Anda di halaman 1dari 23

PENGANTAR PROFESI KEPERAWATAN

1. SEJARAH PERKEMBANGAN DAN KECENDERUNGAN

A. SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI DUNIA

Secara naluriah dapat dikatakan bahwa keperawatan lahir

bersamaan dengan penciptaan manusia yaitu Adam dan Hawa. Oleh

karena itu perkembangan keperawatan termasuk keperawatan yang kita

ketahui selama ini tidak dapat dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh

perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia. Kepercayaan

terhadap animisme, penyebaran agama-agama besar dunia serta kondisi

sosial ekonomi masyarakat, seperti terjadinya perang turut mewarnai

perkembangan keperawatan dunia. Atas dasar asumsi inilah pembahasan

diawali dengan topik tentang sejarah perkembangan keperawatan di

dunia.

Pada zaman Purbakala primitive cultures manusia percaya bahwa apa

yang ada di Bumi mempunyai sesuatu kekuatan spiritual/mistik, yang

dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan ini yang disebut

Animisme. Mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan oleh

kekuatan alam atau pengaruh kekuatan gaib, seperti batu-batu besar,

gunung yang tinggi, sungai-sungai yang besar. Peran perawat tidak

berkembang. Mereka lebih mempercayai dukun untuk mengobati dan

merawat penyakit yang dialaminya. Karena dukun dianggap lebih mampu

untuk mencari, mengetahui dan mengatasi roh yang masuk ke dalam

tubuh orang yang sakit.


Fenomena ini terlihat pada sejarah bangsa Mesir dan Cina. Pada

masa ini bangsa Mesir menyembah Dewa Isis, Dewa yang diyakini mampu

menyembuhkan penyakit. Demikian pula di Cina. Masyarakat Cina

menganggap penyakit disebabkan oleh setan atau makhluk halus. Dan

bertambah parah jika orang lain memegang orang yang sakit. Akibatnya

perawat tidak diperkenankan untuk merawat orang yang sakit.

Kemajuan peradaban manusia dimulai ketika manusia mengenal

agama. Penyebaran agama sangat mempengaruhi perkembangan

peradaban manusia, sehingga berdampak positif terhadap perkembangan

keperawatan.

Pada permulaan masehi, agama Kristen mulai berkembang. Pada

masa ini keperawatan mengalami kemajuan. Terlihat jelas pada zaman

pemerintahan Lord Constantine. Ia mendirikan xenodhoecim. Hospes

dalam bahasa latin. Yaitu tempat penampungan orang yang membutuhkan

pertolongan. Terutama pada orang sakit yang membutuhkan pertolongan

dan perawatan.

Kemajuan profesi keperawatan pada masa ini juga terlihat jelas

dengan berdirinya Rumah Sakit terkenal di Roma yang bernama Monastic

Hospital. Rumah sakit ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas perawatan

berupa bangsal-bangsal perawatan untuk merawat orang sakit serta

bangsal-bangsal lain sebagai tempat orang cacat, miskin dan yatim piatu.

Di jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti ilmu

pasti, ilmu kimia, hygiene dan obat-obatan. Hal ini menyebabkan

keperawatan juga mengalami kemajuan. Tokoh keperawatan yang

terkenal di dunia Arab pada masa itu adalah Rafidah.


Pada permulaan Abad XVI, struktur dan orientasi masyarakat

mengalami perubahan dari orientasi kepada agama berubah ke orientasi

kekuasaan yaitu perang. Sehingga tempat ibadah digunakan untuk

merawat orang sakit. Kondisi ini berpengaruh terhadap perkembangan

keperawatan. Untuk menolong korban perang dibutuhkan tenaga sukarela

yang dipekerjakan sebagai perawat. Sehingga pada saat itu mulai dikenal

konsep P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), keberadaan perawat

mulai dibutuhkan.

Ada 3 Rumah Sakit yang berperan terhadap perkembangan

keperawatan:

Pertama di Hotel Dieu di Lion. Dilakukan oleh para perawat yang

mantas WTS yang telah berobat. Kemudian digantikan oleh perawat yang

terdidik melalui pendidikan keperawatan di Rumah Sakit itu.

Kedua Hotel Dieu di Paris. Rumah Sakit ini pekerjaan perawat

dilakukan oleh orde agama. Sesudah Revolusi Perancis, diganti oleh

orang-orang bebas yang tidak terikat oleh agama. Pelopor perawat yang

terkenal di Rumah Sakit itu adalah Genevieve Boequet.

Ketiga, St. Thomas Hospital. Didirikan tahun 1123 M. Di rumah

Sakit inilah Florence Nightingale memulai karirnya memperbaharui

keperawatan. Pada pertengahan Abad XVIII dan memasuki Abad XIX,

reformasi sosial masyarakat mengubah peran perawat secara umum.

Pada masa itu keperawatan mulai banyak dipercayai oleh orang. Dan

contohnya adalah Florence Nightingale. Ia tumbuh dan berkembang di

Inggris dengan pendidikan yang cukup. Pecahnya perang Krim di Inggris,

Inggris menunjuk dirinya untuk menata Asuhan Keperawatan di sebuah


Rumah Sakit militer di Turki. Dan berhasil mengatasi kesulitan dan

masalah yang dihadapi dan berhasil meningkatkan status perawat.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA

Perkembangan keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi

sosial dan ekonomi, yaitu penjajahan Kolonial Belanda, Inggris dan

Jepang serta situasi pemerintahan Indonesia setelah Indonesia

merdeka. Pada hakekatnya perkembangan keperawatan di Indonesia

dibedakan atas masa sebeum kemerdekaan dan masa setelah

kemerdekaan.

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari

penduduk Pribumi yang disebut velpleger dengan dibantu zieken oppaser

sebagai penjaga orang sakit. Mereka bekerja pada Rumah Sakit Binnen

Hospital di Jakarta. Didirikan tahun 1799 untuk memelihara kesehatan

staf dan tentara Belanda. Pada waktu itu pemerintah colonial Belanda

membentuk Dinas Kesehatan Tentara disebut Militiary Gezondherds

Diens dan Dinas Kesehatan Rakyat. Disebut Burgerlijke Gezondherds

Diens. Tujuannya semata-mata untuk kepentingan Belanda.

Ketika VOC berkuasa, Gubernur Jenderal Inggris Raffles (1812-

1816) sangat memperhatikan kesehatan rakyat. Dengan semboyannya,

kesehatan adalah milik manusia. Ia melakukan berbagai upaya

memperbaiki kesehatan penduduk pribumi. Setelah pemerintah colonial

kembali ketangan colonial Belanda usaha-usaha peningkatan kesehatan

penduduk mengalami kemajuan. Di Jakarta tahun 1819, didirikan

beberapa Rumah Sakit. Salah satunya adalah Rumah Sakit Stadaverband

berlokasi di glodok Jakarta Barat. Pada tahun 1919 Rumah Sakit ini
dipindahkan ke Salemba. Sekarang bernama Rumah Sakit Cipto

Mangunkusumo (RSCM) menjadi Rumah Sakit rujukan Pusan Nasional dan

Pendidikan Nasional. Tahun 1816-1942 berdiri rumah sakit swasta. Tahun

1906, Rumah Sakit PGI Cikini, menyelenggarakan pendidikan juru rawat,

kemudian RSCM tahun 1912.

Pembangunan di bidang kesehatan di mulai tahun 1949. Rumah Sakit

dan balai pengobatan mulai dibangun. Pada tahun 1952, sekolah perawat

mulai didirikan. Yaitu sekolah guru perawat dan sekolah perawat

setingkat SMP. Pendidikan keperawatan professional didirikan tahun

1962 dengan mendirikan Akademi Keperawatan milik Departemen

Kesehatan di Jakart untuk menghasilkan perawat professional pemula.

Seterusnya pendirian Program Study Ilmu Keperawatan PSIK tahun

1985. yang dipelopori oleh tokoh-tokoh keperawatan Indonesia. Tujuan

pendiriannya menghasilkan sarjana keperawatan yang profesional.

Contohnya Universitas Airlangga, Universitas Dipenogoro, Universitas,

Gajah Mada, Universitas Hassanuddin, Universitas Sumatera Utara.

Pada tahun 1983 melalui Lokakarya Nasional Keperawatan yang

diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

Departemen Kesehatan RI, dan DPP PPNI, telah ditetapkan definisi

mengenai tugas dan fungsi perawat Indonesia.

Dari hasil Lokakarya nasional tersebut, dikembangkan pendidikan

perawat setingkat akademi DIII, sarjana S1, pasca sarjana S2, serta

DIV di Indonesia. Sejak tahun 1992 melalui UU No. 23 tentang

kesehatan maka keberadaan, profesionalisasi, dan badan ilmu

keperawatan telah diakui oleh pemerintah. Dengan pengakuan ini,


profesionalisasi dan pendidikan keperawatan dapat berkembang sampai

ke jenjang S3.

C. KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN PELAYANAN KEPERAWATAN

Tuntutan akan pelayanan keperawatan yang bermutu, berdampak

pada sistim pelayanan keperawatan. Oleh Karena itu terjadi pergeseran

dalam pelayanan keperawatan.

Pertama, perubahan sifat pelayanan dari vokasional menjadi

profesional. Maksudnya terjadi pergeseran orientasi pelayanan

keperawatan dari pelayanan yang hanya didasarkan keterampilan semata

menjadi pelayanan yang di dasari ilmu pengetahuan dan teknologi

keperawatan.

Kedua, terjadi pergeseran focus asuhan keparawatan dari peran

kuratif yang di dominasi dokter menjadi peran preventive dan promotif

yang mandiri tanpa melupakan peran kuratif dan rehabilitatif.

Ketiga, kecenderungan terjadi fragmentasi keperawatan.

Fragmentasi atau spesialisasi pelayanan keperawatan berkembang

menjadi bidang pelayanan keperawatan medical bedah, keperawatan

anak, keperawatan kebidanan, keperawatan jiwa, keperawatan komunitas,

dan keperwatan usia lanjut.

Untuk ini diperlukan metodologi untuk memberikan asuhan

keperawatan, agar pelayanan keperawatan efisien, efektif serta

berkualitas. Metode ini adalah proses keperawatan. Sebagai bentuk

pendekatan ilmiah yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawtan,

perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan.


Disamping itu pelayanan keperawatan harus dilandasi penguasaan

iptek serta kiat keperawatan dalam kerangka paradigma keperawatan

dengan berorientasi pada wawasan ilmu keperawtan yang berfokus pada

pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu dibutuhkan

sumber daya manusia yang berkualitas.

2. KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI KEPERAWATAN

Dalam masyarakat profesi keperawatan kadang masih belum diakui

sebagai profesi. Hal ini akan menggugang perawat untuk menunjukkan

eksistensi atau keberadaan profesi keperawatan

Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu nutrix yang berarti

merawat atau memelihara. Pengertian dasar seorang perawat yaitu,

seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu

dan melindungi seseorang karena sakit, cedera, dan proses penuaan

(Taylor. C., Lillis. C., Lemone., P. 1989). Organisasi Keperawatan Sedunia

yaitu Internasional Council of Nurses atau ICN (1972) dengan

mengadopsi defenisi perawat dari Virginia Hendersen merumuskan

fungsi unik perawat yaitu melakukan pengkajian pada individu.

Keperawatan sebagai profesi dirumuskan melalui Lokakarya

Nasional Keperawatan 1983. keperawatan didefenisikan suatu bentuk

pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan

berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan meliputi aspek biologi, psikologi,

sosial dan spiritual yang bersifat komprehensif ditujukan kepada

individu, keluarga dan masyarakat yang sehat dan sakit mencakup siklus

hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan optimal.


Keperawatan yang dilakukan harus dilandasi prinsip-prinsip sebagai

berikut:

a. Berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan

Artinya pelayanan keperawatan harus dilandasi dan menggunakan

ilmu keperawatan dan kiat keperawatan yang mempelajari

bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia

serta upaya perawatan dan penyembuhan.

Ilmu keperawatan adalah sintesa dari ilmu keperawatan dasar.

Ilmu keperawatan dasar meliputi keperawatan professional

(professional nursing), konsep dasar keperawatan (fundamental

of nursing) kebutuhan dasar manusia (basic humanic), proses

keperawatan (nursing proses), dan manajemen keperawatan

(nursing management).

ilmu keperawatan klinik,

ilmu keperawatan klinik meliputi ilmu keperawatan anak

(pediatric nursing) medical bedah (medical surgicak nusing),

perawatan kebidanan (maternity nursing), keperawatan jiwa

(psikiatric nursing). Keperawatan komunitas (community

nursing), termasuk kepada keperawatan pada usia lanjut

(Geriatric nursing).

ilmu biomedik,

ilmu biomedik meliputi anatomi, fisiologi, histology, biologi,

fisika, biokimia, dan patofisiologi

Ilmu sosial
Ilmu sosial lebih difokuskan kepada cabang ilmu sosial seperti

antropologi kesehatan, antropologi budaya, dan ilmu sosial dasar

lainnya.

Ilmu jiwa lebih difokuskan pada perilaku manusia dan psikologi

perkembangan.

Kiat keperawatan (nursing arts) lebih difokuskan pada

kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan

secara konprehensif dengan sentuhan seni dalam arti

menggunakan kiat-kiat tertentu dalam upaya memberikan

kepuasan dan kenyamanan pada klien.

Kiat-kiat dalam keperawatan adalah sebagai berikut:

1. Nursing is caring. Artinya perawat berperan dalam

pemberian asuhan keperawatan. Perawat harus

memperlihatkan bahwa dalam pemberian asuhan keperawatan

tidak dikenal pasien atau kasus pribadi.

2. Nursing is sharing berarti dalam pemberian asuhan

keperawatan perawat selalu memberikan sharing atau diskusi

antara sesama perawat, kepada anggota tim kesehatan dan

kepada klien.

3. Nursing is laughing yang berarti perawat meyakini bahwa

senyum merupakan suatu kiat dalam asuhan keperawatan

untuk meningkatkan rasa nyaman klien.

4. Nursing is crying yang berarti perawat menerima respon

emosional dari perawat atau orang lain pada situasi senang

atau duka.
5. Nursing is touching yang berarti perawat dapat memberikan

sentuhan untuk meningkatkan rasa nyaman.

6. Nursing is helping bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk

menolong klien dengan sepenuhnya memahami kondisinya.

7. Nursing is believing in others artinya perawat meyakini

bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk

meningkatkan status kesehatannya.

8. Nursing is trusting artinya perawat harus menjaga

kepercayaan orang lain.

9. Nursing is believing in self artinya perawat yakin dirinya

memiliki pengetahuan dan mampu untuk menolong orang lain

dalam memelihara kesehatannya.

10. Nursing is learning artinya perawat selalu belajar atau

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan

profesional melalui asuhan keperawatan yang dilakukan.

11. Nursing is respecting artinya perawat memperlihatkan rasa

hormat dan penghargaan kepada orang lain. Dengan menjaga

kepercayaan dan rahasia klien.

12. Nursing is listening bahwa perawat harus mau menjadi

pendengar yang baik ketika klien berbicara atau mengeluh.

13. Nursing is doing artinya perawat melakukan pengkajian dan

intervensi keperawatan berdasarkan pengetahuannya untuk

memberikan rasa aman dan nyaman serta asuhan keperawatan

secara komprehensif
14. Nursing is feeling bahwa perawat dapat menerima,

merasakan dan memahami perasaan duka, senang, frustasi

dan rasa puas klien.

15. Nursing is accepting berarti perawat harus menerima diri

sendiri sebelum dapat menerima orang lain.

Profesi adalah pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan

masyarakat dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok

tertentu (hamid, A. Y. 1996). Ada tujuh elemen atau kriteria suatu

profesi yaitu suatu profesi harus memiliki dasar ilmu yang kuat,

berorientasi pada pelayanan, mempunyai otoritas, memiliki kode etik,

mempunyai organisasi profesi, melakukan penelitian secara terus

menerus serta memiliki otonomi (Taylor. C, dkk, 1989, hal. 8).

Kriteria ini difokuskan menjadi Kriteria profesi keperawatan.

Pertama, jika kegiatan yang dilakukan merupakan suatu praktek

yang unik, dilandasi oleh tanggung jawab yang tinggi dan berlandaskan

teoritik.

Kedua, hak untuk melakukan praktek diberikan setelah seseorang

menyelesaikan pendidikan tertentu dan mampu memperlihatkan

kemampuannya dalam memenuhi standar praktek keperawatan.

Ketiga, ilmu pengetahuan yang dimiliki dikembangkan secara terus

menerus dan dievaluasi melalui penelitian.

Keempat, anggota profesi betanggung jawab dalam membuat dan

memantapkan standar praktek dan pendidikan keperawatan yaitu proses

yang secara terus menerus mengevaluasi kualitas pelayanan yang

diberikan untuk melindungi individu dan masyarakat.


3. KARAKTERISTIK PROFESI KEPERAWATAN

Karakteristik profesi

Pertama, berorientasi pada pelayanan masyarakat. Kepentingan

masyarakat akan pelayanan keperawatan ada di atas kepentingan pribadi

agar kebutuhan klien (individu, keluarga, dan masyarakat) akan asuhan

keperawatan terpenuhi.

Kedua, pelayanan keperawatan yang diberikan didasarkan pada

ilmu pengetahuan. Perawat harus mempunyai ilmu pengetahuan yang

kokoh sebagai dasar pemberian asuhan keperawatan

Ketiga, adanya otonomi. Profesi keperawatan mempunyai

kemandirian, wewenang dan tanggung jawab untuk mengatur kehidupan

profesi, mencakup otonomi dalam menetapkan standar baku

penyelenggaraan pendidikan, pelayanan keperawatan serta prkatek

keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan.

Keempat, memiliki kode etik. Kode etik adalah seperangkat norma

dan peraturan yang diyakini oleh profesi dan menjadi pedoman dan acuan

perawat dalam melakukan aktivitas keperawatan.

4. SISTIM PELAYANAN KESEHATAN

Sistim dapat diartikan sebagai suatu tatanan yang terdiri dari

elemen-elemen atau berbagai komponen yang terpisah dan mempunyai

fungsi yang berbeda tapi saling berinteraksi, intelasi dan

interdependensi dalam upaya mencapai tujuan yang sama berdasarkan

kebutuhan dan kepentingan bersama.

Defenisi diatas dapat dianalogikan pada keluarga pada sebagai

suatu sistim. Komponen-komponen keluarga terdiri dari ayah, ibu dan


anak yang saling berintegrasi. Tiap anggota keluarga mempunyai peran

dan fungsi yang berbeda. Namun saling berinteraksi, interelasi dan

interdevendensi untuk mendukung fungsi keluarga secara keseluruhan,

antara lain: membuat setiap anggota keluarga merasa aman, nyaman,

memiliki, dicintai, dan kebutuhan hidupnya terpenuhi

Sistim mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.:

1. Komponen atau elemen-elemen dalam sistim saling berhubungan,

berinteraksi, saling bergantung dalam upaya mencapai tujuan

yang diharapkan berdasarkan kebutuhan bersama.

2. Pengorganisasian komponen di dalam sistim bersifat teratur dan

memiliki struktur yang diakui keberadaannya.

3. Terdapat komunikasi yang berhubungan antara satu komponen

dengan komponen lainnya di dalam sistim.

4. Terdapat batasan yang memisahkan sistim dari lingkungan.

Batasan ini berfungsi mengatur pertukaran energi dan informasi

yang berlangsung antara sistim dan lingkungannya.

5. Berorientasi kepada tujuan yang diharapkan berdasarkan

kebutuhan. Dan tercapainya tujuan yang menjamin kelanggengan

keseluruhan komponen sistim.

PELAYANAN KESEHATAN ( termasuk keperawatan dapat digambarkan

sebagai berikut:

Tabel. Sistem pelayanan Kesehatan menyeluruh DEPKES

No. Tingkat Karakteristik

1 Tersier Sub. Spesialistik (RS pusat rujukan/RS tipe A)

2 Sekunder Spesialistik (RS DATI I, II/RS. Kelas D, C dan


seterusnya

3 Primer Professional dasar (puskesmas, RS tipe D,

praktek dokter, klinik, R.B dll.

4 Masyarakat Posyandu/forum alih teknologi, swadaya husada

masyarakat.

5 Ramah tangga Dasa wisma/forum alih teknologi, swalayan

husada keluarga.

Tingkat dan komponen penyelenggara upaya kesehatan

System pelayanan kesehatan (termasku pelayanan keperawatan) dapat

dibagi berdasarkan tingkat dan komponen penyelenggara upaya kesehatan.

Tabel tingkat dan komponen penyelenggara upaya kesehatan (Depkes)

No Tingkat Komponen penyelenggaraan

1 Rumah tangga Perorangan/keluarga

2 Masyarakat Masyarakat
Posyandu

3 Kontak pertama Puskesmas

difasilitas kesehatan

4 Rujukan pertama Rumah sakit/organisasi kesehatan dengan

derajat kepuasan tertentu

5 Rujukan lebih tinggi Rumah sakit/organisasi kesehatan dengan

derajat kepuasan tinggi

Catatan. Posyandu adalah wadah alih teknologi dari puskesmas ke posyandu

Lingkup mobilisasi masyarakat terdiri dari 3 komponen utama

1. Sasaran, yang mencakup individu, keluarga dan masyarakat


2. Sarana, yang mencakup tenaga dan dana yang tersedia.

3. Masalah kesehatan, baik yang mampu diatasi sendiri oleh yang

bersangkutan, mampu diatasi sebagian maupun yang tidak dapat

diatasi sama sekali.

Setelah lingkup mobilisasi masyarakat diketahui maka tugas penyelenggara

upaya peningkatan kesehatan – Puskesmas bekerja sama dengan sektor

swasta non kesehatan – antara lain:

1. Mematangkan kondisi dan menstimulasi individu, keluarga dan

masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam upaya peningkatan

kesehatan.

2. Membentuk dan melatih kader serta menghimpun dana dari

berbagai sumber potensial dalam masyarakat.

3. mengatasi masalah kesehatan melalui layanan professional dan

bantuan non medis.

Pelayanan pengembangan dan upaya kesehatan

Pelayanan dan upaya untuk meningatka kesehatan (termasuk dalam

keperawatan) harus dikembangkan secara bersamaan dan mengikuti pola yang

telah ditentukan.

Pengembangan layanan dan upaya kesehatan masyarakat, dilakukan

melalui rujukan, upaya penigkatan kesehatan di tingkat puskesmas dan

peningkatan peran serta masyarakat.

Rujukan

Tingkat rujukan terdiri dari 2 tingkat yaitu:


1. rujukan kesehatan yang meliputi bantuan teknologi, sarana, dan

operasional

2. rujukan medik, yang meliputi penyembuhan dan pemulihan.

Upaya peningkatan kesehatan di tingkat Puskesmas

Pengembangan layanan dan upaya kesehatan puskesmas Dilakukan melalui:

1. upaya kesehatan, melalui pembentukan unit KIA. KB, gizi,

Kesling, P2M (pemberantasan penyakit menular), PKM

( perawatan kesehatan masyarakat), UKS, gigi, dan jiwa.

2. pembinaan terhadap kelompok masyarakat dan rujukan

3. pembimbingan kader, pembudidayaan obat tradisional

Peningkatan peran serta masyarakat

Dilakukan dengan cara sebagi berikut:

1. Melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan

2. Kegiatan PKMD (pembangunan kesehatan masyarakat desa)

antara lain pembinaan kader, baik terhadap individu maupun

keluarga serta PHC (primary health care).

3. Mengupayakan kegiatan di bidang kesehatan atas dana mandiri

(swasta). Seperti mengadakan pendidikan bagi para kader dan

PB/BKIA (balai kesejahteraan ibu dan anak) swasta.

Unsur pelayanan kesehatan primer (PHC).


Upaya pelayanan kesehatan primer PHC di Indonesia merupakan prioritas

pembangunan kesehatan nasional. Unsur-unsur PHC tersebut adalah:

1. Penyuluhan mengenai masalah kesehatan utama, cara pencegahan dan

penanganannya.

2. Peningkatan gizi dan makanan

3. Pengadaan air bersih dan sanitasi dasar.

4. Pembinaan kesehatan ibu dan anak termasuk KB.

5. Imunisasi terhadap penyakit menular tertentu.

6. Pencegahan dan pemberantasan penyakit endemik setempat.

7. pengobatan terhadap penyakit-penyakit

8. penyediaan obat esensial

Bentuk pelayanan keperawatan

Pelayanan keperawatan mempunyai bentuk yang bervariasi. Prof. Dr.

Azrul Azwar membagi bentuk pelayanan ke dalam 6 aspek penanganan.

1. jumlah tenaga pelaksana

a. pelayanan keperawatan tunggal (solo practice) yang

dilaksanakan oleh perorangan

b. pelayanan keperawatan berkelompok (grup practice) yang

dilaksanakan secara kelompok.

2. keahlian tenaga pelaksanaan

a. pelayanan keperawatan umum (general nursing services)

dilaksanakan oleh perawat umum

b. pelayanan keperawatan spesialis (specialist nursing services)

dilaksanakan oleh tenaga keperawtan spesialis

3. hubungan pelayanan dengan rumah sakit.


a. pelayan keperawatan dalam rumah sakit (hospital based

nursing services)

b. pelayanan keperawtan di luar rumah sakit. (community based

nursing services)

4. kondisi klien

a. pelayan keperawatan klien sakit (sick client nursing services)

b. pelayanan keperawatan klien sehat (healthy client nursing

service)

5. jumlah klien

a. pelayanan keperawtan individual (individual nursing services)

b. pelayanan keperawatan keluarga (family nursing services)

c. pelayanan keperawatan keperawatan kelompok (grup nursing

services

d. pelayanan keperawatan komunitas (community nursing

services)

6. orientasi pelayanan

a. pelayanan keperawatan medis (medical nursing services)

b. pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat (public health

nursing services)

Komponen perawatan dasar

pelayanan keperawtan yang berdifart langsung/klien disebut asuhan

keperawatan. Asuhan keperawatan individu umumnya mencakup komponen

dasar untuk membantu pasen, klien dalam hal seperti berikut:

1. bernafas secara normal

2. makan dan minum


3. kebersihan diri dan lingkungan

4. menggerakkan dan menjaga posisi tubuh yang diinginkan dalam

berjalan, duduk dan berbaring.

5. tidur dan istirahat

6. memilih pakaian yang cocok, mengenakan pakaian dan membuka

pakaian

7. menjaga agar suhu badan normal

8. menjaga kebersihan badan dan badan terawat dengan baik dan

melindungi kulit.

9. mencegah bahaya disekitar pasien dan mencegah pasien melukai

orang lain.

10. berkomunikasi dengan orang lain

11. menjalankan ibadah

12. bekerja dengan baik

13. melakukan kegiatan yang kreatif

14. mengikuti program latihan dan penyuluhan

pelayanan perawatan kesehatan keluarga

Seperti telah diuraikan, sasaran pelayanan keperawatan adalah

individu, keluarga, dan masyarakat. Salah satu bentuk pelayanan keperawatan

kesehatan pada keluarga disebut perawatan kesehatan keluarga.

Pengertian

S.G. Baillon (1978) mendefinisikan perawatan kesehatan keluarga

(family Health Nursing).


Family Health Nursing is that level of community health nursing

practice directed as focused on the family as the unit of care, with health as

the goal and nursing as the medium, cannal or provider of care.

FHN merupakan bentuk perawatan kesehatan masyarakat dengan

sasaran keluarga sebagi unit pelayanan keperawatan. Sehat sebagai tujuan

dan keperawatan sebagai media, penyalur, atau pemberi pelayanan perawatan.

Tujuan perawatan kesehatan keluarga

Depkes RI Subdit perawatan kesehatan masyarakat pada tahun 1982

menggariskan tujuan perawatan kesehatan keluarga sbb:

1. perluasan jangkauan dari pelayanan kesehatan melalui puskesmas dalam

rangka pengembangan pelayanan perawatan kesehatan masyarakat.

2. membantu keluarga dalam mempertahankan tingkat kesehatan yang

sebaik-baiknya serta mengenal sedini mungkin masalah kesehatan yang

timbul dan mampu menanggulanginya.

3. keluarga mendapat pelayanan keperawtan secara menyeluruh sesuai

kebutuhan baik di Puskesmas, maupun di rumah keluarga masing-

masing.

Peranan perawat dalam perawatan kesehatan keluarga

1. Sumber informasi

2. Pemberi pelayanan keperawatan yang bersifat promotif

3. Pendidik

4. Koordinator pelayanan kesehatan keluarga

5. Fasilitator

6. Penasehat masalah kesehatan keluarga


5. PERAN DAN FUNGSI PERAWAT

Peran perawat

Peran adalah tingkah laku yang diharapkan oleh seseorang terhadap

orang lain (dalam hal ini adalah perawat) untuk berproses dalam system

sebagai berikut:

1. Pemberi asuhan keperawatan

2. Pembela pasien

3. Pendidik tenaga perawat dan masyakat

4. Koordinator dalam pelayanan pasien.

5. Kolaborator dalam membina kerjasama dengan profesi lain dan

sejawat

6. Konsultasi/penasehat pada tenaga kerja dan klien

7. Pembaharu system, metodologi dan sikap

Peran perawat (Lokakarya nasional 1983)

1. Pelaksana pelayanan keperawatan

2. Pengelola pelayanan keperwatan dan institusi pendidikan

3. Pendidik dalam keperawatan

4. Peneliti dan pengembang keperawatan

Peran perawat (sosiolog)

1. Peran terapeutik: kegiatan yang ditujukan pada pencegahan dan

pengobatan penyakit
2. Ekspresive/mother substitute role, kegiatan yang bersifat langsung

dalam menciptakan lingkungan dimana pasien merasa aman, diterima,

dilindungi, dirawat dan didukung oleh perawat.

Peran perawat (Schulman)

Schulman berpendapat hubungan perawat dengan pasien sama dengan

hubungan ibu dan anak, antara lain:

1. Hubungan interpersonal disertai dengan kelembutan hati, dan rasa

kasing sayang

2. Melindungi dari ancaman bahaya

3. Memberi rasa aman dan nyaman

4. Memberi dorongan untuk mandiri

Fungsi perawat

fungsi adalah pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan

perannya.

Fungsi perawat (Phaneuf 1972)

1. Melaksanakan instruksi dokter (fungsi dependen)

2. Observasi gejala dan respon pasien yang berhubungan dengan penyakit

dan penyebabnya

3. Membantu pasien, menyusun, dan memperbaiki rencana keperawatan

secara terus menerus berdasarkan kondisi dan kemampuan pasien.

4. Supervise semua pihak yang ikut terlibat dalam perawatan pasien.

5. Mencatat dan melaporkan keadaan pasien

6. Melaksanakanprosedur dan teknik keperawatan


7. Memberikan pengarahan dan penyuluhan untuk meningkatkan kesehatan

fisik dan mental

Fungsi perawat (PK. St. Carolus 1983)

Fungsi pokok

Membantu individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat

dalam melaksanakan kegiatan yang menunjangkesehatan, penyembuhan atau

menghadapi kematian yang pada hakekatnya dapat mereka laksanakan tanpa

bantuan apabila memereka memiliki kekuatan, kemauan, dan pengetahuan.

Bantuan yang diberikan bertujuan menolong dirinya sendiri secepat mungkin.

Fungsi tambahan

Membantu individu, keluarga dan masyarakat dalam melaksanakan

rencana pengobatan yang ditentukan oleh dokter.

Fungsi kolaboratif

Sebagai anggota tim kesehatan, perawat bekerja dalam merencanakan

dan melaksanakan program kesehatan yang mencakup pencegahan penyakit,

peningkatan kesehatan, penyembuhan dan rehabilitasi.

Anda mungkin juga menyukai