FOTOGRAMETRI DASAR
Disusun Oleh :
Muhammad Rizky
213310137
Dosen Pengampu :
Vinia Anasfisia, S.Si., M.Sc
PROGRAM STUDI
DIV PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
ACARA II
PEMBACAAN ALTIMETER DAN MENGHITUNG SKALA SERTA LUAS DAERAH
PADA FOTO UDARA
I. TUJUAN
Adapun tujuan praktikum acara II ini adalah sebagai berikut.
1. Melatih mahasiswa untuk membaca altimeter pada foto udara
2. Melatih mahasiswa untuk dapat menghitung skala pada foto udara
3. Melatih mahasiswa untuk dapat menghitung luas wilayah pada foto udara
Foto udara ini adalah salah satu produk dari bidang ilmu geografi dalam mengambil
obyek, daerah, atau fenomena yang ada di permukaan bumi ini menggunakan alat berupa
kamera dengan proses perekaman secara fotografik dengan bantuan detector atau alat
pendeteksi berupa film. Film hasil perekaman ini kemudian dicetak secara kimiawi dalam
ruang gelap agar mendapatkan hasil gambar yang sempurna.
Foto udara ini beberapa jenis pemotretan, yaitu : pemotretan udara secara tegak
(vertical), pemotretan udara secara condong (oblique), dan pemotretan udara sangat
condong (high oblique). Pemotretan udara secara tegak ini dapat dikatakan bahwa
pemotretan dilakukan dengan posisi pesawat udara yang membawa kamera melakukan
pemotretan secara tegak lurus dengan permukaan bumi. Maka akan menghasilkan foto
udara dengan pemotretan secara vertical.
Gambar 2. Pemotretan udara secara vertical dengan contoh hasil foto udara yang dipotret
secara tegak lurus antara pesawat udara berkamera dengan permukaan bumi
Pemotretan udara secara condong atau oblique. Pemotretan ini dilakukan dengan
posisi antara pesawat udara yang membawa kamera dengan permukaan bumi memiliki
sudut yang agak miring (untuk pemotretan agak condong atau low oblique) dan dengan
kemiringan tertentu (untuk pemotretan condong atau oblique). Pemotretan udara secara
condong ini memiliki karakter hasil foto udara terlihat agak miring dan atau miring, namun
batas cakrawala atau horizon tidak terlihat. Hal inilah yang membedakan antara pemotretan
udara condong dan sangat condong.
Pemotretan udara sangat condong atau high oblique. Sedikit berbeda dengan pemotretan
udara condong. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa yang membedakan antara pemotretan
udara condong dan sangat condong terlihat atau tidaknya garis batas cakrawala atau batas horizon.
Namun, perbedaan lain adalah sudut pengambilan gambar pada optical axis-nya, sehingga batas
cakrawala bisa ikut terpotret.
atau
b. Metode perbandingan jarak di foto dengan jarak di lapangan
𝐉𝐚𝐫𝐚𝐤 𝐝𝐢 𝐅𝐨𝐭𝐨
Skala =
𝐉𝐚𝐫𝐚𝐤 𝐝𝐢 𝐋𝐚𝐩𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧
atau
c. Metode perbandingan jarak pada peta dengan jarak pada foto
𝐉𝐚𝐫𝐚𝐤 𝐏𝐚𝐝𝐚 𝐏𝐞𝐭𝐚
Penyebut Skala Foto x Penyebut skala peta
= 𝐉𝐚𝐫𝐚𝐤 𝐏𝐚𝐝𝐚 𝐅𝐨𝐭𝐨
5. Menghitung luas wilayah pada foto udara
(Panjang FU x Skala FU) x (Lebar FU x Skala FU)
V. HASIL PRAKTIKUM
1. Gambar altimeter pada foto udara di daerah Yogyakarta, gambar altimeter pada
FU Simpang Empat dan Padang
2. Cara pembacaan FU Yogyakarta, Simpang Empat, dan Padang
3. Hasil perhitungan skala pada foto udara di daerah Yogyakarta (Lampirkan di
laporan)
4. Membuat secara manual skala pada masing-masing FU tersebut
5. Menghitung Luas daerah pada foto udara Yogyakarta, Banggai, Padang, Simpang
Empat, dan Pacitan (Lampirkan hasil perhitungan)
6. Membuat secara manual hasil perhitungan luas daerah pada FU tersebut
7. Membuat laporan praktikum acara II
KESIMPULAN
Foto udara yang akan di buat untuk praktikum diperoleh melalui pemotretan
menggunakan sensor kamera dipasang pada wahana terbang, seperti pesawat terbang,
helikopter, dan lain sebagainya. Ukuran objek yang sesuai dan akurat adalah objek yang
tegak lurus. Artinya semakin jauh dari sumbu tegak lurus dengan kamera, maka kesalahan
ukuran akan lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Anasfisia,Vinia. 2011. Laporan Praktikum Fotogrametri. Program Studi Penginderaan
Purwanto, Taufik Hery. 2002. Pedoman Praktikum Fotogrametri Dasar. Program Studi
Wolf, P.R. 1993. Elemen Fotogrametri dengan Interpretasi Foto Udara dan Penginderaan