Anda di halaman 1dari 17

Pengantar Wilayah dan Kota

Disusun oleh:

Anggita Prameswari Daniela

4519042039

Universitas Bosowa

MAKASSAR

2019

1
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................ 1

DAFTAR ISI ................................................................................................................ 2

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 3

1. PENDAHULUAN .................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4

1.3 Tujuan Pembahasan ....................................................................................... 5

2. PEMBAHASAN ...................................................................................................... 6

2.1 Pengertian Perencanaan .................................................................................. 6

2.2 Klasifikasi Perencanaan ................................................................................... 8

2.3 Pengertian Wilayah ........................................................................................... 9

2.4 Unsur-Unsur Wilayah .................................................................................... 10

2.5 Tujuan Pengembangan Wilayah .................................................................... 10

2.6 Pelaku-Pelaku Pengembangan Wilyah .......................................................... 12

2.7 Pengertian Kota ................................................................................................ 12

2.8 Ciri Kehidupan Kota...................................................................................... 14

2.9 Manfaat Perencanaan Wilayah dan Kota .................................................... 15

3. PENUTUP .............................................................................................................. 16
3.1 Simpulan ........................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 17

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan
karunianya sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan begitu banyak terimakasih atas uluran tangan dan bantuan berasal
dari pihak yang telah bersedia berkontribusi bersama dengan mengimbuhkan
sumbangan baik anggapan maupun materi yang telah mereka kontribusikan.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
saya terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca sehingga saya bisa melakukan perbaikan makalah sehingga menjadi
makalah yang baik dan benar.

Akhir kata kami meminta semoga makalah tentang pengantar wilayah dan kota
bisa memberi manfaat utaupun inpirasi pada pembaca.

. Makassar, 17 September 2019

. Penyusun

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan kota dapat diartikan sebagai perencanaan yang berkaitan

dengan pengalokasian lahan dalam berbagai macam fungsi dan kegiatan

(Hariyono 2010). Salah satu bentuknya adalah perencanaan penggunaan lahan (land
use planning). Dalam tata ruang dan perencanaan daerah biasanya memiliki jangka
waktu dan diperbaharui setiap 20 tahun sekali, dimana dalam jangka waktu tersebut
perlu dilakukan review-review dan penyesuaian kembali terutama daerah yang
mengalami perkembangan pesat. Perencanaan merupakan sebuah proses yang
berkelanjutan yang menghasilkan keputusan-keputusan, atau pilihan-pilihan, tentang
alternatif cara penggunaan sumberdaya yang memungkinkan, dengan tujuan untuk
mencapai suatu bagian dari tujuan dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan
datang (Conyers dan Hill 1984:3) dalam (Hariyono 2010). Oleh karena itu, sangat
diperlukan suatu kegiatan perencanaan dan pengawasan yang baik dan efisien agar
pertumbuhan dan pembanguan suatu wilayah dapat terarah sesuai dengan yang
direncanakan sehingga mencapai hasil yang optimal dan kelestarian lingkungan tetap
terjaga.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian Perencanaan; (secara terminology dan berdasarkan text book)

2. Pengertian Wilayah; (secara terminology dan berdasarkan text book)

3. Pengertian Kota; (secara terminology dan berdasarkan text book)

4. Memberi pendapat tentang manfaat ilmu perencanaan wilayah dan kota;

4
1.3 Tujuan Pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini
sebagai berikut

a. Untuk mengetahui pengertian Perencanaan; (secara terminology dan


berdasarkan text book)
b. Untuk mengetahui pengertian Wilayah; (secara terminology dan berdasarkan
text book)
c. Untuk mengetahui pengertian Kota; (secara terminology dan berdasarkan text
book)

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian perencanaan

Perencanaan secara terminology adalah perencanaan dari kata rencana, yaitu


pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.
Kata “perencanaan” memiliki pengertian yang luas, dapat terjadi pada berbagai
hal. Sebagai awal perkenalan, akan disampaikan suatu ilustrasi. Sebagai misal, ada
seorang remaja yang bercita-cita ingin memiliki taraf hidup dan karrier yang baik.
Untuk mewujudkan impiannya ia membuat rencana sebagai sarana untuk
mencapai cita-citanya, yaitu dengan menempuh dengan pendidikan. Pendidikan
yang ingin ditempuh hingga mencapai gelar master.
Kata perencanaan dapat dilihat dari berbagai sudut disiplin ilmu, maka
pengertian perencanaan kota juga bermacam-macam sesuai dengan sudut
pandang disiplin ilmu seseorang. Bagi seseorang ahli ekonomi perencanaan dapat
diberi pengertian sebagai upaya untuk mengatur dan meningkatkan sumber-
sumber ekonomi untuk memperoleh keuntungan finansial. Bagi seorang arsitek
perencaan kota berhubungan dengan pengembangan lingkungan fisik kota untuk
fungsi tertentu. Tetapi bagi seorang ahli perencanaan kota (planalogi) perencaan
kota meliputi pengaturan, penyesuaian, dan mungkin juga mengubah hubungan
manusia dengan lingkungan.
Conyers dan Hill (1984:3), ahli perencana kota, menyebutkan bahwa
perencanaan merupakan sebuah proses yang berkelanjutan yang menghasilkan
keputusan-keputusan, atau pilihan-pilihan, tentang alternative cara penggunaan
sumber daya-sumber daya yang memungkinkan, dengan tujuan untuk mencapai
suatu bagian dari tujuan jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

6
Dalam perencaan wilayah terutama yang menyangkut tingkat pendapatan,
peramalan, merupakan unsur mutlak dalam perencanaan. Artinya setelah
mengetahui kondisi saat ini, harus dibuat proyeksi atau peramalan atas berbagai
variable yang nanti turut berpngaruh terhadap sasaran yang ingin dicapai. Yang
diramalkan bukan hanya factor internal tetapi juga factor eksternal.

Beberapa penulis menggunakan definisi yang berbeda untuk istilah perencaan


tersebut. Untuk mendapat gambaran perbandingan, berikut ini merupakan definisi
yang dikemukakan oleh beberapa penulis dari bebagai disiplin ilmu.

Dalam Kamus Management karangan Moekijat (1980) menyebutkan ada delapan


perumusan tentang arti perencaan. Kemungkinan besar perumusan ini dikutip dari
berbagai buku teks manajemen. Empat diantaranya dikutip berikut ini
(Moekijat,1980:431-432):

1. “Perencanaan adalah hal memilih dan menggubungkan fakta-fakta serta


hal membuat dan menggunakan dugaan-dugaan mengenai masa yang
akan datang dalam hal menggambarkan dan merumuskan kegiatan-
kegiatan yang diusulkan, yang diaggap perlu untuk mencapai hasil-hasil
yang diinginkan.”
2. “Perencaan adalah suatu usaha untuk membuat suatu rencana tindakan,
artinya menentukan apa yang dilakukan, siapa yang melakukan, dan
dimana hal itu dilakukan.”
3. “Perencaan adalah penentuan suatu arah tindakan untuk mencapai suatu
hasil yang dihasilkan.
4. “Perencanaan adalah suatu penentuan sebelumnya dari tujuan-tujuan
yang diinginkan dan bagaimana tujuan tersebut harus dicapai.”

7
Dari berbagai perumusan di atas dapat disimpulkan bahwa inti perencanaan
adalah menetapkan tujuan dan merumuskan langkah-langkah untuk mencapai
tujuan tersebut. Hanya mengenai langkah-langkah tersebut ada yang diperinci dan
ada yang kurang diperinci. Hal ini adalah sejalan dengan berbagai pengertian
perencaan seperti yang telah dikemukakan terdahulu.

2.2 Klasifikasi Perencanaan

1. Sifat Tujuan Perencaan


Salah satu cara mengklasifikasikan aktivitas perencanaan adalah
mengklasifikasikan sejumlah sifat tujuan yang akan didesain untuk dicapai.
Klasifikasi ini biasa dilakukan dengan melihat fungsinya. Albert Waterston
(Conyers dan Hill,1984:9) dalam studi perencaan pembangunan mengidentifikasi
empat kategori sifat perencaan:
a. Perencaan Darurat
Yang berkaitan dengan kejadian bersifat darurat,seperti bencana alam
nasional atau bencana alam regional.
b. Perencaan Kota
Perencaan yang berkitan dengan pengalokasian lahan dalam berbagai
macam fungsi dan kegiatan. Di dunia Ketiga sering disebut land use
planning, physical palnning, atau urban and regional planning.
c. Perencaan antisiklikal
Perencaan yang dirancang untuk menjaga distabilitas ekonomi nasional,
khusunya untuk menanggapi kemungkinan ledakan dan tekanan yang
mendominasi kondisi ekonomi pada kebnyakan Negara berkembang.
d. Perencanaan pembangunan,
perencanaan yang berkaitan dengan upaya meningkatkan pertumbuhan
tingkat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Perencanaan yang berorientasi pada tujuan biasanya digunakan
untuk menghasilkan suatu perencanaan yang sangat rinci yang didasarkan pada

8
identifikasi yang rinci pula ,seperti upaya memaksimalkan keuntungan
perusahaan swasta,meningkatkan tingkat pendapatan nasional, mengurangi
inequalitas regional secara keseluruhan, meningkatkan taraf kesehatan
masyarakat, mengurangi masalah transportasi, dan sebagainya. Dalam hal ini
perencaan banyak dikaitkan dengan upaya meningkatkan pembangunan.
2. Lingkup Perencanaan
Klasifikasi lain tentang perencaan dapat dilakukan dengan dilihat lingkup
kegiatan yang dipengaruhi. Tinjauan ini cenderung menghasilkan klasifikasi
yang didasarkan pada disiplin ilmu atau profesi tertentu.
3. Spasial
Perencaan dapat ditinjau dari tingkat aktivitas individu, seperti perencanaan
suatu perjalanan atau perencaan petani dalam menanam.
4. Tingkat Operasional Perencaan
Dapat juga klasifikasi perencaan berdasarkan tingkat operasional perencaan,
yaitu perencaan yang didasarkan pada aspek yang dilibatkan di dalamnya,
seperti pada perencaan pembangunan nasional komprehensif.

2.3 Pengertian Wilayah

Wilayah secara terminology adalah dari kata “wilayah” , yaitu daerah


(kekuasaan, pemerintahan, pengawasan, dsb); lingkungan daerah (provinsi,
kabupaten, kecamatan). Dalam UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, definisi wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur yang terkait kepadanya yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administrative dan/atau aspek fungsional. Menurut Rustiadi et
al (2006, dalam Susilo,2008), wilayah dapat didefinisikan sebagai unit geografis
dengan batas-batas spesifik tertentu di mana komponen-komponen wilayah
tersebut satu sama lain saling berinteraksi secara fungsional. Sehingga batasan
wialayah tidaklah selalu bersifat fisik dan pasti, tetapi sering kali bersifat dinamis.

9
Dalam definisi lain wilayah adalah bagian tertentu dari suatu kesatuan
administratif Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.4 Unsur-Unsur Wilayah

Suatu bagian/daerah tertentu dapat disebutkan sebagai wilayah dari suatu


kesatuan administratif pemerintah NKRI apabila daerah tersebut memiliki unsur-
unsur:
a. Ruang
Berupa bentangan geografi dengan batas-batas jelas beserta infrastruktur di
dalamnya dengan udara di atasnya sesuai yang diakui secara hukum yang
berlaku.
b. Sumberdaya
Yang dimaksud dengan sumberdaya disini adalah kekayaan-kekayaan yang
ada dalam wilayah itu yang dapat menjadi potensi yang dapat dimanfaatkan
sebagai modal untuk melakukan pengembangan wilayah itu yaitu: Sumberdaya
Manusia (SDM), dan Sumberdaya Alam (SD Alam) lain misalnya sumberdaya
air, kandungan mineral, minyak dan lain-lainnya.
c. Pelaksana Administrasi/Pemerintah
Yang sah atau legitimate sesuai hukum yang berlaku dan bertugas melaksakan
pengaturan yang diperlukan bagi kelangsungan eksistensi wilayah itu.

2.6 Tujuan Pengembangan Wilayah


Pengembangan wilayah yaitu setiap tindakan pemerintah yang akan dilakukan
bersama-sama dengan para pelakunya dengan maksud untuk mencapai suatu
tujuan yang menguntungkan wilayah itu sendiri maupun bagi kesatuan
administratif di mana wilayah itu menjadi bagiannya, dalam hal ini Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Pada umumnya pengembangan wilayah dapat
dikelompokkan menjadi usaha-usaha mencapai tujuan bagi kepentingan-
kepentingan di dalam kerangka azas:

10
a. Sosial
Usaha-usaha mencapai pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan peningkatan
kualitas hidup serta peningkatan kesejahteraan individu, keluarga,
petambayan, dan seluruh masyarakat di dalam wilayah itu diantaranya
dengan mengurangi pengangguran dan menyediakan lapangan kerja serta
menyediakan prasarana-prasarana kehidupan yang baik seperti pemukiman,
papan, fasilitas transportasi, kesehatan, sanitasi, air minum dan lain
lainnya.
b. Ekonomi
Usaha-usaha mempertahankan dan memacu perkembangan dan
pertumbuhan ekonomi yang memadai untuk mempertahankan
kesinambungan dan perbaikan kondisi-kondisi ekonomis yang baik bagi
kehidupan dan memungkinkan pertumbuhan kearah yang lebih baik.
c. Wawasan Lingkungan
Pencegahan kerusakan dan pelestarian terhadap kesetimbangan
lingkungan. Aktivasi sekecil apapun dari manusia yang mengambil sesuatu
dari, atau memanfaatkan potensi alam, sedikit banyak akan mempengaruhi
kesetimbangannya, yang apabila tidak diwaspadai dan dilakukan
penyesuaian terhadap dampak-dampak yang terjadi akan menimbulkan
kerugian bagi kehidupan manusia, khususnya akibat dampak yang dapat
bersifat tak berubah lagi (irreversible changes). Untuk mencegah hal-hal ini
maka di dalam melakukan pengembangan wilayah, program-programnya
harus berwasasan lingkungan dengan tujuan: mencegah kerusakan,
menjaga kesetimbangan dan mempertahankan kelestarian alam.

Ketiga azas di atas harus mandapatkan perhatian bersama dan diberikan berat
yang sesuai dengan peran dan pengaruh masing-masing pada program
pengembangan wilayah, agar didapatkan hasil maksimal serta dihindarinya

11
dampak-dampak negatif yang dapat sangat merugikan bahkan meniadakan hasil
yang akan dicapai.

2.6 Pelaku-Pelaku Pengembangan Wilayah


Program-program yang akan dilakukan dalam pengembangan wilayah harus
dirancang dan dilaksanakan oleh, serta ditunjukan bagi kepentingan-kepentingan
bersama para pelaku-pelakunya yaitu:
a. Pemerintah
Bertugas melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
koordinasi maupun administrasi seluruh program-program di dalam proses
pengembangan wilayah sebagai administrator wilayah.
b. Sumberdaya
Kekayaan-kekayaan yang ada dalam wilayah itu yang dapat menjadi
potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk melakukan
pengembangan wilayah itu yaitu: Sumberdaya Manusia (SDM), dan
Sumberdaya Alam (SD Alam) lain misalnya sumberdaya air, kandungan
mineral, minyak dan lain-lainnya.
c. Pelaksana administrasi/pemerintah:
Yang sah atau legitimate sesuai hukum yang berlaku dan bertugas
melaksanakan pengaturan yang diperlukan bagi kelangsungan eksistensi
wilayah itu.

2.7 Pengertian Kota

Kota adalah salah satu ungkapan kehidupan manusia yang mungkin paling
kompleks. Kebanyakan ilmuan berpendapat bahwa, dari segi budaya dan
atropologi, ungkapan kota sebagai ekspresi kehidupan orang sebagai pelaku dan
pembuatanya adalah paling penting dan sangat diperhatikan. Hal tersebut
disebabkan karena pemukiman perkotaan tidak memiliki makna yang berasal dari

12
dirinya sendiri, melainkan dari kehidupan didalamnya. Salah satu definisi lain
kota merupakan suatu entitas yang sistemik atau utuh. Itu hal pertama yang harus
dipakai. Sebagai suatu entitas yang utuh, apa pun realitas kota, merupakan
wahana hidup bagi seluruh warganya, dengan daya dukung material kewilayahan
apa pun yang ada di kota itu. Pada konteks ini, hal mendasar yang harus
diperhatikan adalah, bagaimana sumber daya kota secara material dan
nonmaterial, menjadi wahana hidup bagi seluruh warga.

Beberapa definisi kota yang diungkapkan oleh beberapa ahlli perkotaan


(Direktorat Perkotaan dan Pedesaan ,Bappenas,2004). Adalah sebagai berikut:

a. “The point of maximum concentration for the power and culture of a


community.. the foam and symbol of an temple, the market, the hall of
justice, the academy of learning.” (Mumford, 1937)
b. “The city is a settlement of closely spaced dwellings which form a
colony so extensive that the reciprocal personal acquaintance of the
inhabitants, elsewhere characteristic of the neighborhood, is lacking”
(Weber,1922)
c. “Urban settlement that has been legally incorporated into an
independent, self-governing unit.” (Rubeinstein,1999)
d. “A cluster of buildings with a dense population unable to raise its own
food but able to supply goods and services to those in the country in
exchange for food.” (Arnold Toynbee, 1948)

Menurut Rapoport (1990) dalam Zahnd,2006), suatu kota juga merupakan suatu
pemukiman yang relative besar, padat, dan permanen, terdiri dari kelompok
individu-individu yang heterogen dari segi social. Sedangkan menurut Branch
(1985), suatu kota terdiri dari elemen-elemen yang nyata (tangible), seperti rumah
dan sarana prasarana umum, dan tidak nyata (intangible) seperti kekuatan hukum
dan politik yang membentuk dan membatasi kegiatan. Menurut definisi KBBI ,

13
kota adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun kampung
berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum.

Penetapan daerah yang disebut perkotaan menurut BPS mempunyai ciri yaitu :

a. Suatu daerah yang penduduknya memiliki kegiatan utama bukan


pertanian.
b. Kepadatan penduduk tidak kurang dari 5000 jiwa/km².
c. Memiliki fasilitas umum kurang lebih dari 8 dari 16 fasilitas seperti SD,
SLTP, SMU, Bioskop, Rumah Sakit, Bank, Telephone, Listrik, Pabrik,
Pasar dll.

Kota yang telah berkembang maju mempunyai peranan yang lebih luas lagi
antara lain sebagai berikut.

1. Sebagai pusat pemukiman penduduk


2. Sebagai pusat kegiatan ekonomi
3. Sebagai pusat kegiatan social budaya
4. Pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintah serta tempat
kedudukan pemimpin pemerintahan.

2.8 Beberapa Ciri Kehidupan Kota Yang Meliputi Kegiatan

1. Adanya perbedaan tingkat social ekonomi misalnya perbedaan tingkat


penghasilan, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan;
2. Adanya profesi yang beragam, yang tentunya berdasarkan keahlian masing-
masing, di antaranya seperti buruh pabrik, PNS, karyawan swasta, penulis,
motivator, dan lain-lain.
3. Adanya jarak social dan kurangnya toleransi social di antara warganya;
4. Adanya keberagaman suku yang mendiami sebuah kota, semuanya berkumpul
untuk mencapai tujuan yang beragam, seperti bekerja, sekolah , mencari
penghidupan baru, dan beragam tujuan lainnya;

14
5. Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan adanya
pertimbangan perbedaan kepentingan, situasi dan kondisi kehidupan;
6. Adanya persaingan yang tinggi, diakibatkan dari pola urbanisasi penduduk
dari desa ke kota untuk meningkatkan taraf hidup sehingga persaingan di kota
semakin tinggi serta memenangkan persaingan tersebut menggunakan segala
macam cara;
7. Warga kota umumnya sangat menghargai waktu
8. Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan perprinsip
ekonomi;
9. Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap pengaruh luar;
10. Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat individu sedangkan sifat
solidaritas dan gotong royong sudah mulai tidak terasa lagi.

2.9 Manfaat Perencaan Wilayah dan Kota


1. Perencanaan wilayah harus mampu mendeskripsikan proyeksi dari kegiatan
ekonomi dan tata guna lahan di wilayah tersebut di masa depan.
2. Lokasi itu sendiri dapat dipergunakan untuk berbagai kegiatan, penetapan
kegiatan tertentu pada lokasi tertentu haruslah memberi nilai tambah
maksimal bagi seluruh masyarakat.
3. Dapat menyesuaikan pembangunan dalam wilayah provinsi
4. menjamin terwujudnya tata ruang wilayah provinsi yang berkualitas.

15
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Perencanaan adalah menetapkan tujuan dan merumuskan langkah-langkah


untuk mencapai tujuan tersebut. Wilayah adalah ruang yang merupakan
kesatuan geografis beserta segenap unsur yang terkait kepadanya yang batas
dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administrative dan/atau aspek
fungsional. Kota adalah salah satu ungkapan kehidupan manusia yang
mungkin paling kompleks.

16
DAFTAR PUSTAKA

Markus Zahrud.1999. Perencanaan kota secara terpadu Seri strategi arsitektur 2:


Kanisius

Ir. Chris D. Prasetijahningsih.2014.Inovasi Kota: Graha Ilmu

Rinaldi Mirsa. 2011. Elemen Tata Ruang Kota: Graha Ilmu

H.R.Mulyanto. 2008. Prinsip-Prinsip Pengembangan Wilayah: Graha Ilmu

Prof. Dr. Ir. Ali Kabul Mahi, MS. 2016. Pengembangan Wilayah: Kencana

Drs. Paulus Hariyono, M.T. 2010. Perencanaan Pembangunan Kota Dan Perubahan
Paradigma: Pustaka Pelajar

Prof. Drs. Robinson Taringan, M.R.P. 2012. Perencanaan Pembangunan Wilayah: PT


Bumi Aksara

http://rahmadhani032.blogspot.com/2014/09/makalah-metode-perencanaan-
sistem.html

Departemen Pendidikan Nasional (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)


Pusat Bahasa. Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama.

17

Anda mungkin juga menyukai