Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

SURVEI DESA DAN KOTA


ANALISIS PENERAPAN TEORI PERKEMBANGAN DESA DAN KOTA

Disusun Oleh :
Muhammad Fauzan A.W
21331034

Dosen Pembimbing :
Dr. Yudi Antomi, M.Si.

Asisten Dosen :
- Indah Fultriasantri
- Rahmad Triadi Akbar

PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga Laporan
Praktikum Survei Desa Kota ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen Dr.
Yudi Antomi, M.Si pada bidang studi Survei Desa Kota. Selain itu, Laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Survei Desa Kota bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan
ini.

Padang, 09 November 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................


DAFTAR ISI .....................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................
A. Latar Belakang ............................................................................................
B. Rumusan Masalah .......................................................................................
C. Tujuan .........................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN ..................................................................................

A. Pengertian Mengenai Survei Lokasi ..........................................................


B. Pengertian Mengenai Teori Perkembangan Kota. .....................................

BAB 3 METODOLOGI ..................................................................................

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................


BAB 5 KESIMPULAN DAN PENUTUP .......................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kota merupakan kawasan permukiman dengan jumlah dan kepadatan penduduk yang
relatif tinggi, memiliki luas areal terbatas, pada umumnya bersifat non agraris, tempat
sekelompok orang-orang dalam jumlah tertentu dan bertempat tinggal bersama dalam
suatu wilayah geografis tertentu, cenderung berpola hubungan rasional, ekonomis dan
individualis. Perkembangan suatu perkotaan biasanya diawali dari pertumbuhan pusat
kota. Pusat kota merupakan pusat aktivitas yang terjadi pada kota tersebut. Pusat kota ini
ditandai dengan adanya pusat perekonomian, pusat pemerintahan, maupun pusat aktivitas
campuran yang membentuk CBD (Central Business District). Keterpusatan perkotaan
menyebabkan perubahan fungsi dari yang semula merupakan pusat kegiatan
pemerintahan atau jasa dan pelayanan umum lainnya menjadi kegiatan lain, misalnya
perdagangan. Adanya kemungkinan perkembangan yang cukup besar dari masing-masing
kegiatan tanpa diikuti oleh kesempatan perkembangan yang cukup karena ruang atau
wilayah yang terbatas, hal ini dapat menyebabkan terjadinya penyebaran kegiatan
tersebut ke wilayah luar atau perdesaan. Perdesaan merupakan daerah yang letaknya
berbatasan dengan daerah lain, baik itu daerah perkotaan maupun daerah lainnya.
Perkembangan kota serta pembagian klasifikasinya sangat berpengaruh terhadap
kepadatan kota tersebut. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai
bagaimana perkembangan dan klasifikasi dari daerah perkotaan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu Survei Lokasi?
2. Apa saja teori perkembangan kota?
3. Mengapa struktur kota konsentris sulit diterapkan di Indonesia?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai Survei Desa Kota
2. Untuk mengetahui apa saja teori perkembangan kota
3. Menjelaskan mengapa struktur kota konsentris sulit diterapkan di Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Apa itu Survei Lokasi

Survey lapangan atau survey lokasi adalah tahapan awal yang sangat penting dalam
merencanakan suatu kegiatan perencanaan kerja dimana dalam survey lokasi tersebut kita
dapat mengetahui letak keadaan tanah dan keadaan lingkungan tersebut sehingga perencana
dapat semaksimal mungkin untuk dapat merencanakan hal apa yang dapat kita kembangkan
di daerah tersebut dengan mencari potensi yang dimilki desa. Survei Salah satu kegiatan awal
yang kami lakukan dalam menggali potensi desa untuk dijadikan peluang usaha milik desa.

2.2 Apa saja Teori Perkembangan Kota

A. Teori Konsentris

Ernest W. Burgess melakukan penelitan untuk Kota Chicago pada tahun 1923. Hasil
menunjukkan bahwa perkembangan Kota Chicago membentuk sebuah pola
penggunaan lahan yang konsentris dengan fungsi yang berbeda-beda. Teori konsentris
meyakini bahwa perkembangan kota dimulai dari pusatnya yang kemudian meluas ke
wilayah yang jauh dari pusat akibat peningkatan penduduk. Interaksi antara
penggunaan lahan dan manusia, baik dalam segi ekonomi, sosial, ataupun politik
membentuk beberapa zona konsentris. Kekurangan dari teori konsentris adalah tidak
berlaku di negara selain Amerika Serikat. Contoh kota dengan teori konsentris adalah

Chicago, London, Kalkuta.


B. Teori Sektoral
Kritik pertama mengenai teori konsentris dilakukan oleh Hoomer Hoyt (1939).
Penelitian yang dilakukan oleh Hoyt berdasarkan akan pemetaan rata-rata nilai sewa
permukiman untuk setiap blok di setiap kota. Asumsi yang digunakan adalah adanya
variasi penggunaan lahan di sekitar pusat kota (CBD Zone), lalu berkembang dan
masing-masing meluas ke zona lain. Pengelompokkan penggunaan lahan kota
menjulur seperti irisan kue tar dan sifatnya lebih bebas. Hoyt juga mengungkapkan
bahwa persaingan spasial bukan satu-satunya sumber perkembangan kota, tetapi juga
faktor kondisi geografis, rute transportasi, dan kekerabatan sosial. Kelemahan teori ini
adalah mengabaikan jenis penggunaan lahan lain selain permukiman. Contoh kota
dengan teori sektoral antara lain California, Alberta, Boston, dan Calgary.

C. Teori Inti Ganda


Teori konsentris dan sektoral mendapat kritikan yang dikemukakan oleh Chauncy
Harris dan Edward L. Ullman (1945). Mereka berpendapat bahwa teori struktur ruang
kota tidak sesederhana seperti teori-teori sebelumnya. Teori inti ganda merupakan hasil
dari pengamatan yang menunjukkan bahwa sebagian kota besar tidak tumbuh hanya
dengan satu inti, melainkan adanya beberapa inti yang terpisah. Inti-inti tersebut
berkembang sesuai dengan penggunaan lahannya yang fungsional dan keuntungan
ekonomi menjadi dasar pertimbangan. Harris dan Ullman juga berpendapat bahwa
perkembangan kota juga melihat kepada situs kota dan sejarahnya sehingga tidak ada
urutan yang teratur.

2.3 Mengapa struktur kota konsentris sulit diterapkan di Indonesia


Kondisi topografi di Indonesia tidak seragam, terdapat wilayah pantai, wilayah
pegunungan, wilayah hutan, dan wilayah lain yang memiliki karakteristik bermacam-macam.
Hal ini menyebabkan sulit berkembanganya kota ke segala arah seperti model konsentris. Di
Indonesia sendiri sulit untuk melakukan penataan kota dengan teori konsentris ini sebab
topografi tanah yang tidak selalu rata.
BAB III
METODOLOGI

I. TUJUAN
1. Agar mahasiswa mampu menganalisis suatu daerah dengan menerapkan salah
satu teori perkembangan desa dan kota.
2. Agar mahasiswa mampu melakukan pendigitasian, dengan membagi zona
wilayah tersebut berdasarkan teori yang digunakan.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Citra Foto Wilayah Samarinda
2. Aplikasi Arcgis
3. Laptop

III. LANGKAH KERJA

1. Buka Google Earth


2. Cari wilayah yang akan kita tentukan
3. Apabila wilayah sudah di tentukan, maka sesuaikan pada teori
perkembangan kota
4. Jika sudah lakukan Screenshot/Download citra foto tersebut
5. Selanjutnya buka aplikasi Arcgis
6. Lalu lakukanlah digitasi Polygon untuk menentukan zona-zona
pada wilayah dengan cara klik Catalog > klik kanan pada folder Arcgis > pilih
New > pilih Shape file.

7. Jika sudah buat nama digitasinya sesuai pembagian Zona, lalu untuk Feature type
ubah menjadi polygon, setelah itu masukkan koordinat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai hasil dan pembahasan dari praktikum yang dilakukan dengan
mengambil citra foto wilayah Samarinda, wilayah ini menggunakan teori perkembangan
kota teori konsentris, teori ini terbagi menjadi 5 zona, yang mana zona tersebut memiliki
keterangan yang berbeda.

- Zona 1 : Sebagai pusat kota dan kegiatan inti, seperti bisnis dan pemerintahan
atau central business district (CBD).

- Zona 2 : Sebagai penunjang pusat kota atau zona peralihan. Umumnya terdapat
banyak aktivitas perdagangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di kota
tersebut.

- Zona 3 : Khusus sebagai permukiman kelas pekerja atau buruh. Daerah tersebut
dipilih sebagai tempat tinggal agar biaya transportasi pekerja tidak mahal.

- Zona 4 : Hampir sama dengan zona 3 sebagai tempat tinggal pekerja, namun
perbedaannya ialah zona ini digunakan bagi pekerja kelas menengah. Pekerja kelas
menengah yang dimaksud yakni profesional yang telah memiliki jabatan yang
menunjang, sehingga mereka memilih untuk tinggal sedikit lebih jauh dari pusat kota,
untuk menghindari kepadatan di zona 3.

- Zona 5 : Yakni permukiman bagi orang-orang yang menginginkan tempat tinggal


yang tenang dan jauh dari keramaian kota. Zona ini merupakan permukiman yang
beralih ke zona pertanian.
BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini ialah kota merupakan kawasan
permukiman dengan jumlah kepadatan penduduk yang relatif tinggi. Pusat kota ditandai
dengan adanya pusat perekonomian, pusat pemerintahan, maupun pusat aktivitas campuran
yang membentuk CBD (Central Business District).  Pada beberapa wilayah terbagi atas
beberapa klasifikasi menurut jumlah penduduk dan tahap perkembangannya. Menurut jumlah
penduduk, kota terbagi atas kota kecil, kota sedang, kota besar, metropolitan, dan
megapolitan. Sedangkan, dari tahap perkembangannya kota terbagi atas, eopolis, polis,
metropolis, megapolis, tryanopolis, dan necropolis.

Anda mungkin juga menyukai