Anda di halaman 1dari 19

PRANATA PEMBANGUNAN NASIONAL DAN AMDAL

YUNI NOFITASARI
27315350
KELAS 3TB04

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Hukum dan Pranata
Pembangunan, semester V dengan materi “Pranata Pembangunan Nasional dan
AMDAL”, tepat pada waktunya.
Penyusunan tugas ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
meluangkan waktunya, oleh karena itu melalui kesempatan ini saya menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Riswanti selaku Dosen mata kuliah Hukum dan Pranata Pembangunan
Kelas 3TB04 yang telah memberikan tugas.

Serta pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu. Saya menyadari
sepenuhnya bahwa materi yang saya sajikan masih memerlukan pengembangan lebih
lanjut. Oleh karena itu saran dan kritik dari para pembaca sangat saya harapkan
agar nantinya dapat diperoleh hasil yang lebih maksimal. Akhir kata, dengan segala
kerendahan hati semoga materi yang saya sajikan dapat bermanfaat bagi semua pihak,
terimakasih.

Depok, Januari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ……….....………………………………………………………………... ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………… 1

I.1 Latar Belakang ………………………………………………………………. 1

I.2 Topik Bahasan ………………………………………………………………. 2

I.3 Tujuan ……………………………………………………………………….. 2

I.4 Manfaat ………………………………………………………………...…….. 2

I.5 Metode Penulisan ……………………………………………………………. 2

BAB II PRANATA PEMBANGUNAN DAN AMDAL ............................................... 3

II.1 Pranata Pembangunan ……......................................................……...…….. 3

II.2 AMDAL .......................................................................……...……...……. 3

II.2.1 Pengertian AMDAL..................................................................... 3

II.2.2 Parameter AMDAL...................................................................... 5

II.2.3 Inti AMDAL ............................................................................... 7

II.2.4 Proses AMDAL Dalam Hukum Pranata Pembangunan ................ 9

BAB III STUDI KASUS …………………........……………………………….…........ 12

III.1 Reklamasi Teluk Jakarta ....................................................................……. 12

BAB IV PENUTUP …………………........……………………………….…................ 15

IV.1 Kesimpulan ....................................................................……..................... 15

DAFTAR PUSTAKA …………………………………..…………………………..…. 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang selalu ada dalam


perkembangan peradaban manusia. Perubahan tersebut bisa terjadi di sektor atau bidang apa
saja yang terkait dalam tatanan sosial masyarakat manusia. Namun, pada intinya, perubahan
yang dimaksud dalam suatu pembangunan adalah peningkatan kualitas menjadi lebih
baik, dan dalam konteks pembangunan masyarakat, perubahan yang bertujuan untuk
peningkatan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Pembangunan pun
memiliki sudut pandang yang berbeda-beda, seperti sudut pandang multidimensi,
kemajuan relative, investasi, ketergantungan, kebutuhan pokok, dan administrasinya.
Sistem ini melibatkan elemen-elemen yang saling berkaitan, owner, pelaksana, dan
pengontrol. Hubungan ketiga elemen tersebut saling mempengaruhi dan akan menghasilkan
suatu tatanan dalam sistem untuk mencapai tujuan bersama dalam proses pembangunan,
yaitu Pranata. Hukum Pranata Pembangunan adalah peraturan resmi yang mengikat yang
mengatur tentang interaksi antar individu dalam melakukan perubahan untuk mewujudkan
peningkatan kesejahteraan hidup.

Pelaksaanaan pranata pembangunan sendiri dituangkan secara fisik


melalui peraturan-peraturan hukum yang diharapkan mampu mewujudkan hubungan yang
harmonis. Namun, fenomena yang kini berkembang di masyarakat justru menunjukan
penyimpangan terhadap pelaksanaan pranata pembangunan itu sendiri. Penyimpangan
tersebut dapat berupa pelanggaran maupun ketidak acuhan pihak- pihak yang idealnya

1
memiliki hubungan dalam lingkup pembangunan. Berdasarkan permasalahan tersebut,
penulis mengangkat judul makalah “Pranata Pembangunan Nasional dan AMDAL”
sesuai materi yang di peroleh. Kajian ini dibuat sebagai salah satu cara untuk mengetahui
lebih dalam mencermati masalah hukum pranta pembangunan nasional dan amdal.

I.2 Topik Bahasan

Berdasarkan latar belakang di atas, topik bahasan dalam makalah ini yakni untuk
mengetahui lebih dalam mencermati masalah pranta pembangunan nasional dan amdal

I.3 Tujuan

Untuk menjelaskan dan mencermati masalah pranta pembangunan nasional dan amdal

I.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini, yakni :

Dapat menjelaskan dan mencermati masalah pranta pembangunan nasional dan amdal

I.5 Metode Penulisan

 Jenis penulisan :
Deskriptif kualitatif, yaitu menggunakan metode studi pustaka dengan mengkaji
dan membandingkan sumber – sumber yang relevan sesuai dengan materi yang
dibahas.
 Waktu dan tempat penulisan :
Januari 2018, Jurusan Arsitektur, fakultas Teknik sipil dan Perencanaan,
Universitas Gunadarma.
 Teknik analisis data :
 Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisi dengan teknik deskriptif kualitatif
dengan mencari hubungan dan pola sebab – akibat berdasarkan literature yang
relevan.

2
BAB II
PRANTA PEMBANGUNAN DAN AMDAL

II.1 Pranata pembangunan

Pranata adalah sistem tingkah laku sosial yang bersifat resmi, serta adat istiadat
dan norma yang mengatur tingkah laku seluruh manusia di masyarakat. Pembangunan
merupakan suatu bentuk proses, perbuatan maupun cara membangun yang
bersifat fisikal maupun non fisikal, proses peningkatan terus menerus yang dilakukan
secara positif. Pembangunan dilakukan untuk mencapai kesejahteraan rakyat baik
secara fisikal maupun non fisikal. Dapat disimpulkan bahwa definisi dari pranata
pembangunan yakni sistem norma dan adat istiadat yang mengatur tingkah laku sosial
dalam proses peningkatan kesejahteraan rakyat baik secara fisikal maupun non-fisikal.

Pranata pembangunan timbul sebagai bentuk norma yang mengatur hubungan


kompleks dalam masyarakat, yang mana dengan sengaja dibentuk oleh masyarakat agar
keberadaannya sendiri dapat diterima semua pihak menjadi alat kontrol. Norma sendiri
berperan sebagai alat kontrol yang kemudian membentuk sistem baru yang bernama
“hukum”, dimana Institusi pembuatnya adalah masyarakat terpilih.

II.2 AMDAL

II.2.1 Pengertian AMDAL

Apa yang dimaksud dengan AMDAL? AMDAL adalah singkatan Analisis


Mengenai Dampak Lingkungan. Amdal tersebut merupakan reaksi terhadap kerusakan
lingkungan akibat aktivitas manusia yang semakin meningkat. Reaksi ini mencapai
keadaan ekstrem sampai menimbulkan sikap yang menentang pembangunan dan
penggunaan teknologi tinggi. AMDAL mulai berlaku di Indonesia tahun 1986 dengan
diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986. Karena pelaksanaan PP No. 29
Tahun 1986 mengalami beberapa hambatan yang bersifat birokratis maupun metodologis,

3
maka sejak tanggal 23 Oktober 1993 pemerintah mencabut PP No. 29 Tahun 1986 dan
menggantikannya dengan PP No. 51 Tahun 1993 tentang AMDAL dalam rangka
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan AMDAL. Dengan diterbitkannya Undang-undang
No. 23 Tahun 1997, maka PP No. 51 Tahun 1993 perlu disesuaikan. Oleh karena itu,
pada tanggal 7 Mei 1999, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun
1999. Melalui PP No. 27 Tahun 1999 ini diharapkan pengelolaan lingkungan hidup dapat
lebih optimal.

Pembangunan yang tidak mengorbankan lingkungan dan/atau merusak


lingkungan hidup adalah pembangunan yang memperhatikan dampak yang dapat
diakibatkan oleh beroperasinya pembangunan tersebut. Untuk menjamin bahwa suatu
pembangunan dapat beroperasi atau layak dari segi lingkungan, perlu dilakukan analisis
atau studi kelayakan pembangunan tentang dampak dan akibat yang akan muncul bila
suatu rencana kegiatan/usaha akan dilakukan.

AMDAL adalah singkatan dari analisis mengenai dampak lingkungan. Dalam


peraturan pemerintah no. 27 tahun 1999 tentang analisis mengenai dampak lingkungan
disebutkan bahwa AMDAL merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting untuk
pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Kriteria mengenai dampak besar dan penting
suatu usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup antara lain:
 jumlah manusia yang terkena dampak
 luas wilayah persebaran dampak
 intensitas dan lamanya dampak berlangsung
 banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak
 sifat kumulatif dampak
 berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak

4
II.2.2 Parameter AMDAL
Lingkungan merupakan suatu sistem dimana terdapat interaksi antara berbagai
macam parameter lingkungan didalamnya. Misalnya suatu penentuan lahan (zoning)
untuk pembangunan perumahan dapat menyebabkan erosi tanah ditempat lain karena
adanya dislokasi bebatuan atau dapat menyebabkan hilangnya tingkat kesuburan tanah
akibat terkikisnya lapisan atas lahan tersebut. Parameter atau atribut lingkungan dapat
dikategorikan menjadi tiga jenis :
 Parameter terperinci yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan keadaan
lingkungan di mana setiap perubahan dari parameter ini akan merupakan indikator
dari perubahan-perubahan dalam lingkungan yang bersangkutan.
 Parameter umum yaitu suatu tinjauan singkat atas parameter lingkungan yang
secara umum dapat menggambarkan sifat dari dampak-dampak yang potensial
terhadap lingkungan.
 Parameter controversial yaitu parameter lingkungan yang karena usaha-usaha
pembangunan fisik mendapat dampak lingkungan tertentu atas dampak yang
terjadi ini kemudian timbul suatu reaksi yang bertentangan dari masyarakat
umum.
Parameter lingkungan yang harus dianalisis pada operasi AMDAL, meliputi :
Dampak Lingkungan Faktor Fisis Biologis  Udara
Langsung  Air
 Lahan
 Aspek ekologi hewan
 Suara
 SDA termasuk
kebutuhan energi
Faktor Sosial Budaya  Tata cara hidup
 Pola kebutuhan
psikologis
 Sistem psikologis
 Kebutuhan lingkungan
sosial
 Pola sosial budaya
Faktor Ekonomi  Ekonomi regional dan
ekonomi perkotaan
5
 Pendapatan dan
pengeluaran sector
public
 Konsumsi dan
pendapatan perkapita
Dampak Lingkungan Tidak  Perluasan pemanfaatan lahan
Langsung  Pengembangan kawasan terbangun
 Perubahan gaya hidup karena meningkatnya daya
mobilitas masyarakat dan lain sebagainya

Berdasarkan penjabaran diatas maka dapat dikemukakan bahwa “Analisis Dampak


Lingkungan” adalah suatu studi tentang kemungkinan perubahan-perubahan yang terjadi
dalam berbagai karakteristik sosial ekonomi dan biologis dari suaut lingkungan yang
mungkin disebabkan oleh suatu tindakan yang direncanakan maupun tindakan
pembangunan yang telah dilaksanakan dan merupakan ancaman terhadap lingkungan.

Dokumen AMDAL terdiri dari :


 Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-AMDAL)
 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
 Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
 Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

AMDAL digunakan untuk:


 Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah
 Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup
dari rencana usaha dan/atau kegiatan
 Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha
dan/atau kegiatan
 Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup

6
 Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu
rencana usaha dan atau kegiatan

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:


 Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL
 Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan
 masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk
keputusan dalam proses AMDAL.
Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
 Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia menggunakan/menerapkan
penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar kegiatan wajib AMDAL (one
step scoping by pre request list). Daftar kegiatan wajib AMDAL dapat dilihat di
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012
 Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib menyusun
UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
13 Tahun 2010
 Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai
dengan Permen LH NO. 08/2006
 Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008

II.2.3 Inti AMDAL


Tiga nilai-nilai inti AMDAL :
 Integritas-dalam proses AMDAL akan sesuai dengan standar yang disepakati.
 Utilitas - dalam proses AMDAL akan menyediakan seimbang, kredibel informasi
untuk keputusan.
 Kesinambungan - dalam proses AMDAL akan menghasilkan perlindungan
lingkungan.

7
Manfaat AMDAL meliputi:.
 Berwawasan lingkungan dan berkelanjutan desain.
 Kepatuhan dengan standar yang lebih baik.
 Tabungan modal dan biaya operasi.
 Mengurangi waktu dan biaya untuk persetujuan.
 Proyek peningkatan penerimaan.
 Perlindungan yang lebih baik terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

Apa maksud dan tujuan dari AMDAL? Maksud dan tujuan dari AMDAL dapat
dibagi menjadi dua kategori. Itu tujuan langsung AMDAL adalah untuk memberi proses
pengambilan keputusan oleh berpotensi signifikan mengidentifikasi dampak lingkungan
dan risiko proposal pembangunan. Tertinggi (jangka panjang) Tujuan AMDAL adalah
untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan dengan memastikan bahwa usulan
pembangunan tidak merusak sumber daya kritis dan fungsi ekologis atau kesejahteraan,
gaya hidup dan penghidupan masyarakat dan bangsa yang bergantung pada mereka.

Tujuan langsung AMDAL adalah untuk:


 Memperbaiki desain lingkungan proposal;
 Memastikan bahwa sumber daya tersebut digunakan dengan tepat dan efisien;
 Mengidentifikasi langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi potensi dampak
proposal
 Informasi memfasilitasi pengambilan keputusan, termasuk pengaturan lingkungan
syarat dan ketentuan untuk menerapkan usulan tersebut.

Tujuan jangka panjang AMDAL adalah untuk:


 Melindungi kesehatan dan keselamatan manusia;
 Menghindari perubahan ireversibel dan kerusakan serius terhadap lingkungan;
 Menjaga sumber daya berharga, daerah alam dan komponen ekosistem; dan
 Meningkatkan aspek-aspek sosial dari proposal.

8
II.2.4 Proses AMDAL Dalam Hukum Pranata Pembangunan
AMDAL adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, merupakan reaksi
terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia yang semakin meningkat. Reaksi
ini mencapai keadaan ekstrem sampai menimbulkan sikap yang menentang pembangunan
dan penggunaan teknologi tinggi. Dengan ini timbullah citra bahwa gerakan lingkungan
adalah anti pembangunan dan anti teknologi tinggi serta menempatkan aktivis lingkungan
sebagai lawan pelaksana dan perencana pembangunan. Karena itu banyak pula yang
mencurigai AMDAL sebagai suatu alat untuk menentang dan menghambat
pembangunan.

AMDAL mulai berlaku di Indonesia tahun 1986 dengan diterbitkannya Peraturan


Pemerintah No. 29 Tahun 1086. Karena pelaksanaan PP No. 29 Tahun 1986 mengalami
beberapa hambatan yang bersifat birokratis maupun metodologis, maka sejak tanggal 23
Oktober 1993 pemerintah mencabut PP No. 29 Tahun 1986 dan menggantikannya dengan
PP No. 51 Tahun 1993 tentang AMDAL dalam rangka efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan AMDAL. Dengan diterbitkannya Undang-undang No. 23 Tahun 1997, maka
PP No. 51 Tahun 1993 perlu disesuaikan. Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1999,
pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999. Melalui PP No. 27
Tahun 1999 ini diharapkan pengelolaan lingkungan hidup dapat lebih optimal. AMDAL
merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Kriteria mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan terhadap
lingkungan hidup antara lain:

 Jumlah manusia yang terkena dampak


 Luas wilayah persebaran dampak
 Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
 Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak
 Sifat kumulatif dampak
 Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak

9
DOKUMEN AMDAL

Dokumen AMDAL merupakan sumber informasi bagi masyarakat luas. Dokumen


AMDAL terdiri atas lima dokumen penting, yaitu:

 Kerangka Acuan (KA)


 Sebagai dasar pelaksanaan studi AMDAL
 Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
 Sebagai dokumen yang memuat studi dampak lingkungan
 Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
 Merupakan upaya-upaya pengelolaan lingkungan untuk mengurangi dampak
negatif dan meningkatkan dampak positif, misalnya pengelolaan sampah
 Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
 Upaya pemantauan untuk melihat kinerja upaya pengelolaan
 Executive Summary
 Memuat ringkasan dokumen ANDAL, RKL, dan RPL

Hal yang harus diperhatikan adalah

 Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008


 Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia menggunakan/menerapkan
penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar kegiatan wajib AMDAL (one
step scoping by pre request list). Daftar kegiatan wajib AMDAL dapat dilihat di
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006
 Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib menyusun
UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
86 Tahun 2002
 Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai
dengan Permen LH NO. 08/2006

10
PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PROSES AMDAL

 Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL


 Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan,
 Masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala
bentuk keputusan dalam proses AMDAL.

Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika berdasarkan
hasil kajian AMDAL, dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh
teknologi yang tersedia. Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi
dampak negatif lebih besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan,
maka rencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan. Suatu rencana
kegiatan yang diputuskan tidak layak lingkungan tidak dapat dilanjutkan
pembangunannya. Dengan adanya AMDAL ini kita dapat mengetahui dampak
pembangunan pada lingkungan, sehingga dalam pembangunan itu kita tidak merusak
lingkungan alami yang telah ada, dan dengan adanya AMDAL ini juga kita dapat sedikit
membantu memperbaiki lingkungan.

11
BAB III
STUDI KASUS

III.1 Reklamasi Teluk Jakarta

Reklamasi adalah penimbunan atau pengurukan kawasan perairan dengan tanah


sehingga menjadi sebuah lahan yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan sepeti,
perumahan, perkantoran, atau tempat wisata. Itu berarti aktivitas reklamasi di sini sama
artinya dengan mengorbankan daerah perairan untuk dijadikan daratan. Tentu dalam hal
seperti ini akan banyak menimbulkan pro dan kontra terkait proses reklamasi ini. Di
tengah sejumlah pertentangan dan protes yang bergulir, pengembang terus melanjutkan
proses fisik Reklamasi Teluk Jakarta hingga hari ini. Walaupun telah mendapati
penolakan dari masyarakat dan nelayan karena dampak yang ditimbulkannya terhadap
kerusakan lingkungan pesisir maupun penggusuran ruang hidup dan penghidupan
nelayan di daerah tersebut. Celakanya, meski banyak kajian akademik maupun keluhan
warga sekitar, hal itu tidak mampu menghentikan konstruksi yang dipandegani oleh PT

12
Muara Wisesa Samudera anak perusahaan PT Agung Podomoro Land itu. Meski
kepemimpinan di DKI Jakarta silih berganti seiring dengan berlangsungnya waktu,
megaproyek ambisius tersebut tetap kekeuh dilanjutkan. Pemerintah DKI Jakarta sendiri
telah berulang kali menerbitkan peraturan untuk menjamin kelangsungan reklamasi.
Terbaru, sejak pertama dilantik pada 19 November 2014, Gubernur DKI Jakarta „Ahok‟
Basuki Tjahaja Purnama telah merilis sebanyak 4 (empat) izin pelaksanaan reklamasi.

Analisa

Berdasarkan data yang ada, ditinjau dari Undang – undang No. 32 Tahun 2009, begitu
banyak pelanggaran yang terjadi terhadap ketentuan hukum lingkungan. Seperti yang
diuraikan dibawah ini :

 Menerbitkan izin melampaui kewenangan. Kewenangan pengelola dan


pemanfaatannya tidak bisa terlepas dari peran pemerintah pusat. Faktanya, KLHK
yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat telah menilai bahwa
AMDAL Regional yang diajukan sebelumnya tak layak. Di samping itu, ada
tumpang tindih kewenangan antar lembaga. Kementerian Kelautan dan Perikanan
yang juga pemerintah pusat mengatakan bahwa perizinan seharusnya turut
melalui lembaganya itu. Hal ini mengingat bahwa yang direklamasi adalah
wilayah laut.
 Pemerintah DKI menerbitkan izin reklamasi tanpa adanya Perda Rencana Zonasi.
Padahal berdasarkan UU No. 27 Tahun 2007 sebagai aturan yang secara khusus
mengatur pengelolaan sumber daya dan wilayah pesisir laut di bawah 12 mil,
pada Pasal 9 memandatkan adanya Peraturan Zonasi sebagai arahan pemanfaatan
sumber daya di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Peraturan tersebut
bertujuan meminimalisasi adanya konflik pemanfaatan sumber daya.
 Penerbitan izin reklamasi tanpa didasarkan pada Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS). Berdasarkan Pasal 15 ayat (2) UU No. 32 Tahun 2009, KLHS
wajib dilakukan dalam penyusunan dan evaluasi kebijakan, rencana, dan/atau

13
program yang berpotensi menimbulkan dampak atau risiko lingkungan hidup.
Reklamasi 17 pulau yang dipastikan akan mengubah bentangan alam, adalah
salah satu di antaranya.
 Penerbitan izin reklamasi dengan penilaian lingkungan hidup secara parsial
(setengah-setengah) tanpa melalui kajian kawasan terpadu dan holistik, adalah
pelanggaran keempat. Sudah banyak kajian akademik maupun pendapat ahli yang
menyatakan bahwa reklamasi akan menimbulkan tiga dampak utama bagi
lingkungan, yaitu sedimentasi, eutrofikasi, dan penumpukan logam berat di dalam
air. Intinya, reklamasi akan memperburuk kondisi lingkungan di Teluk Jakarta.
 Pemerintah DKI Jakarta menerbitkan izin reklamasi tanpa mengikuti prosedur
perizinan lingkungan hidup berdasarkan PP No. 27 Tahun 2007. Perizinan
lingkungan hidup berupa Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup, Izin
Lingkungan, dan dokumen AMDAL tidak pernah diumumkan kepada masyarakat
luas, termasuk yang terdampak langsung yakni nelayan tradisional.

Dampak

 Terhadap Lingkungan
- Reklamasi akan memperpanjang muara sungai dan memperlambat arus.
Setidaknya, proses tersebut akan menahan air dari 13 sungai besar di Jakarta
sehingga dapat mengakibatkan banjir yang lebih besar. Hal ini kontra dengan
upaya pemerintah dalam menanggulangi banjir, melalui pembangunan dan
pembersihan kanal-kanal yang selama ini telah dilakukan.
- Air sungai dan air laut lama kelamaan akan keruh karena material yang
terbawa air tidak teralirkan dengan lancar. Akhirnya, terjadilah penurunan
kualitas air. Sumur-sumur penduduk di sekitar pantai yang tadinya payau
akan menjadi asin.
 Terhadap Warga Sekitar
- Berkurangnya kualitas air tawar, dapat memicu tumbuh kembangnya bakteri
E-Colli yang apabila terminum dapat menyebabkan penyakit disentri dan

14
diare pada penduduk sekitar.
- Penurunan keanekaragaman hayati disebabkan oleh pencemaran laut akibat
kegiatan di area reklamasi yang akan menyebabkan kematian ikan dapat
mengurangi penghasilan warga sekitar yang kebanyakan berpencaharian
menjadi nelayan.

BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa reklamasi merupakan


penimbunan atau pengurukan kawasan perairan dengan tanah sehingga menjadi sebuah
lahan yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan dengan mengorbankan daerah
perairan untuk dijadikan daratan. Dampak negatif atas adanya reklamasi di teluk Jakarta
adalah hilangnya ekosistem dan memperburuk kondisi lingkungan baik kerusakan
lingkungan pesisir maupun penggusuran ruang hidup bagi makhluk hidup laut dan
kehidupan nelayan di daerah tersebut menjadi terancam karena mata pencahariannya
berkurang. Untuk mengontrol hal yang tidak di inginkan perlu adanya hukum pranata
pembangunan dimana peraturan resmi yang mengikat yang mengatur tentang interaksi
antar individu dalam melakukan perubahan untuk mewujudkan peningkatan
kesejahteraan hidup. AMDAL atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, merupakan
salah satunya yang merupakan reaksi terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas
manusia yang semakin meningkat.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://undang-undang-indonesia.com/forum/index.php?topic=32.0 website dibuka pada


tanggal 20 Januari 2018, pukul 08.00 pm
http://tiarramon.wordpress.com/2009/05/11/ilmu-hukum/ website dibuka pada tanggal 20
Januari 2018, pukul 08.10 pm
http://abdurahmanaskar.blogspot.co.id/2013/11/environment-impact-analysis-
amdal.html website dibuka pada tanggal 22 Januari 2018, pukul 07.00 pm
http://news.metrotvnews.com/read/2016/04/07/509957/ini-dampak-reklamasi-pulau-di-
teluk-jakarta website dibuka pada tanggal 22 Januari 2018, pukul 07.15 pm
http://suarajakarta.co/opini/dampak-positif-reklamasi-pantai/ website dibuka pada
tanggal 22 Januari 2018, pukul 07.15 pm

16

Anda mungkin juga menyukai