terhadap Antibiotik
Antibiotik adalah segolongan molekul yang memiliki efek untuk menekan
atau menghentikan proses biokimia dalam suatu organisme khususnya pada
kasus infeksi mikrobia. Mikrobia yang pada awalnya bersifat sensitif
terhadap antibiotik dapat mengalami perubahan sifat genetiknya menjadi
kurang ataupun tidak sensitif. Hal tersebut disebabkan oleh mikrobia
memperoleh elemen genetik yang membawa sifat resisten atau acquired
resistance. Resistensi dapat terjadi melalui dua cara yaitu transduksi
dan konjugasi. Pada jalur transduksi, faktor kekebalan dipindahkan dari
mikrobia resisten ke mikrobia sensitif dengan perantara bakteriofaga.
Dalam proses tersebut yang ditransfer adalah materi DNA-plasmid yang
mengandung faktor resistensi. Bagian yang ditransfer hanya infectious
plasmid (Laura, 2009).
Mekanisme utama dari transfer gen bakteri yaitu transduksi dan konjugasi.
Transduksi terjadi ketika bakteriofaga melepaskan diri dari satu sel
bakteri, membawa beberapa genom bakteri dan kemudian menginfeksi sel lain.
Ketika bakteriofag menyisipkan konten genetik ke dalam genom ke sel lain,
DNA bakteri sebelumnya juga dimasukkan ke dalam genom. Konjugasi terjadi
ketika dua bakteri mengalami kontak fisik satu sama lain dan plasmid,
membawa DNA kromosom dan ditransfer dari sel donor ke sel penerima.
Plasmid membawa gen yang mengkode enzim yang mampu menonaktifkan
antibiotik tertentu. Sumber asli dari gen untuk enzim ini tidak diketahui
dengan pasti. Namun, unsur genetik yang disebut transposon ("jumping"
gen), memfasilitasi transfer gen resistensi untuk spesies bakteri lainnya.
Karena banyak dari plasmid membawa gen resisten antibiotik dapat
ditransfer antara spesies yang berbeda dari bakteri, resistensi terhadap
antibiotik tertentu dapat berkembang dengan cepat.
Asam asetat disebut juga dengan asam cuka, merupakan cairan yang
berwarna putih dengan bau asam yang sangat tajam. Pembuatan asam asetat
secara fermentasi dilakukan dalam dua tahap yaitu fermentasi alcohol dan
fermentasi asam asetat oleh bakteri asam asetat pada larutan yang
mengandung alcohol.
Asam laktak merupakan bahan kimia serba guna yang dapat digunakan
sebagai :
Produksi asam laktat dunia mencapai 80.000 ton dan sekitar 90% diantaranya
dihasilkan oleh bakteri asam laktat melalui fermentasi dan sisanya
dihasilkan secara sintetis dengan menghidrolisis laktonitril.
c) Industri Alkohol
Berikut adalah diagram alir untuk produksi bioetanol dari pati ubi
kayu :
3. Industri Enzim
Amilo-glukosidase 300
Isomerase glucose 50
Rennet microbial 20
Amylase jamur 20
Pektinase 20
Protease jamur 10
Di samping itu banyak enzim lain yang juga sudah dimersialkan seperti
Enzim Lipase, Enzim Amilase, Enzim Laktase, α-amilase, β-amilase dll.
4. Industri Protein Sel Tunggal (SCP= single cell
protein)
Organism Waktu
Ayam 2 – 4 minggu
Babi 4 – 6 minggu
6. Industry Pertanian
EM4, Biofertilizer, transgenic dll.
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan
berfungsi untuk menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada di sekitarnya.
Antibiotika dapat diperoleh dari jamur atau bakteri yang diproses dengan cara
tertentu. Pembuatan antibiotik dilakukan dengan fermentasi.
C.2. Vaksin
Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan
kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi
pengaruh infeksi oleh organisme lain. Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri
yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga
berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel
serupa virus, dsb). Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau
hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus,
atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel
degeneratif (kanker).
Contoh vaksin yang mudah dikembangkan adalah pembuatan virus polio
inaktif. Mikroorganisme yang digunakan adalah Poliovirus yang merupakan
virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda. Proses produksi vaksin
inaktif polio secara umum melalui penyiapan medium (sel vero) untuk
pengembangbiakan virus, penanaman atau inokulasi virus, pemanenan virus,
pemurnian virus dan inaktivasi virus.
Gambar 2.4. Proses Pembuatan Vaksin
C.3. Hormon Insulin
Rekayasa DNA dapat digunakan untuk memproduksi hormon.
Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon
pertumbuhan, kortison, dan testosteron. Contohnya adalah hormon insulin
manusia yang dihasilkan dengan bantuan Escherechia coli. Produksi insulin
dapat dilakukan dengan cara mentransplantasikan gen-gen pengendali hormon
tersebut ke plasmid bakteri. Keberhasilan memindahkan gen insulin manusia ke
dalam bakteri sudah dapat diperoleh, yaitu melalui bakteri-bakteri yang tumbuh
dengan metode fermentasi. Teknik Plasmid bertujuan untuk membuat hormone
dan antibodi. Misal untuk membuat hormon insulin dengan teknik plasmid. Gen
atau DNA dipotong dengan Enzim Endonuklease Restriksi Gen atau DNA
disambung dengan Enzim Ligase.
Langkah dalam pembuatan insulin yaitu mengisolasi plasmid dari E. coli.
Plasmid merupakan salah satu bahan genetik bakteri yang berupa untaian DNA
berbentuk lingkaran kecil. Pemotongan segmen plasmid menggunakan enzim
restriksi endonuklease, sementara itu DNA yang di isolasi dari sel pankreas
dipotong pada suatu segmen untuk mengambil segmen pengkode insulin.
Pemotongan dilakukan dengan enzim yang sama. DNA kode insulin tersebut
disambungkan pada plasmid menggunakan bantuan enzim DNA ligase.
Hasilnya adalah kombinasi DNA kode insulin dengan plasmid bakteri yang
disebut DNA rekombinan. DNA rekombinan yang terbentuk disisipkan kembali
ke sel bakteri. Bakteri E. coli berkembangbiak, maka akan dihasilkan koloni
bakteri yang memiliki DNA rekombinan. Setelah tumbuh membentuk koloni,
bakteri yang mengandung DNA rekombinan diidentifikasi menggunakan
probe. Probe adalah rantai RNA atau rantai tunggal DNA yang diberi label
bahan radioaktif atau bahan fluorescent dan dapat berpasangan dengan basa
nitrogen tertentu dari DNA rekombinan. Pada langkah pembuatan insulin ini
probe yang digunakan adalah ARNd dari gen pengkode insulin pankreas
manusia. Memilih koloni bakteri mana yang mengandung DNA rekombinan,
caranya adalah menempatkan bakteri pada kertas filter lalu disinari dengan
ultraviolet. Bakteri yang memiliki DNA rekombinan dan telah diberi probe
akan tampak bersinar. Bakteri yang bersinar inilah yang kemudian diisolasi
untuk membuat strain murni DNA rekombinan. Dalam metabolismenya,
bakteri ini akan memproduksi hormon insulin.
Gambar 2.5. Proses Pembuatan Insulin
D. Bidang Bioteknologi
Bioteknologi merupakan ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip
biologi yang memanfaatkan jasad hidup untuk meningkatkan potensi
makhluk agar menghasilkan produk dan jasa yang
bermanfaat. Penerapan bioteknologi biasanya menggunakan
mikroorganisme. Mikroorganisme memiliki peranan yang sangat
penting dalam pengembangan bioteknologi di berbagai bidang kehidupan.
Aplikasi mikroorganisme dalam bioteknologi diantaranya sebagai
berikut:
D.1. Rekayasa Genetika
Rekayasa Genetika merupakan teknik biologi modern saat ini.
Rekayasa genetika melibatkan pemindahan gen atau lebih dikenal
dengan Transgen, yaitu menyisipkan/ mengintroduksikan gen asing
yang ada pada organisme tertentu kedalam organisme
lain sehingga mampu mengekspresikan gen asing tersebut.
Transgenik pada Tumbuhan
Berbagai peneliti dari ilmuwan pertanian sekarang
mampu memberikan gen-gen pengkode sifat-sifat yang bermanfaat pada
sejumlah tanaman pangan, misalnya sifat penundaan pematangan buah
peningkatan nilai gizi serta resistensi terhadap pembusukan dan penyakit.
Gen ini dapat ditransfer dari tumbuhan yang lain dengan menggunakan
sebuah vector ( pembawa DNA) berupa plasmid.
Vektor yang paling umum digunakan untuk mengintroduksikan
tanaman adalah sebuah plasmid, disebut plasmid Ti ( Ti plasmid) dari
bakteri tanah Agrobacterium tumefaciens. Plasmid ini mengintegrasikan
salah satu DNA nya, dikenal dengan DNA T, kedalam DNA kromosom sel
tanaman inangnya. Plasmid Ti rekombinan ini selanjutnya diintroduksikan
kedalam kultur sel melalui metode elektroporasi, yaitu sel tanaman yang
akan menerima gen asing harus mengalami pelepasan dinding sel hingga
menjadi protoplas (sel yang kehilangan dinding sel. Selanjutnya sel diberi
kejutan listrik dengan voltase tinggi untuk membuka pori-pori membran sel
tanaman sehingga DNA asing dapat masuk ke dalam sel dan bersatu
(terintegrasi) dengan DNA kromosom tanaman.
Kemudian, dilakukan proses pengembalian dinding sel tanaman. atau
dikembalikan pada Agrobacterium yang kemudian diberikan sebagai
suspensi cair untuk menginfeksi suatu tanaman yang dikehendaki atau pada
sel- sel tanaman yang dikultur. Begitu plasmid diambil oleh sel tanaman,
DNA T nya berintegrasi kedalam DNA kromosom sel . Hasil akan
menunjukkan bahwa sel-sel yang telah tertransformasi pembawa transgen
yang dikehendaki dapat meregenerasi tanaman utuh yang menunjukkan sifat
baru yang diberikan oleh transgen.
Gambar 2.6. Proses Pemanfaatan Mikroba dalam Rekayasa
Genetika
Budidaya Hewan
Teknologi DNA memungkinkan ilmuwan menghasilkan hewan
transgenic yang mempercepat proses pembiakan selektif. Tujuannya
menciptakan hewan transgenic yang sama dengan tujuan pembiakan
tradisional, misalnya dengan membuat bulu domba dengan kualitas wol
yang lebih baik, sapi yang dewasa dalam jumlah singkat.
D.2. Pembersihan Lingkungan
Para ahli bioteknologi mampu mentansfer gen gen pengkode protein
kemampuan metabolisme yang berharga dari suatu mikrobia
tertentu kedalam mikroorganisme lain, yang digunakan untuk mengatasi
masalah lingkungan.
Saat ini banyak bakteri yang mampu mengekstraksi logam berat seperti
tembaga timbel, dan nikel dari lingkungan yang menggabungkan logam-logam
itu menjadi senyawa tembaga sulfat atau timbel sulfat. Mikroba yang
direkayasa genetic bisa menjadi penting dalam penambangan mineral
maupun pembersihan limbah pertambangan yang kaya toksik, karena
kemampuannya dalam mendegradadi hidrokarbon dan senyawa kimia lainnya.
Sehingga dapat digunakan di pusat limbah cair atau mengolah
limbah sebelum dilepas ke lingkungan. Salah satu mikroba yang berperan
dalam mengekstraksi logam berat: Nitrobacter sp
Biofuel atau bahan bakar hayati dari tanaman pangan seperti jagung ,
kedelai dan singkong. Dalam teknik ini tidak ada rekayasa genetika yang
terlibat akan tetapi Untuk menghasilkan etanol, pati yang dibuat secara
alamiah oleh tumbuhan diubah menjadi gula yang kemudian difermentasikan
oleh mikroorganisme. Proses ini mampu menghasilkan bahan bakar yang
ramah lingkungan.
Advertisement
Reproduksi Bakteri| Bakteri bereproduksi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif) adalah
kedua dari reproduksi dari Bakteri. Reproduksi secara Aseksual (vegetatif)
melalui pembelahan biner (mitosis), sedangkan reproduksi secara seksual
(generatif) dilakukan dengan cara rekombinasi gen antara sel bakteri yang
tidak sama atau berbeda.
Advertisement
a. Konjugasi
Konjugasi adalah pemindahan materi gen dari suatu sel bakteri ke sel
bakteri yang lain secara langsung melalui jembatan konjugasi. Mula-mula,
kedua sel bakteri berdekatan, kemudian membentuk tonjolan atau struktur
jembatan yang menghubungkan kedua sel tersebut. Transfer kromosom maupun
transfer plasmid akan terjadi melalui jembatan konjugasi. Sel mengandung
materi gen rekombinan kemudian akan memisah dan terbentuklah dua sel
bakteri yang bersifat baru (sifat rekombinan). Contoh bakteri yang
berkonjugasi adalah Salmonella typhi dan Pseudomonas sp. Transfer
kromosom dapat juga terjadi dengan pilus seks, seperti yang terjadi dengan
Escherichia coli.
b. Transduksi
Pengertian Bakteri
Bakteri dilihat dengan mikroskop elektron
Bakteri berasal dari bahasa Latin bacterium; jamak: bacteria adalah kelompok
organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke
dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik). Hal ini
menyebabkan organisme ini sangat sulit untuk dideteksi, terutama sebelum
ditemukannya mikroskop. Barulah setelah abad ke-19 (setelah ditemukannya
mikroskop), ilmu tentang mikroorganisme terutama bakteri (bakteriologi) mulai
berkembang.
1. Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan
mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
- Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk
koma)
- Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
- Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.
- Sangat kecil dan bervariasi : 1,0 - 5,0 x 0,5 - 1,0 μm, diameter 0,6 - 3,5 μm
- Diamati dengan mikroskop pada pembesaran maksimum (100 X)
- Detil struktur sel dapat diamati dengan menggunakan mikroskop elektron
Dinding sel
Dinding sel bakteri sangat tipis dan elastis ,terbentuk dari peptidoglikan yang
merupakan polimer unik yang hanya dimiliki oleh golongan bakteri. Fungsinya
dinding sel adalah- memberi bentuk sel, member perlindungan dari lingkungan
luar dan mengatur pertukaran zat-zat dari dan ke dalam sel Teknik pewarnaan
Gram adalah untuk menunjukan perbedaan yang mendasar dalam organisasi
struktur dinding sel bakteri atau cell anvelope.
Bakteri Gram positif memiliki dinding sel relatif tebal, terdiri dari berlapis-lapis
polymer peptidoglycan (disebut juga murein). Tebalnya dinding sel menahan
lolosnya komplek crystal violet-iodine ketika dicuci dengan alkohol atau aseton.
Bakteri Gram negatif memiliki dinding sel berupa lapisan tipis peptidoglycan,
yang diselubungi oleh lapisan tipis outer membrane yang terdiri dari
lipopolysaccharide (LPS). Daerah antara peptidoglycan dan lapisan LPS
disebut periplasmic space (hanya ditemui pada Gram negatif) adalah zona
berisi cairan atau gel yang mengandung berbagai enzymes dan
nutrient-carrier proteins. Kompleks Crystal violet-iodine mudah lolos melalui
LPS dan lapisan tipis peptidoglycan ketika sel diperlakukan dengan pelarut.
Ketika sel diberi perlakuan pewarna tandingan Safranin O, pewarna tersebut
dapat diserap oleh dinding sel bakteri Gram negatif.
Protoplasma
Bagian eksternal
A. Flagela
Berfungsi sebagai alat gerak, struktur utamanya adalah protein yang disebut
flagellin, fleksibel, ukuran diameter10-15μm, dengan panjang 10-20μm.
Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi menjadi
lima golongan, yaitu:
Reproduksi Bakteri
Klasifikasi Bakteri
Famili : Rhizobiaceae
Genus : Agrobacterium, Rhizobium
Famili : -
Genus : Xylella
Famili : -
Genus : belum ditetapkan, dikenal sebagai phytoplasma (dulu disebut
micoplasmalike organisms (MLO)
Jenis-jenis Bakteri
A. Bakteri Heterotrof
Bakteri ini hidup dengan memperoleh makanan berupa zat organik dari
lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat organik yang
dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa-sisa organisme lain. Bakteri
yang mendapatkan zat organik dari sampah, kotoran, bangkai dan juga sisa
makanan, kita sebut sebagai bakteri saprofit. Bakteri ini menguraikan zat
organik dalam makanan menjadi zat anorganik, yaitu CO2, H2O, energi dan
mineral.
B. Bakteri Autotrof
Bakteri Autotrof adalah bakteri yang dapat menyusun zat makanan sendiri dari
zat anorganik yang ada. Dari sumber energi yang digunakannya, bakteri
autotrof (auto = sendiri, trophein = makanan) dibedakan menjadi dua golongan,
yaitu:
1. Bakteri fotoautrotof
Bakteri fotoautrotof yaitu bakteri yang memanfaatkan cahaya sebagai energi
untuk mengubah zat anorganik menjadi zat organik melalui proses fotosintesis.
Contoh bakteri ini adalah: bakteri hijau, bakteri ungu.
2. Bakteri kemoautrotof
Bakteri kemoautrotof adalah bakteri yang menggunakan energi kimia yang
diperolehnya pada saat terjadi perombakan zat kimia dari molekul yang
kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan melepaskan hidrogen.
Contoh bakteri ini adalah: Nitrosomonas. Nitrosomonas dapat memecah NH3
menjadi NH2, air dan energi.
1. Bakteri aerob
yaitu bakteri yang menggunakan oksigen bebas dalam proses respirasinya.
Misal: Nitrosococcus, Nitrosomonas dan Nitrobacter.
2. Bakteri anaerob
yaitu bakteri yang tidak menggunakan oksigen bebas dalam proses
respirasinya. Misal: Streptococcus lactis.
REPRODUKSI BAKTERI
bakteri, yaitu pembelahan sel pada koloni bakteri, sehingga jumlah koloni
makanan dan zat sisa metabolisme (makin berkurang cadangan makan anpada
Pada pembelahan biner, bakteri langsung membelah diri dari satu sel
menjadi dua sel, empat sel, delapan sel, enam belas sel, dan seterusnya.
tahapan-tahapan pembelahan.
Bakteri membentuk tunas terlebih dahulu yang berbentuk cabang dan akirnya
sreptomycetaceae.
a. Konjugasi
jantan dan betinanya. Konjugasi pada bakteri dapat terjadi jika dua sel
dan sitoplasma dari satu sel dapat berpindah ke sel yang lain. Selanjutnya
DNA dari sel donor dan DNA sel penerima yang diikuti penggabungan
sel penerima, maka selanjutnya terjadi proses biner, sel membelah kembali
menjadi dua.
KONJUGASI BAKTERI
b. Transformasi
atau hanya satu gen ke bakteri lain dengan proses fisiologi yang kompleks.
c. Transduksi
perantara virus.
TRANDUKSI BAKTERI
D. STRUKTUR BAKTERI
Flagela merupakan filament yang mencuat dari sel bakteri, tersusun dari
protein. Flagel berfungsi sebagai alat gerak, tetapi ada bakteri tanpa
memiliki struktur seperti flagella, tetapi lebih pendek dan lebih tipis.
Pili berperan khusus dalam transfer molekul genetim (DNA) dari satu
2. Kapsul
menyelimuti dinding sel. Kapsul tersusun dari polisakarida dan air yang
3. Dinding Sel
terdiri dari polimer besar yng terbuat dari N-asetil muramat yang saling
4. Membran Plasma
dilalui molekul atau zat tertentu. Tersusun dari lapisan fosfolipid dan
5. Sitoplasma
Tersusun dari 80% air, protein, asam nukleat, lemak, karbohidrat, ion
6. Ribosom
Ribosom bentuknya berupa butiran halus tersusun dari RNA dan protein yang
7. Klorosom
kebanyakannya archaebacteria.
8. Vakuola gas
Vakuola gas berguna agar bakteri dapat mengapung di permukaan air untuk
memperoleh cahaya. Vakuola gas hanya dimiliki oleh bakteri air yang
melakukan fotosintesis.
9. Plasmid
merupakan DNA melingkar yang membawa gen tertentu yang dapat diwariskan .
10. Bahan inti (DNA kromosom), DNA merupakan materi genetik (pembawa sifat)
disebut sebagai kromosom atau inti bakteri. Bahan inti berfungsi penting
Home
News
Tentang Kami
Daftar Isi
Kontak Kami
Privacy Policy
Disclaimer
Advertisement
Struktur Sel Bakteri dan Fungsinya| Ada beberapa macam bagian-bagian dari
struktur sel Bakteri yang memiliki peranan dan fungsi masing-masing.
Perlu teman-teman ketahui bahwa istilah bakteri itu berasal dari kata
bakterion. Arti dari bakterion sendiri adalah batang kecil. Secara umum,
Pengertian bakteri adalah organisme uniseluler (bersel satu) dengan tidak
memiliki membran inti sel (prokariotik) dan pada umumnya memiliki dinding
sel namun tidak berklorofil. Bakteri sendiri ditemukan oleh Antony van
Leeuwenhoek dan sekaligus penemu dari mikroskop lensa tunggal, bakteri
ditemukannya pada tahun 1674, dia adalah seorang ilmuwan belanda, istilah
bakteri sendiri dikenalkan oleh ilmuwan yang bernama Ehrenberg tahun
1828.
Struktur Sel Bakteri dan Fungsinya - Sel bakteri terdiri atas beberapa
bagian. Bagian-bagian bakteri adalah kapsul, dinding sel, membran plasma,
mesosom, sitoplasma, ribosom, DNA, granula cadangan makanan, klorosom,
vakuola gas, flagela, dan pilus (fimbria). Berikut penjelasan mengenai
Bagian-bagian struktur sel bakteri dan Fungsinya....
Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan yang terluar dari bakteri yang
menyelimuti dinding sel. Lapisan ini memiliki ketebalan yang bervariasi
disetiap jenis-jenis bakteri. Lapisan tebal tersebutlah yang disebut
dengan kapsul, dan ada juga lapisan tipis yang disebut lapisan lendir.
Umumnya bakteri hidupnya parasit dan bersifat patogen (penyebab penyakit)
memiliki kapsul sedangkan pada bakteri saproba (mendapatkan makanan dari
sisa organisme) biasanya hanya memiliki lapisan lendir. sehingga mengapa
makanan yang terkena bakteri biasanya terlihat berlendir. Kapsul atau
lapisan lendir ini berupa senyawa yang kental dan lengket yang
disekresikan oleh bakteri. Kapsul sendiri tersusun dari glikoprotein
(senyawa campuran antara glikogen dan protein). Sedangkan pada lapisan
lendir tersusun dari air dan juga polisakarikarida.
Fungsi Kapsul atau Lapisan Lendir
Sebagai pelindung,
Menjaga sel agar tidak kekeringan,
Membantu pelekatan dengan sel bakteri lain atau pada substrak,
Pada bakteri patogen, kapsul melindungi bakteri dari pengaruhi sistem
kekebalan (antibodi) yang dihasilkan oleh sel tubuh inang.
2. Dinding Sel
Dinding sel bakteri tersusun dari senyawa pepetidoglikan. Peptidoglikan
adalah suatu polimer yang terdiri dari polipeptida pendek.Peptidoglikan
memiliki ketebalan lapisan yang bervariasi dari ketebalan lapisan ini
berpengaruh terhadap respons pewarnaan, yang digunakan dalam
penggolongan bakteri, yaitu bakteri Gram posisitf dan bakteri Gram
negatif. Dinding sel dari pada Eubacteria mengandung peptidoglikan,
sedangkan pada dinding sel Archaebacteria adalah tidak mengandung
peptidoglikan.
Fungsi Dinding Sel
3. Membran Plasma
Membran plasma tersusun dari senyawa fosfolipid dan protein yang bersifat
selektif permeabel (dapat dilewati oleh zat-zat tertentu).
Fungsi Membran Plasma
Membungkus sitoplasma
Mengatur pertukaran zat yang berada di dalam sel dengan zat yang ada diluar
sel.
4. Mesosom
Mesosom adalah organel sel yang memiliki penonjolan pada membran plasma
ke arah dalam sitoplasma.
Fungsi Mesosom
Menghasilkan energi
Membentuk dinding sel baru saat terjadi pembelahan sel
Menerima DNA pada saat konjugasi
5. Sitoplasma
Sitoplasma bakteri adalah cairan koloid yang mengandung molekul organik
seperti lemak, protein, karbohidrat, dan garam-garam mineral, enzim, DNA,
Klorosom (pada bakteri fotosintetik), dan ribosom
Fungsi Sitoplasma
6. Ribosom
Ribosom adalah organel-organel kecil yang tersebar dalam sitoplasma dan
berfungsi dalam sintesis protein. Ribosom tersusun dari senyawa protein
dan RNA (ribonukleic acid). Jumlah ribosom di dalam suatu sel bakteri
mencapai ribuan, contohnya saja Escherichia coli yang mempunyai 15.000
ribosom.
Fungsi Ribosom
Advertisement
9. Klorosom
Klorosom adalah suatu struktur lipatan yang ada dibawah membran plasma
yang berisi klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya. Fungi Klorosom
adalah untuk menfotosintesis yang hanya terdapat pada bakteri
fotosintetik. misalnya Chlorobium
10. Flagela
Flagela adalah bulu cambuk yang tersusun dari senyawa protein yang
terdapat pada dinding sel, dan berfungsi sebagai alat gerak. Flagela
bakteri tidak terbungkus oleh perluasan membran plasma yang berbentuk
batang (basil), koma (vibrio), dan juga spiral. Ada sekitar separuh dari
seluruh bakteri yang dapat bergerak secara terarah yang menuju atau
menjauhi ransang. Gerak tersebut disebut gerak taksis. Contohnya bakteri
dari familia Chlorobacteriaceae yang akan melakukan gerak fototaksis
positif atau menuju ke arah cahaya matahari untuk berfotosintesis.
Bakteri memiliki jumlah flagela yang memiliki letak berbeda-beda. Berikut
pengelompokan bakteri berdasarkan dari jumlah dan letak flagelanya.