejut-panas (heat shock).

Pengertian Bakteri
Bakteri dilihat dengan mikroskop elektron

Bakteri berasal dari bahasa Latin bacterium; jamak: bacteria adalah kelompok
organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke
dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik). Hal ini
menyebabkan organisme ini sangat sulit untuk dideteksi, terutama sebelum
ditemukannya mikroskop. Barulah setelah abad ke-19 (setelah ditemukannya
mikroskop), ilmu tentang mikroorganisme terutama bakteri (bakteriologi) mulai
berkembang.

Ciri Ciri Morfologi Bakteri

Morfologi bakteri sangat sederhana, sehingga sangat tidak mungkin hanya


menggunakan morfologi sel untuk informasi taksonomi. Namun demikian
morfologi tetap bernilai dalam taksonomi. Morfologi bakteri yang
dipertimbangkan adalah :

A. Bentuk sel bakteri

Pada umumnya bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar (berdasarkan


bentuknya) yaitu:

1. Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan
mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:

- Mikrococcus, jika kecil dan tunggal


- Diplococcus, jka berganda dua-dua
- Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
- Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
- Staphylococcus, jika bergerombol
- Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai

2. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau


silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:
- Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
- Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai

3. Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai


variasi sebagai berikut:

- Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk
koma)
- Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
- Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.

B. Ukuran sel bakteri

- Sangat kecil dan bervariasi : 1,0 - 5,0 x 0,5 - 1,0 μm, diameter 0,6 - 3,5 μm
- Diamati dengan mikroskop pada pembesaran maksimum (100 X)
- Detil struktur sel dapat diamati dengan menggunakan mikroskop elektron

Struktur Sel bakteri


Struktur Sel bakteri dapat dibagi atas 3 bagian utama yaitu :
1. Dinding sel
2. Bagian internal berupa protoplasma yang mengandung :
• Membran sel
• Inclusion body
• Mesosom
• Ribosom
• Nukleoid (DNA)
3. Bagian eksternal
• Kapsul
• Flagela
• Pili

Dinding sel

Dinding sel bakteri sangat tipis dan elastis ,terbentuk dari peptidoglikan yang
merupakan polimer unik yang hanya dimiliki oleh golongan bakteri. Fungsinya
dinding sel adalah- memberi bentuk sel, member perlindungan dari lingkungan
luar dan mengatur pertukaran zat-zat dari dan ke dalam sel Teknik pewarnaan
Gram adalah untuk menunjukan perbedaan yang mendasar dalam organisasi
struktur dinding sel bakteri atau cell anvelope.
Bakteri Gram positif memiliki dinding sel relatif tebal, terdiri dari berlapis-lapis
polymer peptidoglycan (disebut juga murein). Tebalnya dinding sel menahan
lolosnya komplek crystal violet-iodine ketika dicuci dengan alkohol atau aseton.
Bakteri Gram negatif memiliki dinding sel berupa lapisan tipis peptidoglycan,
yang diselubungi oleh lapisan tipis outer membrane yang terdiri dari
lipopolysaccharide (LPS). Daerah antara peptidoglycan dan lapisan LPS
disebut periplasmic space (hanya ditemui pada Gram negatif) adalah zona
berisi cairan atau gel yang mengandung berbagai enzymes dan
nutrient-carrier proteins. Kompleks Crystal violet-iodine mudah lolos melalui
LPS dan lapisan tipis peptidoglycan ketika sel diperlakukan dengan pelarut.
Ketika sel diberi perlakuan pewarna tandingan Safranin O, pewarna tersebut
dapat diserap oleh dinding sel bakteri Gram negatif.

Protoplasma

Yaitu semua material yang terdapat didalam dinding sel.


A. Membran sel : Terdapat dibagian dalam dinding sel, terdiri dari phospholipid
yang tersusun bilayer , dan mengandung berbagai protein yaitu:
– Enzym untuk reaksi
– Pori untuk proses difusi
– Reseptor untuk transpor
– Reseptors untuk mengenal, komunikasi, dan penempelan.
B. Sitoplasma : Merupakan cairan sel yang terdapat didalam plasma membran.
Terdiri dari 80% air, ribosom, berbagai enzim, koenzim, senyawa organik
(protein, lemak, karbohidrat, dll), senyawa anorganik.
C. Ribosom : organel sel yang berfungsi sebagai pabrik protein
D. Mesosome : Invaginasi dari plasma membran, dalam bentuk vesikel, tubule,
atau lamela
E. Nukleoid : Material genetik bakteri/kromosom bakteri/DNA , berbentuk
circular (melingkar), membawa sifat yg mengatur viabilitas bakteri.
F. Plasmid : Material genetik non esensial, ekstra kromosom, berbentuk
melingkar tetapi ukuran lebih kecil dari DNA, membawa sifat-sifat tambahan
ketahanan terhadap antibiotik, ultra violet, patogenisitas, produksi bakteriosin,
dll, tetapi tidak membawa sifat untuk viabilitas sel. Plasmid dapat berpindah
antar bakteri, atau dari bakteri ke sel tanaman inang (contoh pada
Agrobakterium tumefaciens).

Bagian eksternal

A. Flagela
Berfungsi sebagai alat gerak, struktur utamanya adalah protein yang disebut
flagellin, fleksibel, ukuran diameter10-15μm, dengan panjang 10-20μm.
Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi menjadi
lima golongan, yaitu:

-Atrik, tidak mempunyai flagel.


-Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.
-Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.
-Amfitrik, mempunyai satu flagel pada kedua ujungnya.
-Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.
B. Pili/Fimbriae
Merupakan alat untuk menempel pada permukaan (adhesin) substrat. Pili ada
yang khusus digunakan untuk konjugasi, disebut pili sex. DNA bakteri dapat
ditransfer dari satu sel bakteri ke sel bakteri lain selama proses konjugasi.
C. Kapsul/envelope
Merupakan selubung sel bakteri berupa extracellularpolysacharide (EPS).
Berupa kapsul bila melekat erat pada dinding sel atau berupa lendir dengan
struktur longgar Berfungsi sebagai pelindung sel dari kekeringan dan
serangan mikroorganisme lain; alat untuk melekat pada permukaan; berperan
dalam penyerapan ion selektif; dan dalam interaksi inang-patogen.

Reproduksi Bakteri

Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara


aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada
bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua.
Selama proses pembelahan, material genetik juga menduplikasi diri dan
membelah menjadi dua, dan mendistribusikan dirinya sendiri pada dua sel
baru. Bakteri membelah diri dalam waktu yang sangat singkat.Pada kondisi
yang menguntungkan berduplikasi setiap 20 menit.

Cara Reproduksi Bakteri selain pembelahan biner antara lain :


1. Konjugasi : reproduksi seksual dimana bakteri bertukar bahan genetik
sebelum membelah diri, sehingga turunannya memiliki gen baru. Material
genetik ditransfer melalui pili sex.
2. Transformasi – bakteri mengambil gen dari bakteri lain yang telah mati dari
lingkungannya.
3. Transduksi – virus menyisipkan gen baru ke dalam sel bakteri. Metoda ini
digunakan dalam bioteknologi untuk menghasilkan bakteri yang dapat
menghasilkan insulin.

Klasifikasi Bakteri

Klasifikasi adalah meletakkan organisme kedalam kelompok taksonomik


berdasarkan persamaan karakter yang dimiliki. Klasifikasi Bakteri Patogen
Tanaman mengikuti Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology, Ninth
Edition (1994) :
KINGDOM PROKARIOT
BAKTERI – Memiliki membran dan dinding sel

Devisi I : GRACCILICUTES – Bakteri Gram negatif


Klas : PROTEOBACTERIA – Umumnya bersel tunggal
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Erwinia
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Acidovorax, Pseudomonas, Rhizobacter, Xanthomonas, Xylophilus

Famili : Rhizobiaceae
Genus : Agrobacterium, Rhizobium

Famili : -
Genus : Xylella

Devisi II : FIRMICUTES – Bakteri Gram Positif


Klas : FIRMIBACTERIA – Umumnya bersel tunggal
Genus : Bacillus, Clostridium

Klas : THALLOBACTERIA – bakteri bercabang


Genus : Arthrobacter, Clavibacter, Curtobacterium,
Rhodococcus, Streptomyces

Devisi III: TENERICUTES


Klas : Mollicutes
Famili : Spiroplasmataceae
Genus : Spiroplasma

Famili : -
Genus : belum ditetapkan, dikenal sebagai phytoplasma (dulu disebut
micoplasmalike organisms (MLO)

Devisi IV: MENDISICUTE


Klas : Archaeobacteria

Jenis-jenis Bakteri

Berdasarkan cara memperoleh makanannya, bakteri dapat digolongkan


menjadi dua golongan yaitu bakteri heterotrof dan bakteri autotrof.

A. Bakteri Heterotrof

Bakteri ini hidup dengan memperoleh makanan berupa zat organik dari
lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat organik yang
dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa-sisa organisme lain. Bakteri
yang mendapatkan zat organik dari sampah, kotoran, bangkai dan juga sisa
makanan, kita sebut sebagai bakteri saprofit. Bakteri ini menguraikan zat
organik dalam makanan menjadi zat anorganik, yaitu CO2, H2O, energi dan
mineral.
B. Bakteri Autotrof

Bakteri Autotrof adalah bakteri yang dapat menyusun zat makanan sendiri dari
zat anorganik yang ada. Dari sumber energi yang digunakannya, bakteri
autotrof (auto = sendiri, trophein = makanan) dibedakan menjadi dua golongan,
yaitu:

1. Bakteri fotoautrotof
Bakteri fotoautrotof yaitu bakteri yang memanfaatkan cahaya sebagai energi
untuk mengubah zat anorganik menjadi zat organik melalui proses fotosintesis.
Contoh bakteri ini adalah: bakteri hijau, bakteri ungu.

2. Bakteri kemoautrotof
Bakteri kemoautrotof adalah bakteri yang menggunakan energi kimia yang
diperolehnya pada saat terjadi perombakan zat kimia dari molekul yang
kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan melepaskan hidrogen.
Contoh bakteri ini adalah: Nitrosomonas. Nitrosomonas dapat memecah NH3
menjadi NH2, air dan energi.

Di samping terdapat bakteri yang dikelompokkan berdasarkan cara


mendapatkan makanan, ada juga penggolongan bakteri berdasarkan sumber
oksigen yang diperlukan dalam proses respirasi. Bakteri itu dikelompokan
sebagai berikut:

1. Bakteri aerob
yaitu bakteri yang menggunakan oksigen bebas dalam proses respirasinya.
Misal: Nitrosococcus, Nitrosomonas dan Nitrobacter.

2. Bakteri anaerob
yaitu bakteri yang tidak menggunakan oksigen bebas dalam proses
respirasinya. Misal: Streptococcus lactis.

Sedangkan berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen, bakteri dikelompokkan


lagi menjadi:

1. Bakteri aerob obligat


yaitu bakteri yang hanya dapat hidup dalam suasana mengandung oksigen.
Misal: Nitrobacter dan Hydrogenomonas.

2. Bakteri anaerob obligat


yaitu bakteri yang hanya dapat hidup dalam suasana tanpa oksigen. Misal:
Clostridium tetani.

3. Bakteri anaerob fakulatif


yaitu bakteri yang dapat hidup dengan atau tanpa oksigen. Misal: Escherichia
coli, Salmonella thypose dan Shigella.

REPRODUKSI BAKTERI

Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual.

Selain itu bakteri juga bereproduksi dengan cara pertukaran materi

genetic dengan bakteri lainnya. Proses pemindahan materi genetic semacam

ini disebut juga paraseksual atau rekombinasi genetic. Pertumbuhan

bakteri, yaitu pembelahan sel pada koloni bakteri, sehingga jumlah koloni

bertambah dengan cepat. faktor yg mempengaruhi yaitu Temperatur (suhu

optimal – 300 C), Kelembaban (bakteri tumbuh baik pada lingkungan yg

lembab), Sinar matahari (menghambat pertumbuhan bakteri, karena merusak

struktur kromosom bakteri), Zat kimia (merusak/mematikan dinding sel

bakteri, sehingga menghambat pertumbuhan bakteri), Ketersediaan cadangan

makanan dan zat sisa metabolisme (makin berkurang cadangan makan anpada

medium dan timbulnya zat sisa metabolisme bakteri akan menghambat

pertumbuhan koloni bakteri).

Archebacteria bereproduksi dengan cara pembelahan biner, pembelahan

berganda, pembentukan tunas dan fragmentasi.

1. Pembentukan Individu Baru


a. Pembelahan Biner

Pada pembelahan biner, bakteri langsung membelah diri dari satu sel

menjadi dua sel, empat sel, delapan sel, enam belas sel, dan seterusnya.

Pembelahan biner berbeda dengan mitosis karena tidak melalui

tahapan-tahapan pembelahan.

PEMBELAHAN BINER BAKTERI

b. Pembentukan Tunas (Cyanophyta/ganggang hijau-biru)

Bakteri membentuk tunas terlebih dahulu yang berbentuk cabang dan akirnya

melepaskan diri membentuk bakteri baru. Dapat dijumpai pada family

sreptomycetaceae.

c. Fragmentasi (Cyanophyta//ganggang hijau-biru)


Fragmentasi merupakan pemutusan sebagian anggota tubuh yang dapat

membentuk individu baru. Biasanya terjadi pada ganggangyang berbentuk

benang. Dapat dijumpai pada oscillatoria.

2. Tranfer Materi Genetik

a. Konjugasi

Konjugasi adalah reproduksi seksual pada organisme yang belum diketahui

jantan dan betinanya. Konjugasi pada bakteri dapat terjadi jika dua sel

bakteri yang berbeda muatannya saling berdekatan dan membentuk tabung

konjugasi (pembuluh penghubung) dan menempel sehingga materi genetik (DNA)

dan sitoplasma dari satu sel dapat berpindah ke sel yang lain. Selanjutnya

di dalam sel penerima terjadi penggabungan DNA (rekombinasi gen) antara

DNA dari sel donor dan DNA sel penerima yang diikuti penggabungan

sitoplasma (plasmogami). Setelah terjadi proses pembelahan inti di dalam

sel penerima, maka selanjutnya terjadi proses biner, sel membelah kembali

menjadi dua.
KONJUGASI BAKTERI

b. Transformasi

Transformasi yaitu proses pemindahan sebagian materi genetik berupa DNA

atau hanya satu gen ke bakteri lain dengan proses fisiologi yang kompleks.

Transformasi biasa dilakukan oleh Rhizobium, Bacillus, Stretococcus

pneumoniae, dan Neisseria gonorrhoeae.


TRANSFORMASI BAKTERI

c. Transduksi

Tranduksi yaitu pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri lain dengan

perantara virus.
TRANDUKSI BAKTERI

D. STRUKTUR BAKTERI

Perbedaan antara eubacteria dan archaebacteria terutama terletak pada

sifat biokimianya. Misalnya eubacteria mempunyai ikatan ester pada

lapisan lemak membrane plasma, sedangkan archaebacteria ikatan tersebut

berupa ester. Struktur antara kingdom eubacteria dan archaebacteria

hampir sama susunannya. Yang berbeda hanya pada komposisi struktur

bakteri tersebut. Berikut gambaran struktur umum bakteri:


STRUKTUR BAKTERI

1. Flagela atau Falgelum

Flagela merupakan filament yang mencuat dari sel bakteri, tersusun dari

protein. Flagel berfungsi sebagai alat gerak, tetapi ada bakteri tanpa

flagel dapat bergerak. Beberapa jenis bakteri mempunyai pili yang

memiliki struktur seperti flagella, tetapi lebih pendek dan lebih tipis.

Pili berperan khusus dalam transfer molekul genetim (DNA) dari satu

bakteri ke bakteri lainnya pada peristiwa konjugasi.

2. Kapsul

Bakteri memiliki lapisan lendir berbentuk padat dan tebal yang

menyelimuti dinding sel. Kapsul tersusun dari polisakarida dan air yang

berfungsi untuk membantu bakteri melekat pada permukaan atau dengan


bakteri lain. Umumnya yang memiliki kapsul adalah bakteri penyebab

penyakit. Fungsinya sebagai alat pertahanan dan perlindungan, mencegah

kekeringan, dan sebagai sumber makanan bagi bakteri.

3. Dinding Sel

Dinding sel bakteri merupakan struktur kompleks dan berfungsi sebagai

penentu bentuk sel, tersusun atas mukopolisakarida dan peptidoglikan yang

terdiri dari polimer besar yng terbuat dari N-asetil muramat yang saling

berikatan silang dengan ikatan kovalen. Perbedaan antara eubacteria dan

archaebacteria terdapat pada kandungan dinding selnya.

4. Membran Plasma

Membrane plasma bersifat selektif permeable yang berarti hanya dapat

dilalui molekul atau zat tertentu. Tersusun dari lapisan fosfolipid dan

protein. Membran plasma berfungsi untuk mengatur pertukaran zat antara

sel dengan lingkungannya dan pembentukan mesosom.

5. Sitoplasma

Sitoplasma berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi-reaksi kimia sel.

Tersusun dari 80% air, protein, asam nukleat, lemak, karbohidrat, ion

anorganik, dan kromatofora

6. Ribosom
Ribosom bentuknya berupa butiran halus tersusun dari RNA dan protein yang

berfungsi dalam sintesis protein untuk kelangsungan hidup bakteri.

7. Klorosom

Klorosom merupakan struktur yang berada di bawah membrane plasma.

Klorosom mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya yang berperan

dalam proses fotosintesis. Biasanya terdapat pada bakteri tertentu saja

kebanyakannya archaebacteria.

8. Vakuola gas

Vakuola gas berguna agar bakteri dapat mengapung di permukaan air untuk

memperoleh cahaya. Vakuola gas hanya dimiliki oleh bakteri air yang

melakukan fotosintesis.

9. Plasmid

merupakan DNA melingkar yang membawa gen tertentu yang dapat diwariskan .

Plasmid terdapat di dalam sitoplasma.

10. Bahan inti (DNA kromosom), DNA merupakan materi genetik (pembawa sifat)

disebut sebagai kromosom atau inti bakteri. Bahan inti berfungsi penting

dalam mengatur proses-proses yang terjadi di dalam sel bakteri.


11. Mesosom, yang berfungsi sebagai penghasil energi, pusat pembentukan

dinding sel baru, dan pembelahan sel.

 Home
 News
 Tentang Kami
 Daftar Isi
 Kontak Kami
 Privacy Policy
 Disclaimer

Home » Artikel Biologi » Macam-Macam Bagian Struktur Sel Bakteri dan


Fungsinya

Macam-Macam Bagian Struktur Sel


Bakteri dan Fungsinya

Advertisement

Struktur Sel Bakteri dan Fungsinya| Ada beberapa macam bagian-bagian dari
struktur sel Bakteri yang memiliki peranan dan fungsi masing-masing.
Perlu teman-teman ketahui bahwa istilah bakteri itu berasal dari kata
bakterion. Arti dari bakterion sendiri adalah batang kecil. Secara umum,
Pengertian bakteri adalah organisme uniseluler (bersel satu) dengan tidak
memiliki membran inti sel (prokariotik) dan pada umumnya memiliki dinding
sel namun tidak berklorofil. Bakteri sendiri ditemukan oleh Antony van
Leeuwenhoek dan sekaligus penemu dari mikroskop lensa tunggal, bakteri
ditemukannya pada tahun 1674, dia adalah seorang ilmuwan belanda, istilah
bakteri sendiri dikenalkan oleh ilmuwan yang bernama Ehrenberg tahun
1828.

Struktur Sel Bakteri dan Fungsinya - Sel bakteri terdiri atas beberapa
bagian. Bagian-bagian bakteri adalah kapsul, dinding sel, membran plasma,
mesosom, sitoplasma, ribosom, DNA, granula cadangan makanan, klorosom,
vakuola gas, flagela, dan pilus (fimbria). Berikut penjelasan mengenai
Bagian-bagian struktur sel bakteri dan Fungsinya....

Struktur Sel Bakteri dan Fungsinya

1. Kapsul atau Lapisan Lendir

Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan yang terluar dari bakteri yang
menyelimuti dinding sel. Lapisan ini memiliki ketebalan yang bervariasi
disetiap jenis-jenis bakteri. Lapisan tebal tersebutlah yang disebut
dengan kapsul, dan ada juga lapisan tipis yang disebut lapisan lendir.
Umumnya bakteri hidupnya parasit dan bersifat patogen (penyebab penyakit)
memiliki kapsul sedangkan pada bakteri saproba (mendapatkan makanan dari
sisa organisme) biasanya hanya memiliki lapisan lendir. sehingga mengapa
makanan yang terkena bakteri biasanya terlihat berlendir. Kapsul atau
lapisan lendir ini berupa senyawa yang kental dan lengket yang
disekresikan oleh bakteri. Kapsul sendiri tersusun dari glikoprotein
(senyawa campuran antara glikogen dan protein). Sedangkan pada lapisan
lendir tersusun dari air dan juga polisakarikarida.
Fungsi Kapsul atau Lapisan Lendir

 Sebagai pelindung,
 Menjaga sel agar tidak kekeringan,
 Membantu pelekatan dengan sel bakteri lain atau pada substrak,
 Pada bakteri patogen, kapsul melindungi bakteri dari pengaruhi sistem
kekebalan (antibodi) yang dihasilkan oleh sel tubuh inang.

2. Dinding Sel
Dinding sel bakteri tersusun dari senyawa pepetidoglikan. Peptidoglikan
adalah suatu polimer yang terdiri dari polipeptida pendek.Peptidoglikan
memiliki ketebalan lapisan yang bervariasi dari ketebalan lapisan ini
berpengaruh terhadap respons pewarnaan, yang digunakan dalam
penggolongan bakteri, yaitu bakteri Gram posisitf dan bakteri Gram
negatif. Dinding sel dari pada Eubacteria mengandung peptidoglikan,
sedangkan pada dinding sel Archaebacteria adalah tidak mengandung
peptidoglikan.
Fungsi Dinding Sel

 Mempertahankan bentuk dari sel


 Memberikan sebuah perlindungan fisik,
 Menjaga sel agar tidak pecah dalam lingkungan yang memiliki tekanan
osmotik yang lebih rendah (hipotonis)
 Sel bakteri dapat mengalami plasmolisis jika berada pada lingkungan yang
tekanan osmotik lebih tinggi (hipertonis).
 Bakteri akan mati jika berada pada larutan yang pekat misalnya mengandung
banyak garam atau banyak gula.

3. Membran Plasma
Membran plasma tersusun dari senyawa fosfolipid dan protein yang bersifat
selektif permeabel (dapat dilewati oleh zat-zat tertentu).
Fungsi Membran Plasma

 Membungkus sitoplasma
 Mengatur pertukaran zat yang berada di dalam sel dengan zat yang ada diluar
sel.

4. Mesosom
Mesosom adalah organel sel yang memiliki penonjolan pada membran plasma
ke arah dalam sitoplasma.
Fungsi Mesosom

 Menghasilkan energi
 Membentuk dinding sel baru saat terjadi pembelahan sel
 Menerima DNA pada saat konjugasi

5. Sitoplasma
Sitoplasma bakteri adalah cairan koloid yang mengandung molekul organik
seperti lemak, protein, karbohidrat, dan garam-garam mineral, enzim, DNA,
Klorosom (pada bakteri fotosintetik), dan ribosom
Fungsi Sitoplasma

 Sebagai tempat terjadinya reaksi-reaksi metabolisme sel

6. Ribosom
Ribosom adalah organel-organel kecil yang tersebar dalam sitoplasma dan
berfungsi dalam sintesis protein. Ribosom tersusun dari senyawa protein
dan RNA (ribonukleic acid). Jumlah ribosom di dalam suatu sel bakteri
mencapai ribuan, contohnya saja Escherichia coli yang mempunyai 15.000
ribosom.
Fungsi Ribosom

 Sebagai sintesis protein


7. DNA

Advertisement

Bakteri mempunyai dua macam DNA (deoxyribonucleic acid), yaitu DNA


kromosom dan DNA nonkromosom (plasmid). DNA kromosom adalah materi
genetik yang menentukan sebagian besar dari sifat-sifat metabolisme
bakteri, sedangkan pada DNA nonkromosom (plasmid) yang hanya
menentukan sifat-sifat tertentu, seperti sifat patogen, sifat fertilitas
(kemampuan dalam bereproduksi secara seksual), dan sifat kekebalan
terhadap antibiotik tertentu. DNA kromosom pada organisme eukariotik akan
berbentuk rantai ganda linier, sedangkan pada DNA kromosom prokariotik
(bakteri) yang berupa rantai ganda melingkar yang terkumpul dalam suatu
serat kusut yang disebut dengan region nukleoid. Jumlah DNA bakteri jauh
lebih sedikit dibandingkan dengan DNA sel eukariotik sekitar 1:1.000 dari
DNA sel eukariotik. DNA kromosom dapat di bereplikasi pada saat menjelang
pembelahan sel.

DNA nonkromosom (plasmid) memliki bentuk melingkar (sirkuler) dengan


ukuran yang memiliki jauh lebih kecil dibandingkan DNA kromosom. Umunnya,
bakteri tetap dapat hidup walaupun plasmidnya dikeluarkan dari sel. Hal
ini dimanfaatkan dalam teknologi rekaya genetika. Plasmid digunakan
sebagai vektor atau pembawa suatu gen tertentu yang ingin didisipkan.
Plasmid dapat bereplikasi tanpa kontrol dari DNA kromosom, serta memiliki
kemudahan dalam ditransfer ke sel bakteri lainnya pada saat terjadi
konjugasi.
Fungsi DNA

 Materi genetik yang sebagian besar menentukan sifat-sifat metabolisme


bakteri (DNA Kromosom)
 Menentukan sifat patogen, sifat fertilitas (kemampuan bereproduksi secara
seksual), dan sifat ketebalan terhadap suatu antibiotik (DNA nonkromosom)

8. Granula dan Vakuola Gas


Umumnya bakteri memiliki granula-granula yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan atau senyawa-senyawa lain yang
dihasilkannya, misalnya Thiospirillum yang menghasilkan butir-butir
belerang. Pada vakuola gas yang anya terdapat pada bakteri-bakteri
fotosintetik yang hidup dengan menampung air. Vakuola gas tersbut
memungkinkan bakteri mengapung di permukaan air, sehingga dapat sinar
matahari yang digunakan untuk fotosintesis.

9. Klorosom
Klorosom adalah suatu struktur lipatan yang ada dibawah membran plasma
yang berisi klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya. Fungi Klorosom
adalah untuk menfotosintesis yang hanya terdapat pada bakteri
fotosintetik. misalnya Chlorobium

10. Flagela
Flagela adalah bulu cambuk yang tersusun dari senyawa protein yang
terdapat pada dinding sel, dan berfungsi sebagai alat gerak. Flagela
bakteri tidak terbungkus oleh perluasan membran plasma yang berbentuk
batang (basil), koma (vibrio), dan juga spiral. Ada sekitar separuh dari
seluruh bakteri yang dapat bergerak secara terarah yang menuju atau
menjauhi ransang. Gerak tersebut disebut gerak taksis. Contohnya bakteri
dari familia Chlorobacteriaceae yang akan melakukan gerak fototaksis
positif atau menuju ke arah cahaya matahari untuk berfotosintesis.
Bakteri memiliki jumlah flagela yang memiliki letak berbeda-beda. Berikut
pengelompokan bakteri berdasarkan dari jumlah dan letak flagelanya.

 Atrik, adalah bakteri yang tidak mempunyai flagela


 Monotrik, adalah bakteri yang hanya mempunyai satu flagela
 Lofotrik, adalah bakteri yang mempunyai banyak flagela pada salah satu sisi
sel
 Amfitrik, adalah bakteri yang mempunyai flagela pada kedua ujung sel
 Peritrik, adalah bakteri dengan flagela yang tersebar di seluruh permukaan
dinding sel.

11. Pilus atau Fimbria

Pilus (Latin, pili = rambut) atau fimbria (fimbria = daerah pinggir)


adalah struktur seperti flagela tetapi berupa rambut-rambut yang memiliki
diamater lebih kecil, pendek, dan kaku, dengan terdapat di sekitar dinding
sel. Fungsi pilus atau Fimbria adalah sebagai berikut..

 Membantu bakteri yang menempel pada suatu medium tempat hidupnya


 Melekatkan diri dengan sel bakteri lainnya, sehingga dapat terjadi transfer
DNA pada saat terjadinya konjugasi. Pilus untuk konjugasi disebut dengan
pilus seks.
Contoh bakteri yang mempunya pilus adalah Neisseria gonorrhoeae (penyebab
penyakit kencing nanah) dan Escherichia coli (bakteri saproba di usus
besar).

Anda mungkin juga menyukai