Anda di halaman 1dari 2

Perbedaan expectorasi, regurgitasi dan vomiting

1. Expectorasi
Expectorasi merupakan pengeluaran material dari paru-paru atau saluran
pernafasan. Material khas yang keluar biasanya berbentuk mukus berbusa atau
darah tapi tidak dijumpai empedu. Urutan karakteristik dari batuk yang diikuti oleh
batuk keras harus dilihat dari riwayat pasien. Regurgitasi dan vomit secara khas
tidak diikuti dengan batuk yang berkelanjutan, meskipun regurgitasi sering diikuti
dengan tracheitis dan pneumonia pernapasan, dariada ketiganya expectorasi
lebih mudah di identifikasi.

2. Regurgitasi
Regurgitasi adalah keluarnya makanan melalui mulut, terjadi tanpa usaha
atau tanpa adanya proses yang rumit dan tidak disertai tanda-tanda prodormal
meski kadang disertai adanya hipersalivasi. Bahan yang dikeluarkan biasanya
berupa bahan pakan yang belum terdigesti bercampur mukus atau saliva dan
mempunyai pH normal, bahan pakan berupa bahan solid ataupun cair bila terjadi
striktura pada esofagus, tercampur darah segar bila terjadi ulserasi, adanya rasa
sakit saat menelan dan teraba adanya bolus di daerah esofagus. Waktu
terjadinya biasanya segera setelah makan atau menelan. Bila terjadi agak lama
setelah makan kemungkinan terjadi dilatasi esofagus atau divertikulum esofagus.

3. Vomiting
Vomit atau muntah adalah keluarnya makanan melalui mulut yang
merupakan suatu proses reflek yang terkoordinasi kontraksi otot-otot abdominal,
retroperistaltik dan refleks menutupnya glottis. Muntah akan disertai adanya
tanda-tanda prodormal seperti nausea, unease, anoreksia, hipersalivasi,
menelan dan retching. Vomitus atau bahan yang dimuntahkan biasanya
mempunyai pH rendah (asam) karena bercampur asam lambung, berwarna hijau
karena bercampur empedu, bahan pakan yang sudah tercerna sebagian, pakan
yang sudah tercerna, bercak darah atau bercampur darah segar atau darah yang
terdigesti. Waktu terjadinya muntah sangat bervariasi namun jarang sekali terjadi
dengan cepat setelah makan.
Secara klinis vomit dibagi menjadi vomit acute (<2 minggu) dan vomit
chronic (> 2 minggu). Acute vomiting sering secara spontan sembuh apabila
didukung oleh fluid terapi, elektrolit dan asam basa terapi. Meskipun riwayat
penyakit dan pemeriksaan fisik menjadi indikasi pertama. Jika vomiting berlanjut,
progressive dan diikuti oleh tanda tanda klinis lain (polyuria, polydipsia, berat
badan turun, icterus, sakit pada abdomen, ascites, weakness, hematemesis),
test tambahan perlu dilakukan. Vomiting biasanya disebabkan oleh diet dan
parasit, obstruksi, extraalimentary tract disease, pancreatitis, gastritis, enteritis
dan colitis, inflamasi abdominal, dan Gastrinoma.

Anda mungkin juga menyukai