KESEHATAN DI RUMAH
(HOME CARE)
Spesifik Pada Lansia
IBNU ABAS
PP IPKKI
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
• Mampu melakukan
perawatan
TUJUAN UMUM kesehatan lanjut
usia di rumah
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
• Komponen pokok
• Komponen
penunjang
• Hubungan antar
Pengertian
Komponen komponen
perawatan
perawatan
kesehatan
lanjut usia di
lanjut usia di
rumah
rumah
Langkah-
Perawatan langkah
kesehatan perawatan
lanjut usia di kesehatan
rumah lanjut usia di
rumah
• Pemilihan pramusila/ pendamping • Perencanaan
lansia • Pelaksanaan
• Lingkup pelayanan perawatan lansia di • Pemantauan
rumah dan penilaian
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
A. Pengertian Perawatan Lanjut Usia
di Rumah
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
PENGERTIAN
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Tujuan
A. Umum : Meningkatkan kualitas hidup
pasien/ lansia dan keluarga
B. Khusus :
1. Terpenuhi kebutuhan dasar ( bio-psiko-
sosial- spiritual ) secara mandiri.
2. Meningkatkan kemandirian keluarga
dalam pemeliharaan kesehatan.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan kesehatan di rumah
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
B. Komponen perawatan kesehatan lansia
di rumah
POKOK POKOK
PENGASUH PRAMUSILA
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Klien: pasien lanjut
usia yang
mengalami masalah
kesehatan tertentu
Pengasuh: adalah
Pramusila adalah seorang anggota
sesorang baik laki-
laki atau perempuan
yang melaksanakan
KOMPONEN keluarga, sanak
famili, tetangga atau
relawan yang
perawatan
kesehatan lansia di
rumah
POKOK memberikan
perawatan kepada
lansia sehari-hari
dirumah
Koordinator kasus
adalah seorang
tenaga kesehatan
profesional dari
Puskesmas
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
KOMPONEN
PENUNJANG
Tim Rawat
Perawat Dokter Rumah
Puskesmas Keluarga
Agensi
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
HUBUNGAN ANTAR KOMPONEN
KOORDINATOR KASUS
KLIEN/LANSIA
PRAMUSILA PENGASUH
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
C. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
PERAWATAN LANSIA DI RUMAH
• Disesuaikan dengan
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
D. PELAKSANAAN PERAWATAN LANSIA
DI RUMAH
posyandu lansia,
karang taruna,
kelompok pengajian
dan melalui
musyawarah dengan
tokoh masyarakat di
desa/kelurahan
Pemilihan
pendamping
lansia/pramusila/
Care Giver
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
a. Pemilihan pendamping
lansia/pramusila/care giver
• Proses pemilihan dapat dilakukan melalui pendekatan
di posyandu lansia, karang taruna, kelompok pengajian
dan melalui musyawarah dengan tokoh masyarakat di
desa/kelurahan.
• Calon yang ada diseleksi berdasarkan syarat-syarat
yang ditentukan dan berdasarkan dana yang ada
ditetapkan apakah pramusila akan dibayar atau secara
sukarela
• Pramusila perlu diberikan ilmu-ilmu sederhana
tentang bagaimana cara merawat lansia dengan
masalah-masalah kesehatan tertentu di rumah.
• Pelatihan dapat diberikan oleh dokter dan pengelola
perawatan kesehatan masyarakat di Puskesmas dan
dapat bekerjasama dengan rumah sakit setempat
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Pengkajian
LINGKUP
Strategi YAN Diagnosa
Intervensi
LANSIA DI Keperawatan
RUMAH
Intervensi
dan
Implementasi
Keperawatan
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
1. PENGKAJIAN
Potensi
Kebutuhan
lansia/keluarg
pelayanan Kep
a
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Kurang Pengetahuan (Knowledge deficit),
self Care Deficit
LANSIA
• Keterbatasan/ Gangguan Mobilitas fisik
• Penurunan Kemampuan Aktifitas (Activity
intolerance)
• Lainnya lihat hal 161
KELUARGA
• Kurang mampu merawat anggota keluarga dengan
masalah kesehatan lansia.
• Kurang mampu memodifikasi lingkungan yang dapat
mendukung kesehatan lansia
• Kurang mampu memanfaatkan sumber-sumber yang
tersedia untuk mengatasi masalah kesehatan lansia
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
3. INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
KELUARGA
INDIVIDU
DGN
LANSIA
LANSIA
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
INTERVENSI DAN… lanjutan
• Individu Lansia diharapkan :
1. Terpenuhi kebutuhan fisiologi termasuk oksigen,
makan, minum, eleminasi, aktifitas sehari-hari
2. Dapat beradaptasi dengan perubahan kesehatan
yang terjadi pada dirinya
3. Merasa nyaman dan aman dengan kondisi
lingkungannya
4. Terpenuhi kebutuhan psiko-sosialnya
5. Terpenuhi kebutuhan spiritual: nilai dan
keyakinan yang dianut lansia n
6. Mampu mempertahankan kemandirian dan
berfungsi optimal dalam melakukan aktifitas
sehari-hari
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
INTERVENSI DAN… lanjutan
Keluarga dengan lansia diharapkan dapat :
1. Mengenal masalah kesehatan yang dialami lansia
2. Mengambil keputusan secara tepat dalam menangani masalah
kesehatan lansia.
3. Merawat anggota keluarga lansia dengan masalah kesehatan.
a. Mengatasi keluhan/ gejala/ respon klien terhadap penyakit
b. Menyediakan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar klien
c. Mengkoordinir pelaksanaan intervensi kesehatan bagi
lansia
4. Mengidentifikasi masalah keselamatan dan memodifikasi
lingkungan yang dapat mendukung kesehatan lansia
5. Mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber-sumber yang
tersedia untuk mengatasi masalah kesehatan lansia
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
4. STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN LANSIA
DI RUMAH
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
STATUS
RISIKO BAHAYA
NEGLECTED NUTRISI
KECELAKAAN IMOBILISASI
BURUK
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
HAL-HAL YANG PERLU… lanjutan
1. Mengkaji faktor risiko kecelakaan lansia di
rumah:
• Aktifitas lansia sehari-hari (level fungsional)
• Kondisi kognitif dan Emosi (Memory, Depresi)
• Temuan Klinis (Riwayat Kesehatan)
• Inkontinensia
• Penggunaan obat-obatan
• Fungsi mata, telinga, serta kondisi lingkungan
• Penurunan fungsi neurologis (keseimbangan)
• Riwayat dan aktifitas sosial (Drug, Menyetir)
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
HAL-HAL YANG PERLU… lanjutan
2. Indikator Neglect pada Lansia :
• Higiene jelek
• Tanda decubitus
• Dehidrasi
• Integritas kulit jelek
• Kontraktur/ Kaku sendi
• Malnutrisi
• Eskoriasi
• Impaction
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
HAL-HAL YANG PERLU… lanjutan
3. Tanda-tanda/ Kondisi yang dapat
menimbulkan status Nutrisi jelek :
• Penyakit
• Pola makan jelek
• Gigi ompong/ Mulut nyeri
• Kesulitan ekonomi
• Penurunan kontak sosial
• Multiple medicine (Polifarmasi)
• Penurunan/ peningkatan berat badan drastis
• Memerlukan bantuan perawatan diri
• Usia lansia di atas 80 tahun
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
HAL-HAL YANG PERLU… lanjutan
4. Bahaya-bahaya Imobilitas :
• Kulit : Kerusakan kulit
• Muskuloskeletal : Kelemahan Otot, osteoporosis,
nyeri sendi, nyeri punggung
• Kardiovaskuler : Peningkatan workload jantung,
hipotensi orthostatik, pembentukan trombus,
edema perifer
• Pernapasan : asidosis respiratorius, Pnemonia,
Penumpukan sekret
• Ginjal : Batu ginjal, kesulitan kencing
• Gastrointestinal : Konstipasi, Pengerasan faeces
• Psichologis : Depresi, Jenuh
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
KASUS 1
Tn. S (68), mengalami nyeri pada persendian kaki sejak 15 tahun yang lalu.
Anak perempuan yang tinggal bersamanya mengatakan bahwa nyeri
dirasakan bapaknya semakin berat sejak 3 tahun belakangan. Biasanya Tn.
S berjalan dengan menggunakan tongkat tetapi sejak nyeri makin berat saat
berjalan, Tn. S menolak untuk berjalan menggunakan walker yang
dihadiahkan anaknya. Tn. S lebih suka duduk menonton TV berjam-jam
dan baru kembali ke kamarnya untuk beristirahat dengan berjalan secara
merambat. Anak Tn. S merasa khawatir bapaknya terjatuh. Ketika
perawat datang, terlihat alat bantu berjalan walker yang masih
terbungkus plastik tersimpan rapi di sudut kamar Tn. S. Saat ditanya
perawat apa yang menyebabkan Tn. S tidak menggunakan alat bantu jalan
tersebut, klien mengatakan takut karena tidak tahu cara
menggunakannya. Hasil kajian: lantai rumah keramik tanpa ulir, nyeri
bila berjalan dengan skala nyeri 5 tetapi klien menyatakan masih dapat
berjalan pelan-pelan, berdiri dibantu. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital:
TD 150/90 mmHg, Pernafasan 28x/menit, Nadi: 88x/menit, suhu: 36,8°C.
Hasil penilaian risiko jatuh: 3, skor Barthel Index: 10. Anda sebagai
seorang perawat apa yang akan Anda lakukan untuk membantu
keluarga Tn. S??
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
KASUS 2
Ny. M, 74 tahun, tinggal dengan anak laki-lakinya. Sudah sejak 2 tahun ini Ny.
M menggunakan kursi roda untuk beraktifitas sejak terkena serangan
stroke. Lengan dan kaki sebelah kiri lemah dan sulit digerakkan. Sejak
suaminya meninggal dunia setahun yang lalu, ia diasuh oleh anak laki-
lakinya Tn. Y. Tn. Y bekerja kantoran berangkat jam 6 pagi dan kembali ke
rumah jam 5 sore. Selama anaknya di kantor, Ny. M didampingi oleh
pembantu yang tidak menetap di rumah tersebut. Dari pengakuan Ny. M
selama jam 06.00 – 17.00 hanya berada di tempat tidur saja. Seluruh
kebutuhannya diberikan pembantu di tempat tidur. Alasannya karena Ny. M
mengetahui kalau pembantu tidak bisa membantunya untuk berpindah dari
tempat tidur ke kursi roda sehingga khawatir jatuh. Ny. M juga khawatir
kalau pembantunya tidak mampu menyanggah tubuhnya yang gemuk saat
ingin duduk di tempat tidur. Hasil pengkajian: BB 85 kg dan TB 154 cm
(data terakhir saat pulang dari rumah sakit), TD 160/100 mmHg, P:
28x/menit, Nadi: 80x/menit, Suhu: 37°C, lengan dan kaki bagian kiri tidak
dapat digerakkan, nilai Barthel Index: 8, bicara pelo tetapi artikulasinya
masih cukup jelas. Sebagai perawat, apa yang dapat Anda lakukan??
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
KASUS 3
Ny. A, 71 tahun, tinggal bersama suami dan 3 orang anaknya yang
sudah berkeluarga serta 2 orang cucu yang sudah sekolah di
tingkat dasar. Ketiga anak Ny. A dan pasangannya bekerja dari pagi
sampai malam dan pulang ke rumah dalam kondisi lelah. Dalam
kesehariannya Ny. A membersihkan rumah dan memasak untuk
semua anggota keluarganya dibantu oleh suaminya. Sejak 3 tahun
belakangan ini Ny. A merasa hidupnya hampa, ingin cepat
meninggalkan dunia, sulit tidur dan merasa tidak punya harapan
untuk hidup lebih baik sejak terkena serangan stroke. Hasil
pemeriksaan TD 170/100 mmHg, Nadi 70 x/menit, Pernafasan 20x
per menit dan suhu 36,5° C. Hasil penilaian: Skala Depresi Geriatri
menunjukkan depresi sedang, MNA menunjukkan malnutrisi dan
berisiko sedang untuk jatuh. Hasil pemeriksaan laboratorium
sewaktu: Hb 9,5 g/dl, GDS 135 mg/dL. Ny. A bertanya kepada
perawat yang datang memeriksanya di rumah, apa yang harus ia
lakukan?? Sebagai perawat, apa yang dapat Anda kerjakan??
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
TUGAS KELOMPOK
Mendiskusikan kasus keluarga dengan masalah
dimensia pada lansia mencakup:
1. Analisa data berdasarkan gambaran hasil
pengkajian kasus
2. Rumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai
dengan hasil pengkajian
3. Menyusun rencana keperawatan tindakan,
implementasi dan evaluasi keperawatan
4. Simulasikan tindakan keperawatan sesuai
kebutuhan klien
5. Pendokumentasian asuhan keperawatan
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri