Manusia diciptakan memiliki naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin pada seorang ibu).
Harapan pada awal perkembangan keperawatan adalah perawat harus memiliki naluri keibuan
(Mother Instinc). Dari masa Mother Instic kemudian bergeser ke zaman dimana orang masih
percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan mistic yang dapat mempengaruhi kehidupan
manusia. Kepercayaan ini dikenal dengan nama Animisme. Mereka meyakini bahwa sakitnya
seseorang disebabkan karena kekuatan alam/pengaruh gaib seperti batu-batu, pohon-pohon besar
dan gunung-gunung tinggi.
Kemudian dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa dimana pada masa itu mereka
menganggap bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa, sehingga kuil-kuil didirikan
sebagai tempat pemujaan dan orang yang sakit meminta kesembuhan di kuil tersebut. Setelah itu
perkembangan keperawatan terus berubah dengan adanya Diakones & Philantrop, yaitu suatu
kelompok wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam merawat orang sakit, sejak itu
mulai berkembanglah ilmu keperawatan. Pada saat itu mereka meninggalkan keramaian didunia
untuk membantu merawat orang yang sakit.
2. Zaman Keagamaan
Perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spiritual dimana seseorang yang sakit dapat
disebabkan karena adanya dosa/kutukan Tuhan. Pusat perawatan adalah tempat-tempat ibadah
sehingga pada waktu itu pemimpin agama disebut sebagai tabib yang mengobati pasien. Perawat
dianggap sebagai budak dan yang hanya membantu dan bekerja atas perintah pemimpin agama.
3. Zaman Masehi
Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana pada saat itu banyak
terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan untuk mengunjungiorang sakit
sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan perawatan untuk mengubur bagi yang
meninggal. Dengan penuh kasih dan sayang.
Pada zaman pemerintahan Lord-Constantine, ia mendirikan Xenodhoecim atau hospes yaitu
tempat penampungan orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan. Pada zaman ini
berdirilah Rumah Sakit di Roma yaitu Monastic Hospital.
4. Pertengahan abad VI Masehi
Pada abad ini keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah, seiring dengan
perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak
lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam.
Abad VII Masehi, di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti Ilmu Pasti, Kimia,
Hygiene dan obat-obatan. Pada masa ini mulai muncul prinsip-prinsip dasar keperawatan
kesehatan seperti pentingnya kebersihan diri, kebersihan makanan dan lingkungan. Tokoh
keperawatan yang terkenal dari Arab adalah Rufaidah.
5. Permulaan abad XVI
Pada masa ini, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama menjadi kekuasaan, yaitu
perang, eksplorasi kekayaan dan semangat kolonial. Gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup,
padahal tempat ini digunakan oleh orde-orde agama untuk merawat orang sakit. Dengan adanya
perubahan ini, sebagai dampak negatifnya bagi keperawatan adalah berkurangnya tenaga
perawat. Untuk memenuhi kurangnya perawat, bekas wanita tuna susila yang sudah bertobat
bekerja sebagai perawat. Dampak positif pada masa ini, dengan adanya perang salib, untuk
menolong korban perang dibutuhkan banyak tenaga sukarela sebagai perawat, mereka terdiri dari
orde-orde agama, wanita-wanita yang mengikuti suami berperang dan tentara (pria) yang
bertugas rangkap sebagai perawat.
Pengaruh perang salib terhadap keperawatan :
a. Mulai dikenal konsep P3K
b. Perawat mulai dibutuhkan dalam ketentaraan sehingga timbul peluang kerja bagi perawat
dibidang sosial.
Ada 3 Rumah Sakit yang berperan besar pada masa itu terhadap perkembangan keperawatan :
1. Hotel Dieu di Lion
Awalnya pekerjaan perawat dilakukan oleh bekas WTS yang telah bertobat. Selanjutnya
pekerjaan perawat digantikan oleh perawat terdidik melalui pendidikan keperawatan di RS ini.
pencacaran umum
cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa
kesehatan para tahanan
Setelah pemerintahan kolonial kembali ke tangan Belanda, kesehatan penduduk lebih maju. Pada
tahun 1819 didirikan RS. Stadverband di Glodok Jakarta dan pada tahun 1919 dipindahkan ke
Salemba yaitu RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Tahun 1816 1942 berdiri rumah sakit
rumah sakit hampir bersamaan yaitu RS. PGI Cikini Jakarta, RS. ST Carollus Jakarta, RS. ST.
Boromeus di Bandung, RS Elizabeth di Semarang. Bersamaan dengan itu berdiri pula sekolahsekolah perawat.
3. Zaman Penjajahan Jepang (1942 1945)
Pada masa ini perkembangan keperawatan mengalami kemunduran, dan dunia keperawatan di
Indonesia mengalami zaman kegelapan. Tugas keperawatan dilakukan oleh orang-orang tidak
terdidik, pimpinan rumah sakit diambil alih oleh Jepang, akhirnya terjadi kekurangan obat
sehingga timbul wabah.
4. Zaman Kemerdekaan
Tahun 1949 mulai adanya pembangunan dibidang kesehatan yaitu rumah sakit dan balai
pengobatan. Tahun 1952 didirikan Sekolah Guru Perawat dan sekolah perawat setimgkat SMP.
Pendidikan keperawatan profesional mulai didirikan tahun 1962 yaitu Akper milik Departemen
Kesehatan di Jakarta untuk menghasilkan perawat profesional pemula. Pendirian Fakultas Ilmu
Keperawatan (FIK) mulai bermunculan, tahun 1985 didirikan PSIK ( Program Studi Ilmu
Keperawatan ) yang merupakan momentum kebangkitan keperawatan di Indonesia. Tahun 1995
PSIK FK UI berubah status menjadi FIK UI. Kemudian muncul PSIK-PSIK baru seperti di
Undip, UGM, UNHAS dll.
Merupakan unsure pertama yang harus dilakukan penataanya karena melalui pendidikan
perkembangan profesi keperawatan akan terarah dan berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga tenaga keperawatan yang dihasilkan dapat berkualitas. Yang
dapat dilakukan adalah :
2. Schein E. H (1962)
Profesi merupakan suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang
sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat.
3. Hughes,E.C ( 1963 )
Profesi merupakan suatu keahlian dalam mengetahui segala sesuatu dengan lebih baik
dibandingkan orang lain (pasien).
Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan( nursing science ) yang
mencakup ilmu ilmu dasar ( alam, sosial,perilaku), ilmubiomedik, ilmu kesehatan masyarakat,
ilmu keperawatan dasar, ilmu keperawatan klinis dan ilmu keperawatan komunitas.
6. OTONOMI
Keperawatan memiliki kemandirian, wewenang, dantanggungjawab untuk mengatur kehidupan
profesi, mencakup otonomi dalam memberikan askep dan menetapkan standar asuhan
keperawatan melalui proses keperawatan, penyelenggaraan pendidikan, riset keperawatan dan
praktik keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan( KepMenKes No.1239 Tahun 2001 )
v Keperawatan sebagai suatu Profesi dan Syarat Keperawatan Menjadi Sebuah Profesi
Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam menentukan
tindakannya didasari pada ilmu pengetahuan serta memiliki keterampilan yang jelas dalam
keahliannya. Bentuk asuhan keperawatan ini sendiri merupakan suatu proses dalam praktek
keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan,
dengan menggunakan metodologi proses keperawatan dan berpedoman pada standar
keperawatan, dilandasi etika keperawatan dalam lingkup wewenang srta tanggung jawab
keperawatan. Berdasarkan penggunaan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan ini,
maka keperawatan dapat dikatakan sebagai profesi yang sejajar dengan profesi dokter, apoteker,
dan lainnya. Dengan demikian perawat dikatakan sebagai profesi karena memiliki :
Landasan ilmu pengetahuan yang dimaksud adalah pertama, memiliki cabang ilmu keperawatan
yang di antaranya ilmu keperawatan dasar yang terdiri dari konsep dasar
keperawatan,keperawatan professional, komunikasi keperawatan, kepemimpinan dan
managemen keperawatan, kebutuhan dasar manusia. Kedua, cabang ilmu keperawatan klinik
meliputi keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan medical bedah, keperawatan
jiwa, dan keperawatan gawat darurat. Ketiga, cabang ilmu komunitas yang meliputi keperawatan
keluarga, keperawatan gerontik dan keempat ilmu penunjang yang meliputi kelompok ilmu
humaniora.
orang tersebut merasa nyaman dan merasa dilindungi kemudian tidak hanya itu saja tapi
mengajarkan kita untuk dapat memulai bias berfikir kritis dan menjadi dewasa yang mampu
secara aktif serta dalam upaya melindungi masyarakat. Karena sesungguhnya tugas dan tanggung
jawab sebagai perawat adalah meningkatkan kesehatan, ikut serta membantu mengentaskan
masyarakat menuju kesejahteraan kesehatan dan mengurangi penderitaan. Selain diatas, seorang
mahasiswa dalam mengaplikasikan kode etik keperawatan adalah :
Bertanggung jawab dalam perilaku dan menjunjung tinggi nama baik keperawatan
v PPNI
Organisasi ini lahir berdasarkan serangkaian perundingan beberapa tokoh tenaga keperawatan
dari berbagai organisasi keperawatan yang berdiri sendiri. Dengan kesadaran pentingnya bersatu,
maka pada tanggal 17 Maret 1974, mereka sepakat melaksanakan fusi menjadi Persatuan
Perawat Nasional Indonesia yang disingkat menjadi PPNI.
PPNI didirikan pada tanggal 17 Maret 1974 yang kepengurusannya terdiri dari : 1 Pengurus
Pusat PPNI berkedudukan di Ibu Kota Negara, 32 Pengurus PPNI Propinsi, 358 Pengurus PPNI
Kabupaten/Kota dan lebih dari 2500 Pengurus Komisariat (tempat kerja) yang menghimpun
ratusan ribu perawat Indonesia baik yang berada di Indonesia maupun di Luar Negeri, saat ini
sudah dibentuk INNA-K ( Indonesian National Nurses Association in Kuwait). PPNI, sejak Juni
2003 telah menjadi anggota yang ke 125 dengan visi sebagai corong suara yang kuat bagi
komunitas keperawatan dan berkomitmen tinggi untuk memberikan pelayanan/asuhan
keperawatan yang kompeten, aman dan bermutu bagi masyarakat luas.
Tujuan PPNI
Setiap didirikannya suatu organisasi pasti mempunyai tujuan. Tujuan dari PPNIadalah:
1)Mantapnya persatuan dan kesatuan yang kokoh antara tenaga keperawatan.
dan status sosial. ICN mengadakan kongres setiap 4 tahun sekali. Pusatnya di Geneva,
switzerland.
2. American Nurses Association (ANA)
ANA adalah organisasi profesi perawat di Amerika Serikat. Didirikan pada akhir tahun 1800
yang anggotanya terdiri dari organisasi perawat dari negara-negara bagian. ANA berperan dlm
menetapkan standar praktek keperawatan, melakukan penelitian untuk meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan serta menampilkan profil keperawatan profesional dengan
pemberlakukan legislasi keperawatan.
3. Canadian Nurses Association (CNA)
CNA adalah asosiasi perawat nasional di Kanada. Mempunyai tujuan yang sama dengan ANA
yaitu membuat standar praktek keperawatan, mengusahakan peningkatan standar praktek
keperawatan, mendukung peningkatan profesionalisasi keperawatan dan meningkatkan
kesejahteraan perawat. CNA juga berperan aktif meningkatkan mutu pendidikan keperawatan,
pemberian izin bagi praktek keperawatan mandiri.
4. National League for Nursing (NLN)
NLN adalah suatu organisasi terbuka untuk semua orang yang berkaitan dengan keperawatan
meliputi perawat, non perawat seperti asisten perawat (pekarya) dan agencies. Didirikan pada
tahun 1952. Bertujuan untuk membantu pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan
keperawatan dan pendidikan keperawatan.
dengan pemimpin, di perlukan perubahan mindset atau mental model perawat dari manager
menuju pemimpin.
Menurut Prof. Diane brown seorang ahli dalam bidang keperawatanmengemukakan bahwa
paradigma baru dalam kepemimpinan keperawatan meliputi :
Continuous qualityimprovement
Appointment by merried
Berdasarkan tantangan yang semakin besar dan kuat terhadap profesi keperawatan kita sebagai
seorang mahasiswa harus dapat melakukan beberapa langkah nyata diantaranya:
1. Mahasiswa harus responsif terhadap tantangan yang muncul dan mampu menggerakkan
semua sumber daya dala organisasi.
2. Berusaha menjadi penentu arah dan sebagai agen perubahan dalam organsasi
3. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
4. Menyelesaikan masalah secara ilmiah, sikap dan tingkah laku profesional
5. Belajar aktif dan mandiri serta mengikuti pendidikan di masyarakat
Dengan begitu tujuan dari keperawatan serta tantangan yang akan di hadapi keperawatan di masa
yang akan datang bisa di hadapi dan dilalui dengan baik, dengan ketelitian yang cukup tinggi.
mulut. Peran wanita tradisional sebagai istri, ibu, anak perempuan dan saudara
perempuan selalu mencakup perawatan dan pengasuhan anggota keluarga yang
lainnya. Istilah perawat (nurse) berasal dari perawatan yang diberikan ibu kepada
bayinya yang tidak berdaya.
Pada zaman purba (primitive culture), manusia percaya bahwa apa yang ada
di bumi mempunyai kekuatan mistik/spiritual yang dapat mempengaruhi
kehidupan manusia. Kepercayaan ini disebut animisme. Mereka meyakini bahwa
sakitnya seseorang disebabkan oleh kekuatan alam atau pengaruh kekuatan gaib
seperti batu-batu besar, gunung-gunung yang tinggi, pohon-pohon yang besar,
sungai-sungai yang besar, dll. Pada saat itu peran perawat tidak berkembang,
masyarakat pada masa itu lebih senang pergi ke dukun untuk mengobatkan
anggota keluarganya yang sakit. Masyarakat menganggap bahwa dukun lebih
mampu mencari, mengetahui dan mengatasi roh yang masuk ke tubuh orang
yang sakit.
Fenomena animisme terlihat pada sejarah Bangsa Mesir dan Cina. Pada
masa itu bangsa Mesir menyembah Dewa Isis, Dewa yang diyakini bisa
menyembuhkan penyakit. Masyarakat Cina menganggap penyakit disebabkan oleh
syetan atau makhluk halus dan akan bertambah parah jika orang lain memegang
orang yang sakit, akibatnya perawat tidak diperkenankan untuk merawat orang
yang sakit.
untuk membuat larutan yang bisa digunakan untuk mengawetkan mayat. Hal ini
menunjukkan bahwa pada masa itu sudah mengenal ilmu fisiologi, anatomi dan
patofisiologi.
Bangsa Yahudi kuno menyumbangkan Mosaic Health Code. Kode ini
dianggap sebagai legislasi sanitari pertama dan berisi catatan pertama mengenai
syarat kesehatan masyarakat. Kode ini mencakup aspek individu, keluarga, dan
kesehatan komunitas, termasuk di dalamnya membedakan antara yang bersih
dengan tidak bersih.
Budaya Afrika kuno, fungsi pengasuhan yang dimiliki oleh perawat
termasuk peran sebagai bidan, herbalis, ibu susu, dan pemberi perawatan untuk
anak dan lansia (Dolan, Fitzpatrick, dan Herrmann, 1983). Budaya India kuno,
sudah mengenal adanya perawat laki-laki yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a. Pengetahuan mengenai cara mempersiapkan obat yang akan diberikan
b. Pintar
c. Mampu mencurahkan kasih sayang ke pasien
d. Kemurnian pikiran dan tubuh
Adapun perawat wanita India bertindak sebagai bidan dan merawat anggota
keluarga yang sakit. Peran perawat dalam budaya Cina kurang disebutkan,
namun peran Cina kuno lebih banyak pada penemuan obat herbal, pemakaian
akupunktur sebagai metode pengobatan, dan publikasi Nei Ching (canon of
medicine), yang merinci empat langkah pemeriksaan: melihat, mendengar,
bertanya dan merasakan.
Sejarah Yunani dan Romawi kuno, perawatan orang sakit lebih maju dalam
mitologi dan realitas. Dewa mitos Yunani yang dinggap sebagai dewa penyembuh
adalah Asklepios, istrinya Epigone adalah dewi penenang, Hygenia anak
perempuan Asklepios adalah dewi kesehatan dan diyakini sebagai perwujudan
perawat. Kuil yang dibangun untuk menghormati Asklepios menjadi pusat
penyembuhan, pendeta kuil Asklepios memberikan penyembuhan melalui
pengobatan natural dan supranatural (Donahue, 1996). Seorang dokter Yunani
kuno, Hipocrates, mempercayai bahwa penyakit memiliki penyebab alami.
Pernyataan Hipocrates ini sangat bertentangan dengan pendapat tabib pendeta di
kuil yang mengatakan bahwa penyebab penyakit adalah magis dan mistik.
Sedangkan kontribusi Romawi terhadap perawatan kesehatan adalah sanitasi
umum, pengeringan rawa, dan pembangunan saluran air, tempat pemandian
umum dan pribadi, sistem drainase, dan pemanasan sentral.
D. ZAMAN KEAGAMAAN
Kemajuan peradapan manusia dimulai ketika manusia mengenal agama.
Penyebaran agama sangat mempengaruhi perkembangan peradaban manusia
sehingga berdampak positif terhadap perkembangan keperawatan. Pada
permulaan Masehi, agama kristen mulai berkembang. Agama kristen cukup besar
mempengaruhi profesi keperawatan. Salah satu catatan di awal sejarah
digambarkan bahwa keperawatan merupakan bentuk perintah dari Diakonia,
suatu kelompok kerja seperti perawat kesehatan masyarakat atau yang
mengunjungi orang sakit. Dalam awal kehidupan gereja, Diakonia dijalankan oleh
perempuan yang ditunjuk oleh pimpinan gereja. Peran mereka adalah
mengunjungi orang yang sedang sakit. Penunjukan dilakukan pada wanita yang
memiliki status sosial yang tinggi. Pada masa ini, keperawatan mengalami
kemajuan yang berarti seiring dengan kepesatan perkembangan agama kristen.
Kemajuan terlihat jelas, pada masa pemerintahan Lord Constantine, ia
mendirikan xenodhoecim atau hospes dalam bahasa latin yaitu tempat
penampungan orang yang membutuhkan pertolongan, terutama bagi orang-orang
sakit yang memerlukan pertolongan dan perawatan. Kemajuan profesi
keperawatan pada masa ini juga terlihat jelas dengan berdirinya Rumah sakit
terkenal di Roma yang bernama Monastic Hospital. Rumah Sakit ini dilengkapi
dengan fasilitas perawatan berupa bangsal perawatan, bangsal untuk orang cacat,
miskin dan yatim piatu. Sejak abad pertengahan institusi yang bergerak dalam
bidang sosial (1100 M sampai 1200 M) mulai bergerak merawat lansia, orang sakit
dan orang miskin (Deloughery, 1995).
Seperti di Eropa, pada pertengahan abad VI masehi, keperawatan juga
berkembang di benua Asia. Tepatnya di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah
seiring dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap
perkembangan keperawatan tidak lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW
dalam menyebarkan agama Islam. Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas
telah dimulai sejak seorang perawat muslim pertama yaitu Siti Rufaidah pada
jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu berusaha memberikan pelayanan
terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya kaya
atau miskin(Elly Nurahmah, 2001). Sementara sejarah perawat di Eropa dan
Amerika mengenal Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan modern,
Negara di timur tengah memberikan status ini kepada Rufaidah, seorang perawat
muslim. Talenta perjuangan dan kepahlawanan Rufaidah secara verbal diteruskan
turun temurun dari generasi ke generasi di perawat Islam khususnya di Arab
Saudi dan diteruskan ke generasi modern perawat di Saudi dan Timur Tengah
(Miller Rosser, 2006)
Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi Paper Presented at the
3rd International Nursing Conference "Empowerment and Health: An Agenda for
Nurses in the 21st Century" yang diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4
Nopember 1998, menggambarkan Rufaidah adalah perawat profesional pertama
dimasa sejarah islam. Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek
klinikal semata, namun juga melaksanakan peran komunitas dan memecahkan
masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit.
Saat kota Madinah berkembang, Rufaidah mengabdikan diri merawat kaum
muslim yang sakit, dan membangun tenda di luar Masjid Nabawi saat damai . Dan
saat perang Badr, Uhud, Khandaq dan Perang Khaibar dia menjadi sukarelawan
dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dan mendirikan Rumah sakit
lapangan sehingga terkenal saat perang dan Nabi Muhammad SAW sendiri
memerintahkan korban yang terluka dirawat olehnya.
Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat
perang. Namun juga terlibat dalam aktifitas sosial di komuniti. Dia memberikan
perhatian kepada setiap muslim, miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental.
Dia merawat anak yatim dan memberikan bekal pendidikan. Rufaidah
digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasiennya dengan baik pula.
Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang penting bagi perawat, sehingga
perkembangan sisi tehnologi dan sisi kemanusiaan (human touch) mesti seimbang.
Rufaidah juga digambarkan sebagai pemimpin dan pencetus Sekolah Keperawatan
pertama di dunia Isalam, meskipun lokasinya tidak dapat dilaporkan (Jan, 1996),
dia juga merupakan penyokong advokasi pencegahan penyakit (preventif care) dan
menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan (health education)
Memasuki abad VII Masehi, agama Islam tersebar ke berbagai pelosok
negara dari Afrika, Asia Tenggara sampai Asia Barat dan Eropa (Turki dan
Spanyol). Pada masa itu di jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan
seperti ilmu pasti, ilmu kimia, hygiene, dan obat-obatan. Prinsip-prinsip dasar
perawatan kesehatan seperti menjaga kebersihan diri (personal hygiene),
kebersihan makanan, air dan lingkungan berkembang pesat. Masa Late to Middle
Ages (1000 1500 M ), negara-negara Arab membangun RS dengan baik, dan
mengenalkan perawatan orang sakit. Ada gambaran unik di RS yang tersebar
dalam peradaban Islam dan banyak dianut RS modern saat ini hingga sekarang,
yaitu pemisahan anatar ruang pasien laki-laki dan wanita, serta perawat wanita
merawat pasien wanita dan perawat laki-laki, hanya merawat pasien laki-laki
(Donahue, 1985, Al Osimy, 2004).
yang diberikan saat itu adalah pengalaman merawat orang sakit di rumah sakit,
dan juga melakukan kunjungan rumah. (Donahue, 1995)
Peran rumah sakit terhadap perkembangan keperawatan tidak dapat
diabaikan. Setidaknya ada tiga rumah sakit yang berperan besar terhadap
perkembangan perawat pada zaman pertengahan. Pertama Hotel Dieu di Lion,
meskipun pada awalnya pekerjaan perawat dilakukan oleh para mantan Wanita
Tuna Susila (WTS) yang telah bertobat, namun rumah sakit ini berperan besar
dalam kemajuan keperawatan. Hal ini disebabkan karena tidak lama kemudian
pekerjaan perawat digantikan oleh perawat yang terdidik melalui pendidikan
keperawatan di rumah sakit tersebut. Kedua, Hotel Dieu di Paris, dirumah sakit
ini pekerjaan keperawatan dilakukan oleh kelompok agama, namun sesudah
revolusi Perancis, kelompok agama dihapuskan dan pekerjaan diganti oleh orangorang bebas yang tidak terikat agama. Ketiga, St. Thomas Hospital, didirikan
tahun 1123 M, di rumah sakit inilah tokoh keperawatan Florence
Nightingale memulai
karirnya
memperbarui
keperawatan.
Abad
XVIII,
pengembangan kota yang lebih besar membawa penambahan jumlah rumah sakit
dan memperbesar peran perawat.
Pada pertengahan abad XVIII dan memasuki abad XIX reformasi sosial
masyarakat meruba peran perawat dan wanita secara umum. Pada masa ini
keperawatan mulai dipercaya orang dan pada saat ini juga nama Florence
Nightingale. Florence Nightingale lahir pada tahun 1820 dari keluarga kaya dan
terhormat. Ia tumbuh dan berkembang di Inggris dengan pendidikan yang cukup.
Meskipun ditentang keras oleh keluarganya, ia diterima mengikuti kursus
pendidikan perawat pada usia 31 tahun. Pecahnya perang Krim (Crimean War),
dan penunjukan dirinya oleh Inggris untuk menata asuhan keperawatan pada
sebuah rumah sakit Militer milik Turki memberi peluang baginya untuk meraih
prestasi (Taylor. C., 1989). Hal ini disebabkan karena ia berhasil mengatasi
kesulitan atau masalah yang dihadapi dan berhasil menepis anggapan negatif
terhadap wanita dan meningkatkan status perawat.
Seusai perang krim, Florence Nightingale kembali ke Inggris. Sejarah
perkembangan keperawatan di Inggris sangat penting dipahami karena Inggris
membuka jalan bagi kemajuan dan perkembangan perawat di mana kepeloporan
Florence Nightngale diikuti oleh Negara-negara lain. Tahun 1860, Nightingale
menulis Notes on Nursing: What it is and What it is not untuk masyarakat umum.
Filosofinya terhadap praktik keperawatan merupakan refleksi dari perubahan
kebutuhan masyarakat. Ia melihat peran perawat sebagai seseorang yang bertugas
menjaga kesehatan seseorang berdasarkan pengetahuan tentang bagaimana
menempatkan tubuh dalam suatu status yang bebas dari penyakit (Nightingale,
1860; Schuyler, 1992). Pada tahun yang sama, ia mengembangkan program
Ikatan Guru Perawat Indonesia (IGPI) dan Ikatan Perawat Indonesia (IPI) tahun
1969. Akhirnya tanggal 17 Maret 1974 seluruh organisasi keperawatan kecuali
Serikat Buruh Kesehatan bergabung menjadi satu organisasi profesi tingkat
nasional dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Nama inilah
yang secara resmi dipakai sebagai nama organisasi profesi keperawatan Indonesia
hingga kini.