Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

PENGENALAN STUDI MAHASISWA BARU (PESMABA)

OLEH :

NAMA : VANISCA EKA ENGGELINA

NIM : 202210420311200

JURUSAN : ILMU KEPERAWATAN

KELOMPOK : 16 SUBADRA

NAMA PENDAMPING : ANISYA SETYA ANGGRAINI P

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2022
ARCUS COSTARUM

Dada terdiri dari 12 pasang tulang rusuk dibagi menjadi: rusuk nyata i -
vil (kosta vera), yang terhubung langsung ke jembatan, masing-masing
dengan tulang rawannya sendiri, rusuk sungai vill - x (costa spuria),
terhubung ke jembatan oleh tulang rawan yang sama. Dengan tulang
rusuk vil membuat lengkungan tulang rusuk (arcus costalis), tulang rusuk
bebas xi xii (costa fluitante), tidak terhubung ke jembatan, berakhir
dengan bebas antara otot perut. Terkadang, bagi sebagian orang jumlah
rusuk bisa berbeda dari dua belas. Jembatan ( kuningan) tulang dada) -
tulang pipih aneh yang merupakan bagian tengah dari dinding depan dada
manusia.
TUGAS

SOAL PESMABA JURUSAN S1 KEPERAWATAN

1. Sejarah Keperawatan di Dunia 


Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman purbakala (Primitive
Culture) sampai pada munculnya Florence Nightingale sebagai pelopor
keperawatan yang berasal dari Inggris.
Perkembangan keperwatan sangat dipengaruhi oleh perkembangan
struktur dan kemajuan peradaban manusia.
Perkembangan keperawatan diawali pada :
1. Zaman Purbakala (Primitive Culture)
Manusia diciptakan memiliki naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin
pada seorang ibu). Naluri yang sederhana adalah memelihara kesehatan
dalam hal ini adalah menyusui anaknya sehingga pada harapan pada awal
perkembangan keperawatan adalah perawat harus memiliki naluri keibuan
(Mother Instinc). Dari masa Mother Instic kemudian bergeser ke zaman
purba dimana orang masih percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan
mistik yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan ini
dikenal dengan nama Animisme, dimana seseorang yang sakit dapat
disebabkan karena kekuatan alam atau pengaruh kekuatan gaib sehingga
timbul keyakinan bahwa jiwa jahat akan menimbulkan kesakitan dan jiwa
sehat akan menimbulkan kesehatan atau kesejahteraan. Pada saat itu peran
perawat sebagai
1. Ibu yang merawat keluarganya yang sakit dengan memberikan
perawatan fisik serta mengobatipenyakit dengan menghilangakan
pengaruh jahat. Mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan
karena kekuatan alam/pengaruh gaib seperti batu-batu, pohon-pohon besar
dan gunung-gunung tinggi.
2. Kemudian dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa
dimana pada masa itu mereka menganggap bahwa penyakit disebabkan
karena kemarahan dewa, sehingga kuil-kuil didirikan sebagai tempat
pemujaan dan orang yang sakit meminta kesembuhan di kuil tersebut
dengan bantuan priest physician. Setelah itu perkembangan keperawatan
terus berubah dengan adanya Diakones dan Philantrop, yaitu suatu
kelompok wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam merawat
orang sakit serta anggota kasih saying yang anggotanya menjauhkan diri
dari keramaian dunia dan hidupnya ditujukan pada perawatan orang yang
sakit sehingga akhirnya berkembanglah rumah-rumah perawatan dan
akhirnya mulailah awal perkembangan ilmu keperawatan.
2. Zaman Keagamaan
Perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spiritual dimana
seseorang yang sakit dapat disebabkan karena adanya dosa atau kutukan
Tuhan. Pusat perawatan adalah tempat-tempat ibadah sehingga pada waktu
itu pemimpin agama disebut sebagai tabib yang mengobati pasien karena
ada anggapan yang mampu mengobati adalah pemimpin agama sedangkan
pada waktu itu perawat dianggap sebagai budak yang hanya membantu
dan bekerja atas perintah pemimpin agama.
3. Zaman Masehi
Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana
pada saat itu banyak terbentuk Diakones (deaconesses) yaitu suatu
organisasi wanita yang bertujuan untuk mengunjungi orang sakit
sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan perawatan untuk
mengubur bagi yang meninggal, sehingga pada saat itu berdirilah rumah
sakit di Roma seperti Monastic Hospital. Pada saat itu rumah sakit
digunakan sebagai tempat perawatan orang sakit, orang cacat, miskin, dan
yatim piatu.
4. Permulaan abad XVI
Pada masa ini, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama
menjadi kekuasaan, yaitu perang, eksplorasi kekayaan dan semangat
kolonial. Gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup, padahal tempat ini
digunakan oleh orde-orde agama untuk merawat orang sakit. Dengan
adanya perubahan ini, sebagai dampak negatifnya bagi keperawatan adalah
berkurangnya tenaga perawat. Untuk memenuhi kurangnya perawat, bekas
wanita tuna susila yang sudah bertobat bekerja sebagai perawat. Dampak
positif pada masa ini, dengan adanya perang salib, untuk menolong korban
perang dibutuhkan banyak tenaga sukarela sebagai perawat, mereka terdiri
dari orde-orde agama, wanita-wanita yang mengikuti suami berperang dan
tentara (pria) yang bertugas rangkap sebagai perawat.
5. Zaman Sebelum Perang Dunia Kedua
Zaman sebelum perang dunia kedua, pada masa perang dunia ke dua ini
timbul prinsip rasa cinta sesama manusia dimana saling membantu sesama
manusia yang membutuhkan. Usaha Florence adalah dengan menetapkan
struktur dasar dipendidikan perawat diantaranya mendirikan sekolah
perawat, menetapkan tujuan pendidikan perawat serta menetapkan
pengetahuan yang harus dimiliki oleh calon perawat.
6. Masa Selama Perang Dunia Kedua
Selama masa perang ini timbul tekanan bagi dunia pengetahuan dalam
penerapan teknologi akibat penderitaan yang panjang sehingga perlu
meningkatkan diri dalam tindakan perawat mengingat penyakit dan korban
perang yang beraneka ragam
7. Masa Pasca Perang Dunia Dua
Masa ini masih berdampak bagi masyarakat seperti adanya penderitaan
yang panjang akibat perang dunia kedua, dan tuntutan perawat untuk
meningkatkan masyarakat sejahtera semakin pesat. Pada masa itu
perkembangan perawat dimulai adanya sifat pekerjaan yang semula
bersifat individu bergeser kea rah pekerjaan yang bersifat tim. Pada tahun
1948, perawat diakui sebagai profesi sehingga pada saat itu pula terjadi
perhatian dalam pemberian penghargaan pada perawat atas tanggung
jawabnya dalam tugas.
8. Periode Tahun 1950
Pada masa itu perawat sudah mulai menunjukkan perkembangan
khususnya penataan pada system pendidikan. Hal tersebut terbukti di
Negara Amerika sudah dimulai pendidikan setingkat master dan doctoral.
Sejarah Dan Perkembangan Keperawatan Di Indonesia
Dimulai Pada Masa Penjajahan Belanda Sampai Pada Masa Kemerdekaan.
1. Masa Penjajahan Belanda
Pada masa ini, Negara Indonesia masih dalam penjajahan Belanda.
Perawat berasal dari Indonesia disebut sebagai verpleger dengan dibantu
oleh zieken oppaser sebagai penjaga orang sakit, perawat tersebut pertama
kali bekerja di rumah sakit Binnen Hospital yang terletak di Jakarta pada
tahun 1799 yang bertugas untuk memelihara kesehatan staf dan tentara
Belanda,sehingga akhirnya pada masa Belanda terbentuklah dinas
kesehatan tentara ddan dinas kesehatan rakyat.
2. Masa Penjajahan Inggris (1812 – 1816)
Gurbernur Jenderal Inggris ketika VOC berkuasa yaitu Raffles sangat
memperhatikan kesehatan rakyat. Dengan moto kesehatan adalah milik
manusia dan pada saat itu pula telah diadakan saha dalam memelihara
kesehatan diantaranya, usaha pengadaan pencacaran secara umum,
membenahi cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa dan
memperbaiki kesehatan pada para tawanan. Setelah pemerintahan kolonial
kembali ke tangan Belanda, kesehatan penduduk lebih maju. Pada tahun
1819 didirikan RS. Stadverband di Glodok Jakarta dan pada tahun 1919
dipindahkan ke Salemba yaitu RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Tahun
1816 – 1942 berdiri rumah sakit – rumah sakit hampir bersamaan yaitu
RS. PGI Cikini Jakarta, RS. ST Carollus Jakarta, RS. ST. Boromeus di
Bandung, RS Elizabeth di Semarang. Bersamaan dengan itu berdiri pula
sekolah-sekolah perawat.
3. Zaman penjajahan Jepang (1942-2945)
Pada masa ini perkembangan keperawatan mengalami kemunduran, dan
dunia keperawatan di Indonesia mengalami zaman kegelapan. Tugas
keperawatan dilakukan oleh orang-orang tidak terdidik, pimpinan rumah
sakit diambil alih oleh Jepang, akhirnya terjadi kekurangan obat sehingga
timbul wabah.
4. Zaman Kemerdekaan
Pada tahun 1949 telah banyak rumah sakit yang didirikan serta balai
pengobatan dan dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan pada
tahun 1952 didirikan sekolah perawat, kemudian pada tahun 1962 telah
dibuka pendidikan keperawatan setara dengan diploma. Profesionalisasi
merupakan suatu proses menuju ke arah professional. Dalam keperawatan
proses tersebut diawali dari presepsi pekerjaan yang sifatnya vokasional
menuju ke pekerjaan yang profisional, demikian juga pendidikan yang
dulunya bersifat vokasional kemudian bergeser kearah pendidikan
professional melalui pendidikan tinggi keperawatan.

2. Menjadi perawat yang mampu meningkatkan kualitas pelayanan terhadap


masyarakat demi terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

3. Kudis dan kurap

Cara menangani :

- Mengoleskan bawang putih yang sudah dihaluskan kepermukaan kulit


yang terkena kudis dan kurap.
- Mandi dengan menggunakan air rebusan brotowali yang dipercaya mampu
meredakan gatal.

ISPA

Cara menangani :

- Memperbanyak konsumsi air putih


- Minum jus lemon dengna campuran madu secara rutin
- Kumur menggunakan air hangat yang diberi garam
- Menggunakan pembersih ruangan.

Tuberkulosis (TBC)

Cara Menangani :

- Pemberian Vaksin BCG (diberikan pada saat balita)


- Menjaga pola hidup yang baik dengan asupan makanan yang bergizi dan
olah raga teratur.

HIV /AIDS
Cara Menangani :

- Tidak berganta-ganti pasangan


- Menghindari penggunaan narkoba terutama terutama melalui jalur suntik
- Edukasi HIV yang benar mengenai cara penularan,pencegahan dan
pengobatannya.

4. Etika Keperawatan

a. Otonomi (Autonomy)

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis
dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan
memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan
atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan
bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak
memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional
merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat
keputusan tentang perawatan dirinya.

b. Berbuat baik (Beneficience)

Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan


pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan
dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi
pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.

c. Keadilan (Justice)

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain
yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan.

d. Tidak merugikan (Nonmaleficience)


Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
klien.

e. Kejujuran (Veracity)

Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien
dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk
memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang
sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat
beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika
kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya hubungan
paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu memiliki otonomi,
mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya.
Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.

f. Menepati janji (Fidelity)

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya


terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan
kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab
dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.

g. Kerahasiaan (Confidentiality)

Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan
klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun
dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan
bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan
pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus
dihindari.

h. Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional


dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

Kode Etik Keperawatan

- Perawat dan Klien

1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat


dan martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warnakulit, umur, jeniskelamin,
aliran politik dan agama yang dianutserta kedudukan sosial.

2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa


memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,
adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama klien.

3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang


membutuhkan asuhan keperawatan.

4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki


sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika
diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku.

- Perawat dan praktek

1. Perawat memlihara dan meningkatkan kompetensi dibidang


keperawatan melalui belajar terus-menerus

2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang


tinggi disertai kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan
serta ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.

3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang


akurat dan mempertimbangkan kemampuan sertakualifikasi seseorang
bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan
delegasi kepada orang lain

4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan


dengan selalu menunjukkan perilaku profesional.

- Perawat dan Masyarakat

Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk


memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan dan kesehatan masyarakat.

- Perawat dan teman sejawat

1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesame perawat


maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara
keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang


memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan
ilegal.

- Perawat dan Profesi

1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar


pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam
kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan

2. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi


keperawatan

3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun


dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi.

a. 5. Inspeksi (melihat)
Tahapan yang bertujuan melihat bagian tubuh dan menentukan apakah
seseorang mengalami kondisi tubuh normal atau abnormal. Inspeksi
dilakukan secara langsung (seperti penglihatan, pendengaran, dan
penciuman) dan tidak langsung (dengan alat bantu).
b. Palpasi (menyentuh)
Pemeriksaan fisik lanjutan dengan menyentuh tubuh dan dilakukan
bersamaan dengan inspeksi. Palpasi dilakukan menggunakan telapak
tangan, jari, dan ujung jari. Tujuannya untuk mengecek kelembutan,
kekakuan, massa, suhu, posisi, ukuran, kecepatan, dan kualitas nadi perifer
pada tubuh.

c. Perkusi (mendengarkan)
Proses mendengarkan suara yang dihasilkan tubuh untuk membedakan
suara normal dan abnormal menggunakan alat bantu stetoskop. Suara yang
didengarkan berasal dari sistem kardiovaskuler, respirasi, dan
gastrointestinal.
d. Auskultasi (mengetuk)
Tahapan ini bertujuan mengetahui bentuk, lokasi, dan struktur di bawa
kulit. Perkusi bisa dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :
a. Definisi penyakit
Penyakit adalah istilah medis yang digambarkansebagai gangguan dalam
fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas. Penyakit terjadi
ketika keseimbangan dalam tubuh tidak dapat dipertahankan. Keadaan
sakit terjadi pada saat seseorang tidak lagi berada dalam kondisi sehat
yang normal.
b. Etiologi
Etiologi adalah istilah yang mengacu kepada sebab dari gangguan
kesehatan atau penyakit tertentu.
c. Manifestasi klinik
Manifestasi klinik adalah sebuah gejala klinis yang bisa ditemukan di
seseorang ketika ia menderita penyakit. Manifestasi klinis berupa dampak-
dampak yang muncul di dalam diri seseorang akibat berkembangnya
sebuah penyakit.
d. Patofisiologi
Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gangguan fungsi-
fungsi mekanis, fisik dan biokimia, baik disebabkan oleh suatu penyakit,
gejala atau kondisi abnormal yang tidak layak disebut sebagai suatu
penyakit.
e. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan bagian dari pemeriksaan yang
dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis penyakit tertentu. Pemeriksaan
ini umumnya dilakukan setelah pemeriksaan fisik dan penelusuran riwayat
keluhan atau riwayat penyakit pada pasien.
f. Faktor risiko
Faktor risiko adalah variabel-variabel yang berhubungan dengan
peningkatan risiko suatu penyakit atau infeksi tertentu. Determinan sering
kali digunakan sebagai sinonim faktor risiko karena kurangnya
harmonisasi lintas disiplin ilmiah
g. Komplikasi
Komplikasi adalah keadaan di mana seseorang menderita penyakit/kondisi
lain yang diakibatkan oleh penyakit yang sedang dideritanya. Komplikasi
yang muncul dalam waktu cepat dan bahkan bisa menyebabkan kematian
disebut sebagai komplikasi akut.

7. Jelaskan pengertian dan kegunaan alat-alat berikut :

a. Sphygnomanometer
Sphygmomanometer merupakan alat medis yang berfungsi untuk
mengukur tekanan darah.
b. Stetoskop
Stetoskop merupakan alat bantu pemeriksaan yang umum digunakan oleh
dokter. Alat ini berfungsi untuk mendengarkan suara dari dalam tubuh,
salah satunya untuk mendengar suara detak jantung dan mendeteksi
kelainannya.
c. Termometer
Termometer atau disebut juga pengukur suhu adalah alat yang digunakan
untuk mengukur suhu (temperature), ataupun perubahan suhu. Istilah
termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti panas dan meter
yang berarti untuk mengukur.
d. Penlight
Penlight / Senter Medis merupakan salah satu alat medis yang berfungsi
sebagai sumber cahaya dan menjadi alat yang umum untuk pemeriksaan
tersebut dikarenakan cahaya yang dihasilkan dari penlight dapat dipakai
untuk melihat titik pupil mata dan mengecek pemeriksaan di daerah gelap
(rongga mulut, telinga, dll).
e. Reflex Hammer
Reflex Hammer/palu refleks merupakan alat medis yang digunakan oleh
dokter untuk menguji refleks tendon dalam/lutut. Pengujian refleksitas
pasien merupakan bagian penting dari pemeriksaan fisik neurologis untuk
mendeteksi kelainan pada sistem saraf pusat atau perifer.
f. Otoskope
Otoskop atau auriskop adalah alat medis yang digunakan untuk melihat ke
dalam telinga. Penyedia layanan kesehatan menggunakan otoskop untuk
menyaring penyakit selama pemeriksaan rutin dan juga untuk menyelidiki
gejala telinga.
g. Weight scale
Weighing scale menjadi jenis timbangan yang sering digunakan pada
industri kesehatan, makanan kemasan dan sebagainya. Weigh scale
menjadi jenis timbangan yang paling tepat apabila digunakan untuk
mengukur massa dengan skala berat yang ringan.
h. Spirometri
Spirometri adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur udara
yang dapat diinspirasi dan diekspirasi dengan tujuan melakukan penilaian
fungsi paru misalnya pada penyakit paru obstruktif kronis dan asthma.
i. Cateter
Kateter merupakan sebuah alat berupa tabung kecil yang fleksibel dan
biasa digunakan pasien untuk membantu mengosongkan kandung kemih.
Pemasangan alat ini dilakukan khusus untuk pasien yang tidak mampu
buang air kecil sendiri dengan normal.
j. Cucing
Kegunaan dari mangkuk cucing ini adalah sebagai tempat atau sebagai
wadah untuk meletakkan sampahbekas kapas/perban atau alat-alat kecil
lainnya yang digunakan proses operasi.
k. Bak instrumen
Bak instrument merupakan alat kesehatan yang berupa bak atau berbentuk
seperti balok dengan ukuran yang bermacam-macam fungsi ,Sebagai
tempat untuk menaruh instrument-instrument atau alat-alat kesehatan
seperti gunting anatomis, pinset, jarum suntik dll agar alat-alat kesehatan
tersebut tetap dalam kondisi yang steril.
l. Tongue spatel
Spatel adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaan lidah yang
digunakan dengan cara menekan lidah pada pasien serta dapat melihat
tenggorokan dengan jelas
m. Nasal kanul
Nasal kanul adalah alat bantu pernafasan yang diletakkan pada lubang
hidung untuk mendukung kebutuhan oksigen pada pasien yang dapat
bernafas spontan tapi membutuhkan dukungan oksigen tambahan misalnya
pada kondisi hipoksia ringan sampai sedang.
n. Kom
Kom adalah tempat untuk menaruh kasa, betadine, sputum/dahak, kasa
yang steril
o. Speculum nasal
Speculum Hidung adalah alat yang digunakan untuk pemeriksaan hidung
atau nasal, Spekulum hidung digunakan pada pemeriksaan bagian dalam
hidung, konka, dan septal nasal, juga saat operasi pemulihan rongga sinus.
p. Pinset cirurgis
Pinset Chirurgis berbentuk bilah tajam pada kedua sisinya, digunakan
untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan penjahitan luka dan
memberi tanda pada kulit sebelum memulai insisi.
q. Pinset anatomis
Pinset anatomis adalah alat yang digunakan untuk membantu proses
menjahit luka dan menjepit kasa sewaktu menekan luka.
r. Suction dan nebulizer
Suction adalah suatu tindakan untuk membersihkan jalan nafas dengan
memakai kateter penghisap melalui nasotrakea tube (NTT).
Nebulizer adalah genggam yang menyemburkan medikasi/agens
pelembab, seperti agen bronkodilator/mukolittik menjadi partikel
mikroskopik dan mengirimkannya kedalam paru-paru ketika klien
menghirup nafas.

s. Garputala
Garpu tala adalah alat efektif yang dapat digunakan dokter untuk menguji
pendengaran pasien lansia pada masa lalu secara kualitatif. Meskipun
terkesan sebagai pengujian sederhana, namun metode ini efektif digunakan
untuk dapat mendengar nada.

8. Apa yang dimaksud terminologi medis? Kapan hal tersebut digunakan dan
berikan contohnya!

 Terminologi media adalah ilmu peristilahan medis atau ilmu yang


mempelajari tentang bahasa medis yang sering digunakan untuk
berkomunikasi antar petugas kesehatan atau tenaga medis.
 Pada saat kerja dan penanganan pasien di rumah sakit dan pusat pelayanan
kesehatan lainnya. Selain itu digunakan dalam dunia pendidikan kesehatan
antara pengajar dan para mahasiswa.
 Contoh : acidosis = keadaan asam, halucinosi = keadaan halusinasi,
lipidosis = kelainan metabolisme lipid

9. Hal-hal apa saja yang harus dilakukan seorang perawat untuk melakukan
pertolongan pertama pada pasien kecelakaan?

- Periksa tempat kejadian.


- Hubungi bantuan medis segera.
- Pastikan korban tidak dikerumuni.
- Jangan pindahkan korban jika mengalami cedera dalam.
- Hentikan perdarahan.
- Atasi syok pasca kecelakaan.
- Selalu periksa respon, pernapasan, dan denyut nadi korban.
10. Di Cina, informasi keperawatan mengacu pada kombinasi pekerjaan
keperawatan tradisional dan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas
keperawatan yang komprehensif dasn mempercepat proses modernisasi.

Anda mungkin juga menyukai