KELOMPOK 6
XII IPS 4
Anggota Kelompok :
1. Alvina Shafa Ramadhani ( 03 )
2. Desy Desfyani ( 09 )
3. Muhammad Risky A ( 20 )
4. Muhammad Jiwa I ( 21 )
5. Santi Putri ( 21 )
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
anggota kelompok yang telah saling membantu menyelesaikan tugas makalah
geografi ini. Kami juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bu Hanindah, S.pd
selaku guru mata pelajaran geografi. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan siswa serta pengetahuan terhadap materi baru.
Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran khusus nya kepada Bu Hanindah, S.pd selaku
guru mata pelajaran geografi agar tugas makalah ini sesuai dengan yang diharapkan
dan memenuhi standar penilaian yang telah di tentukan. Kami juga berharap makalah
yang kami buat dapat berguna bagi pembaca. Atas segala bentuk perhatian dan
sarannya, kami mengucapkan terimakasih.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................... 1
B. Pokok Pembahasan................................................................................................................... 1
C. Tujuan...........................................................................................................................................................1
BAB II ISI........................................................................................................................................2
A. Pola Keruangan Kota.........................................................................................................2
B. Struktur Keruangan Kota.................................................................................................6
C. Perkembangan Kota .........................................................................................................7
BAB III PENUTUP........................................................................................................................8
A. Kesimpulan.........................................................................................................................9
B. Saran....................................................................................................................................9
C. Lampiran.............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Struktur ruang kawasan perkotaan dipengaruhi oleh fungsi kota tersebut. Pada
kota industri, struktur kota akan cenderung mengarah pada jenis kegiatan industri.
Struktur kota dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu struktur ekonomi kota yang berkaitan
dengan pusat kegiatan ekonomi penduduk kota dan struktur intern kota yang
berhubungan dengan struktur bangunan dan demografis.Kota akan terus berkembang
seiring meningkatnya jumlah aktivitas dan penduduk, sementara lahan semakin
terbatas. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi
budi daya.
B. Pokok Pembahasan
1. Apa saja pola keruangan kota ?
2. Hal apa saja yang mencakup wilayah perencanaan ?
3. Teori apa saja dalam struktur ruang kota ?
4. Bagaimana perkembangan kota ?
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah selain untuk penilaian semata, makalah ini
juga kami jadikan acuan materi dalam pembelajaran . Tentunya menambah wawasan
baru menjadi tujuan utama para siswa. Makalah ini juga dapat di baca oleh umum
serta digunakan untuk hal positif.
4
BAB II
ISI
5
Teori Pola Keruangan Kota
A. Teori Konsentris, kota dibagi menjadi 5 zona yaitu
Zona 1
Sebagai pusat kota dan kegiatan inti, seperti bisnis atau Central Business
District (CBD) yang termasuk di dalamnya kegiatan pemerintahan (civic center)
Zona 2
Sebagai penunjang pusat kota atau zona peralihan. Umumnya terdapat banyak
aktivitas perdagangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di kota tersebut.
Selain itu juga terdapat aktivitas industri pada zona ini.
Zona 3
Khusus sebagai permukiman kelas pekerja atau buruh. Daerah tersebut dipilih
sebagai tempat tinggal agar biaya transportasi pekerja tidak mahal ketika menuju
zona 1 dan 2 untuk bekerja.
Zona 4
Hampir sama dengan zona 3 sebagai tempat tinggal pekerja, tetapi perbedaannya
ialah zona ini digunakan bagi pekerja kelas menengah. Pekerja kelas menengah yang
dimaksud yakni profesional yang telah memiliki jabatan dan juga pendapatan yang
lebih tinggi, sehingga mereka memilih untuk tinggal sedikit lebih jauh dari pusat
kota, untuk menghindari kepadatan di zona 3.
Zona 5
Permukiman bagi orang-orang yang menginginkan tempat tinggal yang tenang dan
jauh dari keramaian kota. Biasanya berisikan orang-orang yang memiliki jabatan
serta pendapatan yang sangat tinggi. Zona ini merupakan permukiman dengan
alamnya yang masih terbuka dan diselingi suasana perdesaan.
6
B. Teori Sektoral
Dikemukakan oleh Homer Hoyt pada tahun 1930, teori ini muncul sebagai
pertentangan dari teori konsentris sebelumnya, yang menyatakan bahwa struktur
keruangan kota tumbuh secara teratur, sedangkan teori sektoral menyatakan bahwa
struktur keruangan kota tumbuh secara tidak teratur. Pertumbuhan kota tidak hanya
dimulai dari bagian inti kota, tetapi dari wilayah sektoral-sektoral, yang kemudian
menyebar ke sekitarnya.
Munculnya ide mempertimbangkan variabel sektor pertama kali dikemukakan
oleh Yot (1939). Teori sektor membagi wilayah menjadi lima, yaitu sebagai berikut.
1. Daerah Pusat Kota atau CBD, terdiri atas pusat ekonomi, sosial, pemerintahan,
dan budaya.
2. Zone of wholesale light manufacturing terdiri atas industri kecil dan
perdagangan.
3. Zona permukiman kelas rendah merupakan tempat tinggal bagi pekerja industri
di kota dengan penghasilan rendah.
4. Zona permukiman kelas menengah merupakan daerah yang ditinggali oleh
penduduk dengan penghasilan tinggi.
5. Zona permukiman kelas tinggi, yaitu permukiman golongan atas
8
D. Teori Poros
Teori selanjutnya menjelaskan bagaimana jalur transportasi berperan utama
dalam memberikan pengaruh pada struktur ruang kota. Teori ini kemudian disebut
sebagai teori poros. Teori ini dikemukakan oleh Babcock pada tahun 1960.
Mengapa jalur transportasi berperan utama? Karena mobilitas fungsi dan
penduduk mempunyai intensitas yang sama dalam konfigurasi relief kota yang
seragam. Selain itu, daerah yang dilalui transportasi akan mengalami
perkembangan fisik yang lebih baik.
E. Teori Historis
Teori keruangan kota yang didasari atas nilai sejarah yang berkaitan dengan
perubahan tempat tinggal penduduk kota tersebut. Teori ini dicetuskan oleh
Alonso pada tahun 1964.
Perubahan tempat tinggal yang dimaksud, yakni masyarakat tertarik untuk
membangun permukiman di pinggiran wilayah CBD (Central Business District) atau
pusat kota karena wilayah CBD mengalami perubahan teknologi yang cepat di
bidang transportasi dan komunikasi. Hal ini kemudian menjanjikan kenaikan
standar hidup bagi penduduknya.
Pertumbuhan Kota
Perkembangan kota adalah proses perubahan yang terjadi dari keadaan yang
satu ke keadaan yang lain dalam waktu yang berbeda pada suatu ruang yang sama.
Kota Ternate sebagai kota kepulauan dengan latar belakang kesultanan merupakan
hal spesefik yang menarik untuk diteliti. Penelitian ini kemudian diharapkan dapat
bermanfaat bagi pemerintah khususnya instansi terkait serta bagi peneliti
selanjutnya dalam melihat hal spesefik yang telah ditemukan. Penelitian ini
dilakukan dengan pendekatan teori perkembangan kota secara umum yang meliputi
faktor internal dan ekternal, guna mendapatkan hal yang berbeda sebagai kekhasan
tersendiri kota Ternate. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
deduktif rasionalistik yakni dengan mengkaji secara rasional dan obyektif terhadap
data yang didapat dalam tiga periode waktu .
BAB III
PENUTUP
10
A. Kesimpulan
Struktur ruang kawasan perkotaan dipengaruhi oleh fungsi kota tersebut. Pada
kota industri, struktur kota akan cenderung mengarah pada jenis kegiatan industri.
Struktur kota dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu struktur ekonomi kota yang berkaitan
dengan pusat kegiatan ekonomi penduduk kota dan struktur intern kota yang
berhubungan dengan struktur bangunan dan demografis.Kota akan terus berkembang
seiring meningkatnya jumlah aktivitas dan penduduk, sementara lahan semakin terbatas.
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
B. Saran
Dengan adanya makalah tentang materi ini diharapkan pembaca mendapatkan
pengetahuan baru serta dapat digunakan untuk acuan pembelajaran yang bersifat positif.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ruangguru.com/blog/pola-keruangan-kota
https://repositori.kemdikbud.go.id/21737/1/XII_GEOGRAFI_KD-
3.2_FINAL.pdf
https://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/
31269#:~:text=Perkembangan%20kota%20adalah%20proses%20perubahan,pada
%20suatu%20ruang%20yang%20sama.
12