Anda di halaman 1dari 5

Paper Koasistensi Mikrobiologi

Respon Imun Spesifik dan Non-


Spesifik

OLEH :

NAMA : REGI PUTRA, S.KH

NPM : 1802101020022

Dosen Pengasuh : drh. Erina Alamsyah, M.Si

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2019
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang
kompleks terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut. Respons imun
ini dapat melibatkan berbagai macam sel dan protein, terutama sel makrofag, sel
limfosit, komplemen, dan sitokin yang saling berinteraksi secara kompleks.
Mekanisme pertahanan tubuh terdiri atas mekanisme pertahanan non spesifik dan
mekanisme pertahanan spesifik.

PEMBAHASAN
Pengertian Imunitas
Imunitas adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi
tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh
patogen. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar, organisme
akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta
menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme
yang sehat dan jaringan.

Pada pertahanan tingkat pertama tubuh akan dilindungi dari segala macam
mikroba patogen yang menyerang tubuh secara fisik, kimia dan flora normal. Dan
pertahanan kedua yang dilakukan oleh tubuh untuk melawan mikroba patogen
meliputi fagosit, inflamasi demam dan substansi antimikroba.

Macam-Macam Imunitas Tubuh


1. Imunitas non-spesifik / alami (innate immunity) ,

merupakan pertahanan tubuh yang mendasar dan kita miliki semenjak lahir
dan bersifat non-spesifik (artinya tidak bersifat khusus terhadap zat asing tertentu).
ditujukan untuk menangkal masuknya segala macam zat dari luar yang asing bagi
tubuh, yang dapat menimbulkan kerusakan tubuh (penyakit).

Kekebalan non-spesifik / bawaan menghasilkan respon cepat terhadap


substansi asing dan memperlakukan semua substansi asing tersebut dengan cara
yang sama. Namun, sistem kekebalan tubuh ini tidak memiliki memori terhadap
paparan substansi asing yang sudah terjadi sebelumnya, sehingga tidak dapat
memberi perlindungan untuk terjadinya infeksi ulangan sesudahnya.
2. Imunitas spesifik / dapatan (acquired immunity),

merupakan pertahanan tubuh yang terbentuk sebagai respon adanya zat


asing yang masuk ke dalam tubuh, bersifat spesifik, dan memiliki kemampuan
mengingat. Kekebalan ini hanya akan Bereaksi pada kuman atau zat asing yang
sudah dikenal, artinya bila jenis kuman atau zat asing tersebut sudah pernah atau
lebih dari satu kali masuk ke dalam tubuh manusia.

Imunitas dapatan adalah respon penetralan khusus tubuh pada penyerang


asing dan produknya (Otto, S. E., 2003). Sistem imun dapatan adalah sistem imun
yang didapat setelah lahir akibat terinduksi oleh infektor tertentu. Sistem imun
dapatan juga akan mengingat infektor tersebut untuk mencegah terjadinya penyakit
pada infeksi berikutnya (Roit, 1985).

Antigen secara tepat, merupakan zat yang dapat menstimulasi produksi


antibody. Namun, istilah ini digunakan untuk zat yang menstimulasi setiap jenis
respons imun adaptif. Biasanya, antigen adalah suatu benda asing (non-self) dan
suatu partikulat (ex. Sel, bakteri) ataupun molekul protein besar atau polisakarida.

Antibodi adalah fraksi utama dari protein serum, yang sering disebut
immunoglobulin. Antibody dapat berikatan dengan dan menetralisasi toksin bakteri
dan beberapa virus secara langsung, tetapi antibody juga bekerja dengan cara
opsonisasi dan mengaktivasi komplemen pada permukaan pathogen yang
menyerang.

Limfosit merupakan sel kecil yang ditemukan dalam darah, dimana sel
tersebut bersirkulasi ke jaringan dan kembali melalui limfe, berpatroli di seluruh
tubuh untuk mencari benda asing. Limfosit mampu untuk mengenali masing-
masing antigen melalui reseptor permukaan khusus dan membelah diri menjadi
sejumlah sel dengan spesifitas yang identik dan masa hidup yang menjadikan
limfosit sel ideal yang untuk respons yang adaptif. Dua populasi besar telah
diketahui: limfosit T dan B.

Limfosit B yang menghasilkan antibody, merupakan elemen humoral


imunitas adaptif.

Limfosit T (berasal dari timus) yang terbagi menjadi subpopulasi yang


membantu limfosit B membunuh sel yang terinfeksi virus, mengaktivas makrofag
dan memacu inflamasi.

INNATE / NON AQURIED / ADAPTIVE


ADAPTIF
(SPESIFIK)
(TIDAK SPESIFIK)

 Sejak lahir  Berkembang sepanjang


hidup.
 Barisan
pertahanan :  Mengenal zat asing &
beradaptasi secara
- Fisik / Mekanik individual terhadap tiap
- Biokimiawi jenis patogen.

- Humoral
- Selular

Menghancurkan
zat asing

Hubungan Imunitas Bawaan dan Imunitas Dapatan


Imunitas adaptif berdasarkan sifat khusus limfosit (T dan B) yang dapat
merespons secara selektif terhadap ribuan benda asing atau antigen yang berbeda,
menyebabkan terbentuknya memori spesifik dan perubahan menetap dari pola
respons, suatu adaptasi hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Mekanisme adaptif
dapat berfungsi dengan sendirinya melawan antigen tertentu, namun sebagian besar
efeknya muncul dengan cara Opsonisasi. Fenomena timbulnya ikatan antibody di
permukaan bakteri, virus, atau parasit lain, dan meningkatnya perlekatan dan
fagositosis. Antibody juga mengaktivasi komplemen pada permukaan pathogen
yang menyerang, sehingga imunitas adaptif memanfaatkan imunitas bawaan untuk
menghancurkan banyak mikroorganisme.

Komplemen. Komplemen sering teraktivasi oleh ikatan antibody pada


permukaan mikroba. Namun, ikatan komplemen pada antigen juga lebih
meningkatkan kemampuannya untuk mengaktivasi respons sel B yang kuat dan
tahan lama, seperti contoh “interaksi terbalik” antara mekanisme adaptif dan
bawaan.

Penyajian antigen ke sel T dan B oleh sel dendrite diperlukan pada


sebagian besar respons adaptif; penyajian oleh sel dendrite biasanya memerlukan
aktivasi sel-sel ini dengan cara kontak dengan komponen mikroba (misalnya
dinding sel bakteri), suatu contoh lain dari “interaksi terbalik” antara mekanisme
imun adaptif dan mekanisme bawaan.

Bantuan oleh sel T diperlukan dalam berbagai cabang, baik dalam imunitas
adaptif maupun bawaan. Bantuan sel T diperlukan untuk sekresi sebagian besar
antibody oleh sel B, untuk mengaktivasi makrofag untuk membunuh pathogen
intraseluler dan untuk respons sel T sitotoksik yang efektif.

DAFTAR PUSTAKA
Bratawidjaja, K.G. 2009. Imunologi Dasar. Edisi Ke-8. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.

Daston, Aggrie. 2010. . Imunitas Bawaan Dalam Tubuh Manusia.dikeluarkan oleh


Bagian Penelitian Kesehatan Hewan. Yogyakarta.

Copeland K, Heeney J (1996). "T helper cell activation and human retroviral
pathogenesis". Microbiol ITB .Bogor

James, J., Baker, C., and Swain, H. 2002. Principle of Science for Nurses. Blackwell
Science,
Oxford.

Playfair, J.H.I. and Chain, B.M. 2012. At a Glance Immunologi. Edisi Ke-9.
Erlangga, Jakarta.

Stram Y, Kuzntzova L. (2006). "Inhibition of viruses by RNA interference". Virus


Genes 32 IPB jakarta

Anda mungkin juga menyukai