Anda di halaman 1dari 39

Peran Perawat dalam Bencana

HIPGABI
HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN
BENCANA INDONESIA

Disampaikan Oleh:
Ns. Dally Rahman, M.Kep. Sp.KMB
Nurses care for Nurses who Help people_ ACEH
TSUNAMI MENTAWAI
HIPGABI SULUT
POSKO BANJIR JT NEGARA dan CILINCING 2013
EVAKUASI GUNUNG KELUD 2014
*SEAR (South-East Asia Region): Indonesia, Bangladesh, Bhutan, Korea Utara, India,
Maldives, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand dan Timor-Leste
GEMPA & TSUNAMI

NAD
Gempa & Tsunami 2004
120.000 org meninggal Gempa bumi Nias & Sumut 2005
93.088 org hilang
128 org meninggal
4.632 org luka-luka
25 org hilang
1.987 org luka-luka

Gempa bumi Jogyakarta-Jateng 2006


5.788 org meninggal
26.480 org di rawat inap
166.054 org rawat jalan
2.170.974 org pengungsi

Gempa bumi & Tsunami Jabar 2006


684 org meninggal
11.021 org luka-luka
65 org hilang

Sumber Data Depkes 2007


DEFINISI BENCANA

• UN-ISDR (2000)
Suatu gangguan serius thd keberfungsian masyarakat, sehingga
menyebabkan kerugian yang meluas pd kehidupan manusia
dari segi materi, ekonomi atau lingkungan, dan gangguan itu
melampaui kemampuan masyarakat ybs utk mengatasi dgn
menggunakan sumberdaya mereka sendiri.

• Undang-undang 24 Tahun 2007:


Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yg
disebabkan, baik faktor alam, non alam maupun manusia, shg
menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis.
TERJADINYA BENCANA

Pemicu

Bahaya

RISIKO
BENCANA
BENCANA

Kerentanan
BESARAN RESIKO BENCANA
RISK = HAZARD X KERENTANAN
KEMAMPUAN

Menetapkan besarnya risiko yang diperkirakan, dan yang


kemampuan antisipasinya di suatu daerah. Dapat dilakukan
untuk menganalisis kesiapan tenaga kesehatan terhadap
kejadian bencana.

Ada 3 unsur yang dinilai:


- Ancaman atau Bahaya (H=hazard)
- Kerentanan (V= vulnerability)
- Kemampuan (C =capacity)
SIKLUS PENANGGULANGAN BENCANA
Kejadian
Bencana
(Disaster impact)
Tanggap darurat
Kesiagaan (acute response)
(preparedness)
Represif Bbrp jam s/d 2 mg

Mitigasi Preventif Pemulihan


(Mitigation) Rehabilitatif (recovery)

2 mg s/d 3 bulan

Pencegahan
Rekonstruksi
(prevention)
(reconstruction/rehabilitation)
3 bulan s/d 3 th
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN BENCANA
DI INDONESIA
Perubahan PARADIGMA PENANGANAN BENCANA
(2007)
 DISASTER RESPONSE  EMERGENCY and DISASTER
PREPAREDNESS
 meningkatkan kemampuan dalam setiap tahap bencana
 meningkatkan kemampuan dalam emergency preparednes
 meningkatkan fasilitas preparednes
 KOORDINASI dan KOLABORASI
 COMMUNITY RESILIANCE
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN BENCANA
DI INDONESIA
• < 2005 Tsunamy Aceh; Pendekatan Response
Bencana
• 2007 disahkannya UU Bencana:
– Pengembangan perangkat/lembaga bencana
– 2011 mulai pengembangan KONSEP KEPERAWATAN
BENCANA
– 2011 mulai pengembangan kurikulum keperawatan
bencana sbg mata ajar mandiri
– 2013 pelatihan keperawatan bencana
PERAWAT BENCANA
PERAWAT YANG MEMILIKI KOMPETENSI MEMBERIKAN ASUHAN
KEPERAWATAN BENCANA:
•Meningkatkan kemampuan masyarakat/kelompok/individu
•Menangani kondisi krisis kesehatan
•Koordinasi utk meningkatkan kualitas pelayanan bencana
•Membina network
PADA KONDISI SEHARI-HARI MERUPAKAN PERAWAT DENGAN
TUGAS SESUAI PEKERJAAN
(Hyogo, WHO CC)
DASAR KEPERAWATAN BENCANA

1. INTERNATIONAL COUNCIL OF NURSING:


DISASTER NURSING FRAMEWORK

2. RESILIANCE IN DISASTER NURSING

3. ECOLOGICAL THEORY
A.
Polytechnic University, APEDNN 2012
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PERAWAT BENCANA
INDONESIA

• STANDAR KOMPETENSI PERAWAT BENCANA


INDONESIA (2012)
– ICN DISASTER NURSING FRAMEWORK
– PPNI STANDAR KOMPETENSI PERAWAT
• BEKERJASAMA: DIREKTORAT KEPERAWATAN,
WHO INDONESIA, PPNI, HIPGABI, FIK UI dan
PAKAR KEPERAWATAN
B.
KETAHANAN DALAM KEPERAWATAN BENCANA
 MASYARAKAT MEMILIKI KEMAMPUAN UTK:
1. BERTAHAN DALAM KONDISI PENUH STRES
2. BERADAPTASI BAIK BIO-PSIKO-SOSIAL-EKONOMI
3. MANDIRI DALAM SEGALA KONDISI
4. BELAJAR DARI PENGALAMAN UNTUK MEMPERBAIKI DIRI
 MEMILIKI PERSPEKTIF
1. INDIVIDU
2. KELOMPOK
3. KOMUNITAS
INDIVIDUAL/KELOMPOK KOMUNITAS
1. KEMAMPUAN ANAK DAN 1. MELIBATKAN INTERAKSI INDIVIDU,
DEWASA UTK MENERIMA DAN KELUARGA, KELOMPOK DAN
MENGATASI KONDISI LINGKUNGAN
2. HRS MEMPERHATIKAN
2. BERADAPTASI DAN BERUPAYA
KERENTANAN/ VULNARABLE
SEHAT BIO-PSIKO-SOSIAL MASYARAKAT
3. MAMPU MENGAMBIL 1. HAZARD
PELAJARAN UTK LBH BAIK 2. KEKUATAN-KESESUAIAN FASILITAS
3. STATUS EKONOMI
4. KELOMPOK/ORGANISASI DPT 4. FASILITAS DAN TATA KONDISI KOTA
BERADAPTASI DG PERUBAHAN
3. KOMUNITAS DAPAT MENJAGA
SITUASI KEBERLANGSUNGAN
 ASSET CEL LIST 1. FS SOSIAL/HUMANISME (PENDIDIKAN,
SOSIAL KEMASYARAKATAN, KEAMANAN,
KEPERCAYAAN ANTAR WARGA)
2. EKONOMI MASYARAKAT TERJAGA
 COMMUNITY CEKLIST
RESILIANCE EMERGENCY-DISASTER PREPAREDNESS

1. Lebih komprehensif 1. Lebih berfokus pada


2. Memfokuskan pada kesiapan dan penanganan
ketahanan, dg prinsip: emergency-disaster
1. Belajar dari pengalaman 2. Masyarkat dan kelompok
sebelumnya difokuskan untuk mampu
2. Menghitung aset masyarakat berespon bencana
3. Penguatan pada setiap level
3. Memfokuskan pada prinsip
4. Meningkatkan kemampuan
masyarakat/kelompok utk
response
cepat kembali ke fungsi 4. Masyarakat bergantung
normal pada support system
3. Bersifat akumulasi
kemampuan shg
Fgd 2008
ETIK dan LEGAL
ETIKA  berdasarkan NORMA PROFESI
1.menghargai klien
– Manusia utuh dan unik (umur, status social, latar belakang
budaya, dan agama)
– menghargai keputusan yg dibuat klien & klg
2.memberikan yang terbaik asuhan keperawatan yang
bermutu
3.mempertanggung jawab dan gugat pelayanan
keperawatan yang diberikan
4.Tidak menambah permasalahan
5.bekerja sama dgn teman sejawat, tim kesehatan utk
yan keperawatan terbaik
ASPEK LEGAL KEPERAWATAN GADAR
• SAMARITAN LAW  menolong karena kerelaan menolong yang
membutuhkan
• UU PENANGGULANGAN BENCANA  uu NO 24 TH 2017
– TINDAKAN SAAT TANGGAP BENCANA
• UU KESEHATAN  UU No. 36 Thn 2009
– (63) Pengobatan dan perawatan menggunakan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan
– Psl 32: Pada kondisi darurat pelayanan kesehatan diberikan tanpa uang
muka
– Psl 53 (3):pelayanan kesehatan hrs mendahulukan pertolongan
penyelamatan nyawa pasien dibandingkan kepentingan lainnya
– Psl 58 (3): tuntutan ganti rugi tidak berlaku jika utk menyelamatkan nyawa
dalam keadaan darurat
– Psl 82; 83: pelayanan pada kondisi darurat dan bencana

HIPGABI
ASPEK LEGAL (Lanjutan...)

• UU Rumah Sakit  UU No 44 Thn 2009


– Psl 29: memberikan yan gadar dan bencana sesuai dgn
kemampuan pelayanannya
– Psl 29: Memberikan yan gadar tanpa uang muka
– Psl 34: hak pasien
• PerMenKes No. 148 Tahun 2009 tentang Registrasi & Praktik
Perawat
– Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang,
Perawat berwenang untuk melakukan pelayanan
kesehatan diluar kewenangannya

HIPGABI
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
UU No 38 Th 2014
• BAB V: PRAKTIK KEPERAWATAN
– PASAL 28 (AYAT 3):
PRAKTIK KEPERAWATAN DIDASARKAN PADA: KODE
ETIK, STANDAR PELAYANAN, STANDAR PROFESI,
dan SOP

HIPGABI
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
UU No 38 Th 2014
PASAL 35:
(1)Dalam kondisi darurat perawat dapat melakukan
tindakan medis dan pemberian obat sesuai
kompetensinya
(2)Tujuan menyelamatkan nyawa dan mencegah
kecacatan lebih lanjut
(3)Keadaan darurat merupakan keadaan mengancam
nyawa atau kecacatan
(4)Keadaan darurat ditetapkan oleh perawat dg hasil
evaluasi berdasarkan keilmuannya
(5)Ketentuan keadaan darurat diatur Permen

HIPGABI
PERAWAT SIAP UNTUK
MENGHADAPI BENCANA

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai