Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengonsumsi kopi merupakan salah satu gaya hidup yang sering dilakukan
sebagai rutinitas masyarakat di Indonesia. Dapat dibilang ketergantungan terhadap
kopi biasanya pengkonsumsi kopi meminum kopi 3-4 cangkir dalam satu hari
(Maramis., dkk, 2013:123). Di Era modern, Tren minum kopi bukan hanya untuk
sekedar minikmati waktu luang namun merambah disegi olahraga dan kesehatan.
Survei membuktikan mengonsumsi kopi telah menjadi gaya hidup pada olahragawan
Herlyana (2012).Mengonsumsi kafein sesuai takaran merupakan salah strategi
kesiapan untuk memacu HR (Heart Rate) menuju zona latihan. Dosis yang
dianjurkan untuk meningkatkan stamina adalah tidak lebih dari 100 mg. Kadar kafein
dengan dosis rendah dengan kadar 12,5 – 100 mg dapat memberikan efek positif dan
menjadi faktor pendukung dalam menjaga kebugaran dan menstimulan HR (Heart
Rate) agar cepat menuju zona latihan (Livenia dan Artini, 2013: 4). Dampak positif
lainnya pada kafein yang terkandung dalam kopi dapat dijadikan obat analgetik yang
mampu menurunkan demam Arwangga, dkk (2016:110). Selain itu menurut Rahayu
& Rahayu (2007:8) kopi juga dimanfaatkan sebagai peningkat kerja pada paru-paru.
Kafein memiliki manfaat seperti menstimulasi susunan saraf pusat , relaksasi otot
polos terutama otot polos bronks dan stimulasi otot jantung (Coffeefag, 2001:16).
Kopi juga dimanfaatkan sebagai peningkat kerja paru-paru pada penderita asma
bronkial. Namun kafein yang terkandung dalam kopi dapat menggangu metabolisme
tubuh. Menurut Burhan (2001). Penelitian terdahulu menjelaskan manfaat senyawa
kafein dalam minuman kopi terhadap sistem kardiovaskuler. Penggunaan kafein
dengan dosis yang berlebihan atau pada orang yang intoleran dapat menimbulkan
efek samping gelisah, gugup, insomnia, tremor, palpitasi dan kejang (FDA, 2007:27).
Konsumsi kafein 200-400 mg sehari masih tergolong aman bahkan masih
memberikan efek positif kafein dengan resiko kesehatan yang kecil Tattie (2008:33).
2

Olahraga merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan kebugaran jasmani


seseorang. Kebugaran jasmani merupakan kemampuan untuk mengontrol tubuh saat
bekerja maksimal dalam waktu lama tanpa mengurangi koefisiennya. Menurut
Budiman, (2007:1) Pada dasarnya kebugaran jasmani memiliki 2 komponen yaitu
kemampuan aerobik dan kemampuan anaerobik. Menurut Wiarto, (2013:156)
kemampuan aerobik dapat diketahui melalui latihan fisik secara intensif dengan
melakukan aktivitas berdurasi minimal 20 menit, sementara anaerobik dilakukan
dengan jangka waktu yang relatif singkat. Namun pemberian kafein yang tidak sesuai
dengan takaran akan memberikan dampak negatif. Menurut Hanifati (2015:2)
mengonsumsi kafein yang berlebih dapat mengakibatkan gangguan tidur, gelisah, dan
tremor.
Tingkat kebugaran jasmani setiap orang dapat dilihat dari volume oksigen
maksimum VO2Max. Menurut Wiarto (2013:15) VO2 Max merupakan suatu
tingkatan kemampuan tubuh untuk mengambil oksigen yang dinyatakan dalam
hitungan liter per menit atau mililiter/menit/kg berat badan. Setiap sel dalam tubuh
manusia membutuhkan oksigen untuk mengubah makanan menjadi ATP (Adenosine
Triphospate) sehingga seseorang yang memiliki tingkat VO2 Max yang baik akan
semakin baik juga dalam penggunaan energi. Penggunaan energi tersebut dapat
dimodulasi dengan pemberian kafein sebelum melakukan aktivitas atau latihan yang
dilakukan. Kafein yang terkandung pada kopi merupakan minuman psikotimulan
yang sering digunakan atlet sebagai suplementasi latihan (Graham, 2011:7), hal
tersebut juga berkaitan dengan Heart Rate (HR) saat diberikan asupan kafein.
Atas permasalahan diatas peneliti tertarik untuk mengungkap hasil kebugaran
jasmani dengan pemberian doping kafein. Untuk merealisasikan tujuan diatas peneliti
akan melakukan “SURVEI TINGKAT VO2MAX TERHADAP KAFEIN KOPI
PADA MAHASISWA ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGRI
MALANG TAHUN AKADEMIK 2018”.
3

B. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh pemberian kafein terhadap hasil test kebugaran jasmani
pada mahasiswa Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang tahun akademik
2018?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian kaffein terhadap hasil tes kebugaran
jasmani pada mahasisiwa Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang tahun
akademik 2018.

D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Digunakan sebagai informasi kajian ilmiah sehingga dapat memberikan
sumbangan pemikiran, menambah konsep-konsep, teori-teori terhadap ilmu
pengetahuan khususnya pada bidang olahraga, Penelitian ini dapat dijadikan
sebagai kajian teori untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Sebagai penerapan praktek yang peneliti dapatkan selama mengikuti
perkuliahan dan dapat menjadikan referensi untuk peneliti selanjutnya.
b. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan praktek dalam melakukan olahraga
dan acuan dalam penelitian lebih lanjut sehingga hasil penelitiannya lebih
bermanfaat.
c. Bagi Jurusan Ilmu Keolahragaan
4

Penelitan ini dapat dijadikan sebagai referensi atau bahan pustaka untuk
penelitian lebih lanjut.
d. Bagi Fakultas Ilmu Keolahragaan
Sebagai bahan pustaka untuk praktis perkuliahan oleh mahasiswa
Fakultas Ilmu Keolahragaan lainnya.

E. Ruang lingkup
1. Objek penelitian ini adalah tingkat VO2Max terhadap kafein kopi.
2. Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Malang tahun Akademik 2018.
3. Variabel yang deteliti adalah tingkat VO2Max terhadap kafein kopi.
4. Penjabaran ruang lingkup penelitian disajikan pada tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1 ruang lingkup penelitian


Konsep Variabel Sub Indikator Instrumen
Variabel
 VO2Max  Test cooper  Test lari 2,4  Tes lari 2,4 km
km dicatat  Lintasan lari atau lapangan
dalam satuan  Stopwacth 6 buah
menit dan  Nomor dada
detik  Pita berwarna
 Serbuk kapur
 Pluit 1 buah
 Bendera 1 buah
 Alat tulis dan blako

 Kafein  Kafein  Racikan kopi  pengukuran takaran kopi


dalam dalam kopi dengan  Kopi hitam bubuk
kopi ( dalam takaran 100
satuan gram) mg
 Gelas
 Sendok
 Air panas
 Timbangan gram elektrik
5

F. Definisi Operasional
1. Kopi yang berkafein, dengan takaran satu cangkir kopi yang dibuat dari 15
gram kopi bubuk yang dilarutkan dalam 200 ml air.
2. Tes lari 2.4 Km yang dirancang oleh Cooper adalah salah satu bentuk tes
lapangan untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani seseorang. Peserta tes
harus berlari secepat-cepatnya menempuh jarak 2.4 Km. Lintasan Tes 2.4 Km
usahakan berstruktur datar tidak bergelombang, tidak licin, tudak terlalu
banyak belokan tajam dilapangan Graha Cakrawala.
3. Kafein merupakan asupan yang diberikan kepada sampel penelitian (variabel
bebas) dengan cara memberikan cairan kopi sesuai takaran atau dosis.
4. Dosis kafein pada kopi yang diberikan adalah dengan takaran yang aman
sesuai referensi yang didapat untuk dikonsumsi kedalam tubuh perharinya
adalah 100-150 mg atau 1,73 mg/kgBB.
5. HR (Heart Rate) adalah parameter untuk mengukur laju HR saat diberikan
kafein mencapai zona HR lanjutkan.

Anda mungkin juga menyukai