Anda di halaman 1dari 13

KDK KELASX

Bab 1   :  Memahami Keperawatan

Bab 2   :  Pemenuhan Kebutuhan Biologis Manusia

Bab 3   :  Pemenuhan Kebutuhan Psiko-Spiritual Manusia

Bab 4   :  Pemenuhan Kebutuhan Sosiokultural

Bab 5   :  Respon Sakit dan Stress Adaptasi

Bab 6   :  Layanan Keperawatan

Bab 7   :  Peran dan Tugas Tugas Perkembangan Balita (0-1 Tahun)

Bab 8   :  Peran dan Tugas Tugas Perkembangan Balita (1-3 Tahun)

Bab 9   :  Peran dan Tugas Tugas Perkembangan Usia Pra-Sekolah


(3-5 Tahun)

Bab 10 :  Peran dan Tugas Tugas Perkembangan Usia Sekolah (6-12


Tahun)

Bab 11  :  Peran dan Tugas Tugas Perkembangan Usia Remaja (12-


18 Tahun)

Bab 12 :  Peran dan Tugas Tugas Perkembangan Usia Dewasa

Bab 13 :  Peran dan Tugas Tugas Perkembangan Usia Lanjut


Bab1 Memahami Keperawatan

Pengertian Keperawatan Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati


pengertian keperawatan sebagai berikut, keperawatan adalah pelayanan
professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko sosio
spiritual yang komprehensif yang 24 ditujukan kepada individu, kelompok
dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia.

Florence Nightingale (1895) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut,


keperawatan adalah menempatkan pasien Dalam kondisi paling baik bagi
alam dan isinya untuk bertindak.

Calilista Roy (1976) mendefinisikan keperawatan merupakan definisi ilmiah


yang berorientasi kepada praktik keperawatan yang memiliki sekumpulan
pengetahuan untuk memberikan pelayanan kepada klien

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keperawatan adalah


upaya pemberian pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic dan
professional, holistic berdasarkan ilmu dan kiat, standart pelayanan dengan
berpegang teguh kepada kode etik yang melandasi perawat professional
secara mandiri atau memalui upaya kolaborasi.

Definisi Perawat Definisi perawat menurut UU RI. No. 23 tahun 1992


tentang kesehatan, perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan
kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang
dimiliki diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Tyalor C Lillis C
Lemone (1989) mendefinisikan perawat adalah seseorang yang berperan
dalam merawat atau memelihara, membantu dengan melindungi seseorang
karena sakit, luka dan proses penuaan. Definisi perawat menurut ICN
(international council of nursing) tahun 1965, perawat adalah seseorang yang
telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat serta
berwenang di negeri bersangkutan untuk memberikan pelayanan keperawatan
yan bertanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit
dan pelayanan penderita sakit.

Keperawatan adalah bidang studi yang mempersiapkan seseorang


untuk menjadi perawat. Namanya juga keperawatan, pastinya ilmu
yang mempelajari cara memberikan pelayanan atau merawat pasien
hingga sehat. Perawat bukanlah asisten dokter, melainkan mitra kerja
dokter untuk membantu kesembuhan yang optimal. Definisi lainnya,
keperawatan dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang
memfokuskan pada promosi kualitas hidup orang maupun keluarga,
mulai kelahiran hingga asuhan pada kematian. Sejarah keperawatan
dimulai dari aktivitas merawat orang.

Ilmu keperawatan sudah ada di dunia sejak zaman purbakala


(primitive culture) hingga muncul Florence Nightingale sebagai
pelopor keperawatan asal Inggris. Kelahiran Nightingale, 12 Mei 1820,
diperingati sebagai hari profesi perawat internasional.

Perkembangan keperawatan selanjutnya dipengaruhi oleh


kepercayaan manusia dan penyebaran agama, serta kondisi sosial
ekonomi masyarakat saat itu. Berikut adalah perjalanan
perkembangan ilmu keperawatan di dunia.

1. Zaman Sebelum Masehi

Kebiasaan merawat dimulai dari naluri manusia, mulai dari merawat di


sendiri hingga merawat orang terdekat. Tercermin pada seorang ibu
yang merawat anaknya. Naluri merawat dari seorang ibu (mother
instinc) itu memunculkan harapan pada awal perkembangan
keperawatan di dunia.

Namun, pada saat ini, masyarakat masih percaya pada kekuatan gaib
yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan itu
dikenal dengan Animisme. Bahkan, mereka meyakini bahwa sakitnya
seseorang disebabkan oleh kekuatan alam atau pengaruh gaib,
seperti batu-batuan, pohon-pohon, dan gunung-gunung yang tinggi.
Selanjutnya, keyakinan itu bergeser kepada dewa.  Mereka
menganggap munculnya penyakit disebabkan oleh kemarahan dewa.
Dari situ, mereka mendirikan kuil-kuil sebagai tempat pemujaan dan
meminta kesembuhan dari penyakit.

Kemudian berkembang lagi, muncul kelompok perempuan tua dan


janda yang membantu pendeta dalam merawat orang sakit. Ada pula
kelompok kasih sayang yang hidupnya ditujukan untuk merawat orang
sakit. Berawal dari situlah, berkembang ilmu keperawatan.

2. Sejarah Keperawatan Setelah Masehi

Zaman ini menunjukkan keperawatan mulai bergeser ke arah spiritual.


Penyakit yang dialami oleh seseorang disebabkan karena kutukan
atau dosa dari Tuhan. Sehingga pada zaman ini, pengobatan
dilakukan di tempat-tempat ibadah.

Orang yang mengobati dikenal sebagai tabib. Sedangkan perawat


dianggap sebagai budak yang membantu pemimpin agama dalam
mengobati pasien. Penyebaran agama sangat mempengaruhi
perkembangan peradaban manusia. Hal tersebut berdampak positif
terhadap keperawatan.

a. Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Kristen

Pada awal masehi, Agama Kristen mulai berkembang. Saat itu,


keperawatan mengalami kemajuan pesat. Hal tersebut dapat dilihat
pada masa pemerintahan Lord Constantine, yang mendirikan
Xenodhoeum atau hospes (latin). Yaitu, tempat penampungan orang
sakit yang membutuhkan pertolongan pertama atau perawatan. Pada
zaman ini, didirikan rumah sakit di Roma yaitu Monastic Hospital.

b. Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Islam

Tepatnya pada pertengahan abad VI Masehi, agama Islam mulai


berkembang. Pengaruhi Islam terhadap dunia keperawatan tak dapat
dilepaskan dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam
menyebarkan Agama Islam.
Setelah itu, abad VII Masehi, ilmu pengetahuan tentang ilmu pasti,
kimia, dan obat-obatan mengalami kemajuan pesat di Jazirah Arab.
Pada masa itu, mulai muncul prinsip dasar merawat kesehatan,
seperti pentingnya menjaga kebersihan diri, kebersihan makanan, dan
lingkungan. Toko keperawatan yang terkenal dari Arab adalah Rafida.

c. Sejarah Keperawatan Masa Kekuasaan

Orientasi dan struktur masyarakat mengalami perubahan pada awal


abad XVI. Dari orientasi kepada agama beralih kepada kekuasaan,
seperti perang, eksplorasi kekayaan alam, dan kolonialisme.

Saat itu, terjadi kemunduran dalam perkembangan keperawatan.


Gereja dan tempat ibadah lainnya ditutup. Dampaknya, tenaga
perawat berkurang drastis. Namun, kebutuhan orang sakit untuk
segera mendapatkan pertolongan terus meningkat. Akibatnya, bekas
perempuan tuna Susila dijadikan sebagai perawat.

Keperawatan mulai berkembang lagi dengan adanya prang salib.


Untuk menolong korban perang, dibutuhkan banyak tenaga sukarela
sebagai perawat. Mereka terdiri dari anggota kelompok agama,
perempuan yang ikut suaminya berperang, dan tentara yang bertugas
merangkap sebagai perawat.

d. Perkembangan Keperawatan di Inggris

Ini berkaitan dengan toko keperawatan dunia, Florence Nightingale,


yang membuka jalan perkembangan ilmu keperawatan di dunia.
Nightingale lahir dari keluarga kaya dan terhormat pada tahun 1820 di
Flonce, Italia. Setahun setelah kelahirannya, keluarganya Kembali ke
Inggris.

Di Inggris, Nightingale mendapatkan pendidikan sekolah yang baik.


Dia mampu menguasai 3 bahasa sekaligus, antara lain Perancis,
Jerman, dan Italia. Pada usia 31 tahun, dia mengikuti kursus
pendidikan perawat di Keiserswerth (Italia) dan Liefdezuster (Paris).
Setelah mengenyam pendidikan, dia pun kembali ke Inggris.

Pada saat perang Krimea (Crimean War) di Rusia tahun 1854,


Nightingale bersama dengan 38 perawat lainnya dikirim untuk
membantu korban perang. Sejak saat itulah, terjadi perubahan besat
dalam bidang keperawatan. Nightingale menghidupkan kembali
konsep penjagaan rumah sakit dan kiat-kiat keperawatan.

Sekembalinya Nightingale ke London, dia mendapatkan banyak


apresiasi dari tokoh-tokoh masyarakat. Dia juga membangun sekolah
perawat khusus untuk perempuan yang pertama. Sekolah didirikan di
lingkungan rumah sakit St. Thomas Hospital, London. Dunia
kesehatan pun menyambut baik pembukaan sekolah perawat
tersebut.

Pada tahun 1860, dia juga menulis buku Notes on Nursing. Buku


setebal 136 halaman itu menjadi acuan kurikulum di sekolah yang
didirikan oleh Nightingale dan sekolah keperawatan lainnya.

(lihat modul sejarah keperawatan)

3. Sejarah Keperawatan di Indonesia

Perkembangan keperawatan di Indonesia dimulai sejak masa


penjajahan Belanda. Pada masa kolonial Belanda, perawat dari
penduduk pribumi yang disebut Verpleger. Pada tahun 1819, didirikan
Rumah Sakit Stadverband di Jakarta. Setelah itu, tahun 1919, rumah
sakit itu pindah ke Salemba dan berubah nama menjadi RS Cipto
Mangunkusumo (RSCM). Tahun selanjutnya, berdiri pula rumah sakit
lainnya dan bersamaan dengan itu, sekolah-sekolah perawat juga ikut
didirikan.

Perkembangan keperawatan mengalami maju-mundur hingga tahun


1972. Tepatnya tanggal 17 April, lahirlah organisasi profesi Bernama
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta. Semakin
terus berkembang pesat, pada tahun 1985, resmi dibuka pendidikan
S1 Keperawatan dengan nama Program Studi Ilmu Keperawatan
(PSIK) di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI).
Dengan begitu, UI dapat dikatakan sebagai perguruan tinggi
keperawatan pertama di Indonesia.

Sejak saat itulah, PSIK-UI telah berhasil menghasilkan tenaga


perawat tingkat sarjana hingga tahun 1992 dikeluarkan UU No. 23.
Undang-undang tersebut mengakui tenaga keperawatan sebagai
profesi. Dan pada 15 November 1995, PSIK diresmikan menjadi
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) hingga
saat ini.

Filsafat Keperawatan Merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia


dan esensi keprawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek
keperawatan. Hakekat manusia sebagai makhluk biopsikososio dan spritual,
pada hakekatnya keperawatan merupakan suatu ilmu dan kiat, profesi yang
berorientasi pada pelayanan, memiliki tingkat klien(individu,
keluarga,kelompok dan masyarakat) serta pelayanan yang mencakup seluruh
rentang pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Adapun hakekat
keperawatan adalah sebagai berikut:  Sebagai ilmu dan seni, merupakan
suatu ilmu yang didalam aplikasinya lebih kearah ilmu terapan.  Sebagai
profesi yang berorientasi kepada pelayanan mengatasi umtuk membantu
manusia mengatasi masalah sehat dan sakit dalam kehidupan untuk mencapai
kesejahteraan.  Sebagai pelayanan kesehatan yang memiliki tiga sasaran,
diantaranya individu, keluarga dan masyarakat sebagai klien.  Sebagai
Kolaborator dengan tim kesehatan lainnya. Denagn memiliki program
pembinaan kesehatan, pencegahan penyakit, penentuan diagnosis dini
penyembuhan serta rehabilitasi dan pembatasan kecacatan.

Sedangkan esensinya yang meliputi:  Memandang pasien sebagai makhluk


yang utuh (holistik) yang harus dipenuhi segala kebutuhannya baik
biospikososio dan spritual yang diberikan secara komprensif dan tidak bisa
dilakuakn secara sepihak atau sebagian dari kebutuhannya.  Bentuk
pelayanan keperawatan harus diberikan secara langsung dengan
memperhatikan aspek kemanusiaan. Setiap orang berhak mendapatkan
keperawatan tanpa memandang perbedaaan suku, kepercayaan, status sosial,
agama dan ekonomi.  Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian
integral dari sistem pelayanan kesehatan mengingat perawat bekerja dalam
lingkup tim kesehatan bukan sendiri-sendiri.  Pasien adalah mitra aktif
dalam pelayanan kesehatan bukan sebagai penerima jasa yang pasif.

E. Relevansi Filsafat Ilmu Dengan Keperawatan Falsafah keperawatan


adalah keyakinan dasar tentang pengetahuan keperawatan yang mengandung
pokok pemahaman biologis manusia dan perilakunya dalam keadaan sehat
dan sakit terutama berfokus kepada respons mereka terhadap situasi. Falsafah
Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.
Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu
kebutuhan manusia bio-psiko-sosialspiritual. Kegiatan keperawatan
dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam arti menghargai dan
menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta,
menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia. Keperawatan bersifat
universal dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna
kulit, etik, agama, aliran politik, dan status sosial ekonomi. Falsafah
keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas,
serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasakan pada
alasan logis daripada metoda empiris. Falsafah keperawatan adalah dasar
pemikiran yang harus dimiliki perawat sebagai kerangka dalam berfikir,
pengambilan keputusan dan bertindak yang diberikan pada klien dalam
rentang sehat sakit, yang memandang manusia sebagai mahluk yang holistic,
yang harus dipenuhi kebutuhan biologi, psikologi, social, cultural 6 dan
spiritual melalui upaya asuhan keperawatan yang komprehensif, sistematis,
logis, dengan memperhatikan aspek kemanusiaan bahwa setiap klien berhak
mendapatkan perawatan tanpa membedakan suku, agama, status social dan
ekonomi. Perbedaan falsafah keperawatan dengan falsafah dari disiplin ilmu
lainnya Falsafah keperawatan memandang manusia secara holistic sehingga
harus dipenuhi kebutuhannya secara utuh/ holistic dan komprehensif juga.
Hal ini tidak ditemukan pada falsafah profesi yang lain. Esensi keperawatan
memandang bahwa pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan
kesehatan. Contohnya:  Ketika klien sakit fisik maka tidak menutup
kemungkinan untuk sakit psikisnya juga, keluarga klien ikut merasakan sakit
karena harus menunggui anggota keluarganya yang sakit, sehingga secara
ekonomi, peran atau pungsi keluarga, ikut terganggu. Selain itu komunitas
tempat keluarga tinggal juga dapat terpengaruhi jika keluarga tersebut
memiliki peran yang besar di komunitasnya.  Pada pasien yang menderita
penyakit stadium terminal yang menurut terapi medis sulit disembuhkan dan
tergantung dari alat untuk menopang hidupnya, maka dalam asuhan
keperawatan juga masih tetap dapat dijalankan melalui banyak cara, seperti
terapi religious, tetap memanusiakan manusia, mengikutsertakan keluarga
dalam mempersiapkan kematian dll.

PARADIGMA KEPERAWATAN

Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat
ini paradigma keperawatan masih berdasarkan 4 komponen yang diataranya
manusia, keperwatan, kesehatan dalam rentang sehat sakit dan lingkungan.
Sebagai disipin ilmu, keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai
profesi yang mandiri seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi
kesehatan sehingga paradigma keperawatan akan terus berkembang. Ritzer
dalam zamroni, membuat pengertian tentang paradigma yaitu pandangan
yang mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan
yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu
pengetahuan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan, dalam suatu cabang
ilmu pengetahuan dimungkinkan terdapat beberapa paradigma. Artinya
dimungkinkan terdapatnya beberapa komunitas ilmuwan yang masing-
masing berbeda titik pandangnya tentang apa yang menurutnya menjadi
pokok persoalan yang semestinya dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu
pengetahuan tersebut. Paradigma keperawatan menurut Gaffar, 1997, adalah
cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi
makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang
ada dalam keperawatan. Dengan demikian paradigma keperawatan berfungsi
sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan yang
bersifat professional.

Komponen Paradigma Keperawatan

1. Konsep manusia Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai


salah satu fokus dari pelayanan keperawatan.manusia bertindak sebagai klien
dalam konteks paradigma keperawatan ini bersifat individu, kelompok dan
masyarakat dalam suatu sistem. Sistem tersebut dapat meliputi: a. Sistem
terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan baik
fisik, psikologis, sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada
manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar. b.
Sistem adaptif, manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di
lingkungannya yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan
maladaftif. 9 c. Sistem personal, interpersonal dan social, manusia memiliki
persepsi, pola kepribadian dan tumbuh kembang yang berbeda.

2. Konsep keperawatan Konsep ini adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan


yang bersifat profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang
dapat ditunjukkan kepada individu, keluarga atau masyarakat dalam rentang
sehat sakit. Dengan demikian konsep ini memandang bahwa bentuk
pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk pemberian
asuhan keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu,tidak mau dan tidak
tahu dalam proses pemenuhan kebutuhan dasar.

3. Konsep sehat sakit Komponen ini memandang bahwa keperawatan itu


bahwa bentuk pelayanan yang diberikan pada manusia dalam rentang sehat
sakit. Konsep Sehat (Travis and Ryan, 1998) a. Sehat merupakan pilihan,
suatu pilihan dalam menentukan kesehatan b. Sehat merupakan gaya hidup,
disain gaya hidup menuju pencapaian potensial tertinggi untuk sehat c. Sehat
merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah putus,
kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen, “here and now.” d.
Sehat efisien dalam mengolah energi, energi yang diperoleh dari lingkungan,
ditransfer melalui manusia, dan disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan
sekitar. e. Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusia
lakukan, pikirkan, rasakan dan percaya akan mempengaruhi status kesehatan.
f. Sehat adalah penerimaan terhadap diri. Keyakinan klien terhadap kesehatan
bergantung pada beberapa faktor antara lain persepsi tentang tingkat sehat, 10
faktor-faktor yang dapat di modifikasi seperti demografi(misal jenis dan
tempat perumahan), kepribadian, dan persepsi terhadap keuntungan yang
dapat diperoleh dari perilaku sehat yang positif. Faktor pengaruh stasus
kesehatan, antara lain: a. Perkembangan Status kesehatan dapat dipengaruhi
oleh faktor perkembangan yang mempuyai arti bahwa perubahan status
kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia. b. Sosial dan Kultural Hal ini
dapat juga mempengaruhi proses perubahan bahan status kesehatan seseorang
karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat
menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan. c. Pengalama Masa Lalu
Hal ini dapat mempegaruhi perubahan status kesehatan,dapat diketahiu jika
ada pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalamam kesehatan
yang buruk sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutya. d.
Harapan seseorang tentang dirinya Harapan merupakan salah satu bagian
yang penting dalam meningkatkan perubahan status kesehatan kearah yang
optimal. e. Keturunan Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status
kesehatan seseorang mengingat potensi perubahan status kesehatan telah
dimiliki melalui faktor genetik. f. Lingkungan Lingkungan yang dimaksud
adalah lingkungan fisik. g. Pelayanan Pelayanandapat berupa tempat
pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat mempengaruhi status kesehatan
11

4. Konsep lingkungan Paradigma keperawatan dalam konsep lingkungan ini


adalah memandang bahwa lingkungan fisik, psikologis, sosial, budaya dan
spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia selama pemberian
asuhan keperawatan dengan meminimalkan dampak atau pengaruh yang
ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.
1. Manusia
Di dalam paradigma keperawatan, manusia dipandang sebagai individu yang utuh dan juga kompleks atau disebut sebagai
makhluk holistik. (keseluruhan) Komponen ini terdiri dari bio-psiko-sosio-spiritual. Manusia dapat bertindak dan juga
berperilaku baik secara verbal maupun nonverbal.
Bahkan di dalam suatu kondisi terkadang dalam memenuhi kebutuhannya mereka membutuhkan pertolongan. Jika
mereka tidak dapat melakukannya, bisa jadi mereka akan mengalami stres.
Hal ini kemudian dijadikan dasar pernyataan bahwa perawat yang profesional  harus berhubungan dengan seseorang
yang tidak dapat menolong dirinya dalam memenuhi kebutuhannya dan dalam hal ini, manusia dipandang sebagai individu
yang utuh dan kompleks (makhluk holistik) yang tidak bisa dipisah-pisahkan.
Perspektif di dalam keperawatan yang menjelaskan bahwa manusia merupakan pribadi-pribadi dan bukan objek
merupakan konseptualisasi keperawatan mengenai manusia yang dapat dibuktikan melalui berbagai model keperawatan
mengenai manusia, penghargaan terhadap manusia, dan juga perasaan sebagai manusia yang sudah berlaku sejak lama.
2. Kesehatan
Komponen paradigma keperawatan yang kedua adalah kesehatan. Untuk dapat dengan mudah memahami mengenai
konsep sehat, harus dimulai dengan bagaimana seseorang dapat melihat dan mengartikan apa itu sehat secara luas.
Sehat secara luas diartikan sebagai paradigma sehat.
Paradigma sehat merupakan cara pandang dan juga pola pikir yang dimiliki seseorang mengenai kesehatan yang bersifat
holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor
yang secara dinamis dan lintas sektoral.
Hal tersebut dapat berorientasi terhadap peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap penyakit agar tetap
sehat dan bukan hanya memperhatikan aspek penyembuhan yang sakit saja.
Perlu diketahui bahwa pada umumnya, masyarakat beranggapan bahwa sehat adalah tidak sakit. Artinya apabila tidak
ada gejala penyakit yang terasa, maka tubuh kita sehat. Padahal pendapat tersebut kurang tepat, karena ada beberapa
penyakit yang tidak menimbulkan gejala, dan setelah cukup parah, baru menimbulkan gejala, misalnya kanker dan lain
sebagainya.
Komponen paradigma tentang sehat dan kesehatan dapat berkembang menjadi suatu pemahaman yakni “terciptanya
suatu kondisi fisik dan psikologis seseorang yang bebas dari tanda dan juga keluhan akibat terjadinya masalah
kesehatan di mana orang tersebut dapat memperlihatkan kinerja aktif, dinamis, efektif, dan kemampuan menyesuaikan
diri terhadap tantangan dan ancaman yang datang dan memiliki kemampuan untuk mempertahankan fisik, psikologis,
sosial, dan spiritual secara seimbang”.
3. Lingkungan
Komponen lingkungan ini diartikan sebagai seluruh kondisi dan pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan suatu organisme yang secara umum dibedakan menjadi dua:
 Lingkungan fisik, yakni lingkungan alamiah yang terdapat di sekitar manusia. Lingkungan fisik ini misalnya cuaca,
musim, letak geografis, dan lain sebagainya.
 Lingkungan non-fisik, lingkungan yang muncul akibat adanya interaksi antarmanusia yang meliputi sosial budaya,
nilai, norma, adat istiadat, dan lainnya.
4. Keperawatan
Komponen keperawatan merupakan suatu komponen yang berarti bentuk layanan kesehatan profesional yang saat ini
disebut sebagai seni dan ilmu yang mencakup berbagai aktivitas, konsep, dan keterampilan yang berhubungan dengan
berbagai disiplin ilmu lain.
Keperawatan memiliki fungsi yang unik, yaitu membantu individu, baik sehat maupun sakit. Fungsi ini ditampilkan dengan
melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan, penyembuhan penyakit, dan membantu klien mendapatkan
kematian yang damai. Hal ini dilakukan untuk membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin.
Sesuai dengan kesepakatan lokakarya keperawatan nasional tentang konsep keperawatan yaitu keperawatan  bagian
integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan.
Maka layanan ini berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan untuk individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan masyarakat
Layanan keperawatan adalah bagian yang tak bisa dipisahkan dari profesi kesehatan dalam memberi layanan kesehatan
kepada pasien. Sebagai bagian dari layanan kesehatan, kedudukan perawat dengan profesi kesehatan lain misalnya
dokter adalah sama yaitu sebagai mitra. Sehingga harus diiringi dengan pengakuan dan penghormatan terhadap profesi
tersebut.
Contoh Paradigma Keperawatan
Sebuah insiden yang terjadi di IGD rumah sakit jiwa dengan masalah pasien mencederai diri sendiri dengan melukai
nadinya. Pasien dalam kondisi tidak mau ditinggalkan keluarganya dan saat dilakukan pelayanan kesehatan, keluarga
meminta perawat agar dapat menemani pasien karena khawatir pasien tidak bisa tenang.
Sementara itu, dokter di IGD meminta perawat membawa keluarga ke luar ruangan sehingga perawat dihadapkan
dengan dua pilihan, yaitu pilihan mengikuti dokter atau keinginan pasien dan keluarga.
Di ruang IGD, orang terdekat pasien adalah keluarga, yang bisa memberi ketenangan dan mengurangi rasa kecemasan di
IGD RSJ. Sesuatu dengan konsep teori adaptasi Calista Roy, suatu sistem manusia dapat digambarkan dengan istilah
input, proses kontrol, dan umpan balik, sehingga pasien diberi waktu untuk proses adaptasi kedekatan dengan keluarga
untuk mengurangi kegelisahan.
Akhirnya yang terjadi, pasien dan keluarganya yang meminta menunggu bersikap bahwa keluarga pasien boleh menunggu
di dalam ruangan sesuai teori keperawatan humanistik oleh Paterson dan Zderat, bahwa manusia dipandang dari
kerangka kerja eksistensial melalui berbagai pilihan dan manusia dalam hal ini pasien boleh memilih apa yang akan
dilakukan untuk dirinya demi kenyamanan, meskipun tidak sesuai dengan standar operating prosedur di rumah sakit jiwa
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai