Disusun Oleh :
Muhammad Fauzan A.W
21331034
Dosen Pembimbing :
Dr. Yudi Antomi, M.Si.
Asisten Dosen :
- Indah Fultriasantri
- Rahmad Triadi Akbar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga Laporan
Praktikum Survei Desa Kota ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen Dr.
Yudi Antomi, M.Si pada bidang studi Survei Desa Kota. Selain itu, Laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Survei Desa Kota bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan
ini.
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai Survei Desa Kota
2. Untuk mengetahui apa saja teori perkembangan kota
3. Menjelaskan mengapa struktur kota konsentris sulit diterapkan di Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Survey lapangan atau survey lokasi adalah tahapan awal yang sangat penting dalam
merencanakan suatu kegiatan perencanaan kerja dimana dalam survey lokasi tersebut kita
dapat mengetahui letak keadaan tanah dan keadaan lingkungan tersebut sehingga perencana
dapat semaksimal mungkin untuk dapat merencanakan hal apa yang dapat kita kembangkan
di daerah tersebut dengan mencari potensi yang dimilki desa. Survei Salah satu kegiatan awal
yang kami lakukan dalam menggali potensi desa untuk dijadikan peluang usaha milik desa.
A. Teori Konsentris
Ernest W. Burgess melakukan penelitan untuk Kota Chicago pada tahun 1923. Hasil
menunjukkan bahwa perkembangan Kota Chicago membentuk sebuah pola
penggunaan lahan yang konsentris dengan fungsi yang berbeda-beda. Teori konsentris
meyakini bahwa perkembangan kota dimulai dari pusatnya yang kemudian meluas ke
wilayah yang jauh dari pusat akibat peningkatan penduduk. Interaksi antara
penggunaan lahan dan manusia, baik dalam segi ekonomi, sosial, ataupun politik
membentuk beberapa zona konsentris. Kekurangan dari teori konsentris adalah tidak
berlaku di negara selain Amerika Serikat. Contoh kota dengan teori konsentris adalah
I. TUJUAN
1. Agar mahasiswa mampu menganalisis suatu daerah dengan menerapkan salah
satu teori perkembangan desa dan kota.
2. Agar mahasiswa mampu melakukan pendigitasian, dengan membagi zona
wilayah tersebut berdasarkan teori yang digunakan.
7. Jika sudah buat nama digitasinya sesuai pembagian Zona, lalu untuk Feature type
ubah menjadi polygon, setelah itu masukkan koordinat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan mengenai hasil dan pembahasan dari praktikum yang dilakukan dengan
mengambil citra foto wilayah Samarinda, wilayah ini menggunakan teori perkembangan
kota teori konsentris, teori ini terbagi menjadi 5 zona, yang mana zona tersebut memiliki
keterangan yang berbeda.
- Zona 1 : Sebagai pusat kota dan kegiatan inti, seperti bisnis dan pemerintahan
atau central business district (CBD).
- Zona 2 : Sebagai penunjang pusat kota atau zona peralihan. Umumnya terdapat
banyak aktivitas perdagangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di kota
tersebut.
- Zona 3 : Khusus sebagai permukiman kelas pekerja atau buruh. Daerah tersebut
dipilih sebagai tempat tinggal agar biaya transportasi pekerja tidak mahal.
- Zona 4 : Hampir sama dengan zona 3 sebagai tempat tinggal pekerja, namun
perbedaannya ialah zona ini digunakan bagi pekerja kelas menengah. Pekerja kelas
menengah yang dimaksud yakni profesional yang telah memiliki jabatan yang
menunjang, sehingga mereka memilih untuk tinggal sedikit lebih jauh dari pusat kota,
untuk menghindari kepadatan di zona 3.
Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini ialah kota merupakan kawasan
permukiman dengan jumlah kepadatan penduduk yang relatif tinggi. Pusat kota ditandai
dengan adanya pusat perekonomian, pusat pemerintahan, maupun pusat aktivitas campuran
yang membentuk CBD (Central Business District). Pada beberapa wilayah terbagi atas
beberapa klasifikasi menurut jumlah penduduk dan tahap perkembangannya. Menurut jumlah
penduduk, kota terbagi atas kota kecil, kota sedang, kota besar, metropolitan, dan
megapolitan. Sedangkan, dari tahap perkembangannya kota terbagi atas, eopolis, polis,
metropolis, megapolis, tryanopolis, dan necropolis.