Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH MINUMAN KOPI MINIM KAFEIN TERHADAP VO2max

DAN PEMULIHAN DENYUT NADI SETELAH MELAKUKAN


TREADMILL PADA MAHASISWA IKOR FIK UNM

SKRIPSI

Oleh
ANDI KHAIDIR LIPUKASSA
1333142004

PERONGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018
ABSTRAKS berkafein setelah melakukan
aktivitas fisik.

Pengaruh Minuman Minim Jenis penelitian ini adalah


Kafein Terhadap VO2max Dan penelitian quasi eksperimen atau
Pemulihan Deyunt Nadi Setelah eksperimental semu dalam pelaksanaan
Melakukan Treadmill Pada Mahasiswa peneliti ini tidak memungkinkan untuk
IKOR FIK UNM. Saat ini penelitian melakukan seleksi subjek secara acak,
mengenai pengaruh kopi yang telah karena subjek secara alami telah
mengalami proses dekafeinasi terhadap terbentuk dalam satu kelompok utuk
VO2max dan pemulihan denyut nadi (naturally formed intact group). Hasil
belum didapatkan secara nyata. Kopi penelitian ini dianalisis dengan
merupakan minuman psikostimulan menggunakan uji statistic parametrik uji
yang sering digunakan atlet sebagai T (T-pairet test), untuk mengadakan
sublementasi latihan, berkaitan dengan rata-rata dari suatu sampel yang
kandungan zat aktif dalam kopi yang berpasangan (perbedaan sebelum dan
memberikan banyak pengaruh pada sesudah perlakuan). Hasil uji ini akan
manusia, termasuk peningkatan bermakna apabila didapatkan harga
ketahanan saat melakukan aktifitas fisik g<0,05 dengan derajat kepercayaan
(Graham, 2011). Tujuan umum dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui 95% ( =0,05). Pengolahan data
pengaruh konsumsi kopi minim kafein menggunakan bantuan perangkat lunak
terhadap VO2max setelah melakukan SPSS 21.0.
aktivitas fisik. Sedangkan tujuan kusus
dari penelitian ini adalah: Berdasarkan hasil analisis data
dan pembahasan, maka hasil
a. Mengetahui VO2max seseorang penelitian ini dapat disimpulkan
yang mengkomsumsi minuman bahwa:
kopi berkafein setelah 1. ada pengaruh yang signifikan
melakukan aktivitas fisik. konsumsi minuman kopi
b. Mengetahui VO2max seseorang berkafein terhadap VO2max
yang mengkomsumsi minuman setelah melakukan aktivitas fisik
kopi minim kafein setelah pada mahasiswa IKOR FIK
melakukan aktivitas fisik. UNM
c. Mengetahui perbedaan VO2max 2. ada pengaruh yang signifikan
seorang yang mengkomsumsi konsumsi minuman kopi minim
minuman kopi berkafein dengan kafein terhadap VO2max setelah
seorang yang mekomsumsi melakukan aktivitas fisik pada
minuman kopi minim kafein mahasiswa IKOR FIK UNM
setelah melakukan aktivitas 3. ada perbedaan yang signifikan
fisik. antara VO2max mengkonsumsi
d. Mengetahui perbedaan waktu minuman kopi berkafein dengan
pemulihan denyut nadi latihan konsumsi kopi minim kafein
orang yang mengkomsumsi setelah melakukan aktivitas fisik
minuman kopi minim kafein pada mahasiswa IKOR FIK
dengan orang yang UNM.
mengkomsumsi minuman kopi

1
4. ada perbedaan yang signifikan menghemat penggunaan glikogen,
antara waktu pemulihan denyut hal ini membuat seorang atlet
nadi mengkonsumsi minuman kopi memiliki cadangan energi relatife
berkafein dengan konsumsi kopi lebih banyak sehingga daya tahan
minim kafein setelah melakukan dan performanya cenderung lebih
aktivitas fisik pada mahasiswa IKOR baik (Bairam, 2007). Pengaruh
FIK UNM kafein yang utama pada SSP
disebabkan oleh kapasitas kafein
sebagai antagonis reseptor adenosin.
Kata Kunci : Kopi, VO2max, Kafein,
Gugus methilxantin yang terdapat
Treadmill
pada kafein akan berikatan dengan
BAB I reseptor adenosin di otak dan
meyebabkan blokade, akibatnya
terjadi peningkatan katekolamin
PENDAHULUAN plasma satu jam setelah komsumsi
1.1 Latar Belakang kafein katekolamin dalam hal ini
Dewasa ini masyarakat adalah epinefrin akan memberikan
melakukan banyak cara untuk efek peninkatan frekuensi dan
mengatasi rasa kantuk dan lelah, kekuatan denyut jantung (Graham,
karena hal ini dianggap mengganggu 2011).
kegiatan sehari-hari dan menghambat Denyut jantung yang optimal
produktifitas kerja. Salah satu yang untuk masing-masing individu
membuat kecanduan adalah bervariasi, pada orang dewasa denyut
mengkonsumsi kopi karena jantung yang normal 60-100 bpm.
dipercaya dapat meningkatkan Menurut Bible (2010) jika dilakukan
kebugaran dan performa kerja pengukuran setelah melakukan
(Honosutomo, 2007). Kopi aktifitas fisik, denyut jantung yang
merupakan minuman psikostimulan optimal dirumuskan 220-Usia dan
yang sering digunakan atlet sebagai akan turun berkisar 120 bpm. Setelah
sublementasi latihan, berkaitan beristirahat 2-5 menit. Jika hasil
dengan kandungan zat aktif dalam pengukuran lebih tinggi, pemulihan
kopi yang memberikan banyak pada orang tersebut lebih lambat dan
pengaruh pada manusia, termasuk tingkat kebugarannya rendah
peningkatan ketahanan saat (Fletcher, 2001). Sementara, pada
melakukan aktifitas fisik (Graham, orang yang denyut jantungnya lebih
2011). Penggunaan kafein dalam rendah saat istirahat, umumnya
dosis terapi akan meningkatkan menunjukkan fungsi jantung yang
kewaspadaan, menguragi rasa kantuk efisien dan tingkat kebugaran yang
dan lelah, mempercepat daya lebih baik (Edward, 2000).
berpikir, namun menurunkan Tingkat kebugaran erat
kemampuan untuk melakukan kaitannya dengan keadaan
pekerjaan yang membutuhkan kardiorespirasi. VO2max merupakan
koordinasi otot halus (Goldman dan variabel yang sering digunakan untuk
Goldschlager, 1995). mengetahui keadaan kardiorespirasi
Dalam bidang olahraga, kafein seseorang, karena pengukuran
dikomsumsi karena dapat VO2max dapat digunakan untuk

2
menganalisis efek dari suatu program aktivitas tubuh yang terkoordinasi
latihan fisik (Uliyandari, 2009). sempurna terjadi secara simultan.
Pengambilan atau komsumsi oksigen Peristiwa-peristiwa tubuh ini
maksimal (VO2max) didefinisikan memungkinkan fungsi kompleks
sebagai rasio oksigen tertinggi yang tubuh seperti mendengar, melihat,
dapat diambil dan digunakan oleh bernapas serta pengolahan informasi
tubuh selama latuhan fisik. Pada tanpa upaya kesadaran. Apabila
seseorang yang melakukan latihan seseorang melakukan aktivitas
fisik, VO2max dibatasi oleh seperti berjalan, dia akan menggeser
kemampuan sistem kardiorespirasi system tubuh dari keadaan istirahat
dalam menyalurkan oksigen pada kepada keadaan aktif (Soekarman,
otot yang melakukan latihan (Bassett 1991).
dan Howley, 2000). Jika aktivitas dilakukan
Beberapa penelitian terdahulu beberapa kali, tubuhnya akan
telah menjelaskan manfaat senyawa beradaptasi terhadap aktivitas
kafein dalam minuman kopi maupun tersebut. Aktivitas yang dilakukan
teh hitam terhadap sistem tadi disebut aktivitas fisik (Sugiharto,
kardiovaskuler 2011). Aktivitas fisik ini merupakan
Konsumsi kafein 300-400 mg proses yang rumit dimana pelatih
sehari tergolong aman bahkan masih perlu mengawasi perubahan pada
memberikan efek positif kafein subjek setiap menit sewaktu
dengan resiko kesehatan yang kecil. aktivitas. Oleh karena itu, jika
Kafein 300 mg setiap hari akan seseorang itu inggin menjadi atlet,
setara dengan 5 cangkir kopi instan, dia perlu mempunyai tingkat
3 cangkir kopi tubruk manis, 5 gelas aktivitas fisik yang lebih tinggi
teh hitam, atau 10 tablet obat pereda dibanding dengan populasi normal
rasa nyeri (Tattie, 2008). Meskipun (Shetty, 2005).
demikian, penggunaan kafein dengan Perubahan fisiologis yang nyata
dosis yang berlebihan atau pada dapat terjadi dalam tubuh kita
orang yang intoleran dapat apabila aktivitas fisik atau latihan
menimbulkan efek samping gelisah, olahraga yang berterusan dilakukan.
gugup, insomnia, tremor, palpitasi Oleh karena itu, tanggapan terhadap
dan kejang (FDA, 2007). Sebagai latihan memiliki dua aspek analog
solusi untuk masalah tersebut, kini dan respon tubuh terhadap
dikembangkan produk kopi minim lingkungan stress. Salah satunya
kafein, yaitu produk kopi yang telah adalah respon jangka pendek yaitu
menggalami proses dekafeinasi serangan tunggal setelah sesekali
dengan menguragi kadar kafein olahraga ataupun dapat disebut
hingga mencapai 0,1-0,3% (Mulato latihan akut. Aspek kedua adalah
dan Suharyato, 2006). respon jangka panjang yaitu setelah
BAB II olahraga teratur yang
mempermudahkan latihan berikutnya
TINJAUAN PUSTAKA serta meningkatkan kinerjanya.
1.1. Olahraga Adaptasi terhadap latihan kronik ini
Tubuh manusiah merupakan disebut training (Willmore et al,
suatu mesin yang luar biasa di mana 2001).

3
Respon jangka pendek serta gelisah, dan ulkis. Efek lain dapat
jangka panjang ini memenuhi meningkatkan denyut jantung dan
kebutuhan energi. Kenaikan pesat beresiko terhadap penumpukan
dalam kebutuhan energi sewaktu kolesterol, menyebabkan kecacatan
latihan memerlukan penyesuaian pada anak yang dilahirkan (Anthony,
peredaran darah yang seimbang 2005).
untuk memenuhi peningkatan
kebutuhan oksigen, nutrisi serta Dalam DSM-5 disebutkan
mengeliminasi produk akhir diaknosis mengenai seorang yang
metanolisme seperti karbon dioksida telah mengalami intoksikasi kafein,
dan asam laktat dan membebaskan yaitu lima atau lebih raeaksi alergi
panas berlebihan. Pergeseran setelah mengkomsumsi kafein
metabolisme tubuh terjadi melalui selama 24-72 jam terakhir (Ted,
kegiatan tekoordinasi dari semua 2015). The American Journal of
sistem tubuh yaitu neuromuskuler, Cilinical Nutrition meyebutkan 20
respiratori, kardiovaskular, reaksi alergi yang paling sering
metabolic, dan hormonal (Shetty, muncul pada kelompok pada orang
2005). intoleran terhadap kafein, antara lain
(1) Sakit kepala atau mingrain, (2)
Insomnia, (3) Sulit berkonsentrasi,
(4) Pembengkakan lidah, tonsil
2.5.4. Efek Samping Kafein maupun kerongkongan, (5)
Peningkatan denyut jantung disertai
Kafein mencapai jaringan palpitasi dan aritmia, (6) Kelelahan,
dalam waktu 5 menit dan tahap (7) Pusing, (8) Gelisah, sering panik
puncak mencapai darah dalam waktu dan agitasi, (9) Nyeri dada, (10)
50 menit, frekuensi pernafasan ; urin, Depresi, (11) Rasa kebas pada wajah
asam lemak dalam darah ; asam dan ekstrimitas, (12) Nyeri otot, (13)
lambung bertambah disertai Nafas dangkal, (14) Halusinasi dan
peningkatan tekanan darah. Kafein delusi, (15) Flu-like symptom, (16)
juga dapat merangsang otak (7,5-150 Gangguan penglihatan, (17) Keringat
mg) dapat meningkatkan aktifitas dingin, (18) Emosi tidak stabil,
neural dalam otak serta mengurangi iritatif dan gangguan moot, (19)
keletihan dan dapat memperlambat Nyeri perut, kembung, mual bahkan
waktu tidur. Efek samping seperti mutah, (20) Henti jantung.
rasa gelisah, nafsu makan menurun,
mual atau muntah, sakit kepala, tidak 1.6. Dekafeinasi Kopi
dapat tidur (insomnia), gangguan
lambung dan saluran pencernaan, Untuk mengatasi berbagai
peningkatan frekuensi jantung masalah kesehatan karena efek yang
(takikardi) dan gangguan saluran ditimbulkan oleh kafein terdapat
kemih akan hilang paling lambat pada biji kopi maka digunakan
dalam waktu 48 jam setelah proses dekafeinasi terhadap biji kopi.
pemberian oral kafein dalam bentuk Dekafeinasi merupakan proses
minuman kopi (Halvorsen, 2005). pengurangan kandungan kafein di
Pemakaian lebih dari 650 mg dapat dalam suatu bahan pertanian.
menyebabkan insomnia kronis, Dekafeinasi biji kopi biasanya

4
dilakukan sebelum proses yang telah megembang dengan
penyangraian dan kopi bubuk dapat menyemprotkan pelarut air pada
dinyatakan terdekafeinasi jika telah tumpukan biji kopi, dan sirkulasi
memiliki kadar kafein antara 0,1- pelarut dijaga secara kontinyu
0,3% (Mulato dan Suharyanto, (Winarno, 2004).
2006).

Pada industri pangan, proses BAB III


dekafeinasi dapat dilakukan dengan
pelarut air, organic dan anorganic. METODE PENELITIAN
Daya larut kafein dalam pelarut 2.1. Jenis Penelitian
sintetikrelatif tinggi namun dengan Jenis penelitian ini adalah
alasan harga, potensi polusi penelitian quasi eksperimen atau
lingkungan dan pengaruh negatif eksperimental semu dalam
terhadap kesehatan menyebabkan pelaksanaan peneliti ini tidak
penggunaan pelarut sintetik harus memungkinkan untuk melakukan
diperhatikan proses dekafeinasi dapat seleksi subjek secara acak, karena
dilakukan menggunakan pelarut subjek secara alami telah terbentuk
organic metilen klorida, 1,2-diklor dalam satu kelompok utuk (naturally
etana, asam karboksilat, 5-hidrosi formed intact group). Dalam keadaan
triptamida, mono-diester glisero seperti ini kaidah-kaidah penelitian
triasetat, asam asetat, asam atilen, eksperimen murni tidak dapat
PE, n-heksan, dan flouranasi-HC. dipenuhi, karena pengendalian
Sedangkan proses dekafeinasi variabel yang terkait subjek
dengan pelarut organic dilakukan penelitian tidak dapat dilakukan
dengan menggunakan CO2 cair, gas sepenuhnya, sehingga penelitian
NO2 serata gabungan CO2 cair harus dilakukan dengan
dengan air. menggunakan intact group.
Penelitian seperti ini disebut sebagi
Dekafeinasi biji kopi umumnya penelitian kuasi eksperimen (Dick
dilakukan dengan proses pengukusan dan Carey, 1995). Metode penelitian
(steaming) dan pelarutan yang digunakan adalah Randomizet
(percolating) didalam reactor kolom Climikal Trial (RCT) yaitu sebuah
tunggal dengan pelarut air pada suhu penelitin pada orang sehat untuk
1000C. karena rata-rata hasil megetahui efektivitas suatu obat
ekstraksi cukup tinggi, kafein yang dimana pegelompokan sukarelawan
diperoleh lebih murni dan dilakukan secara acak. Dengan
penggunaan panas lebih rendah rasio design cross-over bagi naracoba.
berat biji kopi dan pelarut air di Sehingga masing-masing naracoba
dalam reaktor adalah 1:2 selama 6 akan menjadi control bagi perlakuan
jam. Proses dekafeinasi dilakukan yang diujikan terhadapnya.
dalam 2 tahap, tahap pertama adalah
pengukusan biji kopi dalam kolom
pada suhu 1000C selama beberapa
menit. Tahap berikutnya adalah
pelarutan kafein di dalam biji kopi

5
BAB IV BAB V

HASIL PENELITIAN DAN KESIMPULAN DAN SARAN


PEMBAHASAN 5.1 KESIMPULAN
Dalam bab ini akan Berdasarkan hasil analisis data
dikemukakan penyajian hasil analisi dan pembahasan, maka hasil
data dan pembahasan. Penyajian penelitian ini dapat disimpulkan
hasil analisis data meliputi analisis bahwa:
statistik deskriptif dan inferensial. 5. ada pengaruh yang signifikan
Kemudian dilakukan pembahasan konsumsi minuman kopi
hasil analisis dan kaitannya dengan berkafein terhadap VO2max
teori yang mendasari penelitian ini setelah melakukan aktivitas fisik
untuk memberi interpretasi dari hasil pada mahasiswa IKOR FIK
analis data. UNM
4.1. Penyajian Hasil Analisis 6. ada pengaruh yang signifikan
Data konsumsi minuman kopi minim
kafein terhadap VO2max setelah
Data empiris yang diperoleh di melakukan aktivitas fisik pada
lapangan berupa hasil VO2 max dan mahasiswa IKOR FIK UNM
pemulihan denyut nadi pada 7. ada perbedaan yang signifikan
kelompok control yang diberikan antara VO2max mengkonsumsi
kopi kafein kapal api dan kelompok minuman kopi berkafein dengan
eksperimen yang diberikan kopi konsumsi kopi minim kafein
minim kafein (KOMIK) setelah setelah melakukan aktivitas fisik
melakukan treadmill. Analisis data pada mahasiswa IKOR FIK
yang digunakan dalam penelitian ini UNM.
adalah dianalisis dengan teknik 8. ada perbedaan yang signifikan
statistik infrensial. Analisi data antara waktu pemulihan denyut
secara deskriptif dimaksudkan untuk nadi mengkonsumsi minuman
mendapatkan gambaran umum data kopi berkafein dengan konsumsi
meliputi rata-rata,standar deviasi, kopi minim kafein setelah
varians, data maximum,data melakukan aktivitas fisik pada
minimum, range, tabel frekuensi,dan mahasiswa IKOR FIK UNM
garafik. 5.2 SARAN
Adapun saran-saran yang ingin
Selanjutnya dilakukan
disampaikan oleh peneliti adalah
pengujian persyaratan analisis yaitu
sebagai berikut.
uji normalitas dan homogenitas
1. Hasil penelitian dapat menjadi
data.untuk pengujian hipotesis
masukan bagi masyarakat untuk
menggunakan uji-t berpasangan
memberikan informasi kepada
untuk mencari pengaruh dan
masyarakat mengenai pengaruh
perbedaan pengaruh hasil latihan
perbedaan komposisi kafein
dengan persyaratan data harus dalam
pada kopi yang dapat
keadaan berdistribusi normal dan
mempengaruhi VO2max dan
homogen.
pemulihan denyut nadi.

6
2. Hasil penelitian ini menjadi Prospective Cohort Study.
acuan bagi penelitian Department of Public Health
selanjutnya Science, University of
3. Bagi peneliti selanjutnya agar Toronto. Diterbitkan 2007.
kiranya menambah jumlah Vol. 58: 22-27.
sampel lebih banyak, demi
menambah pemahaman kita Arikunto, S. 2010. Prosedur
bersama. Penelitian suatu pendekatan
Praktik. Jakarta: PT. Asdo
DAFTAR PUSTAKA Mahasatya.
Adrian B. Hodgson, Rebecca K. Armstrong, N., dan Welsman, J. R.
Randell, dan Asker E. 1997. Young People and
Jeukendrup. 2013. The Physical Activity. Oxford
Metabolic and Perfomance University Press, Oxford.
Effect of Caffein Compared
to Coffee during Endurance Astuti, A. W. 2009. Perbandingan
Exercise. Plos one, DOI: 10, Tingkat Keugaran Siswi
1371. Sekolah Bola Voli Putri Tugu
Muda Semarang Usia 11-14
Amelia, N, Abrori, C, Narwanti, M.I. Tahun Saat Menstrubasi dan
2015. Pengaruh Minuman Tidak Menstrubasi Laporan
Kopi Terhadap Vo2max Dan karya Tulis Ilmia. Semarang:
Pemulihan Denyut Nadi Universits Diponegoro.
Pasca Melakukan Treadmill.
E-Jurnal Pustaka Kesehatan, Azwar. 2012. Recovery dalam
Vol. 3 (No. 2). Latihan Physica Education
Vol. 4: 12-58
American Dietic Associaton. 2000.
Nutrisi dan Atletis Kinerja. Bairam A, Boutroy M, Badonne.
Medical science Sport 2007. Theophylline vs
Exercise Vol. 32: 2130-2145. Caffeine: Comperative
Effects in Treadment Jurnal
Andre Louis, et al. 2011. Effiect of of Pediatric 2007. Vol. 100:
the Consumption of 636-639.
Caffeinated and
Decaffeinated Instan Coffe Basset, D. R., dan Howly, E. T.
Beverages on Oxidative 2000. Limiting Factors For
Stress Induced by Strenous Maximum Oxygen Uptake
Exercise in Rats. Springer and Determinants of
Science, Bussines Media, Endurance Performance.
LLC. Med. Sci. Sports Exercise.
Vol. 32: 70-84.
Anthony B. Miiler dan Thomas
Larsson 2005. Intake of Bompa, O. T. 2009. Theory and
Coffee and Tea and Risk of Methodology of Teraining
Ovarian Cancer: A Toronti: Mosaic Press.

7
Bosquet, R. S., Goldsmith, L,
Sleight, P. 2010. Exercise and
Autonomic Function. Sport
and Med. Journal Vol. 272:
1412-1418.

Anda mungkin juga menyukai