Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEBIDANAN KOMUNITAS II

EKOLOGI MANUSIA DAN PERILAKU MANUSIA SERTA CULTUR


AWERNES

Dosen : Junaeda Rasyad, SKM., M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 4 :

Nurmuthi'ah Fathinah (105121100320)


Inriani (105121101220)
Nurbiah (105121100920)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN 2022

pg. 1
KATA PENGANTAR
‫الرحِيم‬ َّ ِ ‫ِب ْس ِم هَّللا‬
َّ ‫الر ْح َم ِن‬

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang karena atas rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Ekologi Manusia dan Perilaku Manusia serta Cultur Awernes”
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas makalah program
studi D3 Kebidanan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Tak lupa pula kami menyampaikan salam dan sholawat semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai Rasul
pilihan yang diutus untuk menyempurnakan agama terdahulu yang patut
dijadikan suri tauladan dalam kehidupan.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa
adanya bimbingan, arahan, bantuan dan dorongan baik moril maupun
materil dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut maka kami
hendak mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya dan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang membantu demi
terselesaikannya makalah ini, terkhusus kepada Junaeda Rasyad, SKM.,
M.Kes selaku dosen MatKul Kebidanan Komunitas II yang telah memberikan
tugas makalah ini, sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi para pembaca maupun bagi kami penulis.
Terakhir kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekurangan yang ada di dalamnya, olehnya itu kami
berharap makalah ini menjadi acuan bagi kami untuk perbaikan dimasa
mendatang. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.....

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

pg. 2
Makassar, 19 Oktober 2022

Kelompok 4

pg. 3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................................1
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................5
A. Latar Belakang....................................................................................................5
B. Tujuan Penulisan...............................................................................................6
C. Manfaat Penulisan.............................................................................................6
D. Metode Penulisan..............................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................8
A. Tinjauan mengenai perubahan.......................................................................8
B. Tinjauan mengenai perilaku..........................................................................11
C. Perubahan Perilaku........................................................................................13
D. Proses Perubahan Perilaku..........................................................................16
E. Langkah merancang proses perubahan perilaku...................................18
BAB III PENUTUP.............................................................................................................19
Kesimpulan...................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................20

pg. 4
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang
dinamik serta tidak dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari
keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada pertumbuhan dan tidak
ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan, kebingungan
dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan
perubahan pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat implicit dan
eksplisit atau bersifat tertutup dan terbuka. Kenyataan ini penting
khususnya dalam kepemimpinan dan manajemen. Pemimpin secara
konstan mencoba menggerakkan sistem dari satu titik ke titik lainnya
untuk memecahkan masalah. Maka secara konstan pemimpin
mengembangkan strategi untuk merubah orang lain dan memecahkan
masalah.
Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus)
dan respon (Skinner, cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi
dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kognitif diukur dari
pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan (keterampilan).
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain guru, orang tua,
teman, buku, media massa (WHO 1992). Menurut Notoatmojo (1993),
pengetahuan merupakan hasil dari tabu akibat proses pengindraan
terhadap suatu objek. Pengindraan tersebut terjadi sebagian besar dari
penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan yang cakap dalam koginitif
mempunyai enam tingkatan, yaitu : mengetahui, memahami,
menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan evaluasi.

pg. 5
Dalam promosi kesehatan perubahan perilaku merupakan hal yang
penting karena untuk mengetahui sejauh mana promosi kesehatan yang
diberikan berjalan efektif. Keberhasilan suatu promosi kesehatan dapat
di nilai dari perubahan perilaku dari penerima promosi kesehatan.
Olehnya, makalah ini membahas perubahan perilaku secara spesifik dan
proses perubahan perilaku.
B. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Diketahuinya Ekologi Manusia dan Perilaku Manusia serta
Cultur Awernes.
b. Tujuan Khusus
Diketahuinya Ekologi Manusia dan Perilaku Manusia serta
Cultur Awernes terkhusus perubahan perilaku dan proses perubahan
perilaku.
C. Manfaat Penulisan
a. Secara Teori
Hasil penulisan makalah ini dapat memberikan sumbangan
disiplin ilmu kebidanan dan tidak menutup kemungkinan disiplin ilmu
lainnya.
b. Secara Praktis
1) Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai sumber bacaan atau referensi untuk
meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya dalam
memahami Ekologi Manusia dan Perilaku Manusia serta Cultur
Awernes terkhusus perubahan perilaku dan proses perubahan
perilaku.
2) Bagi Penulis

pg. 6
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan secara langsung
ataupun tidak langsung sekaligus penanganan dalam
menerapkan ilmu yang diperoleh, serta menambah wawasan
keilmuan dan menjadi sarana pengembangan diri melalui
penulisan makalah dan merupakan pengalaman berharga bagi
penulis.
3) Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan dan informasi ke masyarakat
tentang Ekologi Manusia dan Perilaku Manusia serta Cultur
Awernes terkhusus perubahan perilaku dan proses perubahan
perilaku.
D. Metode Penulisan
a. Studi Kepustakaan
Yaitu dengan membaca buku-buku, mempelajari literatur,
megambil data dari referensi yang resmi baik dari buku ataupun dari
internet seperti dari e-book digital, jurnal, artikel dan mempelajari
literatur-literatur lainnya yang berhubungan dengan Ekologi Manusia
dan Perilaku Manusia serta Cultur Awernes terkhusus perubahan
perilaku dan proses perubahan perilaku.
b. Diskusi
Diskusi dengan teman-teman kelompok maupun pembimbing
dosen mata kuliah Kebidanan Komunitas II serta sumber lain yang
menunjang.

pg. 7
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tinjauan mengenai perubahan


1. Pengertian perubahan
Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya
peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status
yang bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang ada. Banyak definisi pakar tentang berubah, dua
diantaranya yaitu :
a. Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat
sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya
(Atkinson,1987)
b. Berubah merupakan proses yang menyebabkan perubahan
pola perilaku individu atau institusi (Brooten,1978)
2. Teori-teori perubahan
a. Teori Redin
Menurut Redin sedikitnya ada empat hal yang harus di
lakukan seorang manajer sebelum melakukan perubahan,
yaitu:
1) Ada perubahan yang akan dilakukan
2) Apa keputusan yang dibuat dan mengapa keputusan itu
dibuat
3) Bagaimana keputusan itu akan dilaksanakan
4) Bagaimana kelanjutan pelaksanaannya
Redin juga mengusulkan tujuh teknik untuk mencapai
perubahan:
1) Diagnosis
2) Penetapan objektif bersama

pg. 8
3) Penekanan kelompok
4) Informasi maksimal
5) Diskusi tentang pelaksanaan
6) Penggunaan upacara ritual
Intervensi penolakan tiga teknik pertama dirancang bagi orang-
orang yang akan terlibat atau terpengaruh dengan perubahan.
Sehingga diharapkan mereka mampu mengontrol perubahan
tersebut.
b. Teori Lewin
Lewin mengatakan ada tiga tahap dalam sebuah
perubahan, yaitu:
1) Tahap Unfreezing
Masalah biasanya muncul akibat adanya
ketidakseimbangan dalam sistem.
2) Tahap Moving
Pada tahap ini perawat berusaha mengumpulkan
informasi dan mencari dukungan dari orang-orang yang
dapat membantu memecahkan masalah.
3) Tahap Refreezing
Setelah memiliki dukungan dan alternatif pemecahan
masalah perubahan diintegrasikan dan distabilkan sebagai
bagian dari sistem nilai yang dianut. Tugas perawat sebagai
agen berubah berusaha mengatasi orang-orang yang
masih menghambat perubahan.
c. Teori Lippitt
Teori ini merupakan pengembangan dari teori Lewin. Lippitt
mengungkapkan tujuh hal yang harus diperhatikan seorang
manajer dalam sebuah perubahan yaitu:
1) Mendiagnosis masalah
2) Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah
3) Mengkaji motivasi dan sumber-sumber agen

pg. 9
4) Menyeleksi objektif akhir perubahan
5) Memilih peran yang sesuai untuk agen berubah
6) Mempertahankan perubahan
7) Mengakhiri hubungan saling membantu
d. Teori Rogers
Teori Rogers tergantung pada lima faktor yaitu:
1) Perubahan harus mempunyai keuntungan yang
berhubungan
2) Perubahan harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada
3) Kompleksitas
4) Dapat dibagi
5) Dapat dikomunikasikan
e. Teori Havelock
Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan
menekankan perencanaan yang akan mempengaruhi
perubahan. Enam tahap sebagai perubahan menurut
Havelock.
1) Membangun suatu hubungan
2) Mendiagnosis masalah
3) Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan
4) Memilih jalan keluar
5) Meningkatkan penerimaan
6) Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri
6. Teori Spradley
Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus
secara konstan dipantau untuk mengembangkan hubungan
yang bermanfaat antara agen berubah dan sistem berubah.
Berikut adalah langkah dasar dari model Spradley:
1) Mengenali gejala
2) Mendiagnosis masalah
3) Menganalisa jalan keluar

pg. 10
4) Memilih perubahan
5) Merencanakan perubahan
6) Melaksanakan perbahan
7) Mengevaluasi perubahan
8) Menstabilkan perubahan

B. Tinjauan mengenai perilaku


1. Pengertian perilaku
Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang
(stimulus) dan respon (Skinner, cit. Notoatmojo 1993). Perilaku
tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap
psikomotor dan tindakan (ketrampilan).
Perilaku adalah seperangkat perbuatan atau Tindakan
seseorang dalam melakukan respon seseorang dalam melakukan
respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena
adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada dasarnya terdiri
dari komponen kognitif, afektif dan psikomotor.
2. Factor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang
Beberapa factor yang dapat mempengaruhi perilaku salah
satunya adalah nila. Secara etimologi “nilai” suatu sifat atau hal yang
penting atau berguna bagi kehidupan manusia. Dari sisi psikologis
manusia dipengaruhi oleh pikirannya. Hasil olah piker manusia itulah
yang memotivasi perilaku manusia. Sedangkan menurut faham
psikoanalisis, perilaku manusia dipengaruhi oleh mentalitas manusia
tersebut.
Dari sudut pandang metafisik, dipahami bahwa tindakan
manusia itu dipengaruhi oleh cara berpikir manusia tersebut,
keinginan atau dorongan hati yang mempengaruhi akal ppikir dan
kemudian menggerakkan manusia untuk berbuat atau bertindak.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang,
sebagian terletak di dalam individu sendiri yang disebut faktor intern

pg. 11
yaitu keturunan dan motif. Sedangkan sebagian terletak diluar dirinya
yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan.
Azwar (1995) menyatakan bahwa sekalipun diasumsikan
bahwa sikap merupakan predisposisi evaluasi yang banyak
menentukan cara individu bertindak, akan tetapi sikap dan tindakan
seringkali jauh berbeda. Hal ini karena tindakan nyata ditentukan
tidak hanya oleh sikap, akan tetapi oleh berbagai faktor eksternal
lainnya. Sikap tidaklah sama dengan perilaku, dan perilaku tidaklah
selalu mencerminkan sikap seseorang, sebab seringkali terjadi
bahwa seseorang memperlihatkan tindakan yang bertentangan
dengan sikapnya. Sikap seseorang dapat berubah dengan
diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut, melalui
persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono 1993).
3. Factor-faktor pembentuk perilaku
Prilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain:
a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud
dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai,
dan sebagainya.
b. Faktor-faktor pendukung ( enebling factors), yang terwujud
dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-
fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas,
obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
c. Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud
dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain,
yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang
kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi,
dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan.
Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para
petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan
memperkuat terbentuknya perilaku.

pg. 12
4. Bentuk perilaku
Berdasarkan respons organisme yang ditimbulkan, bentuk
perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Perilaku pasif
Perilaku pasiif adalah respons internal yang terjadi di dalam diri
manusia dan tidak bisa diamati secara alngsung atau dilihat oleh
orang lain misalnya pengetahuan, sikap, berpikir dan tanggapan.
Contoh: seorang ibu tahu bahwa Air Susu Ibu adalah makanan
terbaik bagi bayi. Contoh lain seorang remaja mengingatkan
temannya untuk tidak sering konsumsi fast food meskipun dia
sering makan fast food. Dari contoh pertama menunjukkan si ibu
mengetahui tentang keunggulan ASI. Pada contoh kedua,
menunjukkan bahwa remaja tersebut sudah mempunyai sikap
positif tentang fast food meskipun dia sendiri belum melakukan
secara nyata. Oleh sebab itu perilaku tersebut masih terselubung
disebut perilaku pasif atau perilaku tertutup (covert behavior).
b. Perilaku aktif
Perilaku aktif yaitu dapat diamati dan dilihat dengan jelas
secara langsung misalnya Tindakan, praktik. Contoh: seorang ibu
memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya sampai bayinya
berumur 6 bulan. Contoh kedua: seorang remaja tidak mau
mengonsumsi fast food dan lebih memilih nasi, lauk dan sayur.
Pada kedua contoh itu perilaku tersebut termasuk perilaku aktif
atau perilaku terbuka (overt behavior) yaitu perilaku yang dapat
diamati dan dilihat secara langsung.

C. Perubahan Perilaku
1. Karena Terpaksa (Compliance)
Hal yang perlu diketahui, tidak semua individu bisa menerima
informasi-informasi yang mereka butuhkan, apalagi suatu
pemaksaan dalam perubahan perilaku. Individu yang demikian
cenderung memberontak dan bahkan mungkin cenderung berfikir

pg. 13
negative terhadap pemaksaan perubahan perilaku yang diharapkan
adalah positif. Oleh karena itu cara perubahan perilaku ini cenderung
tidak efektif.
Contoh: seorang anak yang dipaksa orang tuanya untuk
menggosok gigi sehabis makan dan sebelum tidur, awalnya anak
tersebut tidak mau tapi lama-lama karena terpaksa dari orang
tuanya anak tersebut jadi mau sehingga terjadilah perubahan
perilaku anak tersebut, karena dipaksa oleh orang tuanya si anak
menjadi mau melakukannya.
Cara perubahan perilaku karena dipaksa dapat dilakukan dengan:
a. Mengeluarkan instruksi atau peraturan dan ancaman hukuman
jika tidak mentaati instruksi atau peraturan tersebut.
b. Dengan memberi imbalan
c. Dengan membuna hubungan baik
d. Dengan menunjukkan contoh-contoh
e. Dengan memberikankemudahan
f. Dengan menanamkan kesadaran dan motivasi
2. Karena Ingin Meniru (Identification)
Perubahan perilaku dengan cara meniru merupakan suatu cara
perubahan perilaku yang paling banyak terjadi. Seseorang
cenderung meniru Tindakan orang lain atau bahkan meniru apa yang
dia lihat tanpa mencerna apa yang dia lihat.
Contoh: seorang ibu yang baru saja melahirkan bayi, lalu ia
tidak tau bagaimana cara merawat tali pusat agar tidak terjadi infeksi
pada bayinya, lalu bidan mempraktekkan bagaimana cara merawat
tali pusat agar tidak infeksi dan akhirnya si ibu mulai meniru dan
melakukan sendiri bagaimana cara merawat tali pusat.
3. Karena Menghayati Manfaatnya (internalization)
Perubahan perilaku karena penghayatan ini cenderung dari
pengalaman pribadi individu tersebut atau bahkan mengadopsi dari
pengalaman orang lain. Seseorang yang merasa perilaku tersebut

pg. 14
pantas dan harus ada pada dirinya, maka dengan terbuka dia akan
melakukan perubahan perilaku dalam dirinya.
Contoh: seorang bapak yang merupakan perokok aktif sejak
usia muda menderita penyakit gangguan pernafasan dan paru-paru.
Setelah beberapa kali memeriksakan diri ke dokter dan dokter
tersebut meminta agar bapak tersebut tidak mempedulikan nasehat
dokter, dia tetap mengkonsumsi rokok. Ternyata penyakitnya
semakin parah dengan stadium lanjut. Kemudia bapak tersebut
teringat Kembali dengan saran dokter untuk berhenti merokok dan
akhirnya bapak tersebut menyadari bahwa dia memang harus
berhenti merokok. Setelah itu perlahan-lahan bapak tersebut
mencoba untuk berhenti merokok dan akhirnya berhasil dan
penyakitnya mulai berkurang.

Bentuk-bentuk perubahan perilaku


Bentuk perubahan perilaku sangat bervariasi, sesuai dengan
konsep yang digunakan oleh para ahli. Di bawah ini akan dipaparkan
bentuk-bentuk perubahan perilaku menurut WHO, dimana ada tiga
jenis perubahan perilaku yaitu:
1. Perubahan Alamiah (Natural Change). Bentuk perubahan perilaku
seperti ini disebabkan oleh kejadian alamiah. Contoh. Saat ini
terjadi perubahan lingkungan fisik, sosial dan ekonomi maka
anggota masyarakat yang ada di dalamnya akan mengalami
perubahan perilaku
2. Perubahan Terencana (Planned Change). Perubahan perilaku ini
terjadi karena memang direncanakan oleh subyek
3. Kesediaan Untuk Berubah (Readiness to Change). Setiap orang
mempunyai kesiapan yang berbeda untuk melakukan perubahan.
Sebagian orang dapat sangat cepat mau menerima perubahan
dan mampu dengan cepat melakukan perubahan. Dan sebagian
lagi mempunyai kesiapan yang lambat menerima perubahan

pg. 15
perilaku dan bahkan ada yang sangat lama dan tidak siap
menerima perubahan perilaku. Banyak faktor yang menyebabkan
kesiapan setiap orang untuk berubah itu berbeda. Hal ini
menyebabkan tidak semua orang mempunyai kesiapan yang
sama dalam menerima perilaku baru.

D. Proses Perubahan Perilaku


Berikut beberapa Langkah yang perlu diambil untuk merubah
perilaku;
1. Menyadari
Menyadari merupakan proses dimana seseorang membuta
identifikasi tentang apa/bagian mana yang diinginkan untuk diubah
dan mengapa perubahan tersebut diinginkan. Dalam hal ini perlu
diingat bahwa kesadaran tersebut harus menyatakan keinginan
bukan ketakutan.
Contoh: mahasiswa yang belajar di bidang Kesehatan
sebelumnya tidak peduli akan kebersihan diri dan perawatan
dirinya. Setelah belajar tentang pentingnya perawatan dan
kebersihan diri serta penyakit yang dapat ditimbulkan jika tidak
adanya personal hygiene, maka siswa tersebut mulai peduli
dengan Kesehatan dirinya, kemudian dia akan mengaplikasikan
bagaimana cara merawat Kesehatan dirinya.
2. Mengganti
Setelah seseorang menyadari untuk merubah perilakunya,
maka proses selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengganti.
mengganti merupakan proses melawan bentuk keyakinan,
pemikiran dan perasaan yang diyakini salah.
Contoh: sebelum diketahui betapa pentingnya IMD dan
Bounding Attachment, ibu cenderung dipisahkan dengan bayinya
pasca melahirkan. Ini dimaksudkan agar sang bayi tidak
mengganggu istirahat ibu pasca persalinan. Akan tetapi, saat ini
tidak lagi, sebisa mungkin bidan atau tenaga Kesehatan lain yang

pg. 16
menolong persalinan akan berusaha untuk terciptanya IMD dan
Bounding Attecment. ini dilakukan karena sangat penting
terciptanya keterikatan hubungan emosional ibu dan bayi segera
setellah persalinan dan juga mengingat betapa besarnya
keuntungan IMD bagi ibu dan bayinya.
3. Mengintropeksi
Mengintropeksi merupakan proses dimana seseorang
membuat penilaian mengenai apa yang sudah diraih dan apalagi
yang perlu untuk dilakukan. Disamping itu intropeksi juga berguna
untuk mendeteksi kadar self-excusing.
Contoh: seorang ibu yang hamil anak keduanya, dia akan
cenderung mengingat pengalaman hamil sebelumnya. Dia akan
mencoba memperbaiki perilakunya saat hamil agar kehamilannya
kali ini sama dengan kehamilan sebelumnya. Contoh lain: jika
sebelumnya seorang ibu melahirkan bayi premature maka pada
kehamilannya yang selanjutnya dia akan mencari penyebab dan
memperbaiki pola perilakunya saat kehamilan ini agar anaknya
lahir dengan keadaan aterm.
Proses perubahan perilaku menurut Lewin (1951) mengemukakan
teori perubahan “Unfreezing to refreezing” yang berlangsung dalam
lima tahap berikut:
1. Fase pencairan (the unfreezing phase)
Individu mulai mempertimbangkan penerimaan terhadap
perubahan. Dalam keadaan ini ia siap menerima perubahan sikap
dasar, motivasi dan tingkah laku. Didalam masyarakat pada fase
ini, berada pada keadaan untuk mengubah kekuatan yang
mempengaruhi proses perumusan kebijaksanaan, partisipasi
masyarakat, dll.
2. Fase diangnosa masalah (problem diagnosis phase)

pg. 17
Individu mulai mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, baik yang
mendukung perlunya perubahan maupun menentang perubahan
itu.
3. Fase penetuan tujuan (goal setting phase)
Apabila masalahnya telah dipahami, maka individu
menentukan tujuannya sesuai dengan perubahan yang diterminya.
4. Fase tingkah laku baru (new behavior phase)
Pada fase ini individu mulai mencobanya dan membandingkan
dengan praktik-praktik yang telah dilakukan dan diharapkan.
5. Fase pembekuan ulang (the refreezing phase)
Apabila dianggap berguna, perubahan kemudian
diasimilasikan menjadi pola tingkah laku yang permanen,
misalnya: arti Kesehatan bagi kehidupan manusia dan cara-cara
pemeliharaan Kesehatan.

E. Langkah merancang proses perubahan perilaku


Beberapa Langkah yang dapat dilakukan dalam merancang
proses perubahan perilaku diantaranya:
1. Menentukan perilaku ideal
2. Mengenali dan menggambarkan kelompok prioritas
(demografis)
3. Menentukan metode penelitian formatif yang sesuai
4. Melakukan penelitian formatif dan menganalisa temuan
5. Menggambarkan kelompok prioritas lebih rinci
6. Mengidentifikasi determinan yang paling kuat
7. Menggambarkan kelompok yang berpengaruh
8. Menuliskan jembatan kegiatan
9. Memilih kegiatan-kegiatan intervensi
10. Menetapkan indicator untuk memantau efektifitas kegiatan
11. Melengkapi strategi perubahan perilaku
12. Menyusun rencana komunikasi perubahan perilaku

pg. 18
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia
merupakan hasil dari segala pengalaman serta interaksi manusia dengan
lingkungannya. Perilaku manusia terdiri dari beberapa factor-faktor yang
mempengaruhi perilaku manusia, sifat-sifat umum dan khusus perilaku
manusia, bentuk-bentuk perubahan perilaku dan macam-macam perilaku
manusia.

Factor yang mempengaruhi perilaku terdiri dari factor personal dan


situsional. Sifat-sifat umumnya terdiri dari pengamatan, perhatian, tanggap,
fantasi, ingatan, bberfikir, motif. Bentuk-bentuk perilakunyya yaitu,
perubahan alamiah, perubahan terencana, kesediaan untuk berubah. Begitu
juga macam-macam perilakunya yaitu perilaku refleks dan bersyarat.

Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa manusia itu unik dan
berbeda, dari perbedaan itu pula yang menyebabkan adanya interaksi social
diantara manusia. Teori-teori diatas juga menunjukkan pada kita bahwa
perilaku itu didorong dan diarahkan ketujuan. Mereka juga menunjukkan
pada kita bahwa perilaku yang ingin mencapai tujuan cenderung untuk
menetap. Terkadang manusia merasa nyaman dengan perbedaan tetapi ada
juga yang tidak merasa nyaman dalam perbedaan yang ada dikarenakan
lingkungan tempat manusia tersebut.

pg. 19
DAFTAR PUSTAKA

Walgito, bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta. CV. Andi


Offset

Widayatun, Tri Rusmi. 1999. Ilmu Perilaku. Jakarta. CV. Sagung Seto.

Kurniati (2016). Modul Kerangka Kerja Perubahan Perilaku. Denpasar.


Universitas Udayana

Sukraniti, dkk (2018). Bahan Ajar Konseling Gizi. Pusat Pendidikan Sumber
Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan. Kemenkes.

pg. 20

Anda mungkin juga menyukai