Anda di halaman 1dari 10

Patogenesis

Gane et al. (2020) melaporkan tentang seorang pasien di Inggris


berusia 48 tahun yang terinfeksi SARSCoV-2, namun tidak
menunjukkan gejala selain gangguan penciuman (olfactory gangguan)
(OD).
Studi di Iran, 59 dari 60 pasien yang dirawat di rumah sakit dengan
COVID-19 memiliki gangguan indera penciuman dengan uji psikofisik
olfactory (psychophysical olfactory testing) (Moein et al, 2020)
Selain itu, studi dari Italia, 64% dari 202 pasien dengan gejala ringan
melaporkan gangguan penciuman serta lebih banyak diderita pada
pasien usia muda dan perempuan (Spinato et al, 2020). Banyak
pasien melaporkan gangguan penciuman dan pengecapan rasa secara
bergantian. Namun, diperkirakan gangguan kemosensor pada COVID-
19 kemungkinan cenderung terhadap gangguan penciuman.
Pathway

Sitokin proinflamasi >>  TNF-a


(Torabi A et al, 2020)
Reseptor ACE-2 di epitel nasal, saluran respirasi bawah dan parenkim paru 
tinggi nya jumlah reseptor ACE-2 di nasal (sel goblet 1, goblet 2, silia 2)
(Sungnak W et al, 2020)
Dapat disimpulkan ...
 Virus corona adalah salah satu dari banyak patogen yang menyebabkan OD
pasca-infeksi  disebabkan karena sel-sel epitel hidung mempunyai ekspresi
reseptor Angiotensin-Converting Enzyme 2 (ACE-2) yang relatif tinggi yang
diperlukan untuk entri virus SARS-CoV-2.
 Invasi virus SARS-Cov 2 pada sel-sel neuroepithel penciuman dapat
mengakibatkan inflamasi yang merusak fungsi reseptor neuron olfactory, yang
kemudian dapat mengganggu neurogenesis reseptor olfactory. Perubahan
tersebut dapat menyebabkan OD sementara atau lebih tahan lama (Sungnak et
al, 2020)
 Peningkatan kadar sitokin TNF-α proinflamasi terlihat di epitel olfaktorius pada
pasien dengan COVID-19, shg terjadi peradangan langsung dari epitel nasal 
anosmia pd pasien COVID.
 Penelitian sebelumnya pada model hewan transgenik menunjukkan SARS-CoV
di intrakranial masuk melalui bulbus olfaktorius.8 Hal ini menimbulkan dugaan
bahwa SARS-CoV-2 dapat menembus intrakranial kemungkinan menuju daerah
olfaktori dan non-olfaktori di otak yang dapat mempengaruhi fungsi
penciuman.
DIAGNOSIS OD PADA COVID
Selama pandemi COVID, pasien dengan
gangguan penciuman akut dan / disfungsi
pengecapan rasa dengan atau tanpa gejala
COVID-19 harus menjalani periode isolasi dan
jika mungkin dilakukan pengujian SARS-CoV-2

: Hummel T, 2020
Pasien dengan gangguan penciuman mendadak
Anamnesis :
Tanyakan
• Riwayat keluhan pasien
• Onset gangguan penciuman/ penghidu
• Fluktuasi keluhan menghidu dan tingkat keparahan
• Riwayat pengobatan/obat-obatan yang sedang dikonsumsi

Diagnosis Banding

(Hummel,2020)
 PF lengkap otolaringologi dengan 3 pass- rigid
nasoendoskopi evaluasi deviasi septum, patensi dan
cleft olfaktori (discharge. Polip, edema, crusting, skar)
 PF neurologi lengkap  jika curiga penyebab
neurodegenerative atau intrakranial

: Hummel T, 2020
Pemeriksaan kemosensori  assesment subjektif dan psikofisik
a. Pemeriksaan subjektif
Menggunakan visual analog scale atau dengan sistem kuisioner
Kuisioner: sinonasal Outcome Test and Rhinosinusitis Disability Index
Tidak dapat dilakukan pada pasien isolasipsikofisikal
b. Pemeriksaan psychophysical olfactory
Merupakan pemeriksaan dengan cara memberiksan stimulus bau pada
pasienhasil bergantung pada respon pasien yang diperiksa
Dibutuhkan pasien yang kooperatif
Pemeriksaan menilai Threshold (T), diskriminasi (D), identifikasi (I)
Imaging
MRI: pemeriksaan pada kecurigaan patologis pada otak, olfactory track
Electrophysiology
Untuk memeriksa fungsi olfaktori di tingkat neuroepitelium (electro-olfactography) atau sentral
(chemosensory electroencephalogram)
dapus
Gane, S.B. , Kelly , C. , and Hopkins , C. 2020.  Isolated sudden onset anosmia in COVID-19
infection. A novel syndrome? Rhinology.

Hummel T. 2020. Olfactory Dysfunction in COVID-19: Diagnosis and Management.


JAMA

Moein  ST, Hashemian  SMR, Mansourafshar  B, Khorram-Tousi  A, Tabarsi  P, Doty  RL.
2020.  Smell dysfunction: a biomarker for COVID-19.   Int Forum Allergy Rhinol.

Spinato  G, Fabbris  C, Polesel  J,  et al.  Alterations in smell or taste in mildly symptomatic
outpatients with SARS-CoV-2 infection.   JAMA. Published online April 22, 2020

Sungnak  W, Huang  N, Bécavin  C,  et al.  2020. SARS-CoV-2 entry factors are highly
expressed in nasal epithelial cells together with innate immune genes.   Nat Med.

Netland  J, Meyerholz  DK, Moore  S, Cassell  M, Perlman  S.  2008. Severe acute
respiratory syndrome coronavirus infection causes neuronal death in the absence of
encephalitis in mice transgenic for human ACE2.   J Virol. 82(15):7264-7275

Anda mungkin juga menyukai