SKRIPSI
Oleh
ANDI KHAIDIR LIPUKASSA
1333142004
1
4. ada perbedaan yang signifikan menghemat penggunaan glikogen,
antara waktu pemulihan denyut hal ini membuat seorang atlet
nadi mengkonsumsi minuman kopi memiliki cadangan energi relatife
berkafein dengan konsumsi kopi lebih banyak sehingga daya tahan
minim kafein setelah melakukan dan performanya cenderung lebih
aktivitas fisik pada mahasiswa IKOR baik (Bairam, 2007). Pengaruh
FIK UNM kafein yang utama pada SSP
disebabkan oleh kapasitas kafein
sebagai antagonis reseptor adenosin.
Kata Kunci : Kopi, VO2max, Kafein,
Gugus methilxantin yang terdapat
Treadmill
pada kafein akan berikatan dengan
BAB I reseptor adenosin di otak dan
meyebabkan blokade, akibatnya
terjadi peningkatan katekolamin
PENDAHULUAN plasma satu jam setelah komsumsi
1.1 Latar Belakang kafein katekolamin dalam hal ini
Dewasa ini masyarakat adalah epinefrin akan memberikan
melakukan banyak cara untuk efek peninkatan frekuensi dan
mengatasi rasa kantuk dan lelah, kekuatan denyut jantung (Graham,
karena hal ini dianggap mengganggu 2011).
kegiatan sehari-hari dan menghambat Denyut jantung yang optimal
produktifitas kerja. Salah satu yang untuk masing-masing individu
membuat kecanduan adalah bervariasi, pada orang dewasa denyut
mengkonsumsi kopi karena jantung yang normal 60-100 bpm.
dipercaya dapat meningkatkan Menurut Bible (2010) jika dilakukan
kebugaran dan performa kerja pengukuran setelah melakukan
(Honosutomo, 2007). Kopi aktifitas fisik, denyut jantung yang
merupakan minuman psikostimulan optimal dirumuskan 220-Usia dan
yang sering digunakan atlet sebagai akan turun berkisar 120 bpm. Setelah
sublementasi latihan, berkaitan beristirahat 2-5 menit. Jika hasil
dengan kandungan zat aktif dalam pengukuran lebih tinggi, pemulihan
kopi yang memberikan banyak pada orang tersebut lebih lambat dan
pengaruh pada manusia, termasuk tingkat kebugarannya rendah
peningkatan ketahanan saat (Fletcher, 2001). Sementara, pada
melakukan aktifitas fisik (Graham, orang yang denyut jantungnya lebih
2011). Penggunaan kafein dalam rendah saat istirahat, umumnya
dosis terapi akan meningkatkan menunjukkan fungsi jantung yang
kewaspadaan, menguragi rasa kantuk efisien dan tingkat kebugaran yang
dan lelah, mempercepat daya lebih baik (Edward, 2000).
berpikir, namun menurunkan Tingkat kebugaran erat
kemampuan untuk melakukan kaitannya dengan keadaan
pekerjaan yang membutuhkan kardiorespirasi. VO2max merupakan
koordinasi otot halus (Goldman dan variabel yang sering digunakan untuk
Goldschlager, 1995). mengetahui keadaan kardiorespirasi
Dalam bidang olahraga, kafein seseorang, karena pengukuran
dikomsumsi karena dapat VO2max dapat digunakan untuk
2
menganalisis efek dari suatu program aktivitas tubuh yang terkoordinasi
latihan fisik (Uliyandari, 2009). sempurna terjadi secara simultan.
Pengambilan atau komsumsi oksigen Peristiwa-peristiwa tubuh ini
maksimal (VO2max) didefinisikan memungkinkan fungsi kompleks
sebagai rasio oksigen tertinggi yang tubuh seperti mendengar, melihat,
dapat diambil dan digunakan oleh bernapas serta pengolahan informasi
tubuh selama latuhan fisik. Pada tanpa upaya kesadaran. Apabila
seseorang yang melakukan latihan seseorang melakukan aktivitas
fisik, VO2max dibatasi oleh seperti berjalan, dia akan menggeser
kemampuan sistem kardiorespirasi system tubuh dari keadaan istirahat
dalam menyalurkan oksigen pada kepada keadaan aktif (Soekarman,
otot yang melakukan latihan (Bassett 1991).
dan Howley, 2000). Jika aktivitas dilakukan
Beberapa penelitian terdahulu beberapa kali, tubuhnya akan
telah menjelaskan manfaat senyawa beradaptasi terhadap aktivitas
kafein dalam minuman kopi maupun tersebut. Aktivitas yang dilakukan
teh hitam terhadap sistem tadi disebut aktivitas fisik (Sugiharto,
kardiovaskuler 2011). Aktivitas fisik ini merupakan
Konsumsi kafein 300-400 mg proses yang rumit dimana pelatih
sehari tergolong aman bahkan masih perlu mengawasi perubahan pada
memberikan efek positif kafein subjek setiap menit sewaktu
dengan resiko kesehatan yang kecil. aktivitas. Oleh karena itu, jika
Kafein 300 mg setiap hari akan seseorang itu inggin menjadi atlet,
setara dengan 5 cangkir kopi instan, dia perlu mempunyai tingkat
3 cangkir kopi tubruk manis, 5 gelas aktivitas fisik yang lebih tinggi
teh hitam, atau 10 tablet obat pereda dibanding dengan populasi normal
rasa nyeri (Tattie, 2008). Meskipun (Shetty, 2005).
demikian, penggunaan kafein dengan Perubahan fisiologis yang nyata
dosis yang berlebihan atau pada dapat terjadi dalam tubuh kita
orang yang intoleran dapat apabila aktivitas fisik atau latihan
menimbulkan efek samping gelisah, olahraga yang berterusan dilakukan.
gugup, insomnia, tremor, palpitasi Oleh karena itu, tanggapan terhadap
dan kejang (FDA, 2007). Sebagai latihan memiliki dua aspek analog
solusi untuk masalah tersebut, kini dan respon tubuh terhadap
dikembangkan produk kopi minim lingkungan stress. Salah satunya
kafein, yaitu produk kopi yang telah adalah respon jangka pendek yaitu
menggalami proses dekafeinasi serangan tunggal setelah sesekali
dengan menguragi kadar kafein olahraga ataupun dapat disebut
hingga mencapai 0,1-0,3% (Mulato latihan akut. Aspek kedua adalah
dan Suharyato, 2006). respon jangka panjang yaitu setelah
BAB II olahraga teratur yang
mempermudahkan latihan berikutnya
TINJAUAN PUSTAKA serta meningkatkan kinerjanya.
1.1. Olahraga Adaptasi terhadap latihan kronik ini
Tubuh manusiah merupakan disebut training (Willmore et al,
suatu mesin yang luar biasa di mana 2001).
3
Respon jangka pendek serta gelisah, dan ulkis. Efek lain dapat
jangka panjang ini memenuhi meningkatkan denyut jantung dan
kebutuhan energi. Kenaikan pesat beresiko terhadap penumpukan
dalam kebutuhan energi sewaktu kolesterol, menyebabkan kecacatan
latihan memerlukan penyesuaian pada anak yang dilahirkan (Anthony,
peredaran darah yang seimbang 2005).
untuk memenuhi peningkatan
kebutuhan oksigen, nutrisi serta Dalam DSM-5 disebutkan
mengeliminasi produk akhir diaknosis mengenai seorang yang
metanolisme seperti karbon dioksida telah mengalami intoksikasi kafein,
dan asam laktat dan membebaskan yaitu lima atau lebih raeaksi alergi
panas berlebihan. Pergeseran setelah mengkomsumsi kafein
metabolisme tubuh terjadi melalui selama 24-72 jam terakhir (Ted,
kegiatan tekoordinasi dari semua 2015). The American Journal of
sistem tubuh yaitu neuromuskuler, Cilinical Nutrition meyebutkan 20
respiratori, kardiovaskular, reaksi alergi yang paling sering
metabolic, dan hormonal (Shetty, muncul pada kelompok pada orang
2005). intoleran terhadap kafein, antara lain
(1) Sakit kepala atau mingrain, (2)
Insomnia, (3) Sulit berkonsentrasi,
(4) Pembengkakan lidah, tonsil
2.5.4. Efek Samping Kafein maupun kerongkongan, (5)
Peningkatan denyut jantung disertai
Kafein mencapai jaringan palpitasi dan aritmia, (6) Kelelahan,
dalam waktu 5 menit dan tahap (7) Pusing, (8) Gelisah, sering panik
puncak mencapai darah dalam waktu dan agitasi, (9) Nyeri dada, (10)
50 menit, frekuensi pernafasan ; urin, Depresi, (11) Rasa kebas pada wajah
asam lemak dalam darah ; asam dan ekstrimitas, (12) Nyeri otot, (13)
lambung bertambah disertai Nafas dangkal, (14) Halusinasi dan
peningkatan tekanan darah. Kafein delusi, (15) Flu-like symptom, (16)
juga dapat merangsang otak (7,5-150 Gangguan penglihatan, (17) Keringat
mg) dapat meningkatkan aktifitas dingin, (18) Emosi tidak stabil,
neural dalam otak serta mengurangi iritatif dan gangguan moot, (19)
keletihan dan dapat memperlambat Nyeri perut, kembung, mual bahkan
waktu tidur. Efek samping seperti mutah, (20) Henti jantung.
rasa gelisah, nafsu makan menurun,
mual atau muntah, sakit kepala, tidak 1.6. Dekafeinasi Kopi
dapat tidur (insomnia), gangguan
lambung dan saluran pencernaan, Untuk mengatasi berbagai
peningkatan frekuensi jantung masalah kesehatan karena efek yang
(takikardi) dan gangguan saluran ditimbulkan oleh kafein terdapat
kemih akan hilang paling lambat pada biji kopi maka digunakan
dalam waktu 48 jam setelah proses dekafeinasi terhadap biji kopi.
pemberian oral kafein dalam bentuk Dekafeinasi merupakan proses
minuman kopi (Halvorsen, 2005). pengurangan kandungan kafein di
Pemakaian lebih dari 650 mg dapat dalam suatu bahan pertanian.
menyebabkan insomnia kronis, Dekafeinasi biji kopi biasanya
4
dilakukan sebelum proses yang telah megembang dengan
penyangraian dan kopi bubuk dapat menyemprotkan pelarut air pada
dinyatakan terdekafeinasi jika telah tumpukan biji kopi, dan sirkulasi
memiliki kadar kafein antara 0,1- pelarut dijaga secara kontinyu
0,3% (Mulato dan Suharyanto, (Winarno, 2004).
2006).
5
BAB IV BAB V
6
2. Hasil penelitian ini menjadi Prospective Cohort Study.
acuan bagi penelitian Department of Public Health
selanjutnya Science, University of
3. Bagi peneliti selanjutnya agar Toronto. Diterbitkan 2007.
kiranya menambah jumlah Vol. 58: 22-27.
sampel lebih banyak, demi
menambah pemahaman kita Arikunto, S. 2010. Prosedur
bersama. Penelitian suatu pendekatan
Praktik. Jakarta: PT. Asdo
DAFTAR PUSTAKA Mahasatya.
Adrian B. Hodgson, Rebecca K. Armstrong, N., dan Welsman, J. R.
Randell, dan Asker E. 1997. Young People and
Jeukendrup. 2013. The Physical Activity. Oxford
Metabolic and Perfomance University Press, Oxford.
Effect of Caffein Compared
to Coffee during Endurance Astuti, A. W. 2009. Perbandingan
Exercise. Plos one, DOI: 10, Tingkat Keugaran Siswi
1371. Sekolah Bola Voli Putri Tugu
Muda Semarang Usia 11-14
Amelia, N, Abrori, C, Narwanti, M.I. Tahun Saat Menstrubasi dan
2015. Pengaruh Minuman Tidak Menstrubasi Laporan
Kopi Terhadap Vo2max Dan karya Tulis Ilmia. Semarang:
Pemulihan Denyut Nadi Universits Diponegoro.
Pasca Melakukan Treadmill.
E-Jurnal Pustaka Kesehatan, Azwar. 2012. Recovery dalam
Vol. 3 (No. 2). Latihan Physica Education
Vol. 4: 12-58
American Dietic Associaton. 2000.
Nutrisi dan Atletis Kinerja. Bairam A, Boutroy M, Badonne.
Medical science Sport 2007. Theophylline vs
Exercise Vol. 32: 2130-2145. Caffeine: Comperative
Effects in Treadment Jurnal
Andre Louis, et al. 2011. Effiect of of Pediatric 2007. Vol. 100:
the Consumption of 636-639.
Caffeinated and
Decaffeinated Instan Coffe Basset, D. R., dan Howly, E. T.
Beverages on Oxidative 2000. Limiting Factors For
Stress Induced by Strenous Maximum Oxygen Uptake
Exercise in Rats. Springer and Determinants of
Science, Bussines Media, Endurance Performance.
LLC. Med. Sci. Sports Exercise.
Vol. 32: 70-84.
Anthony B. Miiler dan Thomas
Larsson 2005. Intake of Bompa, O. T. 2009. Theory and
Coffee and Tea and Risk of Methodology of Teraining
Ovarian Cancer: A Toronti: Mosaic Press.
7
Bosquet, R. S., Goldsmith, L,
Sleight, P. 2010. Exercise and
Autonomic Function. Sport
and Med. Journal Vol. 272:
1412-1418.