PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat harus mempunyai keterampilan dalam proses berubah. Keterampilan
pertama seorang perawat yaitu proses keperawatan. Perubahan pelayanan
kesehatan/keperawatan merupakan kesatuan dalam perkembangan dan perubahan
keperawatan di Indonesia. Bahkan, menjadi hal yang aneh atau tidak semestinya terjadi,
apabila masyarakat umum dan lingkungannya terus-menerus berubah, sedangkan
keperawatan yang merupakan bagian masyarakat tersebut tidak berubah dalam menata
kehidupan profesi keperawatan. Perubahan adalah cara keperawatan mempertahankan diri
sebagai profesi dan berperan aktif dalam meng hadapi era global (milenium III dalam
Nursalam, 2014).
Masyarakat ilmuwan dan profesional keperawatan Indonesia melihat dan
mempersiapkan proses profesionalisasi pada era global ini bukan sebagai suatu ancaman
untuk ditakuti atau dihindari, tetapi merupakan tantangan untuk berupaya lebih keras
memacuproses profesionalisasi keperawatan di Indonesia serta menyejajarkan diri dengan
keperawatan di negara-negara lain. Mewujudkan keperawatan sebagai profesi di Indonesia
bukan hanya sekadar perjuangan untuk membela nasib para perawat yang sudah lama
kurang mendapat perhatian. Namun lebih dari itu, upaya ini dilakukan untuk memenuhi
hak masyarakat dalam mendapat asuhan keperawatan yang profesional (Nursalam, 2014).
Perubahan adalah hal yang pasti terjadi, termasuk di dalam konteks organisasi.
Perubahan terjadi karena yang menjalankan organisasi adalah manusia, dan manusia terus
berubah. Sering dikatakan satu hal yang pasti terjadi di dunia adalah perubahan.Berubah
merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan
keadaan sebelumnya (Atkinson,1987).Sonnenberg, dalam Managing With A Conscience:
How to Improve Performance Through Integrity, Trust, And Commitment (1994)
menyatakan bahwa di dunia ini perubahan terjadi setiap hari, sehingga menjalankan usaha
seperti biasa adalah merupakan resep yang dapat menjamin kegagalan. Agar berhasil,
perusahaan harus merangkul perubahan.
1
terjadi dalam lingkup yang kecil, tentang sesuatu yang kecil, dan perubahan yang kecil-
kecil ini terjadi secara terus menerus.
Perawat pelaksana menemukan peran bahwa mereka berubah beberapa kali dalam
satu hari. Kadang seorang perawat menjadi manajer, kadang menjadi perawat klinik,
kadang menjadi konsultan dan selalu dalam peran yang berbeda. Sebagai perawat
pelaksana maupun sebagai manajer keperawatan kita perlu membuat perubahan untuk
meningkatkan kesadaran dan keterlibatan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan. Perawat tentu saja berharap perubahan tersebut jangan sampai menimbulkan
konflik. Oleh karena itu, sebaiknya perawat perlu mengetahui teori-teori yang mendasari
perubahan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Perubahan ?
2. Apa saja Jenis Dan Proses Perubahan ?
3. Apa saja Teori- teori Perubahan ?
4. Apa saja Strategi Perubahan ?
5. Apa saja Tahap dan Pedoman Pengelolaan perubahan ?
6. Bagaimana Aplikasi Konsep perubahan dalam pelayanan keperawatan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari Perubahan
2. Mengetahui Jenis Dan Proses Perubahan
3. Mengetahui teori perubahan
4. Mengetahuistrategi perubahan
5. Mengetahui Tahap dan Pedoman Pengelolaan perubahan
6. Mengetahui pengaplikasian Konsep perubahan dalam pelayanan keperawatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Perubahan
Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari
status tetap (statis) menjadi statis yang bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang ada.
Banyak dfinisi tentang perubahan, diantaranya yaitu :
1. Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
berbeda dengan keadaan sebelumnya ( Atkinson,1987)
2. Berubah merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu
atau instuisi ( Brooten, 1987 ) .
Perubahan bisa terjadi setiap saat dan merupakan proses yang dinamik serta tidak
dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak
ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan,
kebingungan, kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan
pada orang lain.
Terdapat empat kategori umum perubahan sosial yang mempengaruhi peran
keperawatan, yaitu pergeseran menuju arah pengasuhan diri sendiri dan rasa tanggung
jawb seseorang terhadap kesehatan yang meliputi :
1. Pengaruh faktor-faktor lingkungan terhadap kesehatan
2. Pergeseran penekanan pelayanan kesehatan dengan lebih menekankan pada upaya
pencegahan gangguan kesehatan
3. Perubahan peran dari pemberi pelayanan kesehatan
4. Cara-cara baru pengambilan keputusan dalam bidang kesehatan yang memberikan
penerima pelayanan kesehatan tanggung jawab yang lebih besar dalam perencanaan
kesehatan.
3
2. Perubahan terencana
Perubahan terencana adalah perubahan yang telah direncanakan dan difikirkan
sebelumnya, secara umum perubahan ini adalah suatu proses di mana ada pendapat
baru yang dikembangkan dan dikomunikasikan kepada semua orang, walaupun
akhirnya akan diterima atau ditolak. Perubahan ini terjadi dalam rentag waktu yang
lama dan memiliki tujuan yang jelas. Perubahan terencana lebih mudah dikelola daari
pada perubahan tdak terencana yang terjadi pada perkembangan manusia, tanpa
persiapan, atau karena suatu ancaman.
Proses perencanaan terjadi karena adanya perubahan yang sangat kompeks dan
melibatkan interaksi banyak orang, faktor, dan tekanan. Perencanaan perubahan,
sebagaimana proses keperawatan, memerlukan suatu pemikiran yang matang tentng
keterlibatan individu atau kelompok. Penyelesaian masalah, pengambilan keputusan,
pemikiran kritis, pengkajian, dan efektifitas penggunaan keterampilan interpersonal
seperti kemampuan komunikasi, kalaborasi, dan persuasi adalah kunci dari perencanaan.
2. Normatif-Reedukatif
a. Dilandaskan pada asumsi bahwa motivasi manusia bergantung pada norma
sosiokultural dan komitmen individu terhadap norma ini
4
b. Norma sosiokultural didukung oleh sikap dan sistem nilai individu.
c. Pada pendekatan ini pengetahuan adalah kekuatan untuk berubah tatapi perubahan
menjadi proses yang panjang karena sikap dan nilai sulit diubah
3. Kekuasaan-Paksaan (Koersif)
a. Kekuasaan berada pada satu orang atau lebih yang berpengaruh
b. Pengaruh dapat melalui kekuasaan politis, kekayaan, status atau kemampuan
c. Pendekatan ini tidak menyangkal kecerdasan atau rasionalitas seseorang atau
pentingnya sikap, tetapi pendekatan ini mengakui kebutuhan. Menggunakan
kekuasaan untuk mencapai perubahan.
d. Pendekatan ini cenderung menimbulkan resistensi
e. Cara ini lebih baik diterima saat di kombinasikan dengan dua pendekatan lain.
f. Hati-hati penggunaan strategi ini apabila ada keinginan untuk mengembangkan
iklim keterbukaan terhadap perubahan.
5
perkembangan semula. Oleh karena itu, selalu diperlukan umpan balik dan kritik
yang membangun dalam upaya pembinaan yang terus-menerus dan berkelanjutan.
Tuntutan kebutuhan yang semakin meningkat menyebabkan perawat harus
berubah secara terencana dan terkendali. Salah satu teori perubahan yang dikenal
sebagai teori lapangan, (field theory) dengan analisis kekuatan medan (force field
analisys) dari Kurt Lewin(1951), dalam Ma’rifin (1997), menjelaskan ada
kekuatan untuk berubah (driving forces) dan kekuatan penghambat
(restrainingforce), perubahan terjadi apabila salah satu kekuatan lebih besar dari
yang lain.
Faktor pendorong terjadi perubahan terdiri atas kebutuhan dasar manusia
dan kebutuhan dasar interpersonal. Manusia memiliki kebutuhan dasar yang
tersusun berdasarkan hierarki kepentingan. Kebutuhan yang belum terpenuhi
akan memotivasi prilaku sebagaimana teori kebutuhan Maslow (1945). Di dalam
keperawatan.Faktor penghambat adalah segala sesuatu yang menghambat
terjadinya perubahan. Menurut New dan Couillard (1981), faktor-faktor
penghambat perubahan adalah adanya ancaman terhadap kepentingan pribadi,
adanya persepsi yang kurang tepat, reaksi psikologis, dan rendahnya rolernsi
untuk berubah.
Lewin juga (1951) mengidentifikasi beberapa hal dan alasan yang harus
dilakuakan oleh seorang manager dalam merencanakan suatu perubahan, yaitu :
1. Perubahan hanya dilaksanakan untuk alasan yang baik;
2. Perubahan harus secara bertahap;
3. Semua rencana harus direncanakan dan tidak secara draastis atau mendadak;
4. Semua individu yang terkena perubahan harus dilibatkan dalam perencanaan
perubahan.
Alasan perubahan Lewin tersebut diperkuat oleh pendapat Sullivan dan
Decker (1998) hanya ada alasan yang dapat diterapkan pada setiap situasi, yaitu;
1. Perubahan ditunjukan untuk menyelesaikan masalah,
2. Perubahan ditujan untuk membuat prosedur kerja lebih efisien
3. Perubahan ditujukan untuk mengurangi pekerjaan yang tidak penting.
6
perubahan dan lingkungan dimana perubahan, yaitu; kesadaran, keinginan, evaluasi,
mencoba, dan penerimaan atau dikenal juga sebagai awarness, interest, evaluation,
trial, adoption (AIETA).
Roger percaya bahwa proses penerimaan terhadap perubahan lebih kompleks dari
pada tiga tahap yang dijabarkan Lewin (1951). Setiap individu yang terlibat dalam
proses perubahan dapat menerima atau menolaknya. Meskipun perubahan dapat
diterima, mungkin saja suatu saat akan di tolak setelah perubahan tersebutt
diraasakan sebagai hal yang meghambat keberadaannya.
Roger mengatakan bahwa perubahan yang efektif bergantung pada individu yang
terlibat, tertarik, dan berupaya untuk selalu berkembang dan maju serta mempunyai
suatu komitmen untuk bekerja melaksanakannya.
7
yang tinggi dari semua orang yang terlibat didalamnya. Fokus perubahan dalam
tahap ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung dan
menghambat terhadap proses perubahan tersebut.
c. Mengkaji motifasi agen pembaru dan sarana yang tersedia.
Pada tahap ini, diperlukan suatu komitmen dan motivasi manajer dalam proses
perubahan. Pandangan manajer tentang perubahan harus dapat diterima oleh staf
dan dapat dipercaya. Manajer harus mampu menunjukkan motivasi yang tinggi
dan keseriusan dalam pelaksanaan perubahan dengan selalu mendengarkan
masukan-masukan dari staf dan selalu mencari solusi yang terbaik.
d. Menyeleksi tujuan perubahan
Perubahan harus sudah disusun sebagai suatu kegiatan secara operasional,
terorganisaasi, berurutan, kepada siapa perubahan akan berdampak, dan kapan
waktu yang tepat untuk dilaksanakan. Untuk itu diperlukan suatu target waktu
dan perlu dilakukan uji coba sebelum menentukan efektifitas perubahan.
e. Memilih peran yang sesuai dilaksanakan oleh agen pembaru.
Perlunya ada suatu pemilihan seorang pemimpin atau manajer yang ahli dan
sesuai di bidangnya. Manajer tersebut akan dapat memberikan masukan dan
solusi yang terbaik dalam perubahan serta dia sebagai seorang mentor yang baik.
f. Mempertahankan perubahan yang telah dimulai.
Ketika perubahan telah dimulai, maka harus dipertahankan degan komitmen
yang ada, komunikasi harus selalu ada serta terbuka nya informasi agar setiap
pertanyaan yang masuik dapat dicarikan solusi yang terbaik dari kedua belah
pihak.
g. Mengakhiri bantuan
Selama proses menhakhiri perubahan, maka harus selalu diikuti oleeh
perencanaan yang berkelanjutan dari seorang manajer. Hal ini harus dilakukan
secara bertahan=p agar individu yang terlibat mempunyai peningkatan tanggung
jawab dan dapat mempertahankan perubahan yang terjadi. Manajer harus terus-
menerus bersedia menjadi seorang konsultan dan secara aktif terus terlibat dalam
perubahan
8
Tabel 1.1. Perbangingan Perubahan Berdasarkan Tiga Teori Perubahan
Lewin R o g e r L i p i t t s
Pencairan Kesadaran, 1. M e n d i a k n o s
Tertarik, a
Evaluasi masalah
2. Mengkaji motivasi, kemampuan untuk berubah
3. Megkaji motivasi agen pembaru dan berbagai sumber saran
Bergera k M e n c o b a 1. M e n e t a p k a n t u j u a n
pembaharuan
2. Menetapkan peran agen pembaharu
Pembekuan Penerimaan 1. M e m p e r t a h a n k a n
perubahan
2. Mengakhiri bantuan
D. Strategi Perubahan
Perubahan dalam organisasi terdiri dari tiga tingkatan yang berbeda, yaitu ; perubahan
individu yang bekerja diorganisasi tersebut, perubahan struktur dan sistem, serta
perubahan hubungan interpersonal. Ketiga tingkatan tersebut memiliki strategi untuk
menciptakan perubahan yang baik, strategi perubahan itu yaitu;
1. Visi yang jelas
Visi merupakan hal yang sederhana dan utama, karena visi dapat mempengaruhi
pandangan orang lain, visi harus disusun dengan jelas, ringkas, mudah dipahami dan
dapat dilaksanakan oleh semua orang.
2. Iklim atau budaya organisasi yang kondusif
Menciptakan iklim ang kondusif atau rasa percaya adalah suatu hal yang penting.
Perubahan akan berjalan dengan baik jika mereka membina hubungan saling percaya
serta seseorang dengan kejujuran dan nilai nilaii yang diyakininya. Setiap perubahan
harus diciptakan dalam suasana keterbukaan, kejujuran dan secara langsung.
Menurut Porter dan O’Grady (1986) upaya yang harus ditanamkan dalam
menciptakan iklim yang kondusif adalah ;
1. Kebebasan untuk berfungsi dengan efektif;
2. Dukungan dari sejawat dan pimpinan;
9
3. Kejelasan harapan mengenai lingkungan kerja;
4. Sumber daya tepat untuk praktek secara efektif
5. Iklim organisasi yang terbuka.
10
hal kecil yang harus dijaga dan ditanamkan perawat Indonesia adalah menjaga citra
keperawatan yang sudah mulai membaik di hati masyarakat dengan tidak merusaknya
sendiri. Sebagai contoh dalam manajemen bangsal, seorang manajer harus menjaga
diri dari perilaku yang negatif misalnya dengan berbicara kasar, tidak disiplin waktu,
dan tidak melakukan tindakan tanpa memperhatikan prinsip aseptik-antiseptik.
3. Mulai sekarang jangan menunda
Sebagaimana disampaikan oleh Nursalam (2011), lebih baik sedikit daripada tidak
sama sekali, lebih baik dikerjakan sekarang daripada harus terus menunda.
Memanfaatkan kesempatan yang ada merupakan konsep manajemen keperawatan saat
ini dan masa yang akan datang. Kesempatan tidak akan datang dua kali dengan
tawaran yang sama.
Tahap Penjelasan
1 Mendefinisikan tujuan perubahan dengan melakukan
pengkajian kepadaorang yang layak, menguji dokumen,
dan menulis bahan-bahan yangsudah dikembangkan,
dan secara konsisten menatap kedepan sesuai visi yang
telah ditetapkan.
2 Meyakinkan tentang kesesuaian tujuan perubahan
dengan rencana strategis organisasi.
3 Dimana tujuan akan dapat dilaksanakan dengan baik
dan orang lain akan dengan senang hati terlibat
didalamnya.
4 Menentukan siapa yang akan memimpin perubahan.
Pemimpin harus mengomunisasikan visi secara evektiv
kepada setiap orang dimasing-masing tatanan. Jabatan
organisasi dan berperan sebagai pelatih, mentor, pendengar,
dan mendukung kerja kelompok.
5 Memfasilitasi komitmen semua pihak yang terlibat
6 Mengidentifikasi instrumen tujuan yang spesifik yang dapat
11
dipergunakan sebagai tolak ukur pencapaian perubahan.
7 Membangun suatu tim kerja yang solid. Tim kerja tersebut
harus mempunyai tanggung jawab yang jelas, mampu
berkomunikasi dengan yang lainya, dan juga mampu
melakukan negosiasi dan penyelesaian masalah.
8 Melibatkan semua tim kesehatan yang turut serta dalam
praktik keperawatan profesional kepada pasien.
9 Belajar dari kesalahan masa lalu untuk mengindari kesalahan
yang sama
10 Mengajarkan kepada kelompok kerja tentang proses interaksi
perencanaanyang baik. Selalu mengembang sesuatu yang
komprehensif.Dengan mengomunikasikanya secara terus-
menerus.
2. Pedoman untuk Pelaksanaan Perubahan
Hal-hal berikut ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan perubahan.
a. Keterlibatan.
Tidak ada seorang pun yang mengetahui semua hal. Menghargai kemampuan dan
pengetahuan orang lain serta melibatkannya dalam perubahan merupakan langkah
awal kesuksesan perubahan. Orang akan bekerja sama dan menerima pembaruan
jika mereka menerima suatu informasi tanpa ancaman dan bermanfaat bagi
dirinya.
b. Motivasi.
Orang akan terlibat aktif dalam pembaruan jika mereka termotivasi. Motivasi
tersebut akan timbul jika apa yang sudah dilakukan bermanfaat dan dihargai.
c. Perencanaan.
Perencanaan ini termasuk jika sistem tidak bisa berjalan efektif dan perubahan
perencanaan apa yang harus dilaksanakan.
d. Legitimasi.
Setiap perubahan harus mempunyai aspek legal yang jelas, siapa yang melanggar,
dan dampak apa yang secara administratif harus diterima olehnya.
e. Pendidikan.
Perubahan pada prinsipnya adalah pengulangan belajar atau pengenalan cara baru
agar tujuan dapat tercapai.
f. Manajemen.
Agen pembaru harus menjadi model dalam perubahan dengan adanya
keseimbangan antara kepemimpinan terhadap orang dan tujuan/produksi yang
harus dicapai.
12
g. Harapan.
Berbagai harapan harus ditekankan oleh agen pembaru, seperti hasil yang berbeda
dengan sebelumnya direncanakan, terselesaikannya masalah-masalah di institusi,
dan kepercayaan serta reaksi yang positif dari staf.
h. Asuh (nurturen).
Bimbingan dan dukungan staf dalam perubahan. Orang memerlukan suatu
bimbingan dan perhatian terhadap apa yang telah mereka lakukan, termasuk
konsultasi terhadap hal-hal yang bersifat pribadi.
i. Percaya.
Kunci utama dalam pelaksanaan perubahan adalah berkembangnya rasa percaya
antartim. Semua yang terlibat harus percaya kepada agen pembaru dan agen
pembaru juga harus percaya kepada staf yang terlibat dalam perubahan.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihandan perpendahan
dari status tetap (stabil) menjasi statis , artinya menyesuaikan diri dengan lingkungan
yang ada. Motivasi dalam perubahan adalah untuk mencapai kebutuhan dasar manusia.
Keberhasilan perubahan tergantung dengan strategi yang diterapkan oleh agen
pembaharu. Hal yang paling penting adalah “Mulai” yaitu mulai dari diri sendiri, mulai
dari hal kecil, dan mulailah sekarang. Peranan perawat dalam proses perubahan yaitu
sebagai seorang pembaharu.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat memahami tentang
proses perubahan dan agar dapat membantu perawat untuk menjadi agen pembaharu.
14
DAFTAR PUSTAKA
Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Waluyo. Agung & Asih. Yasmin. (2001).
Jakarta.
SDM.Jakarta: EGC.
15