Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1. KONSEP-KONSEP KUNCI
1) Pengertian pelayanan lansia dengan nursing home dan homecare.
2) Sasaran nursing home dan homecare pada lansia.
3) Ruang lingkup home care.
4) Peran anggota keluarga terhadap lansia di rumah.
5) Peran keluaga dalam perawatan lansia di rumah.
6) Peran perawat dalam menyelenggarakan pelayanan keperawatan kesehatan di
rumah.
7) Kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.
8) Melakukan perawatan di rumah bagi usia lanjut.

2. PETUNJUK
a. Pelajar materi BAB I dengan tekun dan disiplin.
b. Penyajian setiap bab meliputi : judul bab dan konsep-konsep kunci, petunjuk,
kerangka isi, tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus, paparan
materi, tugas dan latihan, rangkuman, dan soal-soal akhir bab yang disertai dengan
kunci jawaban.
c. Dalam urain materi terdapat test optional. Test ini dapat menjadi tuntunn pembaca
dalam memahami uraian bahan ajar bagian demi bagian.
d. Kerjakan soal-soal latihan dan soal akhir bab dengan tekun dan dsiplin.
e. Bacalah sumber-sumber pendukung untuk memperdalam pengetahuan dan
wawasan anda.
f. Ikuti turutan penyajian setiap bab tahap demi tahap.
g. Selamat belajar, semoga sukses!

3. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Tujuan pembelajaran umum
Untuk mengetahui tentang keperawatan gerontik
b. Tujuan pembelajaran khusus
1) Untuk mengetahui pengertian pelayanan lansia dengan nusing home dan
homecare.
2) Untuk mengetahui sasaran nursing home dan homecare.
3) Untuk mengetahui ruang lingkup home care.
4) Untuk mengetahui peran anggota keluaga terhadap lansia di rumah.
5) Untuk mengetagui peran keluarga dalam perawatan lansia di rumah.
6) Untuk mengetahui peran perawat dalam menyelenggarakan pelayanan
keperawatan kesehatan di rumah.
7) Untuk mengetahui kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.
8) Untuk mengetahui perawatan di rumah bagi usia lanjut.

BAB II
MATERI

A. POKOK BAHASAN
2.1 Pengertian
Bentuk pelayanan pendampingan dan perawatan lanjut usia di rumah (Home
Care) merupakan pelayanan yang berpegang pada nilai budaya timur sebagai wujud
perhatian terhadap pada pasien lansia dengan mengutamakan peran masyarakat
berbasis keluarga. Pelayanan lanjut usia di rumah (home care) sangat membantu
pasien lansia dengan hambatan fisik, mental dan sosial termasuk memberikan
dukungan dan pelayanan untuk hidup mandiri sehingga mengurangi beban dari
anggota keluarga atau perawat. Sesuai dengan tujuan dilakukannya perawatan home
care adalah :
a. Meningkatkan “support system” yang adekuat dan efektif, serta mendorong
digunakannya pelayanan kesehatan
b. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga
dengan masalah kesehatan dan kecacatan
c. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang normal dari seluruh anggota
keluarga dan keluarga, serta memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga
tentang peningkatan kesehatan dan pencegahan
d. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar anggota keluarga
e. Meningkatkan kesehatan lingkungan
Menurut depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa homecare adalah pelayanan
kesehatan yang berkesinabungan dan komprehensif diberikan kepada individu,
keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan, memulihkan kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan
meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit. (dalam Septianraha, 2012)
Sistem pelayanan kesehatan untuk usia lanjut secara umum terbagi menjadi 2:
yang berbasis rumah-sakit (hospital-based) dan berbasis komunitas (community-
based), dengan berbagai kekhususannya, yaitu perawatan di rumah (home care).
Perawatan di rumah untuk usia lanjut adalah suatu upaya pelayanan kesehatan
secara menyeluruh (baik segi promosi, preventif, kurasi, dan rehabilitasi) untuk pasien
usia lanjut yang dilakukan oleh tenaga medik/paramedik di rumah pasien, dengan
keterlibatan anggota keluarga lain yang tinggal di rumah. Perawatan di rumah secara
prinsip dapat dilakukan oleh siapa saja, mulai dari tenaga kesehatan profesional
(dokter, perawat, fisioterapis), ahli gizi, care-giver, hingga pekerja sosial. Yang
penting adalah bahwa untuk melakukan perawatan usia lanjut di rumah siapapun harus
dibekali prinsip-prinsip pelayanan kesehatan bagi usia lanjut yang bersifat paripurna
dan interdisiplin.
Menurut ANA (1992) nursing home adalah perpaduan perawat kesehatan
masyarakat dan ketrampilan tekhnis yang terpilih dari perawat spesialis yang terdiri
dari kumpulan perawat komunitas, seperti perawat gerontologi, perawat psikiatri,
perawat ibu dan anak, perawat kesehatan masyarakat, dan perawat medikal – bedah.

2.2 Sasaran Nursing Home dan Homecare Lansia


Adapun sasaran dari home care bagi lansia ini (Nugroho, 2008), antara lain:
1. Lanjut usia 60 tahun ke atas.
2. Lanjut usia yang tinggal sendiri dan lanjut usia yang tinggal bersama keluarga baik
keluarganya sendiri maupun keluarga pengganti.
3. Lansia dengan risiko tinggi yaitu lanjut usia yang mengalami hambatan, seperti
lanjut usia yang sakit, lanjut usia penyandang cacat, lanjut usia uzur dan lain-lain.
4. Lansia tidak potensial yaitu lansia tidak berdaya mencari nafkah, sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain dan terlantar.

2.3 Ruang Lingkup Home Care


Ruang lingkup home care yaitu :
(1) Memberi asuhan keperawatan seacara komprehenif
(2) Melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya
(3) Mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga
Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah juga dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
(1) Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
(2) Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan terapeutik
(3) Palyanan rehabilitasi dan terapi fisik
(4) Pelayanan informasi dan rujukan
(5) Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
(6) Higiene, dan sanitasi perorangan serta lingkungan
(7) Pelayanan perbaikan untuk kegiatan social

2.4 Peran Anggota Keluarga terhadap Lansia


Dalam melakukan perawatan terhadap lansia, setiap anggota keluarga memiliki
peranan yang sangat penting. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh anggota
keluarga dalam melaksanakan peranannya terhadap lansia yaitu :
(1) Melakukan pembicaraan terarah
(2) Mempertahankan kehangatan keluarga
(3) Membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia
(4) Membantu dalam hal transportasi
(5) Membantu memenuhi sumber-sumber keuangan
(6) Memberi kasih sayang
(7) Menghormati dan menghargai
(8) Bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku lansia
(9) Memberi kasih sayang, menyediakan waktu serta perhatian
(10) Jangan menganggapnya sebagai beban
(11) Memberikan kesempatan untuk tinggal bersama
(12) Mintalah nasihatnya dalam peristiwa-peristiwa penting
(13) Mengajaknya dalam acara-acara keluarga
(14) Membantu mencukupi kebutuhannya
(15) Memberi dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan-kegiatan di luar rumah
termasuk pengembangan hobi
(16) Memantu mengatur keuangan
(17) Mengupayakan sarana transportasi untuk kegiatan mereka termasuk rekreasi
(18) Memeriksakan kesehatan secara teratur
(19) Memberri dorongan untuk tetap hidup bersih dan sehat
(20) Mecegah terjadinya kecelakaan, baik di dalam mupun di luar rumah
(21) Pemeliharaan kesehatan usia lanjut adalah tanggung jawab bersama
(22) Memberi perhatian yang baik terhadap orang tua yang sudah lanjut usia maka
anak-anak kita kelak akan bersikap yang sama.
2.5 Peran Keluarga dalam Perawatan Lansia
Keluarga merupakan support system bagi lansia dalam mempertahankan
kesehatannya. Peran keluarga dalam, perawatan lansia antara lain menjaga atau
merawatan lansia, mempertahankan dan meningkatkan status mental,
mengantisipasi perubahan sosial ekonomi, serta memberikan motivasi dan
memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi lansia
a Tugas Perkembangan Keluarga dengan Lansia
Tugas perkembangan keluarga merupakan tanggung jawab yang harus
diacapai oleh keluarga dalam setian tahap perkembangannya. Keluarga
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan biologis, imperatif (saling
mengutakan), budaya dan aspirasi, serta nilai-nilai keluarga.
Tugas perkembangan keluarga berkaitan dengan lansia antara lain:
(1) Mengenal masalah kesehatan lansia
(2) Mengambil keputusan yang tepat untuk mengataasi masalah kesehatan pada
lansia
(3) Merawat anggota keluarga lansia
(4) Memodifikasi lingkungan fisik dan psikologis sehingga lansia dapat
beradaptasi terhadap proses penuaan terrsebut
(5) Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dan sosial dengan tepat sesuai
dengan kebutuhan lansia
b Alasan Lansia Perlu Dirawat di Lingkungan Keluarga
(1) Keluarga merupakan unit pelayanan keperawatan dasar
(2) Tempat tinggal keluarga merupakan lingkugan atau tempat alamiah dan
damai bagi lansia, apabila keluarga tersebut harmonis
(3) Kesejahterraan keluarga dan kemampuan keluarga untuk menentukan
diri sendiri merupakan prinsip-prinsip unuk mengarah kepada
pengambilan keputusan
(4) Pengambilan keputusan yang terkait dengan kesehatan keluarga
merupakan kesepakatan antara keluarga dan pemberi pelayanan
kesehatan
(5) Perawat kesehatan masyarakat memberikan pelayanan kesehatan utama
kepada keluarga untuk mempertahakankan dan meningkatkan kesehatan
(6) Pelayanan kesehatan sekunder dan terseier dilakukan apabila perawatan
kesehatan dilakukan oleh keluarga dengan bimbingan tenaga kesehatan
(7) Proses keperawatan dapat memfasilitasi pengambilan keputusan yang
terkait dengan kesehatan
(8) Kontrak keluarga dan perawat dalam pelayanan keperawatan merupakan
cara yang efektif untuk mencapai tujuan
(9) Konseling dan pendidikan kesehatan merupakan cara untuk
mengarahkan interaksi keluarga dan perawat
(10) Pelayanan keperawatan yang dilakukan di rumah oleh keluarga atau
lansia dengan perawat ahli di dalam keperawatan lansia dengan perawat
ahli daidalam keperawatan lansia sebagai pemberi pelayanan, konselor,
pendidik, pengelola, fasilitator dan koordinator pelayanan kepada lansia.

2.6 Peran Perawat Dalam Menyelenggarakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan di


Rumah
(1) Manajer kasus
(2) Pelaksana/pemberi asuhan
(3) Konselor
(4) Kolabolator
(5) Pembela (advocate)
(6) Penemu kasus dan melakukan rujukan
(7) Penata lingkungan rumah
(8) Peneliti

Perawat memiliki banyak fungsi dalam memberikan pelayanan prima dalam bidang
gerontik. Menurut Eliopoulus (2005), fungsi dari perawat gerontologi adalah :

1. Guide persons of all ages toward a healthy aging process (membimbing orang pada
segala usia untuk mencapai masa tua yang sehat)
2. Eliminate ageism (menghilangkan perasaan takut tua)
3. Respect the tight of older adults and ensure other do the same (menghormati hak
orang yang lebih tua dan memastikan yang lain melakukan hal yang sama)
4. Overse and promote the quality of service delivery (memantau dan mendorong
kualitas pelayanan)
5. Notice and reduce risks to health and well being (memerhatikan serta menguragi
resiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan)
6. Teach and support caregiver (mendidik dan mendorong pemberi pelayanan
kesehatan)
7. Open channels for continued growth (membuka kesempatan untuk pertumbuhan
selanjutnya)
8. Listen and support (mendengarkan dan member dukungan)
9. Offer optimism, encouragement and hope (memberikan semangat, dukungan, dan
harapan)
10. Generate, support, use, and participate in research (menghasilkan, mendukung,
menggunakan, dan berpartisipasi dalam penelitian)
11. Implement restorative and rehabilitative measures (melakukan perawatan
restorative dan rehabilitative)
12. Coordinate and managed care (mengoordinasi dan mengatur perawatan)
13. Asses, plan, implement, and evaluate care in an individualized, holistic maner
(mengkaji, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi perawatan individu
dan perawatan secara menyeluruh)
14. Link service with needs (memberikan pelayanan sesuai kebutuhan)
15. Nurtuere futue gerontological nurses for advancement of the speciality
(membangun masa depan perawat gerontik untuk menjadi ahli dibidangnya)
16. Understand the unique physical, emotical, social, spiritual aspect of each other
(saling memahami keunikan pada aspek fisik, emosi, social, dan spiritual)
17. Recognize and encourage the appropriate management of ethical concern
(mengenal dan mendukung manajemen etika yang sesuai dengan tempatnya
bekerja)
18. Support and comfort through the dying process (memberikan dukungan dan
kenyamanan dalam menghadapi proses kematian)
19. Educate to promote self care and optimal independence (mengajarkan untuk
meningkatkan perawatan mandiri dan kebebasan yang optimal)

2.7 Kegiatan Pelayanan Keperawatan Kesehatan di Rumah


(1) Melaksanakan manajemen kasus
Yang dilakukan perawat saat melaksanakan majamenen kasus antara lain:
(a) Seleksi kasus dan kontrak inform concern
Melakukan seleksi kasus dan melakukan konrak informed concern terkait
dengan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah. Kasus prioritas antara
lain :
1. Lansia dengan masalah (penyakit degeneratif, penyakit kronis,
gangguan fungsi atau perkembangan organ)
2. Lansia risiko tinggi
3. Lansia Neglect atau lansia yang terabaikan
4. Lansia Pasca Perawatan di RS
(b) Pengkajian kebutuhan pelayanan
Melakukan pengkajian kebutuhan pelayanan dan potensi lansia/keluarga
mencakup
1. Kondisi fisik lansia untuk menentukan tindakan yang diperlukan, seperti
pemasangan infus, pemberian oksigen terapi fisik atau perlatan lain
2. Kondisi psikologis dan kognitif lansia untuk menentukan kebutuhan
dukungan emosional
3. Status sosial ekonomi keluarga untuk menentukan kebutuhan dan
kemampuan mengakses pelayanan kesehatan
4. Pola perilaku dan ADL lansia terkait dengan program diet, penggunaan
obat, istirahat dan latihan, untuk mementukan apakah perlu rujukan atau
pelayanan kesehatan lainnya
5. Kemampuan keluarga, support system dan sumber-sumber yang tersedia
di keluarga maupun di masyarakat.
(c) Merencanakan kebutuhan pelayanan klien
Membuat perencanaan, penyediaan , pelayanan (bersama lansia, keluarga,
tim) yaitu :
1. Membuat rencana tindakan diakitkan dengan pembiayaan yang
diperlukan
2. Menyeleksi sumber-sumber yang tersedia di masyarakat sesuai
kebutuhan lansia
3. Memburat rencana kunjungan (jadwal kunjungan) yang berisi : waktu,
frekuensi dan tenaga yang akan melakukan kunjungan rumah
(d) Melaksanakan koordinasi tim dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan
Kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan koordinasi tim
dalampemenuhan kebutuhan pelayanan antara lain :
1. Memberi informasi kepada lansia dan keluarga tentang : pelayanan
kesehatan yang tersedia di masyarakat dan sesuai dengan
kebutuhannya
2. Membuta perjanjian (kesepakatan) dengan pasiaen dan keluarga
tentang tenaga kesehatan yang akan memberikan pelayanan dan
jenis pelayanannya
3. Mengkoordinasikan rencana manajemen kasus yang telah
dirancang kepada tim kesehatan yang bersangkutan sesuai jadwal
kunjungan
4. Bekerjasama dengan tim kesehatan lain dan melakasanakan
pelayanan keperawatan berfokus pada tujuan yang telah ditetapkan
hingga pasien mampu mendiri memenuhi kebutuhannya
5. Melakukan rujuan dengan mempertimbangan kondisi lansia,
keterjangkauan peayanan dan sumber-sumber yang tersedia
(e) Pemantauan dan evaluasi pemberian pelayanan multidisiplin
1. Memonitor tindakan yang dilakukan oleh tim, perubahan status
medis lansia, perubahan kemampuan fungsional lansia, kebutuhan
pendidikan kesehatan lansia dan keluarga
2. Menilai respon atau hasil akhir pelayanan
3. Melaksanakan asuhan keperawatan
4. Melaksanakan pendokumentasian dan pelaporan

2.8 Melakukan Perawatan di Rumah bagi Usia Lanjut


Mempertimbangkan karakteristik pasien usia lanjut yang berbeda dengan usia
muda, terlebih lagi mereka yang pasca perawatan di rumah sakit masih membutuhkan
bantuan untuk pemulihannya, melakukan pengkajian dan memberikan perawatan bagi
usia lanjut di rumah ada hal-hal khusus yang harus diperhatikan. Secara umum, pasien
usia lanjut (geriatri) membutuhkan suatu pengkajian khusus yang meliputi berbagai
komponen yang disebut sebagai Comprehensive Geriatric Assessment (CGA) atau
Pendekatan Paripurna pada Pasien Geriatri (P3G).
Komponen-komponen yang harus dikaji pada saat melakukan perawatan usia
lanjut di rumah adalah:
(1) Kondisi fisik-medik
(2) Status mental dan kognitif
(3) Status fungsional
(4) Status nutrisi
(5) Penggunaan obat-obatan
(6) Dukungan sosial (social support)
(7) Pengkajian keselamatan dan keamanan rumah/lingkungan (Harimurti,2010)

Adapun beberapa tips dalam merawat lansia di rumah adalah :


a. Jadilah pendengar yang baik.
Jangan terlalu banyak memberi saran kepada lansia, karena pada dasarnya
usia lansia sering sekali dan suka sekali dalam berbicara dan itu sifatnya
wajar. Karena mereka merasa lebih memiliki pengalaman dalam
kehidupannya dan merasa lebih tau tentang sesuatu hal dari pada anak-
anaknya. Maka dari itu jadilah pendengar yang baik karena perasaan mereka
akan menjadi lebih sensitive
b. Berbicara dengan sopan dan tidak membantah.
Pada umumnya lansia akan mengalami perubahan pada sisi psikologi dan
cenderung akan lebih sensitive, maka dari itu berbicaralah dengan sopan
dan santun. Karena pada beberapa pengalaman bebicara dengan nada keras
pada lansia yang bertujuan agar lansia dapat mendengar apa yang perawat
ucapkan dengan jelas malah menyebabkan lansia menjadi tersinggung dan
akhirnya marah.
c. Menjawab pertanyaan yang diberikan.
Pada beberapa kasus, lansia cenderung lebih sering bertanya dan
mengulangi pertanyaan yang sama. Maka dari itu tetaplah menjawab
dengan sabar.
d. Ajaklah Beraktifitas.
Penurunan kualitas hidup menyebabkan para lansia menjadi sering
melamun. Maka dari itu kita harus memperhatikan faktor fisiologis dan
sosiologisnya. Salah satunya dengan melakukan aktiftas dan tertawa,
meskipun hal tersebut merupakan hal yang sederhana tetapi itu dapat
menambah dan mem[erbaiki kualitas hidup.
e. Perhatikan Kebersihan Lingkungan Rumah dan Makanannya
Perhatikan asupan nutrisi pada lansia seperti apakah ada diet yang harus
dilakukan karena seiring bertambahnya usia akan semakin besar
kemungkinan terjadinya penyakit degenerative yang memerlukan
penanganan diet makanan dan asupan obat yang tepat sesuai jadwal. Selain
itu karena perawatan cenderung berorientasi pada perawatan di rumah.
Maka perawat juga harus memperhatikan kebersihan lingkungan seperti
apakah ada hal hal yang memungkinkan menyebabkan cidera seperti lantai
yang licin.

Anda mungkin juga menyukai